Share

PERKENALAN

Satu hal yang harus diwaspadai ketika mulai bekerja di perusahaan baru. Yaitu harus bisa membedakan mana lawan dan mana kawan. Keduanya kadang sulit dibedakan, banyak lawan yang berselimut kebaikan dan banyak kawan yang menampilkan sikap apa adanya.

Elsa, Lila dan Finda tahu bahwa hari ini ada sekretaris utama yang baru. Elsa, Lila dan Finda menempelkan kuping ke arah ruangan Marlin berharap bisa mendengar percakapan Marlin dan Adi. “Gue lega banget udah ada gantinya tuh sekretaris utama, kalau belum ada gantinya kita terus yang harus menghadap masuk ke kandang tyrex.” Elsa mulai berbicara.

“Yah, paling yang sekarang juga gak jauh beda sama yang udah-udah. Kayanya cuma tahan tiga bulan aja habis itu cabut deh.” Lila menjawab apa yang Elsa katakan. “Gak masalah meski cuma tiga bulan, setidaknya selama tiga bulan kita bertiga bisa bernafas lega dan hanya fokus ke kerjaan kantor gak harus ikut campur urusan pribadi boss.” Elsa kembali menjawab.

Finda tidak ikut-ikutan membicarakan Mark dan sekretaris baru. Finda memilih untuk kembali ke meja kerja dan mengerjakan pekerjaan. “Percuma kalian diam disana sampai kuping kalian melebar, kalian gak akan dengar apa-apa. Kalian berdua kan tahu kalau ruangan kita ini kedap suara.” Finda mengingatkan Elsa dan Lila.

Elsa dan Lila saling menatap. “Gue cuma ikut-ikutan Elas, lagian bener juga apa yang dikatakan sama Finda. Ngapain kita nguping, toh ruangan kita kan kedap suara.” Lila menegur Elsa. Elsa terlihat kesal dengan apa yang Lila katakan.

“Dih, udah tau gue bodoh lah elo ikut-ikutan kebodohan gue.” Elsa beranjak berdidi dan menjauh dari dinding yang menempel ke ruangan Marlin. Lila juga beranjak berdiri dan kembali ke meja kerja. “Kira-kira sekretaris utama kita kaya gimana ya?” Lila kembali memancing pembicaraan.

“Nanti juga kenal, lagian kalian tuh ya masih pagi udah sibuk gossip. Kerjain tuh kerjaan kalian supaya cepet beres, bisa gawat kalau boss tanya terus laporan belum beres.” Finda mengingatkan Elsa dan Lila. Elsa dan Lila langsung merengut. “Finda nih gak asik ah, gak bisa diajak gossip.” Ujar Elsa.

Pembicaraan Adi dan Merlin mengundang tanda tanya bagi dua perempuan yang lebih dulu dipilih menjadi asisten. Dua perempuan itu, Elsa dan Lila menguping pembicaraan Adi dan Merlin. Elsa dan Lila merasa kalau Merlin ini anak kesayangan Mark. “Entah ya, tapi gue punya firasat kalau sekretaris yang sekarang akan cocok sama Pak Boss. Mungkin akan jadi salah satu sekretaris kesayangan Boss.” Lila berbicara begitu saja.

Tidak lama kemudian Adi masuk ke ruangan Elsa, Lila dan Finda. “Kalian bertiga bisa ikut saya ke ruanga sebelah, saya akan mengenalkan sekretaris baru.” Setelah bicara Adi langsung berjalan ke luar ruangan. Elsa, Lila dan Finda bergegas mengikuti langkah Adi.

Adi masuk kembali ke ruangan Marlin. Marlin sedang melihat-lihat beberapa file yang ada di computer. Tanpa Adi beritahu Marlin sudah lebih dulu menyalakan computer dan mempelajari beberapa list pekerjaan yang ada di meja. Marlin juga melihat job desk yang sekretaris lama tinggalkan.

Adi dan tiga orang lainnya masuk, Marlin langsung berdiri. “Marlin ini asisten kamu di perusahaan, kamu bisa minta tolong apapu ke mereka yang berkaitan dengan pekerjaan kamu. Mereka nanti akan jelaskan lebih detail mereka berhubungan dengan kamu dibagian mananya.” Adi menjelaskan kepada Marlin. Marlin mengangguk.

“Saya Elsa. Kalau Bapak perlu data keuangan dan minta uang untuk keperluan perjalanan bisnis kamu bisa hubungi saya.” Elsa lebih dulu memperkenalkan diri.

“Saya Lila, saya untuk urusan general kantor. Bisa dibilang saya kolter file, tugas saya fileing semua yang ada di kantor ini. Jadi kalau Bu Marlin perlu data apapun bisa tanya ke saya.” Lila juga memperkenalkan diri.

“Saya Finda, saya yang berurusan dengan kolega dan PR. Jadi kalau Bapak perlu publikasi pekerjaan atau apapun bisa konfirmasi dengan saya.” Finda hanya menjelaskan dengan singkat.

“Oh ya, kamu bekerja dibantu tiga asisten, ada Elsa, Lila, dan Finda—” ungkap Adi yang ternyata Merlin tidak bekerja sendirian. “Ba “Nama saya Marlin, saya sekretaris baru disini. Mohon bantuannya. Terima kasih.” Marlin memperkenalkan diri dengan lebih formal.

“Kalau begitu semua sudah beres, kalian bertiga bisa kembali ke ruangan.” Adi meminta Elsa, Lila dan Finda untuk kembali ke ruangan. Setelah Elsa, Lila dan Finda kembali ke ruangan Adi menjelaskan beberapa pekerjaan yang harus dilakukan oleh Marlin.

“Ini list tugas kamu, kamu bisa pelajari. Adi menunjuk ke arah kertas yang ada di meja. Ini juga list nomer telpon seluruh ruangan dan karyawan disini, kamu tinggal klik angka nol diikuti kode ruangan nanti akan langsung tersambung. Kalau kamu sedang sibuk, kamu bisa panggil dengan suara. Contohnya begini.” Adi mengambil gagang telpon.

Adi menekan tombol bintang kemudian Adi berbicara “Ubay tolong ke ruangan sekretaris Ubay.” Adi memanggil Ubay. Marlin masih menelusuri siapa Ubay yang Adi maksud. Tidak lama ada seorang laki-laki masuk dengan memakai seragam OB. Marlin berkata dalam hati Oh, OB!

“Jadi kalau kamu melakukan yang tadi, maka seluruh ruangan akan bisa mendengarkan. Kamu bisa melakukan itu kalau gak sempat memanggil dengan kode atau orang yang kamu panggil tidak ada di ruangan.” Adi menjelaskan.

Ubay gelagapan “Jadi saya disini harus ngapain ya Pak?” Ubay bertanya. “Jadi ini Ubay, dia OB yang bisa kamu suruh untuk beli makanan atau kalau kamu mau kopi, the atau ada hal-hal yang bersifat pribadi kamu bisa minta tolong Ubay.” Adi menjelaskan. Ubay menyambut dengan senyuman. “Jadi pagi ini Ibu mau kopi atau teh?” Ubay bertanya.

Marlin menyambut senyum Ubay “Kopi boleh.” Marlin menjawab dengan singkat.

Hadirnya Lila, Elsa, Finda dan Ubay memberi angin segar lagi bagi Merlin, udah ruangan kerjanya besar, kerjaannya bareng lagi. Kalau gini caranya sih pasti Merlin gak bakal capek dan kerjaannya cepat selesai. Di kepala Merlin sudah timbul ekspetasi-ekspetasi yang membulatkan pikirannya bahwa kerja di sini sangat bisa ia taklukan!

Usai ketiga rekan kerjanya memperkenalkan nama, terbesit rasa tidak percaya diri yang mencuat tiba-tiba. Astaga, yang bener aja ini rekan sekaligus bawahan kerja gue pendidikannya pada tinggi-tinggi di kampus ternama pula. Apa daya gue yang cuma lulusan kampus swasta, peringkat lima terbawah pula. Ini Pak Mark gak salah pilih gue jadi asisten pribadi? Asli deh, gue paling bego diantara teman-teman gue yang lain, nih.

Marlin merasa sangat terintimidasi di hari pertama kerja. Rekan kerja yang sangat modern dan cantik-cantik ditambah lagi OB di perusahaan ini sangat wangi dan rapih beda banget sama OB di kantor lama Marlin. Tapi Marlin sudah bertekad untuk bisa menyesuaikan diri, minimal tiga bulan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status