Reyhan baru saja mengambil mobil di parkiran rumah sakit dan mulai melajukan mobilnya ke arah depan loby rumah sakit dimana Luwi dan Gibran sedang menunggunya.
Penyakit jantung bawaan, sebenarnya tidak selalu parah dan bisa disembuhkan. Bahkan, pada beberapa kasus, orang yang memiliki kondisi ini tidak memerlukan perawatan khusus. Namun, pada kondisi yang parah, penyakit ini memang bisa membahayakan nyawa pengidapnya.
Pada kondisi yang ringan, pengidap penyakit jantung bawaan hanya perlu menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin dengan dokter, untuk melihat perkembangan kondisi jantung.
Namun, pada beberapa kasus, perawatan seperti operasi atau pemberian obat, perlu dilakukan, agar kondisi jantung bisa kembali sehat.
Dari
Lampu hijau sudah menyala, Reyhan mulai melajukan kembali kendaraannya. Memasuki jalan Arcamanik. Dia berkendara dengan kecepatan sedang. Karena jalur jalan raya Arcamanik yang cukup padat siang itu.Reyhan masih menunggu adiknya menjawab pertanyaan yang dia ajukan, ketika mobilnya tiba-tiba mogok di tengah jalan.Untung saja mereka mengenakan sabuk pengaman jadi tubuh mereka tidak terbentur dahsboard mobil. Tapi sial bagi Gibran yang tubuhnya tiba-tiba jatuh terguling ke bawah saat mobil Reyhan tiba-tiba berhenti. Karena saat itu dia sedang dalam posisi tidur telentang di jok belakang.Bocah laki-laki itu bangun sambil meringis memegangi kepalanya yang sedikit sakit."Kenapa sih Om? Kok tiba-tiba berhenti?" ucapnya sambil cemberut. Dia protes pada Reyhan."Kenapa Kak? Kok berhenti?" tanya Luwi bingung.Reyhan berdecak. "Sepertinya mogok, soalnya mobil ini terlalu lama tidak dipakai, selama aku di London kemarin,"Suara berisik klakso
Hari ini Katrina sangat gembira. Bibi Atiqah dan kedua anaknya, Fatia yang berumur empat tahun dan Yusuf yang berumur sepuluh tahun memutuskan untuk menginap di rumah Hardin untuk beberapa hari.Rumah besar ini terlihat ramai sekali. Apalagi saat Fatia terlihat gemas pada Yumna. Fatia terus menerus menciumi pipi chuby Yumna. Bahkan dia bilang pada Uminya, untuk segera memberinya adik seperti Yumna. Hingga membuat semua orang di depan ruangan tv itu tertawa."Fatia ini memang suka sekali dengan bayi, bahkan dia selalu bilang pada Bibinya Zaenab untuk segera mengeluarkan bayi di dalam perut Zaenab. Selama Zaenab hamil, dia terus menerus mendekati dan mengelus-elus perut Zaenab yang sudah mulai besar. Dan saat perut itu terlihat bergerak-gerak sendiri, dia malah ketakutan, dasar Fatia." cerita bibi Atiqah pada seluruh keluarga."Dulu, Zaenab juga pernah mengalami keguguran seperti Katrina, tapi lihat sekarang dia bahkan sudah
"Halo Kisya?""Ya, ha-halo Pak...""Kamu kenapa? Kamu sedang sakit?" tanya Hardin saat didengarnya suara Kisya yang agak bergetar. Seperti orang yang kaget."I-iya, Pak. Saya sedang kurang enak badan, Pak.""Ya sudah, kamu ijin pulang saja kalau begitu. Saya cuma mau peringatkan lagi padamu tentang kerjasama kita dengan Mr. Kennedy, saya pikir kamu itu sudah paham kemauan klien penting kita itu seperti apa. Lain kali jangan ceroboh seperti ini lagi ya, Kisya. Jika anak buah Mr.Kennedy menghubungi lagi, langsung beritahu saya. Tidak usah pakai perantara dengan siapapun. Mr.Kennedy itu hanya mau berurusan langsung dengan saya, bukan yang lain. Dan lagi, katakan pada Dimas, masalah kode Brankas file dan dokumen rahasia perusahaan, dia belum perlu mengetahuinya jika keperluannya tidak mendesak sekali. Sudah itu saja," Hardin mengakhiri teleponnnya dengan Kisya. Dia benar-benar merasa ada yang aneh dengan gelagat Kisya akhir-akhir ini, semenjak kepindahannya k
"Aku merindukanmu, Hardin!"Hardin tertegun mendapat sebuah pelukan tiba-tiba dari seorang wanita dengan pakaian seminim itu."Lepas!" bentak Hardin. Tangannya menepis cepat ke dua tangan Angel yang melingkari lehernya.Angel terhenyak. "Kamu ini kenapa sih? Tidak usah munafik!" ucap Angel, dia terlihat marah."Aku tidak mau berbelit-belit, sebenarnya ada keperluan apa kamu mencariku?" Hardin berjalan beberapa langkah, menjauhi Angel. Dia berdiri membelakangi Angel. Dia hanya tidak ingin melihat apa-apa yang tidak seharusnya dia lihat."Aku sudah menceraikan suamiku. Semua itu aku lakukan demi kamu. Demi kelangsungan hubungan kita,"Hardin menarik nafas. Dia berdiri sambil berkacak pinggang. Kalimat yang dilontarkan Angel terdengar lucu ditelinganya. Hardin tersenyum kecut."Hubungan kita?" ucap Hardin setengah tertawa.Angel diam. Matanya
Hardin duduk di kursi kerjanya dengan kepala yang tersandar ke sandaran kursi. Matanya menerawang ke langit-langit atap kantornya. Pikirannya kini dipenuhi oleh sosok Angel.Wanita licik itu sudah mengancamnya hingga membuatnya tak bisa berkutik dan terpaksa menyetujui persyaratan yang diajukan. Malam ini Angel meminta Hardin menjemputnya di Apartemen Angel yang berada di kawasan Menteng, Jakarta pusat. Untuk mengajak Hardin dinner romantis di Segarra Restoran yang terletak di tepi pantai Ancol. View disana sangat bagus apalagi di malam hari. Begitu katanya. Tanpa menyadari sedikitpun kalau laki-laki yang dia ajak bicara sama sekali tak perduli.Dan satu hal lagi yang sampai saat ini membuat dirinya frustasi. Permintaan terakhir Angel setelah dinner romantis itu, dia mengajak Hardin untuk check in di ssbuah hotel bintang lima di daerah Jakarta. Dimana dirinya dan Hardin akan menghabiskan waktu satu malam bersama. Lantas alasan apa yang kini harus Hardin katakan k
Menghabiskan malam di Segarra Ancol adalah hal yang paling menyenangkan bagi sepasang kekasih. Suasana Segarra Ancol dibuat seperti kafe di Bali, dimana kamu bisa duduk-duduk santai sambil menikmati udara pantai yang sepoi sepoi dengan View kolam renang dan laut.Angel memilih lokasi di sofa depan yang by the beach dengan minimal order seharga lima ratus ribu hanya untuk tempat duduknya saja. Tentunya karena pemandangan di sana jauh lebih bagus dan lebih romantis."Kamu mau pesan apa sayang?" tanya Angel mesra."Terserah,""Aku pesenin paella seafood saja ya untuk kamu? Aku lagi diet, tidak boleh makan terlalu banyak kalau sudah lewat jam lima sore. Jadi aku mau pesan minum saja," lanjut Angel. Dia terlihat menunjuk satu pelayan dan mulai memesan makanannya.Hardin memang banyak diam sejak tadi. Pikirannya terus tertuju pada Katrina. Dia jadi merasa sangat bersalah. Harusnya, wanita yang kini duduk bersamanya di tepi pantai ini adalah Katrina, buka
Pagi ini cuaca kota Bandung terlihat agak mendung. Tapi hal itu tidak menyulutkan niat Katrina untuk pergi berjalan-jalan dengan Yumna. Dia sangat bersemangat hari ini. Dia sudah selesai menyiapkan peralatan yang akan mereka bawa yang kesemuanya adalah milik Yumna. Bepergian bersama seorang balita itu memang membutuhkan tenaga ekstra. Untungnya Katrina di temani oleh Bi Lisa. Dia adalah baby sitter yang di sewa Hardin untuk membantu Katrina mengurus Yumna.Katrina baru hendak memesan taksi online ketika tiba-tiba suara bel rumahnya berbunyi. Katrina berjalan melewati ruangan besar untuk sampai pada pintu utama.Seseorang diluar hendak memencet bel untuk yang ketiga kalinya saat tiba-tiba pintu itu terbuka.Seorang laki-laki bertubuh jangkung tengah tersenyum pada Katrina, bersamaan dengan seorang wanita dan bocah laki-laki yang berdiri di samping si wanita tersebut."Assalamualaikum." ucap laki-laki itu."Waalaikum salam. Kak Reyhan? Luwi?" ucap Ka
Seorang laki-laki jangkung terlihat berjalan dengan langkah panjang menuju ke arah ruangan direktur utama. Dia memegang sebuah tabloid di tangannya. Wajahnya terlihat marah.Reyhan melempar tabloid di tangannya ke atas meja kerja Hardin. Dia berkacak pinggang dihadapan Hardin yang sedang berkutat di depan layar laptopnya.Hardin melirik ke arah Reyhan sekilas sebelum tatapannya beralih pada tabloid di dekatnya. Terlihat jelas di tabloid itu, terpampang foto dirinya bersama Angel di Cover utama. Tertulis di cover tersebut sebuah tulisan yang keseluruhannya menggunakan huruf kapital.'TERKUAKNYA HUBUNGAN GELAP SANG MODEL KONTROVERSIAL DENGAN SEORANG PENGUSAHA SUKSES ASAL BANDUNG'Hardin langsu