Share

2. Mimpi Tapi Nyata

Author: ReyNotes
last update Huling Na-update: 2023-01-24 12:46:12

“Kamu benar-benar tidak mengenaliku?”

Sandra sedikit tersihir pada rupa Aldric dan suaranya yang begitu dingin. Setelahnya, buru-buru wanita yang masih dalam pengaruh alkohol itu menjawab dengan tergagap, “Ti-tidak. Tapi tak apa.”

Sesaat kemudian, Sandra mengedarkan pandangannya dengan mata yang disipitkan. “Teman sekamarku mana sih? Kok belum pulang?” celoteh Sandra.

Di hadapannya, Aldric meninggikan sebelah alisnya dengan tangan saling bersilang di dada.

“Aku mau tidur. Kamu temani aku, ya. Aku takut tidur sendiri,” pinta Sandra kemudian mencoba berdiri. Sayang, upayanya gagal. Ia kembali oleng dan mendarat di pelukan lelaki berotot itu yang langsung mengangkat tubuhnya. Lengan wanita itu kini melingkari leher Aldric dengan kepala bersandar di dadanya dengan nyaman.

“Ah, maafkan aku,” ujar Sandra tak enak hati. Setelahnya, Sandra menghirup napas panjang, dan begitu tertarik dengan harum tubuh Aldric yang begitu menggodanya, “Hmmm … kamu wangi banget sih.”

Wanita itu bahkan menempelkan hidungnya ke leher Aldric.

“Shit!” Aldric meremang mendapati hembusan napas Sandra di lehernya.

Perlahan, Aldric menurunkan Sandra di ranjang besarnya. Namun, lengan wanita itu tetap melingkari leher, dan membuat Aldric mau tidak mau ikut berbaring di samping Sandra, dan membiarkan gadis itu memeluknya.

Aldric memperhatikan wanita cantik yang memejamkan mata di dadanya. Matanya memang terpejam, tetapi wanita itu tidak mau diam. Ia terus bergerak dengan gelisah dan menggumam tak jelas. Parahnya lagi, tangan Sandra mulai bergerak meraba-raba dada hingga perut Aldric.

“Hentikan gerakan tanganmu atau kamu akan menanggung akibatnya, Sandra!” desis Aldric. 

“Sssttt … jangan berisik. Jangan ganggu mimpi indahku.” Sandra menekan bibir Aldric dengan telunjuknya.

Aldric menahan napasnya saat Sandra mengangkat wajah dan menatapnya dengan sayu. Ia membiarkan wanita cantik itu membelai wajah dan lehernya, meski dengan rahang yang mengetat. Semakin lama, pria itu jelas tidak bisa menahan untuk bereaksi pada sentuhan Sandra. Akibatnya, kini lelaki tampan itu malah menikmati permainan jari-jari lentik wanita di dekapannya.

“Kamu tampan sekali, seperti pangeran.” Wajah Sandra kini sangat dekat dengan wajah Aldric.

Sandra terdiam, lalu menggeleng perlahan. Ia juga mengerutkan dahi sambil tetap meneliti wajah Aldric. Ia seperti pernah melihat wajah tampan ini. Tapi di mana? Kenapa otaknya susah sekali berpikir?

Aldric yang melihat itu lantas bertanya, “Kenapa?”

Sandra tertawa renyah, sebelum menjawab, “Wajahmu terlihat tidak asing di mataku. Siapa kamu sebenarnya? Kenapa kamu muncul di mimpiku?” Ia kembali tersenyum manis kepada Aldric.

“Teruslah bermimpi, Sandra. Aku akan membawamu ke nirwana tertinggi,” bisik Aldric yang akhirnya mengalah pada hasrat lelakinya yang terlanjur tersulut.

Kamar mewah itu menjadi saksi bagaimana Aldric dan Sandra menyatukan diri mereka. Lelaki yang bersama Sandra itu terkejut saat ia mendapati wanita yang bersamanya ini ternyata masih belum tersentuh. 

Sandra menyunggingkan senyum pada pria yang barusan berbagi kehangatan dengannya, kemudian ia menutup mata. Meski lelah, ia merasa bahagia, karena ia bersama pria tampan bak pangeran yang datang ke mimpinya dan bercumbu dengannya.

Sementara itu, Aldric memperhatikan Sandra yang tertidur dengan napas teratur serta senyum terukir di wajahnya.

‘Selamat malam, Sandra. Besok pagi kamu akan menjerit mengetahui ini bukanlah mimpi.’

***

Pagi harinya, Aldric terbangun lebih dulu. Ia menatap wajah polos di sampingnya yang masih tertidur dengan napas teratur. Pemandangan pagi hari yang menyenangkan hati. Lelaki tampan itu menyeringai membayangkan permainannya semalam. Ia lalu bangkit, masuk ke kamar mandi dan membilas tubuhnya.

Sebelum sempat berpakaian, bel kamarnya berbunyi. Aldric tau, pasti Marvin yang datang. Dengan hanya berbalut handuk yang menutupi bagian bawah tubuh, Aldric membuka pintu dan mempersilahkan asisten pribadinya tersebut masuk.

“Pengawal di depan pintu mengatakan, wanita itu tetap berada di kamar ini semalaman.”

Aldric merespon pernyataan asistennya dengan mengendikkan dagu pada tempat tidur. Ia melihat kekhawatiran di wajah Marvin. Namun entah mengapa, ia tidak merasa bersalah sedikitpun mengurung Sandra semalaman di kamarnya.

“Dia masih tidur?” Marvin menatap Sandra yang hanya terlihat bagian kepala saja karena tubuhnya tertutup rapat oleh selimut.

“Hem.” Adric menjawab singkat.

“Lalu bagaimana, Tuan?”

“Lakukan seperti biasa.”

                                           

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
FR3Y GG
haduuhhh kasian sandra
goodnovel comment avatar
greenhulk
wah gawat nih si aldric
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   392. Akhir yang Bahagia

    Sandra berhasil menembus komunitas pendidikan di Inggris. Namanya diperhitungkan dan selalu dibawa-bawa saat ada perbincangan mengenai sistem pendidikan internasional. Bahkan, seringkali Sandra menjadi pembicara ataupun moderator pada seminar bergengsi di negara-negara Eropa. Karir Aldric pun semakin meningkat. Ia tidak perlu lagi mengontrol perusahaannya. Uang-uang yang ia investasikan kini sudah bekerja untuk dirinya dengan menghasilkan pundi-pundi kekayaan yang sangat besar. Sore ini, keadaan mansion kembali ramai. Keluarga Javier dan keluarga Osborn serta sahabat-sahabat Aldric dan Sandra berkumpul untuk merayakan kesuksesan Sandra. Malam ini, wanita cantik itu akan menerima penghargaan dari sebuah media pendidikan sebagai salah satu wanita yang cukup berpengaruh di Inggris. “Cantik sekali,” puji Aldric menatap penampilan istrinya. “Terima kasih, sayang. Kamu juga tampan sekali.” Sandra balas memuji suaminya yang telah menggunakan stelan jas mewah yang elegan senada dengan gaun

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   391. Keluarga Ideal

    Semua kepala menengok ke arah kepala pelayan. Saat lelaki itu bergeser dan memperlihatkan tamu yang datang, Sandra menutup mulutnya. Sementara, Aldric mengembangkan senyum.“Madam Mary!” pekik Alex. Anak lelaki itu segera berlari mendekat dan memeluk tamu yang ternyata adalah Madam Mary dan Jason.Aldric berdiri menyalami tamu-tamunya. Sementara Sandra masih terduduk dengan satu tangan menutup mulutnya. Dengan pandangan haru, wanita itu menatap Madam Mary, mantan pelayan setia Aldric yang juga selalu menjaganya dan Alex di masa sulit mereka.“Nyonya Sandra,” sapa Madam Mary seraya mengulurkan tangannya.Sandra menatap tangan tersebut, ia berdiri lalu memeluk wanita setengah baya di depannya. Bahagia sekali mendapat kunjungan dari orang yang menyayangi mereka. Jason, suami Madam Mary sekaligus mantan pelayan setia Helen dan Alonso pun salling berjabatan dengan penuh haru.“Ayo, silahkan duduk,” ajak Aldric.“Maaf, Tuan. Kenalkan, ini putra kami, Daniel.” Madam Mary menggiring putranya

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   390. Sandra Bule

    “Mommy, Abang mau jaga Adik Nayya malam ini. Abang tidur di kamar Adik, ya?” pinta Alex.“Mmm … sebaiknya Abang Alex tanya Daddy. Biasanya, Nayya tidur bersama Daddy,” ucap Sandra dengan lembut pada putranya.Aldric yang mendengar permintaan putranya dan jawaban Sandra, seketika teringat pada nasehat Marvin.“Boleh. Tentu saja, Abang Alex boleh tidur menjaga Adik Nayya,” balas Aldric cepat.Jawaban Aldric membuat Sandra menoleh menatap suaminya. Tumben sekali, ia mau dipisahkan dengan Nayya malam ini. Aldric menangkap tatapan heran istrinya.“Lagipula, Daddy kangen tidur berdua saja dengan Mommy,” imbuh Aldric lagi.“Yeayyy … Abang tidur sama Adik.” Alex melonjak-lonjak senang. Tetapi, kemudian, Alex teringat akan sesuatu.“Tapi, Dad, kalau Adik Nayya menangis, Abang harus bagaimana?”“Ada baby monitor di kamar Adik. Jadi, kalau Adik Nayya menangis, kami akan dengar. Mommy akan datang dan menyusui Adik Nayya.”“Oh, oke.” Alex mengacungkan jari jempolnya.Menjelang tidur, Aldric dan Sa

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   389. Menikmati Peran Baru

    Sandra menggeleng samar mendengar bisikan suaminya. Ia tidak langsung menjawab karena ada suster bersama mereka. setelah Nayya menyusu dengan tenang, suster menjauhi mereka.Pebisnis mapan itu menatap mulut bayinya yang sedang menghisap. Kedua pipinya terlihat kembang kempis. Tangan mungil Nayya mengenggam jari kelingking ibunya.“Sepertinya nikmat sekali,” canda Aldric.“Memang nikmat ya, Nay. Soalnya Nayya cuma boleh minum ASI saja,” balas Sandra.“Nayya, Daddy boleh minta, nggak?”Aldric memang berbicara pada bayinya. Tapi, tentu saja pertanyaan itu ditujukan pada ibunya. Sandra mencebikkan bibir merespon perkataan sang suami.“Apa rasa ASI, sih, My love?”“Mana aku tau? Aku kan tidak pernah mencoba. Pertanyaan yang aneh.”Aldric terkekeh. “Kok, kamu jadi sensitif begitu. Nanti Nayya jadi terganggu dengan suara Mommy yang tidak ramah.”“Maaf, ya, Nay. Daddy suka usil sama Mommy,” Sandra berkata pada bayinya dengan senyum di bibir.“Daddy ‘kan cuma bertanya, karena Nayya belum bisa

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   388. Menertawakan Masa Lalu

    Alex mendorong stroller Nayya dibantu Aldric. Sandra melingkari lengannya pada pinggang suaminya. Pintu kaca besar otomatis terbuka saat mereka akan keluar.Kebetulan, Keluarga Javier dan orang tua Aldric pun sedang berada di taman. Bahkan Marvin, Leah dan Kevin juga tampak mengobrol akrab dengan kakak-kakak Sandra.“Marv, Kev, Kalian ke sini?” sapa Aldric.“Leah,” Sandra pun menyapa dan memeluk sahabatnya.“Kami ‘kan belum menjenguk Sandra dan bayi kalian,” cetus Marvin. “Tuan Alonso mencegah kami mengunjungi rumah sakit karena nanti Sandra tidak dapat istirahat.”“Iya, maaf. Itu juga permintaanku.”“By the way, selamat, ya,” ucap Marvin. Mereka berpelukan secara maskulin yang kemudian juga diikuti dengan Kevin.“Bagaimana kabarmu, Sandra?” tanya Marvin.“Semakin hari semakin membaik, insyaAllah,” balas Sandra.“Marv sayang, lihat Nayya deh. Cantik sekali,” ucap Leah yang memperlihatkan Nayya dalam dekapannya.“Apa kamu sudah cuci tangan, Leah?” Aldric mengerutkan dahi melihat putrin

  • CINTA SATU MALAM DENGAN CEO   387. Kompak

    Akhirnya Sandra kembali ke mansion. Seorang suster senior rekomendasi dari rumah sakit, ikut diboyong Helen. Wanita tua itu tidak memperdulikan protes yang keluar dari mulut putranya saat lelaki itu mengatakan tidak membutuhkan seorang suster.“Kamu akan butuh. Kasihan Sandra jika tidak ada yang membantu mengurus bayinya!” ucap Helen tegas kepada Aldric.“Aku yang akan membantu Sandra, Mom. Aku mau mengurus Nayya sendiri,” kilah Aldric.“Tidak bisa. Kamu juga belum berpengalaman. Yang ada, Sandra nanti malah tambah stress dibantu kamu.”Aldric mengembuskan napas panjangnya. Ia akhirnya mengalah. Apalagi, tidak ada satu pun keluarga yang mendukungnya. Semua setuju, Sandra membutuhkan bantuan seorang suster di mansion.Keadaan Sandra sendiri sudah lebih baik. Setelah berbaring dan mendapat perawatan di rumah sakit selama tiga hari, kini wanita itu mulai bergerak aktif. Walaupun terkadang, gerakannya terhenti karena

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status