Share

Cucu dulu

Aurin?

Ya. Wanita itu Aurin. Wajahnya nampak sumringah saat melihat kedatanganku. Dia berdiri dan segera menghampiri.

"Ga? Dari mana aja? Kamu nggak keliatan beberapa hari ini. Aku pikir sakit."

"Aku sehat kok. Cuma lagi ada urusan aja," ucapku setelah melepas helm.

Aurin nampak tersenyum tipis. Keningku berkerut menatap wajahnya yang nampak kecewa.

"Oh.. Pantes. Kemarin aku tungguin gak dateng-dateng. Lain kali kalau ada urusan, kabarin dulu ya. Biar aku nggak nungguin sampe kemaleman."

Apa? Astaga... Aku lupa, kalau kemarin ada janji sama Aurin. Jadi gak enak sama nih cewek. Apalagi liat senyuman pahitnya.

"Duh... Sorry ya, Rin." Aku berucap dengan hati tak enak.

"Iya nggak papa."

"Besok aku temenin sampai selesai deh. Seminarnya masih ada kan?"

"Masih."

"Yaudah. Besok aku jemput."

Kulihat gadis itu tersenyum. Tidak sekaku tadi. Yah... Anggap saja sebagai penebus kesalahanku. Aku akan menemaninya seharian besok.

***

"Aurin gak di ajak masuk?"

Baru saja kaki melangkah m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status