Share

"Kamu Terlalu Meremehkanku, Riana!"

Mataku tertuju pada sebuah surat yang kutemukan tidak sengaja dari pemulung itu. Kuperhatikan dengan seksama, nama di surat itu jelas tercantum nama Riana dan Bastian.

Apa sebenarnya tujuan mereka, aku tidak percaya Riana bisa melakukan ini. Dan bagaimana mereka bisa saling mengenal?

Bastian terlihat sangat tidak bersahabat dengan Mas Rian. Percakapan mereka menunjukkan ada persaingan di antara keduanya, lalu apa tujuan dia terus mengirimiku bunga?

"Mah." Kulihat Bian menengok di depan pintu.

"Apa sayang?"

"Ada bi Asih, Mah," jawabnya terlihat senang.

Bi Asih_bibi yang ikut merawat Bian dari kecil datang kesini?

"Bian nggak salah lihat?" tanyaku sedikit tak percaya, lalu berjalan menghampiri.

"Enggaklah, Mah. Tuh Bi Asihnya." Tunjuk Bian pada wanita setengah baya yang masih berdiri di ruang tamu.

"Bi Asih ...," teriakku setengah berlari. Rasanya senang bisa dikunjungi Bi Asih.

"Neng Halwa," teriak Bi Asih tak kalah histeris, menurunkan tas besarnya dan berlari memelukku.

"Neng Halwa,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Fix bipolar sulit mendapatkan hak asuh anak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status