Share

Orang Gila

Kuletakan begitu saja bunga itu, aku jadi enggan memegangnya. Sedikit takut dengan hal yang tak biasa ini.

"Mah ...."

"Iya sayang," Bian sudah duduk di kursi roda dan bergerak mendekat.

"Ada yang kirim bunga lagi, Mah?"

"Iya nih sayang, dari siapa ya?" tanyaku menggaruk ujung alis.

"Apa mungkin Mamah punya penggemar?" tanyanya menyelidik.

"Penggemar?" Aku berpikir sejenak, "ha ... ha ... ha ... mana ada sayang. Mamah udah tua, udah mau punya anak dua," jawabku sekenanya.

"Kata siapa? Mamah itu masih muda dan cantik. Om Radit aja sering terpesona," goda Bian sembari mengikutiku dari belakang.

"Hus! anak kecil udah tahu yang begituan," tegurku mencubit pipinya.

"Aw! sakit Mah," pekiknya, "Bian suda besar, bukan bayi lagi," protesnya.

"Di mata Mamah kamu masih bayi mungil yang lucuuuuu, gemes bangeeet," imbuhku memasang ekspresi gereget sembari memperagakan kedua tangan untuk mencubit.

"Hallo semua ...," sapa Radit sudah di depan pintu, ia baru saja membuka sepatunya. Sudah terlihat rapi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Emank enak anak lu ndiri sebut diri lu org gila
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status