Share

Bab 2

“Siapa lo? Ngapain di kamar gue?”

Dinda yang terkejut hampir menjatuhkan ember yang ada di tangannya. Di depannya menjulang anak laki-laki kesayangan yang sedang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh Kartika. Lebih tepatnya anak laki-laki yang telah tumbuh menjadi pria dewasa yang tampan dan gagah.

“Saya... ART di sini, Mas,” jawab Dinda terbata.

Bima bersedekap, matanya menatap menilai Dinda. Harus diakui, meski hanya dengan celana olahraga selutut dan kaos kedodoran yang warnanya sudah mulai pudar, Dinda tetap terlihat cantik. Kulitnya langsat dan bersih, berbanding terbalik dengan pakaiannya. Rambutnya yang panjang diikat ekor kuda agar tak mengganggunya saat bekerja. Lekuk tubuhnya tersembunyi di balik kaos dan celana olahraga yang satu ukuran lebih besar dari yang seharusnya.

“ART? Sejak kapan Mama ganti ART?” Ketidakpercayaan Bima semata-mata hanya karena heran ada ART di rumahnya yang secantik ini. Seingatnya hanya ada Bik Sinah dan Bik Yati yang sudah cukup tua, yang ada di rumahnya sejak Bima kecil.

“Saya sudah tujuh tahun di sini, Mas,” kata Dinda takut. Tubuh Bima yang tinggi dan tegap membuatnya terintimidasi. Belum lagi tatapan tajamnya yang terasa begitu mengancam.

Bima menyembunyikan keterkejutannya dengan baik dan tetap menampilkan wajah datar tanpa emosinya. Dia tak menyangka kalau ucapan mamanya yang mengatakan Bima begitu cuek benar adanya. Bagaimana mungkin dia tak mengenali ART yang sudah ada di rumahnya selama tujuh tahun terakhir? Meski lebih banyak di luar negeri, tetapi Bima sudah beberapa kali pulang. Ah, tentu saja. Bima tak pernah ada di rumah lebih dari satu minggu. Dalam waktu itu pun dia banyak menghabiskan waktu di luar bersama teman-teman lamanya. Pantas saja dia tak pernah melihat Dinda sebelumnya. Tanpa sadar matanya kembali memindai Dinda dari atas ke bawah. Saat memperhatikan pakaiannya, Bima merasa ada yang aneh.

“Lo pakai baju gue?” tuduhnya. Bima ingat betul ketika dia membeli kaos edisi terbatas itu saat liburan di Jepang. Dan celana yang Dinda pakai adalah seragam olahraga SMP-nya. “Lo ngambil barang-barang gue selama gue nggak di rumah?”

Selama tinggal di rumah keluarga ini, Adinda tidak pernah sekalipun mengambil yang bukan miliknya tanpa izin. Apalagi barang pribadi tuannya. Dinda selalu berhati-hati untuk tidak menggores piring dan gelas yang ia cuci, atau membiarkan setrika terlalu panas hingga bisa merusak baju-baju mahal Kartika. Kartika dan anggota keluarga yang lain selalu puas pada hasil pekerjaannya. Mereka pun seringkali memujinya.

“Jawab gue! Lo punya mulut kan?”

Adinda tersentak saat Bima membentaknya. Tak ada yang membentak dan menuduhnya mencuri sebelum ini. Kepalanya menunduk begitu dalam menyembunyikan air mata. “Saya nggak mencuri, Mas. Kata Bu Tika ini baju yang sudah nggak dipakai lagi. Jadi daripada dibuang, saya ambil saja,” jelas Dinda dengan menahan tangis.

Ya, Dinda sengaja mengambil baju-baju bekas Sarah dan Bima untuk dipakai kembali. Kartika memang menggaji Dinda dengan layak, tetapi Dinda bersikeras hanya menerima setengahnya saja. Separuh sisanya ia gunakan untuk membayar biaya sekolah dan kuliahnya yang sebenarnya telah ditanggung Kartika dengan senang hati. Uang yang ia terima sebagian besar disimpan agar bisa membeli rumah untuk ditinggali bersama ayahnya. Pakaian bekas Sarah yang bagus dan modis biasanya Dinda pakai saat pergi kuliah, sedangkan pakaian bekas Bima yang kebanyakan adalah kaos dan celana olahraga dia pakai di rumah. Semua itu tentu saja atas izin Kartika.

“Bu Tika juga tahu, Mas. Kalau tidak percaya Mas Bima bisa tanya ke Bu Tika langsung,” kata Dinda lagi.

Bima mendengus kasar. Dia tahu kalau Dinda membawa-bawa nama mamanya berarti memang seperti itu kenyataannya. “Keluar, gue mau tidur dulu.”

“Baik, Mas.”

Dinda cepat-cepat melangkah pergi sebelum Bima menemukan hal lain untuk dituduhkan padanya. Tapi langkahnya terpaksa berhenti saat Bima mencekal lengannya kuat-kuat.

“Dengar dan ingat baik-baik! Gue nggak suka ada orang yang menyentuh barang-barang gue sembarangan. Jadi lo harus hati-hati kalau bersih-bersih! Kalo mau pake baju bekas gue, tanya dulu!”

“I..iya, Mas.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status