Share

BAB 2 DEMI KELUARGA

“Kamu ini dasar anak tidak sopan! Ini semua kami lakukan demi kebahagiaan kamu,” ucap Rika, penuh tekanan. 

Rika masih saja berbicara kalimat penuh paksaan dengan dalih demi kebaikan Zivana yang semakin lama membuatnya tidak tahan karena Zivana tahu bahwa satu-satunya orang yang mendapatkan untung dari pernikahan ini adalah Kakaknya.

"Sungguh tidak adil!"

Zivana terlihat begitu murung. Dia tidak bisa menerima rencana perjodohan ini. Melihat bagaimana sang ibu tetap ingin memaksakan rencananya tanpa mau mendengar dan mengerti bagaimana perasaannya. Membuat hatinya begitu sakit.

Ingin mengajukan protes seperti apapun dirinya, ibunya itu tidak akan pernah mau mendengar. Sehingga dia hanya memilih diam. 

Ahmad sudah merasa tidak tahan dengan sikap istrinya itu. Tetapi dia tidak bisa melawan istrinya itu. Tidak ada yang bisa melawan sang istri jika dia sudah memiliki keinginan. sehingga kemudian dia memilih untuk pergi dari kamar Zivana demi tidak terjadi keributan..

 “Istirahatlah, jangan pikirkan lagi masalah ini, Papa mau ke supermarket dulu. Kita bicara lagi nanti ya,” ujar Ahmad, lembut.

Sejak ayahnya memutuskan pensiun dari perusahaannya. Dia memutuskan untuk mengelola supermarket miliknya. Supermarket itu menjadi satu-satunya penghasilan yang dimiliki keluarganya sekarang ini. Disamping itu sang kakak juga selalu membantu keuangan orang tuanya karena dialah yang sekarang menggantikan posisi ayahnya di perusahaan.

Tetapi Zivana masih tidak habis pikir, kenapa dirinya yang ditumbalkan untuk kepentingan perusahaan. Bukankah masih ada banyak cara untuk membuat perusahaan mereka bisa tetap berjaya tanpa adanya pernikahan bisnis.

“Tunggu, apakah perusahaan itu bangkrut?” pikir Zivana, tiba-tiba.

Hal inilah yang lantas menjadi pertimbangan Zivana. Tetapi dia tidak mau gegabah mengambil keputusan. Semua ini terlalu cepat, membuat perasaan dan pikirannya sedikit kacau Karena itu dia memilih menenangkan dirinya ke kamar setelah ayahnya pergi. Pikirannya kini dipenuhi kemungkinan-kemungkinan yang menjadi dasar perjodohan ini.

Sebuah ketukan di pintu kamarnya terdengar membuat lamunan Zivana buyar. Dengan malas, dia kembali beranjak dari posisinya. Namun saat Zivana membuka pintu. Tidak ada seorangpun.di sana.

Dor!

Sebuah suara mengejutkan dirinya. Zivana sampai mundur beberapa langkah karena terkejut.

“Kakak!” pekiknya, tidak suka.

Wanita di depannya itu hanya tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Zivana yang sedang ketakutan. Zivana kesal dengan apa yang barusan dilakukan kakaknya itu. Jantungnya hampir saja copot dari tempatnya. Dan sekarang kakaknya tertawa puas karena berhasil mengerjai dirinya. 

“Kakak jahat,” seru Zivana, kesal.

Dia masuk ke dalam kamar lantas mengambil minum dari gelas yang ada di atas nakas. Diikuti Sherafina yang berjalan masuk ke kamar Zivana dan kemudian duduk di atas tempat tidur.

“Ada apa Kakak datang kemari? Aku tidak akan menyetujui perjodohan ini. Apapun alasan yang akan Kakak berikan.”

“Ayolah, aku tahu kamu adikku yang paling cantik dan baik. Dengarkan dulu kenapa sampai kita melakukan perjodohan ini,” kata Sherafina.

Zivana memang bukan seorang gadis yang keras kepala, mendengar sang kakak yang berbicara dengan nada memohon saja, dia sudah tidak tega. Zivana menghela napas dalam, lalu duduk tidak jauh dari  sang kakak.

“Katakan, apa yang harus aku dengar.”

Sherafina tersenyum, sambil menatap adiknya yang sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik itu.

“Aku mengatakan ini tidak untuk membuatmu terbebani, tetapi kakak ingin jujur denganmu. Kamu tahu kan penjualan supermarket beberapa bulan ini menurun sejak ada mall baru di ujung itu. Perusahaan kakak menjadi satu-satunya tumpuan keluarga ini. Perusahaan kita sedang memiliki masalah, kita membutuhkan investasi besar untuk menutup semua kerugian yang kita alami."

"Lalu Kakak mau aku menikah dengan investor besar itu?"

Sherafina mengangguk lemah, Zivana semakin kesal. Rupanya benar dugaannya. Dirinya dijadikan tumbal untuk perusahaan.

"Kakak terpaksa melakukan ini saat mendengar bahwa pria pemilik perusahaan itu sedang mencari jodoh. Dan terbersih ide di pikiran Kakak, kenapa tidak kamu saja yang menjadi jodohnya. Maka perusahaan kita pasti selamat."

Zivana mendengus kesal. tatapan matanya kini menyiratkan bahwa dirinya sedang merasa tidak suka. Nafasnya sudah naik turun, menahan emosi yang ingin segera diluapkan. 

"Bagaimana bisa Kakak berpikir sedangkal itu, Bagaimana jika dia ternyata tidak bisa membantu kita meskipun setelah menikah denganku. Bagaimana Kakak tahu bahwa dia orang baik yang akan menyelamatkan perusahaan kita sedangkan Kakak sudah mengorbankan perasaanku untuk menikah dengan dia. Apakah Kakak berani bertanggung jawab aku akan bahagia dengannya? Kakak egois!" 

Zivana mengomel panjang lebar di depan Sherafina. Dan sang Kakak hanya bisa diam mendengarkannya. Dia menunggu Zivana selesai berbicara.

"Oke Kakak memang egois, tetapi ini demi perusahaan kita, demi Ayah dan Ibu. Buat keluarga kita! Dan lagi, Kakak tidak melemparmu ke orang sembarangan. Pria itu tampan dan mapan, dan satu hal yang terpenting adalah dia baik dan dermawan. Kakak yakin kamu akan bahagia bersamanya," kata Sherafina, tidak mau kalah.

Sherafina berdiri dari posisinya, dia tidak mungkin menang berdebat dengan adiknya saat ini. Zivana sedang diliputi amarah, yang membuat pikirannya tidak akan mampu berpikir dengan jernih.

"Coba kamu pikirkan dulu, ini bukan demi aku atau kamu. Tetapi untuk keluarga kita," kata Sherafina lagi.

Batin Zivana berkecamuk. Dia bingung, harus menerima atau menolaknya. Haruskah dia menerima sedangkan dia tidak cinta. Atau menolak dan mengecewakan keluarganya. Zivana meremas rambutnya gemas. Dia tidak bisa memutuskan apa yang harus dia pilih. 

“Satu lagi, dia akan datang malam ini. Cobalah mengenalnya dulu, baru kemudian bisa memutuskan." 

Sherafina pergi, meninggalkan Zivana yang tidak bisa berkutik karena mendengar bahwa dia akan bertemu dengan pria itu malam ini juga.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Queen Rachma
Nah lo... Deg-degan tuh pasti
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status