Share

4.

Sepulang sekolah , Leysa berjalan keluar melewati pintu gerbang sekolah dengan langkah gontai dengan wajah yang muram. Leysa terus menyusuri jalan dengan pikiran yang melayang layang memikirkan kejadian di ruangan Veno tadi.

" kak tolongin kak ! " ujar seorang gadis perempuan yang meminta pertolongan bersembunyi di belakang Leysa membunyarkan pikiran Leysa.

" kamu kenapa ? " tanya Leysa pada gadis perempuan itu yang tak lain adalah Vinia

" itu kak-- "Vinia menunjuk dua pria yang menggunakan seragam sekolah menegah atas.

dua pria itu menghampiri Leysa dan Vinia yang tidak lain adalah Bara dan Ray dengan wajah yang kesal dan nafas yang tersengal sengal akibat berlari mengejar Vinia.

" Bara , Ray ngapain kalian ganggu dia " ujar Leysa merasa kesal dengan Bara dan Ray.

" aku gak ganggu dia , dia yang mulai duluan " Bara menunjuk Vinia yang berdiri dekat Leysa.

Leysa menatap Vinia.

" aku kan gak sengaja kak " Vinia menundukkan kepalanya.

" gak sengaja ... gak sengaja " Bara menatap tajam pada Vinia yang terlihat semakin menunduk dan ketakutan.

" Bara ! " bentak Leysa menatap tajam pada Bara membuat Bara , Ray yang berada di dekat Bara serta Vinia tersentak kaget mengelus dada mereka masing masing.

" Sebenarnya apa yang terjadi , sehingga kamu begitu marah pada dia " Sambung Leysa dengan suara yang sudah menurun dari sebelumnya.

" jadi gini Ley , dia itu katanya gak sengaja menendak batu hingga batu itu mendarat di kepala gue nihh " Bara berbicara sambil menunjuk kening nya yang terlihat benjolan berwarna merah.

" tapi Vinia gak sengaja kak , tadi kan aku juga sudah minta maaf kak " Vinia menatap Bara dengan mata yang berkaca kaca ingin mengeluarkan air matanya.

" iya memang gak sengaja tapi nihh kepala---- "

" sudahlah Bara, itu juga kepala gak kenapa napa , cuma benjol dikit doang , besok juga sembuh , kamu kan laki laki, berani sama perempuan ? " tanya Leysa.

" tapi Ley --"

" kamu gak kasihan dengan dia, dia sampai mau nangis gitu dengar suara kamu , lagian dia juga sudah minta maaf kan " Leysa berbicara  dengan Bara tetap dengan suara khasnya yaitu tegas.

Bara tampak berpikir dengan ucapan Leysa , lalu menatap Vinia yang masih menunduk dengan raut wajah menahan tangisnya.

" yaudah aku maafin " Bara berkata dengan suara datarnya. " kalau gitu aku balik duluan Ley , sebelum aku berubah pikiran lagi , ayo Ray " Bara dan Ray pun berlalu dari hadapan Leysa dan Vinia , Sebelum pergi Bara melanyangkan tatapan tajam pada Vinia.

" awas aja kamu , kalau kita ketemu lagi , aku akan buat perhitungan sama kamu " Bara berkata dalam hati dengan seringai licik di bibirnya.

Setelah Bara dan Ray pergi , Vinia menatap Leysa dengan tersenyum.

" makasih kak , oh ya nama kakak siapa ? nama aku Vinia " Vinia mengulurkan tangan nya pada Leysa.

" sama sama , nama kakak Leysa " Leysa menerima uluran tangan dari Vinia.

" kakak juga sekolah di LaceShcool ? " tanya Vinia melihat seragam sekolah yang di kenakan Leysa sama dengan yang di kenakan nya.

" iya " jawab Leysa dengan tersenyum.

entah mengapa Leysa langsung merasa akrab dengan Vinia , begitu pun Vinia merasakan hal yang serupa.

setelah beberapa lama berjalan sambil berbincang bincang , sebuah mobil mewah berhenti di samping mereka. Vinia sudah tau siapa pemilik mobil tersebut yang tidak lain adalah Veno.

" Vinia , kakak kan sudah bilang tunggu kakak di taman biasa " ujar Veno setelah turun dari mobil.

" iya kak maaf " ucap Vinia menampilkan deretan gigi nya.

" Vinia aku duluan yaaa " Leysa langsung melangkahkan kaki nya dengan cepat berusaha untuk menjauh dari Veno.

Veno yang melihat reaksi dari Leysa hanya menatap sosok Leysa yang sudah berjalan menjauh dan hilang dari pandangannya setelah memasuki taksi.

" kakak kenapa ? " tanya Vinia merasa heran dengan tatapan kakaknya terhadap Leysa.

" apa kakak kenal dengannya ? " tanya Vinia lagi setelah pertanyaan yang pertama tidak mendapat jawaban.

" cepat masuk !! " Seru Veno membuka pintu mobil.

Vinia dan Veno pun masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya pulang ke mansion Lacerta.

***

Leysa yang sudah sampai di rumahnya segera masuk dan menuju kamarnya dan menutup pintu kamar dengan sangat kasar. jam segini Alina belum pulang dari kantor, apalagi Leysa baru saja mendapat kabar dari Alina bahwa hari ini dia akan pulang sedikit lama dari biasanya.

Setelah membalas pesan ibunya , Leysa menuju kamar mandi membersihkan diri dan keluar setelah dan berganti pakain.

Leysa duduk di meja rias melihat pantulan dirinya dari cermin. Leysa menyentuh bibirnya dan air mata pun jatuh membasahi pipinya, Leysa merasa sedih serta amarah di dalam hatinya yang paling dalam.

" Dasar Bule gak ada Akhlak " geram Leysa dalam hati , tanganya mencengkram botol air mineral yang selalu Leysa siapkan di dalam kamarnya dengan sangat kuat.

Sangking kuat nya , botol air mineral yang penuh itu langsung pecah dan menghemburkan isinya hingga mengenai wajah Leysa.

" sial banget sih nasib gue ! " seru Leysa kesal .

***

Veno yang sudah berada di dalam kamarnya , merutuki perbuatan nya terhadap Leysa . Veno benar benar merasa bersalah dengan tindakan nya terhadap Leysa tadi pagi di ruangan nya di LaceAhcool.

Flashback off

lalu hukumannya apa pak ? " tanya Leysa .

" hukumannya , apa yaa " Veno tampak berpikir keras , terlintas dipikiranya hukuman yang cocok untuk Leysa. Senyum licik menghiasi bibir Veno.

" kayaknya bapak ini merencankan sesuatu yang licik " gumam Leysa dalam hati menebak arti dari senyuman Veno.

Veno berjalan mendekat ke arah Leysa dengan tatapan mata nya menatap lekat kedua bola mata Leysa.

melihat Veno yang semakin dekat dengan tubuhnya , secara reflek Leysa memundurkan tubuhnya ke belakang menatap Veno yang semakin mendekati dirinya. Veno yang melihat Leysa berjalan mundur semakin ingin menggoda Leysa.

Leysa terus berjalan mundur , hingga tidak dapat lagi mundur karena sekarang dirinya sudah berada di dinding ruangan itu hingga dirinya harus bingung harus bagaimana , karena sekarang Veno mengunci pergerakan Leysa menggunakan kedua tangan nya.

Veno yang awalnya hanya ingin menggoda Leysa , tanpa dia sadari, ada setan apa yang ada di dalam dirinya yang membuat dirinya mendekatkan wajah nya semakin dekat dengan Leysa dan berhenti saat bibirnya sudah menempel sempurna di suatu tempat.

Leysa langsung diam mematung ketika benda kenyal menyentuh bibirnya. karena ini adalah ciuman pertamanya hingga membuat dia tidak bisa berbuat sesuatu dan hanya diam mematung . Dengan penuh gairah Veno memperdalam ciuman itu.

Leysa yang sadar setelah beberapa detik mematung mendorong tubuh Veno dengan sangat kuat , tapi kekuatan Veno lebih kuat darinya. Leysa tidak mau putus asa , Leysa menendang junior milik Veno hingga membuat Veno meringis kesakitan dan melepaskan ciuman nya .

Leysa yang sudah berhasil melepaskan diri , langsung membersihkan bekas ciuman Veno dengan tangannya dan berjalan keluar ruangan dengan mata berkaca kaca menahan tangis nya. Leysa sangat ingin menonjok Veno saat ini, tapi dia mampu mengurungkan niatnya itu karena dia tau ini sekolah dan Veno itu pemilik dari sekolah ini, Leysa dapat menyimpulkan itu dari ruangan yang dia baru masuki yang merupakan ruangan khusus sang pemilik LaceShcool.

Lee yang menunggu di luar karena guru BK yang mengantar Leysa ke sini ada kepeluan lain ,  melihat Leysa yang keluar dengan mata yang berkaca kaca terlihat kesal, menimbulkan pertanyaan di benaknya.

Lee pun segela masuk ke dalam dan mendapati tuannya yang sedang memegang junior nya menahan sakit , terlihat dari wajah nya.

" tuan anda tidak apa apa ? " tanya Lee segera menghampiri Veno.

" tidak ... tidak , saya baik baik saja  " jawab Veno masih dengan wajah kecutnya.

" sepertinya telah terjadi sesuatu , " gumam Lee dalam hati.

flashback on

" akhhhh " teriak Veno mengusap rambutnya kasar. dan berbaring di atas tempat tidurnya menatap langit langit kamar dengan tatapan nanar. Dan seketika wajah Leysa terlukis di langit langit yang sedang dia tatap.

" akhhh...sepertinya aku sudah gila gara gara gadis itu "

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status