tokk tokk !!!
Suara ketukan pintu membuat Veno menoleh ke arah pintu kamarnya yang di ketuk seseorang.
" Masuk ! " seru Veno masih menatap pintu itu.
" kak " teriak Vinia setelah membuka pintu kamar membuat Veno tersentak terkejut.
" kak " rengek Vinia pada Veno setelah duduk di atas ranjang Veno yang sedang berbaring di atasnya.
" apa ? " tanya Veno menautkan kedua alisnnya.
" aku mau nanya " ucap Vinia menggantung ucapan nya , membuat Veno semakin penasaran dan bangkit dari tidurnya.
" apa ? " tanya Veno semakin penasaran.
" apa benar kakak mencuim kak Leysa di ruangan kakak , tadi pagi ? " Vinia menatap kakak nya dengan intens menunggu jawaban dari kakak nya.
Pertanyaan Vinia membuat Veno tersentak kaget dan terkejut. " apa Leysa yang memberitahu nya " Veno menerka nerka dalam hati . " tapi masa iya ? " tanya Veno dalam hati.
" apa Leysa yang memberitahumu ? " Tanya Veno menautkan kedua alis nya .
" jadi itu beneran kak ? " tanya Vinia balik membuat Veno bingung harus menjawab apa.
" Veno !!! " teriak Aswindra dari balik pintu membuat Vinia dan Veno reflek menatap ke arah pintu . Veno dengan penuh tanda tanya di kepalanya, mengapa ayahnya itu berteriak memanggil namanya dengan suara yang begitu tinggi.
berbeda dengan Vinia , Vinia sudah tahu bahwa saat ini sedang sangat marah , akibat perlakuan Veno terhadap salah satu murid LaceShcool.
sebenarnya Vinia tadi menguping pembicaraan Aswindra , Qanita serta Lee . Lee menunjukkan sebuah rekaman CCTV yang menunjukkan Veno sedang melecehkan seorang murid di LaceShcol.
Aswindra dan Qanita yang melihat rekaman itu merasa geram , begitu pun Vinia, terkejut apa yang dilihatnya dan di dengarnya. Vinia langsung berlari ke kamar kakak nya menanyakan hal itu.
" Veno !!! " teriak Aswindra untuk kedua kalinya setelah membuka pintu kamar dengan sangat kasar .
" ada apa paa ? " tanya Veno yang melihat wajah papanya yang merah padam menahan amarahnya.
Aswindra melangkah ke arah Veno tanpa memperdulikan pertanyaan Veno. saat berhadapan langsung dengan putranya itu , Aswindra langsung menampar wajah putranya itu.
Veno yang mendapatkan tamparan dari ayahnya hanya diam memegang pipi yang terasa panas akibat dari ayah nya.
" apa pernah saya mengajarkan mu untuk tidak menghargai seorang wanita , apa pernah ? " tanya Aswindra dengan nada tinggi nya. " tidak pernah Veno , tidak pernah " Aswindra menjawab pertanyaan nya sendiri.
Veno yang bingung atas perkataaan ayah nya langsung teringat pertanyaan yang di ajukan Vinia tadi. sekarang Veno tau , dari mana Vinia mengetahui tentang dirinya yang mencium Leysa di ruangan pribadinya di LaceShcool.
" tapi dari mana ayah tahu soal ini " Veno masih bermonolog dalam hatinya, lalu pandangan nya mengarah ke arah Lee yang baru masuk bersama dengan Qanita , Veno menatap tajam ke arah Lee yang terlihat menunduk menerima tatapan tajam dari tuan nya itu.
" awas kau Lee ! " geram Veno dalam hati mengepalkan kedua tangannya.
" Iya Lee yang memberitahu papa dan memperlihatkan rekaman CCTV yang terjadi di sana , di mana terjadi kamu Veno Bree Lacerta dengan sangat berani mencium seorang gadis remaja dan yang lebih parahnya lagi , itu terjadi di dalam ruangan kamu " geram Aswindra hendak melayangkan tamparan lagi pada Veno tapi di hentikan oleh Qanita yang menahan tangan nya.
" sudah paa , kita bisa bicarakan pakai otak jangan pakai otot seperti ini " ujar Qanita menenangkan Aswindra.
Semua yang ada di kamar Veno merasa lega setelah emosi Aswindra yang sudah secara perlahan tapi pasti meredah.
" kita temui gadis itu ! , Lee kamu tau rumahnya kan ? " tanya Aswindra pada Lee.
" iya tuan " jawab Lee dengan sopan.
" untuk apa paa ? " tanya Veno.
" untuk apa... untuk apa... , ya untuk minta maaf lah " jawab Aswindara dengan kesal.
" tapi--- "
" tidak ada tapi tapi , cepat bersiap " ucap Aswindra berlalu keluar dari kamar Veno, di ikuti oleh Qanita dan Lee. sementara Vinia masih berada di dalam kamar Veno.
" kakak itu keterlaluan sekali " ketus Vinia setelah tinggal hanya dirinya dan Veno yang berada di dalam kamar Veno.
" Keterlaluan ? " Veno mengerutkan keningnya tidak mengerti ucapan Vinia.
" iya kakak itu keterlaluan , anak SMA juga di sedot , apa selera kakak sekarang sudah berubah, suka nya dengan anak ABG , ingat umur kak " celutuk Vinia.
" Vinia! " Veno menatap geram pada Vinia.
" tapi itu benar juga sih, bisa bisanya saya tertarik dengan Leysa "batin Veno.
Vinia yang mendapat tatapan Veno bersiap mengambil ancang ancang melarikan diri. namun dengan sigap Veno menahan Vinia dengan mengcekram tangan Vinia.
" mau kemana kamu ? " tanya Veno datar.
" itu kak , ke rumah kak Leysa , siapa tahu " ucap Vinia menggantung.
" siapa tahu apa ? " Veno melepaskan cengkraman nya dari Vinia. Vinia yang mendapat ruang untuk berlari langsung tancap gas berlari keluar kamar Veno.
" Viniaaaa " teriak Veno dengan sangat keras berlari mengejar Vinia hingga keluar dari kamarnya.
" Venoooo , cepat bersiap " teriak Aswindra melihat Veno yang belum sama sekali mengganti baju nya.
" i-ya ... i-ya pak " Veno berlari masuk ke dalam kamar menuju lemari pakaian, melepas pakaian nya dengan cepat dan memakai baju yang baru dengan terburu buru , mengambil ponselnya di atas kasur dan berlari keluar menemui semua orang yang sudah menunggu nya.
"ayo pak , berangkat ! " Veno langsung berjalan ke pintu keluar mansion tanpa memperhatikan semua orang yang menatap nya dengan aneh.
Setelah makan malam, Leysa kembali ke kamarnya belajar untuk menghadapi ujian akhir sekolah yang akan di adakan minggu depan. Sesekali ia melirik bingkai foto dirinya serta ibunya yang tersenyum lebar di sebuah taman hiburan, sebuah kebersamaan antara dirinya dan ibunya yang tidak dapat lagi ia rasakan di kehidupan."Mama, hari ini status Sasa (nama panggilan Alina untuk Leysa) bertambah maa, yang semulanya hanya anak perempuan mama kini bertambah menjadi seorang istri dari anak yang katanya teman mama" batinnya memilin cincin bermatakan berlian yang melingkar di jarinya sembari mengedip ngedipkan matanya yang terasa perih, menahan agar air matanya tidak keluar. "Mama gak marah kan? Karena melanggar janji Sasa untuk menikah muda sebelum Sasa sukses dan ngebanggain Mama" Ia mengingat saat ia mengucapkan janji itu di hadapan Alina.Cekklekk!!!Leysa mengalihkan pandangan dari bingkai foto itu ke arah pintu kamar yang di buka oleh se
Sebulan kemudian...Di kediaman keluarga Lacerta, tepatnya di dalam mansion Lacerta sebuah acara pernikahan di gelar, acara itu tidak begitu mewah dalam kurung sederhana.Pernikahan itu hanya menghadirkan Kedua orang tua Veno, Vinia yang hanya duduk dengan segala pertanyaan di benaknya, Ada apa ini?Dan juga Lee si asisten pribadi Veno serta seorang penghulu dan beberapa orang saksi dari KUA untuk melaksanakan jalannya pernikahan.Orang tua Aswindra tidak dapat hadir di karenakan ibunya sedang sakit dan dirawat di sebuah rumah sakit di paris hingga ayahnya juga berhalangan untuk datang. Sedangkan untuk Qanita, ia yatim piatu sejak berusia 10 tahun bersamaan dengan Alina saat itu, kedua orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan berutun.Dan untuk ayahnya Leysa sendiri, mereka hanya tau kedua orang tua Leysa berpisah, dan saat di tanya oleh Veno di mana keberadaan ayahnya untuk di jadikan wali nikah buat Leysa, Leysa hanya men
"Kamu setuju tidak!"Leysa terdiam sedang memikirkan langkah apa yang harus ia ambil. Apakah menikah dengan Veno? Tapi ia tidak mencintainya, taukah tidak menikah dengannya? Tapi kalai ia hamil gimana. Hingga beberapa detik berlalu, masih belum sepatah kata apapun yang keluar dari mulut Leysa membuat Veno jengah dengan situasi yang ia hadapi saat ini."Diam mu saya anggap setuju!" Titah Veno."Tapi-""Usshh" Veno menempelkan jari telunjuknya di bibirnya." Jangan banyak protes"."Siapa juga yang protes! Hanya saja saya punya satu permintaan" ucap Leysa."Permintaan apa?""Kita tidur di kamar yang berbeda, kamu di kamar mu dan aku disini" Veno tampak berpikir menimbang nimbang permintaan yang diajukan Leysa. Ini memang akan sulit bagi Leysa untuk menjalani pernikahan ini, apalagi mengingat usianya yang masih terbilang belia untuk menjalin s
ke esokan harinya.Leysa yang sudah terbangun dari tidurnya, ia duduk di atas kasur dengan memeluk kedua kakinya, menenggelamkan wajahnya di atas lutut di iringi oleh suara isak tangis sesegukan. Ia meratapi nasib yang tengah menimpanya.Beberapa waktu lalu ia baru saja kehilangan ibunya, orang yang paling berjasa, berarti, dan yang paling ia sayangi serta jangan lupakan, ibunya lah orang yang ia punyai satu satunya di dunia ini, setelah perginya saudari serta ayahnya yang menghilang tanpa jejak, tapi itu sudah tidak berlaku sekarang, karena ibunya telah meninggalkannya di dunia ini seorang diri dan menitipkannya pada sebuah keluarga yang ia kenal ibu dari keluarga itu adalah sahabat ibunya.Dimana anak dari keluarga itu telah mengambil kesucian dirinya. Sungguh sebuah takdir yang sangat tragis."kenapa harus aku! Kenapa harus aku!" Batin Leysa terisak pilu.Tokkk!! tokkk!!Leysa
Setelah Veno membersihkan diri, Veno menuju di ruang kerjanya dimana Aswindra berada. Sementara Leysa dan Qanita masih berada di dalam kamar Veno.Di ruang kerja Veno, Aswindra duduk di sofa yang terdapat di ruangan itu dengan tatapan kosong menatap kedepan memikirkan apa yang baru saja di lakukan oleh putra satu satunya.Cleeekkk !"Paa " panggil Veno setelah masuk ke dalam ruang kerja miliknya, Veno berjalan menghampiri Aswindra dan ikut duduk di samping papanya."Veno…! apa yang kau pikirkan… kenapa kau tega melakukan hal itu kepada Leysa yang masih duduk di bangku SMA hah " Aswindra berbicara penuh emosi, mengeluarkan emosi yang sudah mendidih di tahannya sejak tadi di kamar Veno."Paa… Veno tahu apa yang Veno lakukan saat ini salah … tapi Veno terpaksa melakukan ini paa " Lirih Veno menunduk tidak berani menatap ayahnya.
Mobil Veno memasuki kawasan perumahan elit dan berhenti di salah rumah megah berlantai 3 yang menjulang tinggi. Veno dan Leysa turun dari mobil."Ini rumah siapa ? "Tanya Leysa. Namun lagi lagi tidak di jawab oleh Veno.Veno berjalan masuk kedalam rumah itu yang di ikuti oleh Leysa di belakangnya. Veno dan Leysa berhenti setelah berada di sebuah pintu kamar yang berada di lantai 3.Veno membuka kamar itu dan menyuruh Leysa masuk ,namun mendapat penolakan dari Leysa. Mendapat penolakan dari Leysa membuat amarah Veno memuncak. Ia sudah tidak bisa berpikir jernih lagi sekarang.Sebenarnya saat Leysa berada di taman bersama Bara . Saat itu Veno sedang mengendarai mobilnya menyusuruh jalan, tiba tiba pandangan mata Veno menangkap sosok yang dicarinya sedang duduk di sebuah taman bersama dengan seorang laki laki yang Veno sudah menebak jika laki laki itu adalah Bara.Veno ada di sana melihat sem