ke esokan hari
Leysa yang sudah bangun sejak tadi , keluar dari kamar membantu ibunya membuat sarapan untuk mereka setelah selesai melaksanakan ke wajiban sebagai umat muslim yaitu beribadah.
terlihat matahari sudah menampakkan sinarnya bertepatan dengan sarapan yang di buat Leysa bersama Alina. mereka berdua menyajikan di atas meja makan dan segera menyantap nya .
" apa ibu hari ini mau berangkat ke kantor ? , apa ibu sudab baikan" tanya Leysa sedikit khawatir dengan kondisi Alina di sela sela makannya.
" iya ... ibu sudah baikan , kamu sekolahnya yang rajin ya "ujar Alina mengusap rambut Leysa.
" pasti bu " Leysa tersenyum pada Alina yang di balas senyum oleh Alina. mereka berdua pun melanjutkan sarapan mereka.
***
" mata kakak kenapa ? " tanya vinia melihat mata Veno yang bengkak akibat menangis. Aswindra dan Qanita hanya diam melihat meraka berdua tau apa yang membuat mata Veno bengkak seperti itu , apalagi kalau bukan menangisi Casandra.
" gak kenapa napa " Veno mengambil selembar roti dan mengolesi roti itu dengan selai coklat.
" ohw " jawab Vinia menyudahi percakapan mereka dan memakan sarapan nya. Vinia tau kakaknya itu selama ini sering menangis diam diam di dalam kamarnya karena Casandra.
" sampai kapan kamu terus memikirkan Casandra yang pergi meninggalkan mu tanpa kabar " gumam
Qanita dalam hati merasa kasihan melihat anaknya itu" kak , aku ikut kakak yaa ! " ujar Vinia lalu memasukkan makanannya ke dalam mulutnya.
Veno hanya mengangguk setuju , selama ini juga Vinia tidak mau di antar sopir pribadi ke sekolah. kalau bukan ikut dengan Veno ke sekolah, Aswindra yang akan mengantarnya ke sekolah.
" ayo berangkat , Lee sudah ada di depan " Veno bangkit dari duduknya setelah membalas pesan dari Lee yang mengatakan jika dia sudah berada di luar.
" Vinia berangkat maa paa " Vinia mencium pipi Aswindra dan Qanita secara bergantian begitu pun dengan Veno.
" apa kamu sudah menemukan nya " Veno bertanya kepada Lee setelah masuk ke dalam mobil.
" Sudah tuan " jawab Lee , yang tau arah pembicaraan Veno.
" Good job " Veno berkata dengan datar.
" menemukan apa kak " tanya Vinia yang memang tidak tau apa yang di bicara kan dua pemuda itu.
" ini urusan lelaki " jawab Veno menatap Vinia.
" iya... iya... " Vinia memanyunkan bibir nya . Vinia tau arti tatapan dari Veno itu untuk tidak ikut campur.
Lee pun melajukan mobil nya menuju LaceShcool , sekolah Vinia.
sesampainya di halaman LaceShcool , Vinia langsung turun dari mobil .
" kakak mau kemana , kenapa ikut turun ? " Vinia mengerutkan keninnya.
" terserah kakak mau ngapain , sekolah ini milik siapa ? " tanya Veno balik membuat Vinia hanya memutar bola mata nya malas dan berlalu meninggalkan kakaknya bersama Lee.
***
Leysa , Hawla dan Sarla sudah berada di dalam ruang kelasnya. mereka bertiga asik berbincang namun di potong oleh suara Bara dan Ray.
" Ley , kamu di panggil guru BK " ucap Bara pada Leysa.
" guru BK ? " tanya Leysa dalan hati.
" aku pergi dulu yaa " pamit Leysa yang di jawab anggukan oleh Hawla , Sarla , Bara serta Ray.
" pagi bu " sapa Leysa setelah masuk ke dalam ruangan guru Bk yang merupakan perempuan.
" Leysa ikut ibu " ujar guru BK itu . Leysa pun mengikuti guru Bk itu. Leysa di bawah ke lantai atas yang hanya ada satu ruangan di sana.
tokk tokk !!!
guru BK itu mengetuk pintu dan terlihat seorang laki laki tampan yang membuka pintu dan mempersilahkan mereka masuk. Leysa melangkah kan kaki nya masuk ke dalam ruangan itu dengan penuh pertanyaan di dalam hatinya .
Leysa sudah tau siapa yang ada di ruangan itu. yang merupakan pemilik dari sekolah ini.
" bisa tinggalkan kami berdua " Ucap seorang pria yang duduk membelakangi mereka dengan kursi kekuasaannya yang tidak lain adalah Veno.
Lee dan guru BK itu segera keluar meninggalkan Leysa dan Veno hanya berdua di dalam ruangan itu.
Ada rasa khawatir di lubuk hari Leysa karena hanya berdua di dalam ruangan itu , sebagai seorang perempuan tentu perasaan khawatir itu pasti ada.Veno kemudian bangkit dari duduknya dan menghampiri Leysa yang sedang berdiri. Leysa yang melihat wajah pria tampan itu merasa mengenal sosok itu .
" di taman ... yaa di taman " Leysa bergumam dalam hati mengingat sosok yang tidak sengaja di temui nya di taman.
" apa kau masih mengingat saya " tanya Veno yang kini berada di hadapan Leysa menatap Leysa dengan Intens.
Leysa hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari Veno dan mendongakkan kepala nya ke atas melihat sosok yang sedang berbicara dengan nya karena tubuh pria itu lebih tinggi darinya hingga Leysa harus mendongakkan kepala nya agar bisa melihat wajah Veno.
Sejenak pandangan mata mereka mengunci . Veno yang melihat ke arah bola mata Leysa merasakan sesak di dadanya. Veno melihat sosok Casandra di dalam mata Leysa. mata yang sangat mirip dengan Casandra , namun tatapan mata Leysa sangat berbeda dengan Casandra .
Leysa mentap Veno dengan tatapan tajam nan dingin . sementara Casandra , Veno melihat tatapan mata Casandra membuat orang yang melihat nya menjadi sejuk dan adem melihatnya berbeda sekali dengan Leysa.
" kenapa bapak memanggil saya kemari ? " tanya Leysa membunyarkan ingatan Veno tentang Casandra.
" owh itu , aku ingin menghukum mu atas perbuatan mu ini " Veno menunjukkan tangannya yang terdapat bekas gigitan.
" tapi itu kan cuma luka sedikit pak ! " seru Leysa mendapat tatapan tajam dari Veno.
" tidak ada kata tapi bagi saya " Ujar Veno masih dengan menatap tajam Leysa.
" lalu hukumannya apa pak ? " tanya Leysa .
" hukumannya , apa yaa " Veno tampak berpikir keras , terlintas dipikiranya hukuman yang cocok untuk Leysa. Senyum licik menghiasi bibir Veno.
" kayaknya bapak ini merencankan sesuatu yang licik " gumam Leysa dalam hati menebak arti dari senyuman Veno.
Setelah makan malam, Leysa kembali ke kamarnya belajar untuk menghadapi ujian akhir sekolah yang akan di adakan minggu depan. Sesekali ia melirik bingkai foto dirinya serta ibunya yang tersenyum lebar di sebuah taman hiburan, sebuah kebersamaan antara dirinya dan ibunya yang tidak dapat lagi ia rasakan di kehidupan."Mama, hari ini status Sasa (nama panggilan Alina untuk Leysa) bertambah maa, yang semulanya hanya anak perempuan mama kini bertambah menjadi seorang istri dari anak yang katanya teman mama" batinnya memilin cincin bermatakan berlian yang melingkar di jarinya sembari mengedip ngedipkan matanya yang terasa perih, menahan agar air matanya tidak keluar. "Mama gak marah kan? Karena melanggar janji Sasa untuk menikah muda sebelum Sasa sukses dan ngebanggain Mama" Ia mengingat saat ia mengucapkan janji itu di hadapan Alina.Cekklekk!!!Leysa mengalihkan pandangan dari bingkai foto itu ke arah pintu kamar yang di buka oleh se
Sebulan kemudian...Di kediaman keluarga Lacerta, tepatnya di dalam mansion Lacerta sebuah acara pernikahan di gelar, acara itu tidak begitu mewah dalam kurung sederhana.Pernikahan itu hanya menghadirkan Kedua orang tua Veno, Vinia yang hanya duduk dengan segala pertanyaan di benaknya, Ada apa ini?Dan juga Lee si asisten pribadi Veno serta seorang penghulu dan beberapa orang saksi dari KUA untuk melaksanakan jalannya pernikahan.Orang tua Aswindra tidak dapat hadir di karenakan ibunya sedang sakit dan dirawat di sebuah rumah sakit di paris hingga ayahnya juga berhalangan untuk datang. Sedangkan untuk Qanita, ia yatim piatu sejak berusia 10 tahun bersamaan dengan Alina saat itu, kedua orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan berutun.Dan untuk ayahnya Leysa sendiri, mereka hanya tau kedua orang tua Leysa berpisah, dan saat di tanya oleh Veno di mana keberadaan ayahnya untuk di jadikan wali nikah buat Leysa, Leysa hanya men
"Kamu setuju tidak!"Leysa terdiam sedang memikirkan langkah apa yang harus ia ambil. Apakah menikah dengan Veno? Tapi ia tidak mencintainya, taukah tidak menikah dengannya? Tapi kalai ia hamil gimana. Hingga beberapa detik berlalu, masih belum sepatah kata apapun yang keluar dari mulut Leysa membuat Veno jengah dengan situasi yang ia hadapi saat ini."Diam mu saya anggap setuju!" Titah Veno."Tapi-""Usshh" Veno menempelkan jari telunjuknya di bibirnya." Jangan banyak protes"."Siapa juga yang protes! Hanya saja saya punya satu permintaan" ucap Leysa."Permintaan apa?""Kita tidur di kamar yang berbeda, kamu di kamar mu dan aku disini" Veno tampak berpikir menimbang nimbang permintaan yang diajukan Leysa. Ini memang akan sulit bagi Leysa untuk menjalani pernikahan ini, apalagi mengingat usianya yang masih terbilang belia untuk menjalin s
ke esokan harinya.Leysa yang sudah terbangun dari tidurnya, ia duduk di atas kasur dengan memeluk kedua kakinya, menenggelamkan wajahnya di atas lutut di iringi oleh suara isak tangis sesegukan. Ia meratapi nasib yang tengah menimpanya.Beberapa waktu lalu ia baru saja kehilangan ibunya, orang yang paling berjasa, berarti, dan yang paling ia sayangi serta jangan lupakan, ibunya lah orang yang ia punyai satu satunya di dunia ini, setelah perginya saudari serta ayahnya yang menghilang tanpa jejak, tapi itu sudah tidak berlaku sekarang, karena ibunya telah meninggalkannya di dunia ini seorang diri dan menitipkannya pada sebuah keluarga yang ia kenal ibu dari keluarga itu adalah sahabat ibunya.Dimana anak dari keluarga itu telah mengambil kesucian dirinya. Sungguh sebuah takdir yang sangat tragis."kenapa harus aku! Kenapa harus aku!" Batin Leysa terisak pilu.Tokkk!! tokkk!!Leysa
Setelah Veno membersihkan diri, Veno menuju di ruang kerjanya dimana Aswindra berada. Sementara Leysa dan Qanita masih berada di dalam kamar Veno.Di ruang kerja Veno, Aswindra duduk di sofa yang terdapat di ruangan itu dengan tatapan kosong menatap kedepan memikirkan apa yang baru saja di lakukan oleh putra satu satunya.Cleeekkk !"Paa " panggil Veno setelah masuk ke dalam ruang kerja miliknya, Veno berjalan menghampiri Aswindra dan ikut duduk di samping papanya."Veno…! apa yang kau pikirkan… kenapa kau tega melakukan hal itu kepada Leysa yang masih duduk di bangku SMA hah " Aswindra berbicara penuh emosi, mengeluarkan emosi yang sudah mendidih di tahannya sejak tadi di kamar Veno."Paa… Veno tahu apa yang Veno lakukan saat ini salah … tapi Veno terpaksa melakukan ini paa " Lirih Veno menunduk tidak berani menatap ayahnya.
Mobil Veno memasuki kawasan perumahan elit dan berhenti di salah rumah megah berlantai 3 yang menjulang tinggi. Veno dan Leysa turun dari mobil."Ini rumah siapa ? "Tanya Leysa. Namun lagi lagi tidak di jawab oleh Veno.Veno berjalan masuk kedalam rumah itu yang di ikuti oleh Leysa di belakangnya. Veno dan Leysa berhenti setelah berada di sebuah pintu kamar yang berada di lantai 3.Veno membuka kamar itu dan menyuruh Leysa masuk ,namun mendapat penolakan dari Leysa. Mendapat penolakan dari Leysa membuat amarah Veno memuncak. Ia sudah tidak bisa berpikir jernih lagi sekarang.Sebenarnya saat Leysa berada di taman bersama Bara . Saat itu Veno sedang mengendarai mobilnya menyusuruh jalan, tiba tiba pandangan mata Veno menangkap sosok yang dicarinya sedang duduk di sebuah taman bersama dengan seorang laki laki yang Veno sudah menebak jika laki laki itu adalah Bara.Veno ada di sana melihat sem