" ayo pak , berangkat ! " Veno langsung berjalan ke pintu keluar mansion tanpa memperhatikan semua orang yang menatap nya dengan aneh.
" apa kau nyakin ingin ke rumah gadis itu dengan pakain itu ? " tanya Aswindra kepada Veno.
Veno langsung menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Aswindra, Qanita, Vania serta Lee yang terlihat seperti menertawakan suatu hal.
" aku yak-- " perkataan Veno terhenti ketika melihat ke arah bawah yang hanya menggunakan boxer. Veno yang tadi terburu buru mengganti pakaian nya ternyata lupa memakai celana nya karena panik serta ketakutan jika Aswindra papanya akan marah lagi.
semua yang ada di ruangan itu sontak tertawa terbahak bahak melihat Veno yang lari terbirit birit seperti di kejar setan menaiki tangga menuju kamarnya.
...***...
tokk... tokk...!!!
" permisi … ! " seru Aswindra sambil mengetuk pintu rumah Leysa.
klekkk…!!!
" mam--- " ucapan Leysa terhenti saat melihat orang yang mengetuk pintu ternyata bukan ibunya. pandangan mata Leysa beralih ke arah Veno dan Vinia serta Lee yang berada di belakang Aswindra dan Qanita.
Leysa tadi mengira yang mengetuk pintu adalah ibunya , Leysa sangat khwatir dengan Alina. Sebab baru kali ini Alina belum pulang juga sampai semalam ini yang sudah menunjukkan pukul 8 malam .
" apa benar kamu yang namanya Leysa ? " tanya Aswindra.
" iya om , ini ada apa yaa ? " tanya Leysa mengerutkan keningnya.
" boleh kami masuk ! " ujar Aswindra.
" boleh…boleh… " jawab Leysa gugup . " silahkan … om … tante " Leysa mempersilahkan Aswindra , Qanita, Veno, Vinia serta Lee masuk ke dalam rumahnya.
" halo kak " sapa Vinia pada Leysa.
" ayo masuk " jawab Leysa tersenyum manis pada Vinia dan menggandeng tangan Vinia masuk ke dalam menyusul Aswindra dam Qanita yang sudah masuk terlebih dahulu.
" tuan apakah tuan sudah melupakan nona Casandra?" tanya Lee dengan seruis.
" mengapa kau bertanya seperti itu ? " tanya Veno mengerutkan keningnya.
" seperti nya gadis itu yang di kirim kan tuhan untuk menggantikan nona Casandra " ujar Lee menatap Veno dengan tatapan serius.
" mana mungkin ! " seru Veno meremehkan lalu berjalan masuk ke dalam rumah Leysa di susul oleh Lee.
Aswindra,Qanita,Veno,Vinia serta Lee duduk di sebuah sofa yang cukup menampung mereka semua.
Aswindra,Qanita serta Veno memperhatikan sekeliling ruangan itu menunggu Leysa yang ke dapur untuk membuat minuman untuk mereka semua.
yang di tunggu pun tiba , dengan sebuah nampan di tangannya yang berisi minuman hangat serta beberapa cemilan, Leysa berjalan dengan sangat hati hati dan meletakkan nya di atas meja.
" silahkan di nikmati " Leysa mempersilahkan tamu nya itu meminum minuman yang di buatnya.
" oh yaa Leysa , kamu tinggal dengan siapa di sini " tanya Aswindara setelah Leysa duduk bergabung dengan mereka.
Aswindra yang sedari tadi mencari keberadaan kedua orang tua Leysa namun tidak menemukan siapa siapa di rumah ini. karena penasaran Aswindra pun akhirnya bertanya.
" saya hanya tinggal berdua dengan ibu saya om " jawab Leysa.
" ayah kamu di mana " kini Qanita yang bertanya.
" oh…ayah Leysa --- "
druttt …druttt …!!!
ponsel Leysa berdering di dalam saku celananya.
" maaf om … tante aku angkat telepon sebentar " ucap Leysa yang di jawab anggukan oleh semua nya.
***
" ibu dimana , kenapa ibu belum pulang ? " pertanyaan yang pertama kali di lontarkan Leysa setelah mengangkat telpon yang ternyata dari ibunya.
" maaf , apakah ini benar dengan anak dari ibu Alina ? " tanya seorang perempuan dari seberang telepon.
" iya benar , anda siapa yaa , kenapa ponsel ibu saya ada pada anda " ujar Leysa was was.
" saya dari pihak rumah sakit GeoHospital , ingin memberi kabar bahwa ibu Alina menjadi korban kecelakan beruntun dan sekarang keadaannya sedang kritis " ujar pihak rumah sakit itu.
" apa !!! , ibu saya mengalami kecelakaan dan keadaan nya sekarang sangat mengkhawatir kan " Leysa sangat terpukul mendapati kabar bahwa keadaan ibu nya yang sedang kritis, mulai meneteskan air mata nya
" iya , kami mohon kedatangan nya segera " ucap pihak rumah sakit dan mengakhiri sambungan telepon.
Leysa langsung berlari keluar dari kamarnya dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.
" kamu kenapa nak " tanya Qanita berdiri dari duduk nya yang melihat Leysa berlari dengan air mata yang membasahi pipinya.
semua orang yang ada di ruangan itu sontak berdiri dari duduknya dan menatap ke arah Leysa yang sudah sesegukan.
" ibu…ibu…Leysa " jawab Leysa sesegukan.
" ibu kamu kenapa ? " Qanita menghampiri Leysa dan memeluknya berharap bisa meredakan ke sedihan Leysa.
" ibu tante… ibu kecelakaan dan sekarang berada di rumah sakit … saya mau ke rumah sakit menemui ibu " ucap Leysa semakin sesegukan.
" iya kamu sekarang tenang , kita ke rumah sakit " Qanita mengelus rambut Leysa yang masih sesegukan.
***
Setelah sampai di rumah sakit , Leysa,Qanita, Aswindra,Veno,Vinia,serta Lee memasuki ruang rawat di mana Alina berada.
Leysa langsung berlari memeluk ibunya yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.
" ibu … bangun … ibu …jangan tinggalin Leysa buu" Leysa menangis di samping ibu nya.
" Alina !!! " seru Qanita dan Aswindra bersamaan saat melihat Alina yang ternyata ibu Leysa.
" paa …Alina paa… " ucap Qanita mulai meneteskan air matanya dan berjalan ke samping Leysa bersama Aswindra.
Veno , Vinia dan Lee yang melihat pemandangan di depanya itu penuh dengan tanya di dalam hatinya.
" Leysa… " panggil Alina yang baru sadar dengan suara lemah tak berdaya.
" iya bu… ini Leysa " jawab Leysa memegang tangan ibu nya dengan air mata yang belum surut dari pipinya.
" Alina … " Qanita berpindah ke sebelah sisi kosong Alina dan memegang tangan nya dengan erat.
" Qanita… " panggil Alina beralih menatap Qanita.
" iya Alina… ini saya Qanita sahabat kecil mu dulu sahabat seperjuangan mu ! " seru Qanita dengan air mata yang makin mengalir deras, begitu pun Aswindra tidak dapat manahan air matanya lagi.
Veno,Vinia dan Lee ikut merasa ingin meneteskan air mata melihat pemandangan di depan nya penuh dengan air bawang.
" Leysa… jaga dirimu baik baik yaa, ibu tidak bisa lagi bersamamu " ucap Alina.
" ibu bicara apa , ibu harus terus bersamaku " Leysa semakin menangis sesegukan.
" kenapa kau bicara seperti itu Alina ! , kau tidak boleh bicara seperti itu !! " seru Qanita dengan nada kesal namun dengan air mata yang mengalir deras.
" Lee cepat panggil dokter !! " seru Veno . Lee langsung berlari mencari dokter.
Sejak tadi Veno sebenarnya merasa kasihan dengan Leysa , apalagi saat ini, melihat Leysa yang menangis sesegukan seperti itu membuat hati Veno terasa pilu. Sungguh , melihat seorang wanita menangis Veno juga tega, apalagi ini seorang gadis kecil yang telah dia lecehkan.
" kak … "Vinia memeluk kakaknya yang di balas pelukan oleh Veno.
" Qanita… aku titip Leysa pada mu , jaga Leysa baik baik , aku mohon padamu " suara Alina semakin melemah.
" aku pasti menjaga ya , kau harus bertahan Alina " ujar Qanita menyakinkan sahabatnya itu.
" aku sudah tidak kuat lagi … Leysa kamu jaga diri baik baik ya …ingat selalu pesan ibu ya Leysa … " ucap Alina lalu menutup kedua matanya.
" ibu… ibu… " Leysa menguncang lengan ibunya semakin menangis histeris.
Setelah makan malam, Leysa kembali ke kamarnya belajar untuk menghadapi ujian akhir sekolah yang akan di adakan minggu depan. Sesekali ia melirik bingkai foto dirinya serta ibunya yang tersenyum lebar di sebuah taman hiburan, sebuah kebersamaan antara dirinya dan ibunya yang tidak dapat lagi ia rasakan di kehidupan."Mama, hari ini status Sasa (nama panggilan Alina untuk Leysa) bertambah maa, yang semulanya hanya anak perempuan mama kini bertambah menjadi seorang istri dari anak yang katanya teman mama" batinnya memilin cincin bermatakan berlian yang melingkar di jarinya sembari mengedip ngedipkan matanya yang terasa perih, menahan agar air matanya tidak keluar. "Mama gak marah kan? Karena melanggar janji Sasa untuk menikah muda sebelum Sasa sukses dan ngebanggain Mama" Ia mengingat saat ia mengucapkan janji itu di hadapan Alina.Cekklekk!!!Leysa mengalihkan pandangan dari bingkai foto itu ke arah pintu kamar yang di buka oleh se
Sebulan kemudian...Di kediaman keluarga Lacerta, tepatnya di dalam mansion Lacerta sebuah acara pernikahan di gelar, acara itu tidak begitu mewah dalam kurung sederhana.Pernikahan itu hanya menghadirkan Kedua orang tua Veno, Vinia yang hanya duduk dengan segala pertanyaan di benaknya, Ada apa ini?Dan juga Lee si asisten pribadi Veno serta seorang penghulu dan beberapa orang saksi dari KUA untuk melaksanakan jalannya pernikahan.Orang tua Aswindra tidak dapat hadir di karenakan ibunya sedang sakit dan dirawat di sebuah rumah sakit di paris hingga ayahnya juga berhalangan untuk datang. Sedangkan untuk Qanita, ia yatim piatu sejak berusia 10 tahun bersamaan dengan Alina saat itu, kedua orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan berutun.Dan untuk ayahnya Leysa sendiri, mereka hanya tau kedua orang tua Leysa berpisah, dan saat di tanya oleh Veno di mana keberadaan ayahnya untuk di jadikan wali nikah buat Leysa, Leysa hanya men
"Kamu setuju tidak!"Leysa terdiam sedang memikirkan langkah apa yang harus ia ambil. Apakah menikah dengan Veno? Tapi ia tidak mencintainya, taukah tidak menikah dengannya? Tapi kalai ia hamil gimana. Hingga beberapa detik berlalu, masih belum sepatah kata apapun yang keluar dari mulut Leysa membuat Veno jengah dengan situasi yang ia hadapi saat ini."Diam mu saya anggap setuju!" Titah Veno."Tapi-""Usshh" Veno menempelkan jari telunjuknya di bibirnya." Jangan banyak protes"."Siapa juga yang protes! Hanya saja saya punya satu permintaan" ucap Leysa."Permintaan apa?""Kita tidur di kamar yang berbeda, kamu di kamar mu dan aku disini" Veno tampak berpikir menimbang nimbang permintaan yang diajukan Leysa. Ini memang akan sulit bagi Leysa untuk menjalani pernikahan ini, apalagi mengingat usianya yang masih terbilang belia untuk menjalin s
ke esokan harinya.Leysa yang sudah terbangun dari tidurnya, ia duduk di atas kasur dengan memeluk kedua kakinya, menenggelamkan wajahnya di atas lutut di iringi oleh suara isak tangis sesegukan. Ia meratapi nasib yang tengah menimpanya.Beberapa waktu lalu ia baru saja kehilangan ibunya, orang yang paling berjasa, berarti, dan yang paling ia sayangi serta jangan lupakan, ibunya lah orang yang ia punyai satu satunya di dunia ini, setelah perginya saudari serta ayahnya yang menghilang tanpa jejak, tapi itu sudah tidak berlaku sekarang, karena ibunya telah meninggalkannya di dunia ini seorang diri dan menitipkannya pada sebuah keluarga yang ia kenal ibu dari keluarga itu adalah sahabat ibunya.Dimana anak dari keluarga itu telah mengambil kesucian dirinya. Sungguh sebuah takdir yang sangat tragis."kenapa harus aku! Kenapa harus aku!" Batin Leysa terisak pilu.Tokkk!! tokkk!!Leysa
Setelah Veno membersihkan diri, Veno menuju di ruang kerjanya dimana Aswindra berada. Sementara Leysa dan Qanita masih berada di dalam kamar Veno.Di ruang kerja Veno, Aswindra duduk di sofa yang terdapat di ruangan itu dengan tatapan kosong menatap kedepan memikirkan apa yang baru saja di lakukan oleh putra satu satunya.Cleeekkk !"Paa " panggil Veno setelah masuk ke dalam ruang kerja miliknya, Veno berjalan menghampiri Aswindra dan ikut duduk di samping papanya."Veno…! apa yang kau pikirkan… kenapa kau tega melakukan hal itu kepada Leysa yang masih duduk di bangku SMA hah " Aswindra berbicara penuh emosi, mengeluarkan emosi yang sudah mendidih di tahannya sejak tadi di kamar Veno."Paa… Veno tahu apa yang Veno lakukan saat ini salah … tapi Veno terpaksa melakukan ini paa " Lirih Veno menunduk tidak berani menatap ayahnya.
Mobil Veno memasuki kawasan perumahan elit dan berhenti di salah rumah megah berlantai 3 yang menjulang tinggi. Veno dan Leysa turun dari mobil."Ini rumah siapa ? "Tanya Leysa. Namun lagi lagi tidak di jawab oleh Veno.Veno berjalan masuk kedalam rumah itu yang di ikuti oleh Leysa di belakangnya. Veno dan Leysa berhenti setelah berada di sebuah pintu kamar yang berada di lantai 3.Veno membuka kamar itu dan menyuruh Leysa masuk ,namun mendapat penolakan dari Leysa. Mendapat penolakan dari Leysa membuat amarah Veno memuncak. Ia sudah tidak bisa berpikir jernih lagi sekarang.Sebenarnya saat Leysa berada di taman bersama Bara . Saat itu Veno sedang mengendarai mobilnya menyusuruh jalan, tiba tiba pandangan mata Veno menangkap sosok yang dicarinya sedang duduk di sebuah taman bersama dengan seorang laki laki yang Veno sudah menebak jika laki laki itu adalah Bara.Veno ada di sana melihat sem