Share

7.

" aku sudah tidak kuat lagi … Leysa kamu jaga diri baik baik ya …ingat selalu pesan ibu ya Leysa … " ucap Alina lalu menutup kedua matanya.

" ibu… ibu… " Leysa menguncang lengan ibunya semakin menangis histeris.

" Alina …!! " teriak Alina tak kalah histeris.

" biar saya periksa dulu !! " Dokter yang baru datang langsung memeeiksa keadaan Alina lalu menggelengkan kepalanya kepada semua orang yang ada di ruangan itu dan berlalu meninggalkan mereka semua , membari ruang untuk berusaha melepaskan dan mengiklaskan orang yang di cintai nya itu pergi.

Leysa yang mengerti arti gelengan itu, langsung menangis sejadi jadinya , membuat seisi ruangan itu semakin dramatis.

Aswindra memeluk tubuh Qanita dengan lembut, Aswindra ikut merasakan kesedihan yang terjadi di hadapannya itu. begitu pun dengan Veno, Vinia serta Lee.

" ibu… ibu…ibu… " Leysa memeluk tubuh ibunya yang sudah tak bernyawa itu.

Brukkk...

Leysa yang sudah kehabisan tenaga dan tubuh nya yang tidak bisa menerima kenyataan yang sekarang menimpanya jatuh pingsan, membuat Qanita langsung berlari menghampiri Leysa.

" Leysa… nak " Qanita menepuk nepuk pipi Leysa.

" pa bagaimana ini " Qanita mulai panik .

" Veno … gendong Leysa ke ruangan lain untuk istirahat " Aswindra menyuruh Veno.

" iya paa " Veno langsung menggendong tubuh Leysa dan membawanya keluar dari ruangan ibunya.

Veno membawa Leysa ke luar ruangan dan mendudukkanya di kursi tunggu , Veno berusaha menyadarkan Leysa.

" kak Leysa , bangun kak " ucap Vinia yang keluar dan lengsung duduk di dekat Leysa bersama dengan Lee.

" ibu…ibu… saya " tangis pecah Leysa setelah sadar.

" kamu tenang dulu--- " Veno membawa Leysa ke dalam pelukannya, entah mengapa Veno tidak tega melihat Leysa seperti itu.

" bagaimana saya bisa tenang , ibu saya sudah pergi … ibu saya … "  Leysa berusaha melepaskan pelukan Veno , namun usaha nya sia sia , Veno memeluk Leysa dengan sangat erat. tangis Leysa pun semakin menjadi jadi. di dalam pelukan Veno.

" mungkin tuhan lebih menyanyangi ibu mu , makanya dia di panggil duluan… " Ucap Veno mengelus kepala Leysa dengan sangat lembut dan melepaskan pelukannya menatap intens Leysa yang masih terisak pilu.

" iya kak … kak Leysa harus sabar dan mengikhlas kan ibu Leysa " ujar Vinia memeluk Leysa.

____

" sebaiknya sekarang kita urus pemakaman ibu mu " Veno berkata setelah melihat Leysa yang sudah lebih tenang dari sebelumnya.

" iya " Leysa mengangguk menanggapi pertanyaam Veno.

Veno dan Lee segera mengurus pemakaman Alina.

***

esok pagi…

Leysa masih menangis di atas makam ibunya yang baru saja di kubur dengan tanah , tampak pelayat satu persatu meninggalkan tempat pemakaman.

" Leysa … yang sabar ya Ley " ucap Hawla mengelus punggung Leysa.

" iya Ley … kamu harus kuat " tambah Sarla.

" terimah kasih Hawla , Sarla " Ucap Leysa memeluk kedua sahabatnya itu.

" Leysa … turut berduka cita… semoga amal ibadah tante Alina di terima dan di berikan tempat yang terbaik  di sisi Tuhan  " Ucap Bara pada Leysa.

" iya Leysa… semangat " ujar Ray menyemangati Leysa .

" terima kasih Bara, Ray " ucap Leysa melepas pelukannya dari Hawla dan Sarla.

" ya sudah kita pulang ya Ley " ujar Qanita yang sedari tadi berdiri di belakang Leysa bersama Aswindra , Veno ,Vinia dan Lee.

" iya… " Ucap Leysa masih sesegukan.

Hawla , Sarla , Bara dan Ray tidak ikut pulang mengantar Leysa , karena harus kembali lagi ke sekolah bersama dengan teman teman nya yang lain serta guru yang datang melayat.

***

Di rumah Leysa…

Leysa masuk ke dalam kamar nya di temani oleh Vinia untuk membereskan pakaian nya,

Di dalam kamar Leysa memasukkan satu persatu pakaian nya ke dalam koper di bantu dengan Vinia.

" kak Leysa !!! " panggil Vinia setelah Leysa selesai memasukkan semua baju nya ke dalam koper.

" iya… kenapa ? " tanya Leysa menatap ke arah Vinia.

" kamu anak tunggal ? " tanya Vinia penasaran.

" aku bukan anak tunggal…aku punya kakak perempuan " jawab Leysa.

" owhh … lalu di mana dia ? " tanya Vinia lagi.

" kakak saya ikut dengan ayah saya…" jawab Leysa mengingat sosok kakak nya , sosok kakak yang sangat sayang dengan Leysa , selalu melindungi Leysa.

Leysa kembali menitikkan air mata nya mengenang sosok kakak nya itu , yang sudah 1 tahun lalu tidak ada kabar nya lagi , begitu pun dengan Ayahnya Adianto. Nomornya tidak bisa di hubungi.

" kakak kenapa ? " tanya Vinia dengan panik melihat Leysa yang kembali menitikkan air mata.

" saya gak kenapa napa " jawab Leysa.

" lalu kenapa kakak menangis lagi ? " tanya Vinia lagi , namun Leysa tidak menjawab pertanyaan nya.

" sudah selesai ? " tanya Qanita yang baru saja masuk ke dalam kamar Leysa.

" sudah tante… " jawab Leysa.

" ya sudah kita berangkat ya … " ucap Qanita mendapat anggukan dari Leysa dan Vinia.

Setelah memasukkan barang barang Leysa ke dalam mobil  , Aswindra ,Qanita , Vinia serta Leysa berada satu mobil menuju mansion Lacerta , sedangkan Veno dan Lee menuju ke perusahaan nya untuk mengurus beberapa pekerjaan yang tertunda.

Di dalam mobil , Leysa menatap ke arah keluar jendela dengan pikiran nya sendiri. Leysa merasa sangat sedih saat ini karena kehilangan orang yang sangat dia cintai. mengingat semua kenangan yang tercipta di rumahnya bersama ibunya , yaa walaupun kecil , tapi itu sebuah surga bagi Leysa. Leysa pun tidak rela meninggalkan rumah yang penuh dengan kenangan itu, tapi karena di desak oleh Qanita, yang ingin menjaga Leysa seperti permintaan Alina, pada akhirnya Leysa pun mengiyakannya.

" mama… kakak … " rintih Leysa dalam hati menjatuhkan air mata yang tak dapat di bendung lagi.

" kakak di mana , kenapa kakak tidak dapat di hubungi selama ini … apa yang terjadi dengan kakak … mama sudah tidak ada kak… Leysa sekarang sendirian kak di sini… cepatlah pulang kak… " batin Leysa mulai terisak.

" yang sabar sayang … jangan nangis terus… mama kamu nanti sedih di sana melihat kamu sedih terus " Qanita yang duduk di kursi penumpang memeluk Leysa.

" yang kuat ya sayang " Qanita menyemangati Leysa yang berada di pelukan nya.

" iya tante… " ucap Leysa menghapus air mata nya.

" jangan panggil tante … panggil mama saja ya, sekarang Anggap saja saya mama kamu yaa " ucap Qanita mengelus rambut Leysa dengan lembut.

" iya mama " ucap Leysa berusaha tersenyum. walau lidahnya masih kaku oleh panggilan itu. di hatinya Alina lah ibu yang terbaik di dunia ini yang tidak bisa tergantikan oleh siapapun.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status