terima kasih sudah membaca cerita ini :)
Kevin yang sudah menyelesaikan tugasnya di kampus langsung memilih untuk pulang, tujuannya sekarang adalah bertemu sang kekasih yang sangat ia rindukan itu. Kevin masuk ke dalam mobilnya yang terparkir rapi, dengan cepat ia melajukan kendaraannya meninggalkan area kampus yang sangat luas ini. Sebelum menghampiri apartemen Shenna, laki-laki ingin membeli sesuatu agar tidak datang dengan tangan kosong. Kevin memilih untuk berhenti di depan super market untuk membeli cemilan yang bisa ia makan dengan Shenna. Kevin dan Shenna setuju untuk menghabiskan waktunya berdua, sambil menikmati tontonan series netflax. Kevin mengambil satu keranjang kecil untuk menampung cemilan yang akan ia beli, saat memasuki rak cemilan, ponsel laki-laki itu berdering menandakan ada pesan yang di kirim oleh seseorang untuknya. Shenna: "Nanti mau nonton apa?" Kevin: "Apa aja yang kamu suka" Shenna: "Bilang dong, kamu sukanya apa?" Kevin: "Aku sukanya kamu" Shenna: "Ihh, serius Vin!!" Kevin: "Se
Shenna duduk di ruang tengah apartemennya, menunggu kedatangan Kevin yang belum juga sampai padahal bulan sudah menunjukkan sinarnya. Perempuan dengan tangan yang terus mengganti saluran televisi itu, sesekali menggerutu kesal karena Kevin tidak memberikannya kabar. "Kevin ke mana sih" ujarnya sendiri dengan nada sedikit kesal. Seharusnya Kevin sudah sampai sejak beberapa jam yang lalu, namun sampai sekarang laki-laki itu belum juga memperlihatkan batang hidungnya. Atau mungkin saja kekasihnya sedang terjebak macet, tapi mana mungkin macet hingga berjam-jam. Jarak yang seharusnya Kevin tempuh dari super market hingga apartemen Shenna tidak lebih dari satu jam. Bahkan jika jalanan macet pun, seharusnya laki-laki itu memberikan kabar agar Shenna tidak berpikir hal aneh. Maklum saja namanya perempuan, perasaannya sedikit berlebihan. Shenna mengambil ponselnya yang berada tidak jauh dari tempat duduknya, mencari nomer Kevin untuk ia hubungi. "Angakat dong, angkat" ujar Shenna
Damar yang baru saja bangun, masih melihat Kevin yang terlelap. Laki-laki itu memilih untuk membereskan alas tidurnya sebelum keluar dari ruangan ini. Melihat dua ponsel yang sama-sama tergeletak di atas meja, Damar mengambil miliknya dan membuka ponsel itu lebih dulu sembari membuka pintu untuk keluar. Ada cukup banyak panggilan tak terjawab dari Shenna, membuat Damar membaca beberapa pesan yang di kirim oleh gadis itu. Shenna: "Dam, kevin lagi sama lo ga?" Shenna: "Dia ada janji mau nyamperin gua, tapi sampe sekarang ga nyampe-nyampe juga" Shenna: "Kalau lo lagi sama dia bilangin ya, biar chat gua di bales" Shenna: "Hp-nya ga aktif, jadi gua hubungin lo deh" Shenna: "Sorry ya Dam, gua ganggu malem-malem" Shenna: "Soalnya gua khawatir banget, tumbenan dia ga ada kabar" Damar mengerti bagaimana perasaan Shenna kemarin, pastinya perempuan itu sangat khawatir karena tidak ada kabar dari Kevin. Kevin adalah orang yang selalu memberikan kabar terkininya, apapun yang sedang
"Ngapain kamu senyum-senyum sendiri?" tanya Arga yang ternyata sudah berdiri di depan Shenna. Perempuan yang sedang asik dengan ponselnya itu tidak pernah absen untuk terkejut, ia selalu saja hampir membuang hpnya setiap kali Arga tiba-tiba ada di sekitar sini. "Aww" kaget Shenna mengelus dadanya saat melihat Arga yang ternyata mengejutkannya. "Kamu ngapain teriak? ngagetin aja!" ujar Arga mendelik ke arahnya. "Bapak yang ngapain tiba-tiba berdiri di depan sini? saya yang kaget gara-gara bapak" balas Shenna. "Ya kamu ngapain senyum sendiri liat hp? udah gila?" tanya Arga tidak mengerti. "Pak, bapak kalau jalan ngelangkah atau melayang sih? kenapa suara kakinya ga kedengaran?" tanya Shenna merasa aneh dan penasaran. "Maksud kamu saya setan gitu kaki ga nyentuh lantai?" tanya Arga mendelik lagi. "Ah? Engga kok, bukan gitu maksudnya, tapi-" "Kamunya aja yang terlalu fokus sama hp kamu itu, kayaknya mulai besok saya harus bikin kebijakan untuk karyawan, gaboleh mainin hp
Usai berbelanja, Shenna buru-buru melajukan mobilnya menuju kedai Kevin. Tidak lupa tangannya menghubungi Tiara untuk bertemu, baru beberapa hari tidak bertemu langsung dengan Tiara membuat Shenna merindukan sahabatnya itu. Tiara yang memang sedang tidak melakukan apa-apa mengiyakan ajakan Shenna untuk bertemu, perempuan itu bersiap dengan cepat agar Shenna tidak menunggu lama. Sampai di depan kedai, perempuan itu memarkirkan mobilnya dengan rapi. Lalu mengambil tasnya yang ada di kursi penumpang, lalu beranjak keluar. Ia bisa melihat mobil Kevin yang terparkir di sebelah mobilnya. Kevin yang sudah menanti sejak tadi langsung berlari dengan kecepatan tinggi, hampir saja menubruk meja. "Shenna udah dateng" ucapnya pada Damar yang sedang sibuk. Laki-laki itu langsung menutup pintu, tidak lupa ia kunci juga agar nantinya jika Shenna penasaran dia tidak bisa masuk ke dalam sini. Kevin sudah hafal hal-hal seperti ini, ia selalu berpikir bahwa kejadia di film-film mungkin akan terjadi
"Lo lagi chatan sama Kevin ya? kok gua tumben ga liat cowok lo nongolin batang hidungnya, biasanya ngikut duduk di sini" tanya Tiara panjang. "Dia lagi ngerjain tugas kuliah" sahutnya meletakkan ponselnya kembali. "Ouhh" kata Tiara singkat. "Eh lo ngeluh dong, gimana kerjaan di kantor" suruhnya agar dua orang itu tidak diam-diam saja. Shenna menarik nafasnya dan menghembuskan nafasnya pelan-pelan. Ia harus melakukan hal seperti itu lebih dulu setiap kali akan menceritakan bagaimana keadaannya di kantor itu. "Gua cape ra" ujar Shenna pelan. "Lo tahu kan bos gua orangnya TGD" tambahnya lagi. Tiara mengerutkan keningnya tidak mengerti, ia baru tahu ada singkatan TGD. "Apaan tuh TGD?" tanya mencoba mencari jawaban. "TGD itu Terserah Gua Dong, jadi kayak suka-suka dia lah bahasanya" sahut Shenna menjelaskan. "Hhuh, gitu toh terus gimana?" ujarnya menunggu cerita Shenna. "Lo inget kan gua pernah cerita kalau di kantor, gua udah kaya bodyguard yang kerjaanya berdiri doang"
Shenna terlihat tidak bersemangat saat berangkat ke kantor pagi ini, mengingat pekerjaannya mulai sekarang lebih banyak membuatnya tambah ingin mengeluh setiap harinya. Dengan kemeja coklat ala korea yang sangat pas di tubuhnya, Shenna terlihat sangat cantik dengan setelan itu. Ditambah dengan heels yang tidak begitu tinggi, membuat Shenna terlihat lebih menawan dari hari biasanya. Perempuan dengan tas di tangan kananya itu masuk ke dalam perusahaan besar tengah kota, ia melirik pada sekitarnya yang belum begitu ramai. Mungkin memang Shenna yang datang terlalu pagi, mengingat tugasnya akan menggunung karena Arga yang seenaknya itu. "Shenna!" panggilan itu membuat Shenna yang hendak melangkah mengurungkan niatnya, ia menoleh pada sumber suara yang memperlihatkan Mita di sana. "Pagi Mbak" sapa Shenna saat Mita sudah berada di depannya. Mita hanya tersenyum, lalu mengulurkan tangan kananya memberikan satu totebag kecil pada Shenna. Perempuan yang mendapat uluran tas kecil it
"Pak, hari ini bapak ada meeting ya jam 10" ujar Shenna memberi tahu, saat ia mengecek jadwal Arga selanjutnya. Tidak mendengar sahutan dari pria itu, Shenna menolehkan kepalanya pada pria yang sedang asik bergutit dengan layar laptopnya. "Pak" panggil Shenna membuat Arga akhirnya berdeham. "Kamu pikir saya budeg apa kaya kamu? yang harus ngomong dua kali dulu baru ngerti" ketusnya membuat Shenna sakit hati mendengar ucapan pria jahat itu. "Ya gimana dong, bapak diajak ngobrol bukannya nyahut malah diem aja" balas Shenna. Jujur saya ini baru pertama kalinya dalam hidup Arga, mendapatkan karyawan yang berani menyahuti ucapannya. Satu-satunya yang selalu berhasil membuat Arga memaki dalam hati, selalu berhasil membuat Arga kesal. "Kamu kayaknya seenaknya banget ya sama saya" ujar Arga serius, bahkan pria itu menutup laptopnya hanya untuk menatap mata Shenna. Mendapat tatapan seperti itu membuat Shenna jadi ngeri sendiri, bagaimana jika Arga tiba-tiba mengambil pisau dan men