Share

CRAZY BOSS
CRAZY BOSS
Author: kajede10

interview

Shenna duduk sendirian di salah satu bangku paling pojok cafe, perempuan itu sedang menunggu kedatangan seseorang. Shenna menyeruput ice taro yang ia pesan, sudah hampir satu jam dia duduk di sini, namun laki-laki itu belum juga menampakkan batang hidungnya. 

Shenna terus mencoba untuk menghubungi kekasihnya, mereka berjanji akan bertemu di cafe ini pukul satu siang. Bahkan pesan yang Shenna kirim juga tidak mendapat balasan. Perempuan itu jadi cemas sendiri, sesekali kesal karena tidak mendapat kabar. 

Shenna masih sabar menunggu, hingga pesan balasan masuk ke ponselnya. Dengan gerakan cepat ia membaca isi pesan tersebut, namun sayangnya balasan itu malah membuat Shenna marah. 

KEVIN: "Sayang maaf, kayaknya aku engga bisa dateng. Soalnya ada acara dadakan yang engga bisa aku tinggal, maaf banget ya" 

Shenna sama sekali tidak berniat membalas pesan itu, sudah cukup ia menghabiskan waktunya untuk menunggu di tempat ini. Dengan langkah kesal perempuan itu membuka pintu cafe dengan kasar, lalu berjalan menghampiri mobilnya yang terparkir rapi. 

Shenna tidak berjalan dengan hati-hati, perempuan itu fokus pada layar ponselnya sehingga bahunya tidak sengaja bertabrakan dengan tubuh besar di depannya. 

"Duh" ringgis Shenna pelan. 

Perempuan dengan mood yang sedang buruk itu tambah kesal karena orang lain menabraknya, hingga ponsel yang ada dalam genggamannya terjatuh. 

"Om! kalau jalan liat-liat dong" teriak Shenna mengambil ponselnya, ia lalu mendongak menatap wajah pria itu. 

"Om?" ulang pria itu lagi. 

"Iya! Kenapa Om? Mau saya panggil kakek aja?" ujar Shenna ngengas, dia yang salah tapi dia yang marah. 

"Sembarangan kalau ngomong! Lagian ya, kamu itu yang salah. Kalau jalan jangan main hp makannya" ujar pria itu tidak terima. 

"Loh kok om nyalahin saya sih, gara-gara om ya hp saya jadi jatoh" balas Shenna berteriak. 

"Pokoknya saya ga mau tahu! om harus tanggung jawab, hp saya jadi lecet" 

Pria bertubuh tinggi itu hanya menatap aneh ke arah perempuan di depannya, tanpa banyak bicara pria itu langsung meninggalkan Shenna yang masih bicara. 

Shenna dengan cepat mengejar pria itu, ia melempar tasnya membuat pria itu kembali menghentikan langkahnya. 

"Kamu ini kenapa sih?" ujar pria itu menatap tajam ke arah Shenna. 

"Ya Om, ganti rugi dong!" teriak Shenna memperlihatkan ponselnya yang retak.

"Itu salah kamu sendiri!" sahutnya datar, lalu masuk ke dalam mobil yang sudah berhenti di sebelahnya. 

"Oi om! Dasar pak tua bangka! gua sumpahin tu ban mobil bocor tengah jalan" teriak Shenna dengan suara melengkingnya. 

Pria yang berada di dalam mobil itu mendengar semuanya, lalu membuka file yang ada di ponselnya. 

Tidak berhasil meminta ganti rugi, dengan baju lusuh karena kepanasan Shenna membuka pintu mobilnya yang berada di area parkiran cafe, lalu menghidupkan mesin mobilnya dan meninggalkan cafe itu secepat kilat. 

Dalam perjalanan pulang Shenna sama sekali tidak mengecek ponselnya lagi, ia membiarkan suara musik dalam mobil menemani sepinya. 

Shenna tinggal sendirian di apartemen mewah, ia berada jauh dari keluarga karena perempuan ini sedang menempuh pendidikan di salah satu universitas ternama kota ini. 

Shenna adalah mahasiswi semester enam, ia melanjutkan studi dengan mengambil jurusan ilmu komunikasi

Sampai di basement apartemennya, perempuan itu menaiki lift yang mampu mengantarnya ke lantai lima tanpa perlu mengeluarkan tenaga untuk menaiki tangga. 

Shenna melepaskan sepatunya dengan kasar, melemparnya tasnya, lalu merebahkan diri di atas ranjang kamarnya. 

*

Shenna terbangun dari tidur siangnya, kepalanya terasa pusing dan perutnya sangat lapar. Saat ia menoleh ke jam bundar yang tertempel di dinding, betapa terkejutnya perempuan itu karena sekarang sudah pukul setengah delapan malam. 

"Mimpi apaan tadi sampe ketiduran begitu" gerutu Shenna pada dirinya sendiri. 

Shenna bukan seperti perempuan yang menghabiskan setengah jam untuk mandi, ia hanya perlu waktu lima menit hingga semuanya beres. 

Shenna pergi ke arah dapur untuk mengisi perutnya yang kelaparan, hanya tersisa satu bungkus mie instan dan sebutir telur yang ada di meja dapurnya. 

Sebagai anak perempuan yang juga jauh dari keluarga, Shenna sudah terbiasa dengan hal semacam ini. Shenna bukan terlahir dari keluarga kurang mampu, ia termasuk ke jajaran anak orang kaya yang cukup sederhana. 

sehabis memasak makan malam, perempuan itu mengambil laptopnya. Hendak melihat bagaimana hasil dari lamaran yang ia buat di beberapa perusahaan. 

Perempuan yang sedang menyeruput kuah mie instan itu membelalakan mata saat melihat lamarannya di terima oleh salah satu perusahaan cukup besar. 

Ia meloncat kegirangan, berjoget-joget merayakannya. "Uhuyyy" teriaknya keras, sangat senang dengan kabar yang ia dapatkan. 

Shenna mengambil ponselnya, menghubungi salah satu nomer yang harus mengetahui kabar gembira ini. Ia menekan tombol panggilan, menunggu jawaban dari seorang di sebrang sana. 

"Hallo" sapa seseorang dengan suara beratnya. 

Dengan senyuman mengembang di susut bibirnya, Shenna menjawab suara laki-laki yang adalah kekasihnya. 

"Sayang! aku keterima kerja!" teriak perempuan itu kegirangan. 

"Seriusan?" tanya laki-laki itu.

"Iya" sahut Shenna dengan cepat. 

Mendengar kabar gembira dari kekasihnya membuat Kevin ikut senang, "Iya, terus juga besok ada langsung interview. Doain ya" ujarnya melembut. 

"Pasti, sekarang kamu istirahat yang cukup ya. Biar besok juga bisa bangun pagi, tubuhnya harus seger biar interviewnya lancar" saran Kevin yang langsung diiyakan Shenna. 

Mereka berdua mengakhiri panggilan itu. Shenna tidak memberi tahu perihal ini pada orang tuanya, karena alasan Shenna bekerja adalah hanya untuk mencari pengalaman saja. Selebihnya tentang masa depan ia bisa membantu keluarganya mengembangkan bisnis mereka. 

Ia juga tidak mau membuang banyak waktu untuk berdiam diri di dalam apartemen, atau bermain bersama teman-teman dan kekasihnya saja. 

*

Pagi ini Shenna sudah bersiap dengan pakaian rapi untuk berangkat interview, untungnya ia tidak ada jadwal ngampus hari ini. 

Perempuan dengan wajah ceria itu sudah duduk dalam ruang tunggu perusahaan besar ini, ia menunggu namanya di panggil untuk maju dalam tahap interview. 

Perempuan itu masuk ke ruangan saat namanya telah di panggil, banyak pertanyaan yang di ajukan dan mendapat tanggapan tepat dari Shenna. Perempuan itu menjawab tanpa ragu, senyumanpun tidak pernah luntur dari wajahnya. 

Setelah interview, Shenna di minta untuk kembali menunggu. Dalam hati ia harap-harap cemas, semoga saja ia mendapatkan pekerjaan ini. 

Shenna kembali pulang ke apartemennya saat HRD bilang bahwa hasilnya akan mereka kirimkan lewat surel yang tertera. 

Di dalam kamarnya, perempuan itu tidak henti-hentinya berdoa. Meminta Tuhan agar mendengar, dan mengabulkan doanya kali ini. 

KEVIN: "Gimana interviewnya, lanca?" 

SHENNA: "Iya, lancar kok" 

KEVIN: "Apapun hasilnya nanti, kamu udah berjuang lakuinnya. Semangat terus sayangku" 

Shenna tersenyum simpul melihat pesan yang di kirim oleh sang kekasih, meskipun Kevin sedikit menyebalkan namun dia juga yang paling bisa diandalkan. 

"Semoga ke terima deh, biar bisa ganti hp." ujarnya pelan. Melihat layar ponselnya yang retak membuat Shenna jadi merasa bersalah karena ini adalah hadiah dari mamanya. 

kajede10

terima kasih sudah membaca cerita ini... jangan lupa berikan dukungannya selalu ya :) selamat melanjutkan ke bab berikutnya!!

| Like

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status