terima kasih sudah membaca cerita ini.. mohon dukungannya ya..
Setelah menyelesaikan tugas kuliahnya yang sangat banyak itu, Shenna dan Tiara pulang karena jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Kedai Kevin juga sudah sepi pelanggan karena saatnya untuk tutup kedai. "Gua pulang duluan ya Shen" ujar Tiara membawa totebag berwarna tosca. "Lo balik bareng gua aja ya, ini udah malem, jangan sendirian bawa motornya" sahut Shenna. Tiara memang selalu mengendarai motor kemanapun ia pergi, itu adalah satu-satunya transportasi yang diberikan ayahnya untuk Tiara. "Motor lo taruh sini aja dulu, besok kita ambil lagi" tambah Shenna. "Gamau ah, rawan tahu parkir motor di luar sampe pagi. Sekarang emang masih ada, besok taunya udah hilang aja" sahut Tiara parno, akibat banyak sekali kasus kehilangan motor yang beredar. "Yaudah kalau gitu, gua ikutin lo dari belakang aja gimana?" tanya Shenna kembali memberi tawaran agar Tiara tidak pulang sendiri. Kevin dan Damar berjalan keluar dari kedai, melihat dua perempuan itu masih berdiri di depan sama
Perempuan dengan kemeja kerja itu sudah siap untuk berangkat sekarang. Ia tidak sabar untuk duduk di meja kerja mulai hari ini, sudah cukup kakinya terus berdiri selama hampir satu bulan. Tanpa menunggu lama, Shenna langsung mengambil kunci mobilnya dan turun menuju lantai bawah. Sejujurnya high heels yang ia gunakan hari ini cukup tinggi dari biasanya, tapi tidak masalah karena ia tidak akan berdiri lagi selama jam kerja. Sampai di parkiran perempuan itu dengan cepat masuk ke dalam mobilnya, langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang karena tidak ingin terlambat. Ini masih sangat pagi, Shenna tidak mungkin terlambat jika bukan bosnya yang datang lebih awal. Sesampainya di kantor, Shenna langsung masuk ke dalam. Wajahnya berekspresi rama menyapa para karyawan lain. "Pagi mbak" sapa Shenna saat keduanya berada di dalam lift yang sama. Perempuan yang mendapat sapaan dari Shenna hanya mengangguk pelan. Setibanya di ruangan kerja milik bosnya, Shenna langsung membulatkan m
Setelah kejadian tadi saat Arga menahan tubuh mungil Shenna, pria itu duduk sendirian di ruangan kerjanya. Arga mengetuk-ngetukkan bolpointnya, memikirkan kejadian tadi yang mengganggu pikirannya. "Hati-hati kalau jalan" ujar Arga pada Shenna yang langsung menegakkan tubuhnya. Perempuan itu menundukkan kepalanya, kakinya terasa sakit akibat heelsnya yang tinggi dan pekerjaannya yang terus naik turun sejak pagi. "Maaf pak" ujar Shenna lagi dengan suara yang pelan. "Kamu istirahat aja, udah jam juga" suruh Arga agar Shenna berhenti bekerja. "Saya ada meeting di luar, kamu bisa pulang setelah jam istirahat" ujar Arga lagi sebelum pergi. "Hah?" Shenna selalu saja telmi. "Perlu saya ulang lagi?!" tanya Arga dengan suara datarnya yang membuat Shenna merasa ngeri. "Baik pak, saya mengerti" sahut Shenna cepat. Sebenarnya bukannya Shenna tidak mendengar apapun yang Arga katakan, namun ia hanya ingin mendengar lebih jelas. Pasalnya Arga berbicara terlalu cepat, jadi Shenna belu
Kevin yang sudah menyelesaikan tugasnya di kampus langsung memilih untuk pulang, tujuannya sekarang adalah bertemu sang kekasih yang sangat ia rindukan itu. Kevin masuk ke dalam mobilnya yang terparkir rapi, dengan cepat ia melajukan kendaraannya meninggalkan area kampus yang sangat luas ini. Sebelum menghampiri apartemen Shenna, laki-laki ingin membeli sesuatu agar tidak datang dengan tangan kosong. Kevin memilih untuk berhenti di depan super market untuk membeli cemilan yang bisa ia makan dengan Shenna. Kevin dan Shenna setuju untuk menghabiskan waktunya berdua, sambil menikmati tontonan series netflax. Kevin mengambil satu keranjang kecil untuk menampung cemilan yang akan ia beli, saat memasuki rak cemilan, ponsel laki-laki itu berdering menandakan ada pesan yang di kirim oleh seseorang untuknya. Shenna: "Nanti mau nonton apa?" Kevin: "Apa aja yang kamu suka" Shenna: "Bilang dong, kamu sukanya apa?" Kevin: "Aku sukanya kamu" Shenna: "Ihh, serius Vin!!" Kevin: "Se
Shenna duduk di ruang tengah apartemennya, menunggu kedatangan Kevin yang belum juga sampai padahal bulan sudah menunjukkan sinarnya. Perempuan dengan tangan yang terus mengganti saluran televisi itu, sesekali menggerutu kesal karena Kevin tidak memberikannya kabar. "Kevin ke mana sih" ujarnya sendiri dengan nada sedikit kesal. Seharusnya Kevin sudah sampai sejak beberapa jam yang lalu, namun sampai sekarang laki-laki itu belum juga memperlihatkan batang hidungnya. Atau mungkin saja kekasihnya sedang terjebak macet, tapi mana mungkin macet hingga berjam-jam. Jarak yang seharusnya Kevin tempuh dari super market hingga apartemen Shenna tidak lebih dari satu jam. Bahkan jika jalanan macet pun, seharusnya laki-laki itu memberikan kabar agar Shenna tidak berpikir hal aneh. Maklum saja namanya perempuan, perasaannya sedikit berlebihan. Shenna mengambil ponselnya yang berada tidak jauh dari tempat duduknya, mencari nomer Kevin untuk ia hubungi. "Angakat dong, angkat" ujar Shenna
Damar yang baru saja bangun, masih melihat Kevin yang terlelap. Laki-laki itu memilih untuk membereskan alas tidurnya sebelum keluar dari ruangan ini. Melihat dua ponsel yang sama-sama tergeletak di atas meja, Damar mengambil miliknya dan membuka ponsel itu lebih dulu sembari membuka pintu untuk keluar. Ada cukup banyak panggilan tak terjawab dari Shenna, membuat Damar membaca beberapa pesan yang di kirim oleh gadis itu. Shenna: "Dam, kevin lagi sama lo ga?" Shenna: "Dia ada janji mau nyamperin gua, tapi sampe sekarang ga nyampe-nyampe juga" Shenna: "Kalau lo lagi sama dia bilangin ya, biar chat gua di bales" Shenna: "Hp-nya ga aktif, jadi gua hubungin lo deh" Shenna: "Sorry ya Dam, gua ganggu malem-malem" Shenna: "Soalnya gua khawatir banget, tumbenan dia ga ada kabar" Damar mengerti bagaimana perasaan Shenna kemarin, pastinya perempuan itu sangat khawatir karena tidak ada kabar dari Kevin. Kevin adalah orang yang selalu memberikan kabar terkininya, apapun yang sedang
"Ngapain kamu senyum-senyum sendiri?" tanya Arga yang ternyata sudah berdiri di depan Shenna. Perempuan yang sedang asik dengan ponselnya itu tidak pernah absen untuk terkejut, ia selalu saja hampir membuang hpnya setiap kali Arga tiba-tiba ada di sekitar sini. "Aww" kaget Shenna mengelus dadanya saat melihat Arga yang ternyata mengejutkannya. "Kamu ngapain teriak? ngagetin aja!" ujar Arga mendelik ke arahnya. "Bapak yang ngapain tiba-tiba berdiri di depan sini? saya yang kaget gara-gara bapak" balas Shenna. "Ya kamu ngapain senyum sendiri liat hp? udah gila?" tanya Arga tidak mengerti. "Pak, bapak kalau jalan ngelangkah atau melayang sih? kenapa suara kakinya ga kedengaran?" tanya Shenna merasa aneh dan penasaran. "Maksud kamu saya setan gitu kaki ga nyentuh lantai?" tanya Arga mendelik lagi. "Ah? Engga kok, bukan gitu maksudnya, tapi-" "Kamunya aja yang terlalu fokus sama hp kamu itu, kayaknya mulai besok saya harus bikin kebijakan untuk karyawan, gaboleh mainin hp
Usai berbelanja, Shenna buru-buru melajukan mobilnya menuju kedai Kevin. Tidak lupa tangannya menghubungi Tiara untuk bertemu, baru beberapa hari tidak bertemu langsung dengan Tiara membuat Shenna merindukan sahabatnya itu. Tiara yang memang sedang tidak melakukan apa-apa mengiyakan ajakan Shenna untuk bertemu, perempuan itu bersiap dengan cepat agar Shenna tidak menunggu lama. Sampai di depan kedai, perempuan itu memarkirkan mobilnya dengan rapi. Lalu mengambil tasnya yang ada di kursi penumpang, lalu beranjak keluar. Ia bisa melihat mobil Kevin yang terparkir di sebelah mobilnya. Kevin yang sudah menanti sejak tadi langsung berlari dengan kecepatan tinggi, hampir saja menubruk meja. "Shenna udah dateng" ucapnya pada Damar yang sedang sibuk. Laki-laki itu langsung menutup pintu, tidak lupa ia kunci juga agar nantinya jika Shenna penasaran dia tidak bisa masuk ke dalam sini. Kevin sudah hafal hal-hal seperti ini, ia selalu berpikir bahwa kejadia di film-film mungkin akan terjadi