A DEMON PRINCESS.
EVA menggeram tertahan saat menyaksikan Bruce meminum anggurnya dengan begitu tenang. Ia sesekali mencuri pandang pada pria itu sambil terus mendengarkan dan menanggapi celoteh Alex. Tadi, pembicaraannya dengan Alex terasa begitu menyenangkan, hingga kehadiran Si Angkuh itu mengubah segalanya. Diam-diam ia mengutuk Bruce dalam hati. Eva menduga Bruce sengaja membuntutinya. Ia tidak tahu apa tujuan pria itu datang ke café tempatnya bertemu dengan Alex. Semula ia menduga Bruce akan menghampiri mereka dan menyeretnya pulang serta mempermalukan Alex. Namun dugaannya salah. Bruce bukannya mendatangi meja mereka, ia justru duduk tenang di kursinya dan tidak menghampiri dirinya seolah mereka tidak saling mengenal satu sama lain.
Setelah duduk melempar senyum penuh dosa ke arahnya, Bruce beranjak dari kursi. Eva mengepalkan tangan di bawah meja. Seandainya saja ia sedang tidak bersama dengan Alex, mungkin mulutnya yang
THE DANCED DRONES.EVA masih tidak perccaya dirinya terjebak dalam situasi yang cukup rumit bersama Bruce Spencer Smith. Ini semua terjadi karena ia membiarkan perasaannya mengendalikan dirinya kala itu. Seandainya saat itu ia tidak hanyut ke dalam emosi melankolis yang menguasai alam bawah sadarnya, mungkin saat ini ia berada jauh dari jangkauan pria angkuh itu.Akhirnya, setelah bertahun-tahun berlalu. Eva berhasil menemukan kepercayaan dirinya terhadap laki-laki. Ia masih sangat ingat masa-masa sulit yang ia alami dulu setelah penghianatan Bruce. Eva menghindari hubungan asmara dengan pria yang tertarik padanya atau pun mencuri perhatiannya. Ia tidak ingin dihianati lagi. Tidak setelah apa yang ia terima dari Bruce Spencer Smith. Dunianya saat itu hancur berkeping-keping. Butuh bertahun-tahun berikutnya untuk memulihkan semuanya.“Syarat?” ulang Bruce setelah ia menyetejui permintaan Bruce untuk tinggal bersama.
THE DAY YOU KISSED MY LIPS.ALEX merasakan ada yang berbeda dengan Eva. Ia menduga, sesuatu terjadi pada gadis itu. Ia tetap berusaha tenang dan melempar gurauan-gurauan untuk menghibur gadis itu. Bagaimana pun, misinya adalah untuk menarik perhatian Eva. Jika ia gagal, berakhir sudah hubungan mereka. Sedangkan dirinya tidak ingin semuanya berakhir secepat itu. Ia menginginkan Eva. Untuk dirinya sendiri. Jika gadis itu orang lain, mungkin ia akan dengan senang hati menjalin hubungan satu malam panas di dalam kamar hotelnya. Sayang, gadis itu bukan gadis yang ingin ia tiduri satu malam saja.Selama sesaat yang cukup menegangkan, kekhawatiran Alex akhirnya terjadi. Ia melihat Eva meminta ijin untuk pergi ke toilet. Alex sempat melihat seorang pria berjalan melintasi meja mereka. Pria yang belum sempat dilihat wajahnya itu menghilang di balik sebuah pintu penghubung antara meja kasir dan dapur. Ia mengawasi si pria yang berjalan cepat, di
FIRST KISS.EVA mengambil napas dalam-dalam lalu mengembuskannya. Ia melirik Bruce yang masih sibuk dengan dadanya. Meremas salah satu buah dadanya dan mengulum bagian yang lain. Lima menit lalu, mereka masih sibuk bercumbu di balkon. Eva mengira ciuman-ciuman itu akan berakhir setelah mereka kembali masuk ke apartement. Pada kenyataannya, semua semakin menggila sejak Bruce mendorongnya lalu mendudukkan dirinya di atas meja pantry. Eva bukannya keberatan dengan perlakuan pria itu. Ia hanya… tidak bisa menahan diri.“Bruce…” satu kata itu meluncur begitu saja dari mulut Eva. Ia mengerang, mencoba bertahan di tengah terjangan ombak kenikmatan akibat cumbuan lihai dari pria itu. Eva membenamkan jemarinya di antara rambut halus milik Bruce. Sesekali ia menarik helaian rambut itu dengan sekuat tenaga.Bruce mendongak setelah pria itu mendengar erangannya. “Apa yang kauinginkan?”“Ber
THE BREAKFAST.“Peri hutan?”Bruce mengucapkan nama panggilan yang mereka gunakan sejak masih kanak-kanak ketika berusaha mengembalikan kesadaran Eva. Sebenarnya, ia hanya pura-pura tidur dan menikmati belaian tangan Eva di wajahnya. Bruce tahu gadis itu tidak bisa tidur, untuk urusan menunda jam tidur baginya bukan masalah besar. Pasti ada sesuatu yang membuat Eva tidak bisa memejamkan matanya. “Kau baik-baik saja?”Menarik tangan dari wajahnya secepat kilat, Eva berpaling darinya. Bruce nyaris tersenyum melihat hal itu, tetapi ia menahannya mati-matian. Ia menduga Eva pasti sangat malu dengan sikapnya barusan. Gadis itu, sekuat apa pun takdir mencoba memisahkan mereka, selalu ada jalan untuk mempersatukan keduanya. Setidaknya itulah yang saat ini ada di benak Bruce.“Kau baik-baik saja?” Bruce bangkit dan bersandar di kepala ranjang. “Aku berpikir, mungkin saja kau mengalami anemia.”
BE CONFIDENT IN YOURSELF.EVA sangat gugup hari ini. Ia, Xander dan Payton berencana menemui Andrew Bixler dan timnya untuk membahas lebih lanjut mengenai proyek pembuatan video klip yang rencananya akan mulai digarap minggu depan. Terbangun dengan Bruce di sampingnya membuat mood Eva sedikit jauh lebih baik. Bohong jika ia mengatakan kalau dirinya tidak mendengar kata-kata manis pria itu saat pertama kali membuka mata. Kau tahu, aku mungkin melewatkan banyak hal selama sepuluh tahun ini, tapi kupastikan kita berdua akan menghabiskan sisa usia kita bersama.“Kuharap kau suka menu sarapan kita pagi ini.” Bruce memintanya duduk. Mau tidak mau, Eva mendaratkan pantatnya di sana. Memandangi kopi dan makanan yang cukup menggoda. “Aku tidak punya ide lain selain menu-menu ini.”Mengulas senyum, Eva mengambil kopi dan menyesap minuman itu dengan hati-hati. Baiklah, ini… kejutan yang mani
I’M THE TRASH IN THIS FAMILY.Akan lebih mudah mengalahkan lawanmu jika dia tidak mengetahui siapa dirimu.BRUCE tidak pernah kembali ke unit apartement Eva. Itulah yang sebenarnya terjadi. Huxley menghubunginya dan mengatakan kalau sebenarnya Alex sudah menunggu Eva di depan gedung apartement dan memintanya untuk mengarang cerita apa pun agar dia bisa kembali ke atas dan tidak bertemu dengan Alex. Bruce mengikuti permainan Huxley demi kenyamanan bersama. Segera setelah Huxley melaporkan Eva dan Alex telah meninggalkan gedung apartement Eva, ia segera keluar dari persembunyiannya.Sebuah limusin hitam menunggu di trotoar, Bruce segera menghampiri mobil tersebut. Huxley sudah menunggunya di dalam. “Untung aku melihatnya tadi.” Ucap pria itu segera setelah Bruce masuk.“Apa yang dia lakukan? Bukankah dia sudah tahu semalam aku menginap di sini?” seiring dengan meluncurkan pertanyaan Br
A FIGHT.EVA terbangun setelah mendengar alarm di ponselnya berbunyi nyaring. Ia meraih benda pipih yang tergeletak di atas nakas dan bergegas mengusap layarnya agar deringan itu berhenti mengusik telinganya. Eva lupa jam berapa tepatnya ia menutup mata, satu-satunya yang ia ingat adalah seseorang bernama Bruce Spencer Smith dengan sengaja membuatnya terjaga sampai larut malam hingga ia merasa tubuhnya tidak terlalu fit pagi ini. Setelah menguap untuk kedua kalinya, Eva memutuskan untuk turun dari ranjang ranjang dan bergegas pergi ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya.Tiga puluh menit kemudian, Eva sudah siap dengan pakaian casualnya. Setelah pertemuan dengan Andrew tempo hari, Payton dan Xander mengatur jadwal pengambilan gambar untuk video klip musik Andrew hari ini. Eva bersyukur karena pada akhirnya ia menyetujui mengambil pekerjaan ini. Andrew akan membuatnya sangat sibuk dan melupakan apa yang terjadi di antara dirinya dan Bru
A COUSIN FROM INDONESIA.AVA datang tak berapa lama kemudian.Detik-detik paling menegangkan adalah ketika dua bodyguard Bruce menarik Alex dan mendorong pria itu hingga terjerembab ke lantai. Semula Eva berpikir Bruce akan membiarkan kedua pria itu menghajar Alex habis-habisan dan memenangkan perkelahian ini. Namun, dugaannya salah besar. Bruce yang saat itu diduduki oleh Alex seketika bangkit sambil berteriak murka. “Lepaskan dia! Jangan campuri urusan kami!”Setidaknya dalam situasi seperti sekarang, ketika Bruce punya kesempatan lebih besar untuk mengalahkan Alex, dia tidak memilih untuk bertindak curang. Eva menghela napas lega. Mereka kembali mengirim pukulan layaknya dua orang pria dewasa. Sekarang ia hanya tinggal menunggu bala bantuan dan berharap Ava membawa orang yang tepat untuk membantu mereka.Saat Ava tiba dengan dua orang pria yang sangat dikenalinya, ia, Bruce dan dua bodyguard