Share

Kejujuran Tika

Setelah kepergian Candra yang menghampiri Marteen, Ayana bergegas menghampiri Tika, menerobos hujan yang tiada henti.

Wajah Tika begitu syok, tangannya gemetar. Bajunya bahkan sudah di penuhi dengan cipratan tanah, kotor.

Bahkan kali ini tubuhnya meluruh, terduduk di permukaan tanah dengan wajah menunduk.

"Gak mungkin, ini gak mungkin" desisnya menepis semua kenyataan yang ada.

Dengan ragu Ayana memberikan payung padanya, "Jangan menyiksa diri dengan sengaja berdiam diri di tengah-tengah hujan" ujar Ayana dingin. Sulit baginya untuk bisa bersikap ramah seperti sebelum-sebelumnya, luka yang Tika ciptakan padanya begitu membekas di ingatan. Fitnah, itu yang paling Ayana benci. Fitnah yang Tika ciptakan terhadapnya begitu keterlaluan.

Tika mendongak, ia mengusap wajahnya kasar. "Tidak usah so peduli, gue gak mau hutang budi" ketusnya.

Ayana menghela napas jengah, perlahan tubuhnya ia bungkukkan mensejajarkan diri dengan Tika.

"Bisa-bisanya ya lo masih mikir hutang budi. Gue g
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status