Share

Tak sekamar

Jarum jam telah menunjukkan pukul 02:00, namun Ayana masih saja terjaga. Setelah first kissnya yang membuat ia tak nyaman, ia enggan untuk tidur sekamar dengan Candra apalagi saat pernyataan Candra yang membuat ia begitu kecewa.

Gadis tersebut tak henti-hentinya mengembungkan pipi lalu memanyunkan bibirnya. Ia menghela nafas kasar, menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, matanya berembun memandangi langit-langit rumah.

Mau bagaimana pun, setomboy apa pun dirinya. Ia tetap perempuan normal pada umumnya yang ingin dincintai seutuhnya, bukan karena cinta percobaan seperti ini. Meski akhir-akhir ini kehidupannya mulai membaik dan hubungannya mulai menjerumus pada pernikahan yang baik, tetap saja ia merasa menjadi perempuan yang terpaksa Candra cintai gara-gara perjodohan bodoh itu.

Hatinya terasa kian teriris saat mengingat bagaimana Tika hampir saja membongkar kedok kehidupannya. Bagaimana jika semuanya terbongkar, apa sahabatnya masih akan menerimanya atau bahk

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status