Beranda / Romansa / Candu Cinta Dokter Muda / 167. Hubungan Paling Dekat

Share

167. Hubungan Paling Dekat

Penulis: Sayap Ikarus
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-04 20:02:11

"Kenapa? Kok nyusul ke sini?" tanya Rai saat melihat Gendhis justru menunggu di lorong ruang operasi, sendirian.

"Kamu udah selesai operasinya?" enggan membuat alasan, Gendhis mengalihkan topik. "Rada lama ya," keluhnya.

"Iya, kasusnya rada berat, makanya rada lama," ucap Rai. "Aku ganti baju bentar ya," pamitnya bergegas pergi karena sudah tak tega melihat Gendhis lama menunggunya.

Sepeninggal Rai, Gendhis memilih untuk menunggu di tempat yang sama, tak mau kembali ke ruang tunggu di dekat poli. Pikirannya sedikit kacau, Galih membawa memorinya kembali ke masa lalu cukup banyak. Rasa egoisnya muncul, tapi Gendhis bisa menguasainya.

"Pindah?" tegur Galih, heran melihat Gendhis masih ada di rumah sakit dan bahkan tampak seperti menguntitnya.

"Ah, Mas," Gendhis salah tingkah. Ia takut Galih salah persepsi padanya. "Iya, orang yang kutunggu ada di sini," tambahnya memaksakan senyum. "Gimana istrimu?" tanyanya.

"Udah selesai operasinya, tinggal diobservasi. Bayinya juga selamat," j
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Candu Cinta Dokter Muda   169. Istri Dokter Christopher

    "Sudah membaik ya Bu," kata Rai masuk ke ruang perawatan Tania di tiga hari setelahnya. Di sana, ada Galih yang setia menunggui beserta ibunya, menyambut Rai dengan senyuman lega. "Sudah Dok," jawab Tania ikut memberikan senyumannya. Rai datang bukan hanya sendirian, ia bersama beberapa residen dan koas di belakangnya. Sambil memberi penjelasan singkat dalam bahasa medis pada pengikutnya itu, Rai tetap memperhatikan keluhan yang Tania sampaikan. Pun dengan bagaimana kesulitan Tania untuk memberikan ASI pada bayinya yang masih di ruang NICU. "Tubuh Ibu nantinya akan memberi reaksi, sabar dan jangan menyerah. Untuk masalah ASI nanti bisa konsultasi langsung dengan Dokter Hilma, beliau dokter spesialis anak, boleh ngobrol juga soal keluhan ibu yang lainnya yang berkaitan dengan masalah breastfeeding," jawab Rai. "Ada pertanyaan lain?" tanyanya. "Bekas operasinya kadang terasa sangat nyeri Dok," keluh Tania. "Nanti coba saya diskusikan dengan perawatnya untuk tindak lanjut ya Bu," ka

  • Candu Cinta Dokter Muda   168. Bantuan Balas Dendam

    "Tania, ibu hamil yang kamu operasi tadi, dia pernah datengin aku ke rumah bordil, ngamuk sama ibunya membabi-buta sampe bikin tubuhku harus dapet beberapa jahitan. Aku kalah jumlah, salah juga karena bikin Mas Galih lupa pulang ke rumah," terang Gendhis. "Galih ini bekas pelangganmu?" tebak Rai menahan napas, ia harus bisa menerima semua noda masa lalu Gendhis. Gendhis memberi Rai anggukan lemah, "Dia sempat nggak mau pulang ke rumahnya karena bilang jatuh cinta ke aku dan pengin ninggalin Tania. Makanya Tania murka dan nyerang aku. Sejak aku dibawa ke rumah sakit karena luka pukulan Tania dan mamanya, Mas Galih nggak pernah muncul lagi. Lalu kami ketemu tadi, nggak nyangka pas Tania udah hamil gede," ceritanya. "Ini termasuk kelalaian sih," kata Rai. "Hamil gede gitu diijinin naik motor buat touring pula. Sengaja mau ngebunih istrinya kayaknya tu orang," desisnya tak habis pikir. "Maaf ya Rai, kamu jadi harus menghadapi situasi yang nggak nyaman kayak tadi," ucap Gendhis. "Kamu

  • Candu Cinta Dokter Muda   167. Hubungan Paling Dekat

    "Kenapa? Kok nyusul ke sini?" tanya Rai saat melihat Gendhis justru menunggu di lorong ruang operasi, sendirian. "Kamu udah selesai operasinya?" enggan membuat alasan, Gendhis mengalihkan topik. "Rada lama ya," keluhnya."Iya, kasusnya rada berat, makanya rada lama," ucap Rai. "Aku ganti baju bentar ya," pamitnya bergegas pergi karena sudah tak tega melihat Gendhis lama menunggunya. Sepeninggal Rai, Gendhis memilih untuk menunggu di tempat yang sama, tak mau kembali ke ruang tunggu di dekat poli. Pikirannya sedikit kacau, Galih membawa memorinya kembali ke masa lalu cukup banyak. Rasa egoisnya muncul, tapi Gendhis bisa menguasainya. "Pindah?" tegur Galih, heran melihat Gendhis masih ada di rumah sakit dan bahkan tampak seperti menguntitnya. "Ah, Mas," Gendhis salah tingkah. Ia takut Galih salah persepsi padanya. "Iya, orang yang kutunggu ada di sini," tambahnya memaksakan senyum. "Gimana istrimu?" tanyanya. "Udah selesai operasinya, tinggal diobservasi. Bayinya juga selamat," j

  • Candu Cinta Dokter Muda   166. Masa Lalu Kelabu

    "Tengah malem di rumah sakit begini, sakit apa?" tanya lelaki bernama Galih yang ternyata sangat mengenal Gendhis itu. "Aku nggak periksa kok. Ehm, Mas Galih ada periksa juga? Di IGD?" tanya Gendhis balik. "Ah, aku nganter istriku," balas Galih garuk-garuk kepala. Gendhis langsung paham dan tak bertanya lebih banyak lagi. Sekitar tiga tahun lalu, Galih adalah pelanggan setia Gendhis. Setiap dua minggu sekali, Galih pasti menghubungi Gendhis dan meminta dilayani. Selama rentang waktu hampir 1 tahun lamanya, Galih selalu memakai jasa Gendhis demi memuaskannya. Hanya saja, Galih tiba-tiba tak pernah menghubungi Gendhis, dan puncaknya, seorang perempuan cantik dengan dandanan seadanya mendatangi Gendhis ke rumah bordil. Dialah Tania, istri Galih yang tahu bahwa suaminya memakai jasa pelacur. "Oh, iya," jawab Gendhis mengangguk ringan. Ia memutar untuk duduk di kursi paling ujung, tak mau terlibat pembicaraan lagi. Namun, Galih justru mendekat pada Gendhis, duduk di kursi seberangnya.

  • Candu Cinta Dokter Muda   165. Dua Kehidupan Ketua Klan

    "Kenapa jadi aku yang harus bersih-bersih piringnya? Mbak Nina ke mana?" protes Gendhis manyun, tapi tangannya tetap terampil mencuci piring kotor sisa tempat makannya tadi."Ini udah jam berapa? Udah pulang si Mbak abis bantu masak tadi," balas Rai. Ia raba pinggang Gendhis dan dipeluknya dari belakang, "kubantuin," bisiknya sensual."Nggak usah, kamu udah capek masak," kata Gendhis. "Udah kubilang biar besok aja Mbak Nina yang kerjain, kamu ngeyel.""Piring kotor jangan dibiarin nginep semalaman Rai, nanti yang bersihin hantu."Rai terkekeh, "Hantunya udah takut sama aku duluan," ujarnya geleng-geleng kepala. "Aku mandi dulu boleh?" tanyanya. "Mau ikuttt," rengek Gendhis. "Mauu!" "Masih datang bulan kan?" tebak Rai curiga. Sontak Gendhis terbahak, ia manggut-manggut licik sekali. Tak tahan untuk menggoda lelakinya, masih dengan tangan penuh busa, diturunkannya tali dress yang ia pakai hingga ke lengan."Kamu emang pelacur ulung ya, Gendhis Kemuning Btari?" geram Rai gemas. "Kupa

  • Candu Cinta Dokter Muda   164. Obrolan Serius Berdua

    Gendhis bertepuk tangan senang saat hidangan terakhir dari masakan Rai dibawakan seorang ART ke meja makan. Setidaknya, Rai memasak 6 menu utama, kebanyakan menggunakan bahan dari olahan laut yang segar. "Kapan sih kamu belanjanya? Bukannya hari ini kamu bilang jadwalmu full buat praktik poli?" tanya Gendhis saat Rai masuk dari dapur. "Tadi minta Mbak Nina buat belanja ikannya ke pasar ikan, jadi fresh semua ini bahannya," kata Rai. Ia lepas apronnya hingga tubuh bertatonya yang tadi sengaja dibiarkan telanjang dada terlihat menggoda dan sempurna. "Harus ya masak pake telanjang dada begitu?" desis Gendhis mencibir gemas. "Mbak Nina pasti berliur liatnya," protesnya. Rai tertawa, "Kenapa? Nggak rela badanku didamba sama ART-ku?" kekehnya. "Iya, nggak rela sama sekali!" kata Gendhis bersungut-sungut. "Aku udah nggak jadi pelacur lagi lho, kenapa kamu nggak bisa menjaga asetmu itu kayak aku?" "Iya, iya," Rai masih tertawa, "ini kupake shirt-ku," ucapnya menurut. "Gitu kan tenang a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status