Share

mantan? big, no!

Author: Ana Battosai
last update Last Updated: 2022-06-28 10:01:58

🌷🌷

Menjalin hubungan dengan mantan? Tidaaak ....

Aku meremas rambut menirukan gaya perempuan saat melihat suaminya yang direbut pelakor.

Memimpikannya saja aku tidak berani, apalagi sampai menginginkan itu terjadi. Kata Papa gula alias sugar dady, mantan itu rasanya kaya sayur kemarin lusa. Asem, kecut, basi! Mau dihangatkan pake cara dipresto juga rasanya akan tetep nggak enak. Jangan dicicipi, letakkan ke tempat pembuangan sampah yang terdalam, biar dia tenggelam dan nggak bisa bangkit lagi. Nggak percaya? Sana cobain deh.

Hari ini Dewi tidak ada kabar, terakhir di chat dia bilang kalau masih sibuk mengurus pernikahannya. Ya sudah. Urusan comblang menyomblang ini biar aku yang tangani sendiri. Malu jika sampai urusan jodoh teman pun turun tangan. Kan katanya jodoh ada di tangan Tuhan, jadi biarlah takdir Tuhan yang berbicara, dan aku yang melakukannya semaksimal mungkin. Hiya ... bisa ngomong bijak aku. Hahaha

Sore ini langit mendung, hujan turun rintik-rintik mirip air mataku yang jatuh tapi ditahan. Hiks ... ketemu mantan bikin aku galau parah. Pengen nangis sambil guling-guling di lantai sambil teriak minta cepet dikawinin sama anak Pak rete yang baru lulus esde.

Plak! Sadar, The. Malu sama umur!

Akhirnya aku hanya memilih duduk di kursi dekat jendela. Tadinya aku mau keluar buat mandi hujan. Kata mamanya temen aku, mandi hujan bisa bikin kita enteng jodoh!

Lah, apa hubungannya?

Jadi gini, air hujan yang turun ke bumi itu tanda malaikat sedang turun. Jadi kalo kita mandi hujan, itu tandanya doa malaikat nempel di badan kita. Au, ah. Filosofi sesat!

Tapi belum sempat kaki ini melangkah menuju teras, Papa sudah melotot dengan tangan memegang gagang sapu. Iya, guys, Papa emang nggak suka liat anaknya seneng mandi hujan. Karena beliau paham banget, aku kalo abis mandi hujan, pasti langsung meriang. Uuhh, Papa, i lope you!

Dari keempat anak Papa, aku si bungsu yang paling disayang. Secara hanya akulah satu-satunya perempuan di sini pengganti Mama.

Papa di kamar, entah sedang apa. Di masa pensiunnya sebagai mantan karyawan Pertamina, ia lebih suka menghabiskan waktu mengurus burung-burung dalam sangkar. Bahkan jatah jajan para peliharaan Papa lebih mahal dari aku yang anaknya sendiri. Fix Papa nggak adil!

Aku menoleh skincare di meja rias, sudah mau habis. Aduh, jangan sampai ini muka kelihatan lebih tua dari umur, malu. Bisa-bisa gagal dapat jodoh anak sultan.

Fix, aku memutar otak. Ide cerah, secerah hati ini saat berhasil ngedate sama lelaki ganteng melintas di pikiran. Aku segera menyambar ponsel yang ada di nakas.

ā€œAbang!ā€ teriakku saat telepon diangkat.

ā€œApa, Dek. Abang lagi lembur, nih.ā€

ā€œSkincare aku abis, kirim uang, ya.ā€

ā€œOke, nanti Abang transfer.ā€

Tut ... tut ....

Sambungan terputus, Abang sulung emang pekerja keras yang baik hati. Beberapa menit kemudian, ada notifikasi dari e-bangking, memberitahukan ada transferan masuk.

Hore ... bisa beli skincare lagi.

Sampai malam menjelang, Dewi belum bisa dihubungi. Okelah, untuk 27 hari ke depan. Aku akan berjuang sendiri mencari jodoh.

Fighting Theresia!

🌷🌷

Kuku kriukk ....

Suara ayam berkokok nyaring, membuat perutku mendadak lapar. Kuku digoreng sampe kriuk kaya gimana rasanya, ya? Ah, sudahlah.

Aku bangun dengan malas. Hari ini belum lihat grup CCC dan memilih siapa lagi partner kencanku. Aduh, mikirin gagalnya kencan tiga hari ini membuatku sukses shock. Laki-lakinya nggak ada yang bener. Ada yang bener, malah mantan pacar. Ihhh.

Jam di dinding menunjukkan pukul sembilan pagi dan aku baru dengar suara ayam berkokok. Ayamnya yang telat bangun, atau aku yang tidurnya kaya kebo?

Dari teras, terdengar suara Papa lagi ngobrol asyik. Entah dengan siapa.

ā€œWah, kalo mancing mah hobi banget!ā€ seru Papa pada seseorang yang entah siapa. Masa sama si Mona, burung Lovebird jenis blue ice.

Jangan-jangan sama Bi Sumi! Ah, masa sih Papa ngobrol asyik begini sama Bi Sumi. Tumben banget. Jangan-jangan Papa mau jadiin Bi Sumi pengganti Mama? Ah, nggak bisa dibiarin. Aku harus tau Papa ngobrol sama siapa.

Aku bergegas keluar kamar dan menuju teras sebelah kiri, di mana sepuluh sangkar burung berjejer rapi, juga ada kursi kayu untuk duduk santai.

ā€œPapa, lagi ngobrol sama siapa. Kok asyik bang ....ā€

Ke ....

Ya, bangke. Aku memilih kata itu saat melihat sosok yang menemani Papa ngobrol. Denis!

Etdah, dia tahu alamat rumah aku dari mana? Aku curiga dia beneran maen dukun.

ā€œEh, calon istri udah bangun?ā€ ucapnya basa basi busuk. Aku melipat kedua tangan di dada, lalu membuang muka ke arah lain.

ā€œThe, kok nggak pernah cerita kalo pernah punya pacar sama Denis?ā€ tanya Papa.

Aku pacaran dengan Denis sebelum kerja di perusahaan milik Papanya Dewi. Saat itu hubungan kami lagi anget-anget kaya tai ayam yang baru keluar, sampai insiden pemalakan terjadi. Saat itu Denis mengatakan ingin pinjam uang karena adiknya sakit, aku sebagai pacar yang baik hati dan tidak sombong meminjamkannya dengan sukarela dan ia berjanji akan segera mengembalikan jika sudah gajian.

Satu tahun pacaran bukan waktu yang sebentar, apalagi bertemu setiap hari dalam satu atap. Rasanya pengen nempel aja terus. Namun tidak ada angin dan hujan apalagi badai, Denis meminta putus dan saat itu juga resign dari kerja.

Aku ... shock dan menangisi kepergiannya selama tujuh hari tujuh malam. Dia berhasil bikin aku jatuh dan nggak bisa bangkit lagi, sampai tenggelam dalam lautan luka terdalam.

Aku kembali menatap ke arah dua lelaki yang sedang asyik mengobrol, lalu berjalan mendekat.

ā€œKamu tahu alamat rumah aku dari mana?ā€

Seingatku, aku belum pernah mengajak Denis ke rumah, apalagi ketemu Papa. Saat itu aku terlalu takut karena Papa meski kadang nggak jelas pemikirannya, dia tipe lelaki yang galak.

ā€œKamu lupa, data kamu di grup CCC kan lengkap. Gampang lah cari alamat calon istri.ā€

ā€œNggak usah ngimpi!ā€

ā€œNggak apa-apa kali mimpi. Kan nanti kita wujudkan bareng.ā€

Astaga ... aku melupakan satu hal. Denis termasuk orang yang keras kepala. Debat dengannya hanya akan menimbulkan serangan jantung mendadak. Satu-satunya cara paling aman adalah kembali kamar. Balik badan, kabur!

Aku meraih ponsel di nakas, membuka grup CCC. Deretan akun lelaki berjejer rapi siap dipilih dan dijadikan tumbal, eh, teman kencan.

Kapok dengan poto profil ganteng, akhirnya aku memutuskan memilih akun tanpa poto. Biarkan nanti jadi kejutan saat pertemuan nanti.

Aku segera mandi dan bersiap-siap. Tak lupa memoles wajah semanis dan senatural mungkin, jangan sampai muka sama leher beda warna. Aku Theresia, bukan bunglon.

Dress hijau daun jadi pilihan. Aku mematut diri di cermin. Oke, Theresia. Kamu cantik!

Dari teras masih terdengar Papa dan Denis bercakap-cakap, bukan ide bagus jika berangkat dari depan. Aku pun memutuskan keluar melalui pintu belakang, dan sialnya di sana ada Bi Sumi.

ā€œNon, The. Mau ke mana? Kok ngendap-ngendap kaya maling?ā€ seruan Bi Sumi melengking mirip ayam jago pengen kawin

ā€œSstttt ....ā€ Aku meletakkan jari telunjuk di bibir. ā€œBi Sumi berisik!ā€

ā€œMau ke mana?ā€ tanyanya sambil melap piring.

ā€œMau pergi! Bibi jangan berisik, nanti ketahuan!ā€

ā€œLoh, itu pacarnya nungguin sama Juragan.ā€

ā€œDia mantan, Bi. Bukan pacar!ā€

ā€œSiapa tahu jodoh, Non.ā€

ā€œSekali mantan, tetap mantan. Nggak akan jadi merdeka!ā€

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta Ā Ā Ā END

    Saat aku tengah tertawa, tiba-tiba Teguh bangkit dan berjalan ke wastafel cuci piring lalu menyalakan keran dan membasuh wajahnya. ā€œOm kacamata, jangan dihapus dulu make-upnya!ā€ teriak Beha tidak terima. Ia berlari mendekati lelaki itu, tapi Teguh tidak menggubris perkataannya. Teguh menghapus make-up yang menempel di wajahnya, setelah dirasa bersih, ia mengambil tissue di meja makan dan melap kering wajahnya. ā€œOm ....ā€ Beha menarik celana Teguh, wajahnya sendu dan matanya basah. ā€œSini, Sayang. Dandanin Om Manis, aja!ā€ teriak Denis. Aku yang semula melihat ke arah Teguh, kini beralih ke Denis. Wajahnya sudah tidak karuan akibat ulah Bra, tapi dia santuy dan tidak protes. Wajah Beha kembali semringah, ia lalu berlari dan mulai ikut mendandani Denis. Tapi kali ini dia mulai merias rambut Denis dengan koleksi jepitan miliknya. ā€œThe, saya pamit pulang. Ada metting mendadak!ā€ seru Teguh.Tanpa melihat ke arahku dan si kembar, lelaki jangkung itu berlalu. Di dalam sini, ada yang

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta Ā Ā Ā bab. 19

    🌷🌷 Hari pertama selesai, meski ada sedikit insiden kecil. Denis dan Teguh tidak bisa menghias rambut si kembar dengan rapi. Maklum, lah, mereka berdua 'kan masih bujang, belum khatam soal mengurus anak kecil. Akhirnya setelah aku rayu keduanya mengikhlaskan rambut diikat ala kadarnya. Setelah makan malam, Bra dan Beha tertidur pulas di kamarku. Malam ini, sampai tujuh hari ke depan aku harus rela berbagi kamar dengan mereka. Aku tidak masalah, itung-itung belajar jika suatu hari nanti memiliki anak dari pernikahanku dengan salah satu dari lelaki ini. Denis atau Teguh? ā€œThe ... aku pulang,ā€ ucap Denis. Aku mengangguk. Teguh pun mengucapkan kalimat yang sama. Aku mengantar kedua lelaki itu sampai teras. ā€œTunggu!ā€ seruku pada keduanya. Denis dan Teguh memutar badannya menghadapku. ā€œKenapa, The?ā€ tanya Teguh. ā€œSaranku kalian nyerah aja. Aku yakin ucapan Papa siang tadi nggak serius soal kompetisi konyol ini. Jadi aku harap kalian besok nggak usah datang ke sini lagi,ā€ uc

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta Ā Ā Ā bab. 18

    🌷🌷Papa melarikan diri di kamar, menguncinya rapat agar tidak diganggu si kembar. Idih, curang.ā€œPapa minta bantuan kamu, The, awasin mereka!ā€ seru Papa sebelum pintu kamar terkunci.Papa yang punya rencana, kenapa aku yang harus merana? Untung dia Papaku, kalo bukan, udah aku hiiih!Aku terduduk di sofa, lemas. Sementara telinga harus kebal saat si kembar mulai berteriak-teriak.Denis dan Teguh saling sikut, Denis berbisik pada Teguh, tapi aku masih bisa mendengar.ā€œCara bedain mereka gimana, Guh?ā€ā€œNtah, Den. Aku juga nggak tau!ā€Aku tertawa dalam hati. Si kembar memiliki wajah dan postur tubuh yang sama. Bahkan tahi lalat di wajah pun sama, panjang rambut pun tidak beda. Yang membedakan hanya cara menata rambut mereka. Jika Bra terbiasa dikuncir dua, sedangkan Beha selalu ingin dikepang.ā€œOm, Manis, Bra mau maen sepeda! serunya pada Denis. Ia sepertinya menyukai Denis yang hitam manis mirip gula jawa.ā€œOm, Kacamata, Beha juga mau! Ayo ambil sepeda di garasi!ā€ seru Beha pada Teguh

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta Ā Ā Ā bab. 17

    🌷🌷Aku membolak-balikkan tumpukan berkas di hadapan. Belum lagi kerjaan lain yang menunggu untuk segera diselesaikan. Aku harus bagaimana. Pikiranku terus berada di rumah, memikirkan hal aneh-aneh yang akan dilakukan Papa ke Denis dan Teguh.Bagaimana nasib mereka?Tiba-tiba pikiranku memutar memori kejadian kencan dua minggu yang lalu, aku menjalani kencan buta dengan orang yang berbeda. Rasanya aku seperti orang yang nggak laku. Diobral dengan harga murah. Ish, apaan, sih. Akhirnya aku pun menekan tombol winner, sebagai tanda bahwa aku sudah menemukan jodoh.Namun, dari kejadian itu aku bisa menyimpulkan bahwa tidak ada manusia yang sempurna.Meski pun demikian, Tuhan akan selalu punya cara untuk bisa membahagiakan hambanya, bukan? Melalui Denis dan juga kembalinya Teguh. Dua orang di masa lalu, yang kini hadir kembali.Denis si hitam manis kaya Malika yang dirawat dengan sepenuh hati. Pun Teguh, lelaki berkacamata yang memiliki pertahanan diri seteguh namanya.Teguh atau Denis, p

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta Ā Ā Ā bab 16

    🌷🌷Aku tidak pernah membayangkan akan seperti ini. Bisa duduk berdampingan dengan Teguh adalah hal yang mustahil bagiku. Itu dulu, tapi sekarang lain cerita, lelaki berkacamata yang dulu dikenal jail dan sering bikin masalah kini terlihat kalem dan berwibawa. Tentunya makin ganteng.Tuhan ... kuatkan iman hamba!Aku banyak diam dan melihat sisi jalan, sementara Teguh bercerita tentang bagaimana ia menjalani hari-harinya setelah wisuda. Mulai dari mengerjakan pekerjaan serabutan, hingga mencapai kesuksesan sepet sekarang ini.ā€œKamu sekarang kerja di mana, The?ā€ tanyanya. Ia mungkin sengaja menyelipkan pertanyaan saat ocehannya tidak aku hiraukan.ā€œAku kerja di perusahaan milik keluarga temanku. Sebagai marketing.ā€ Aku menoleh sekilas ke arah Teguh yang sedang mengemudi, tapi jantungku berdebar lebih kencang seperti habis lari maraton lapangan. Apalagi saat dirinya menoleh sekilas ke arahku, membuat kami beradu pandang. Ya ampun, rasanya jantung kaya mau copot.ā€œKamu bagaimana? Sudah

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta Ā Ā Ā bab 15

    🌷🌷Semalam padahal aku mimpi ketemu oppa Korea yang gantengnya nyaris naik genteng, kenapa hari ini malah ketemu sama setan kampus. Sial, memang. Hasrat hati ingin mengusirnya, tapi aku mengenal Teguh dengan baik, pendiriannya seteguh namanya. Yang artinya ia bukan tipe orang yang mudah diusir.Ndableg memang!Lelaki berkacamata itu meraih ponsel di saku celananya dan tampak menelepon seseorang yang entah siapa.ā€œBaik, saya tunggu,ā€ ucapnya dan sambungan telepon terputus.ā€œJadi sampai di mana obrolan kita tadi?ā€ tanyanya, wajahnya yang lumayan ganteng tapi tidak sepadan dengan otaknya yang kurang separo. Orang ini harusnya berada di rumah sakit jiwa, bukannya malah berkeliaran bebas seperti ini.ā€œKamu nggak waras-waras, ya?ā€ tanyaku sinis. Lagi pula, satu detik saat dirinya datang pun, kita belum terlibat obrolan apa pun.Teguh terkekeh, raut wajahnya menandakan bahagia. Entah, dia bahagia karena apa. Mungkin saja mainannya saat di kampus dulu, kini sedang duduk berhadapan dengannya

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta Ā Ā Ā hari sial

    🌷🌷Harusnya aku tidak selemah ini. Harusnya aku bisa lebih kuat dari sebelumnya. Jatuh dalam hal cinta hal biasa, tapi cara untuk bangkit bisa membedakan seperti apa dirimu yang sesungguhnya.Aku menghempaskan tubuh di sofa, suasana rumah yang sepi membuatku tenang. Terlebih Papa masih akan tinggal di puncak bareng Bang Bro dalam waktu yang tidak ditentukan.Aku memejamkan mata dengan kepala bersandar di sandaran soga. Rasa lelah membuatku cepat mengantuk. Tapi saat diri ini hendak terlelap, bayangan wajah Denis terlintas di ingatan.Sial.Aku kembali membuka mata, berusaha menepis bayangan malaikat maut itu. Sikap dan perlakuan lembut Denis selama ini berhasil menyelinap masuk ke dalam hati. Perlahan tapi pasti, aku mulai terbiasa dengan kehadirannya dan itu membuatku nyaman.Apakah sebuah kesalahan jika aku tidak mau memberikan kesempatan kedua untuk Denis? Hati kecilku ingin kembali, tapi di hati lain aku takut jika ia akan mengkhianati cinta lagi.Aku dilema.Di saat kegamangan,

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta Ā Ā Ā jangan cari aku

    🌷🌷Film yang sedang diputar menampakkan adegan seorang lelaki tampan tengah duduk berdampingan dengan seorang wanita di sebuah taman yang dipenuhi bunga tulip.Asep sialan. Kenapa pilih nonton film romantis, aku 'kan baperan orangnya.ā€œSayang ... bibirmu basah!ā€ seru lelaki itu.ā€œTolong basahi dengan lidahmu,ā€ ucap si gadis tanpa ragu.Aku memerhatikan orang-orang yang ada di bioskop, semuanya fokus pada layar lebar di hadapan. Di ujung podium aku melihat sepasang manusia sedang asyik berbisik-bisik sampai ke tetangga.Aku kembali menatap layar bioskop, tapi tiba-tiba wajah si aktor berubah menjadi wajah Denis, dan wanita yang ada di sampingnya persis seperti wanita yang kulihat tadi.Denis mendekatkan wajahnya dengan menjulurkan lidahnya hendak menyentuh bibir gadis itu, aku menutup mata dan telinga dengan tangan, diri ini tidak sanggup untuk melihat adegan selanjutnya.Tidaaakk ....Aku berteriak lantang dan untuk sesaat aku melupakan di mana aku berada.Jantungku seolah berhenti

  • Cari Jodoh di Grup Cenat-Cenut Cinta Ā Ā Ā menarilah

    šŸŒ·šŸŒ·ā€œMenarilah, Theresia!ā€ seru Denis menyemangati. Ruang auditorium sudah sepi ditinggalkan karyawan karena metting telah usai, tapi Denis masih menahanku di sini dan ia ingin melihatku menari.Bukan perkara sulit untuk mengabulkan permintaannya, karena menari adalah hobi yang diturunkan Mama padaku.Aku melepas sepatu high heels lalu berdiri dengan bertumpu pada ujung jari, aku menari balet, dan Mama adalah gurunya.Denis menyalakan music dari ponselnya, suara piano mengalun lembut. Denis berdiri dengan tubuh bersandar di dinding, wajahnya terus mengarah padaku, membuatku salah tingkah.Alunan suara piano seolah menghipnotis, membuatku enggan berhenti dan terus menari. Sudah lama aku tidak menari sebebas ini karena dulu sempat terpuruk saat Mama pergi untuk selamanya.ā€œTheresia ....ā€ Aku membuka mata, lalu menoleh saat Papa menepuk bahu. Rupanya tadi aku tengah melamun.Papa duduk di sampingku, wajah senjanya menatapku teduh.Kedatangan Denis pagi ini malah membuat suasana hatiku s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status