Share

IJAB QOBUL

Author: SiskaBie955
last update Last Updated: 2025-07-22 08:15:40

Bab 2

Hari yang di tunggu telah tiba...

Husna sangat cantik dengan riasan sederhananya, Hari ini Dia akan melepas statusnya dari lajang menjadi istri orang. Air mata tak mampu Ia bendung! walau di hari bahagia bagi orang yang melihat, tapi tidak dengan hati Husna. Dia tidak tau setelah tinggal dengan Denta nanti hidupnya akan berubah seperti apa! Dia bahkan tidak pernah membayangkan akan berakhir di pelaminan tanpa cinta.

" Husna!Kamu sudah siap Nduk?" Ibu Husna menghampiri sembari memegang pundak anak Gadisnya

" Sudah Buk!" Husna menjawab dengan lembut

" Kamu cantik sekali Nak, persis waktu Ibuk muda dulu!hanya saja kelebihan Kamu lesung pipinya ada dua, sedangkan Ibuk tidak punya. jadi lebih jauh cantikan Kamu" goda Ibu membuat Husna tertawa kecil

" Ah, Ibuk...Bisa saja"

" Selamat ya Sayang, Ibuk doakan Kamu bahagia dan langgeng Till Jannah Aamiin. semoga pilihan Bapak sama Ibuk yang terbaik di antara yang baik-baik " Mata Ibu Husna berkaca-kaca

" Ibuk, doakan Husna kuat!"

mereka berpelukan penuh haru, bagaimana pun Husna adalah anak Gadis satu-satunya. 20 puluh tahun membesarkan dan sebentar lagi harus melepaskan karena Husna akan ikut suami.

" Ya sudah, ayo keluar!Calon suamimu sudah menunggu di sana!jangan sedih-sedih, karena Ini hari bahagia Kamu"

" Iya Buk!"

Husna mengikuti langkah Ibu keluar dari Kamar dan menuju ruang tamu, Dia sadar

pernikahan ini tidak akan membawa bahagia. tapi kembali lagi, Dia benar-benar tidak punya pilihan

" Bagaimana? bisa kita mulai?' Tanya pak penghulu sembari melihat ke arah calon pengantin

Denta hanya mengangguk...,

" Sebelum akad di mulai, Saya ingin bertanya kepada pengantin wanita. apakah Anda ikhlas menikah dengan calon pengantin Pria?"

Husna melihat ke arah Denta, dengan senyum sedih Ia menjawab dengan lembutnya

" Ikhlas Pak!"

" Baiklah, kalau begitu silahkan jabat tangan pak Sulaiman!" tegas pak Penghulu lagi kepada pengantin Pria.

Denta mengulurkan tangan dan langsung memegang tangan calon mertuanya.

" Saya Nikahkan anak kandung saya Husna Humaira Binti Saya sendiri dengan mas kawinnya seperangkat alat sholat dan sebentuk cincin emas Tunai"

" Saya terima nikah dan kawinnya Husna Humaira Binti Sulaiman dengan mas kawinnya seperangkat alas sholat dan sebentuk cincin emas Tunai..."

Bagaimana saksi... SAH....

SAH....

Kini lepas sudah masa Lajang keduanya, dan berganti menjadi status suami dan istri. mereka saling memakaikan cincin, Husna mencium tangan Denta sedangkan Denta mencium kening Husna. keduanya sudah resmi menikah di mata agama dan negara.

Sore ini mereka akan pulang ke Jakarta, besok adalah resepsinya! semua sudah di persiapkan. Husna berkemas-kemas membawa sedikit pakaian lusuhnya. tiba-tiba Adik laki-laki Husna masuk kedalam dan langsung memeluknya.

" Ada apa Bima? kenapa Kamu tiba-tiba meluk mbak?" tanya Husna pelan sambil mengelus kepala Bima

" Mbak, Apa Mbak bahagia menikah dengan Mas Denta?" Bima seolah tau isi hati Husna

dug....

hati Husna tersentak mendengar pertanyaan Bima adiknya

" Memangnya Kenapa? apakah Mbak terlihat tidak bahagia?" Husna berusaha senyum bahagia

" Bima cuma bisa mendoakan yang terbaik, setelah ini harus lebih bahagia ya mbak" ucap Bima kembali memeluk Husna.

" Terimakasih Sayang, itu pasti!Kamu juga baik-baik sekolahnya, jangan nakal. jagain Ibuk sama Bapak kalau mbak udah nggak di rumah" Bima hanya mengangguk...

bahkan Bima merasakan kesedihan Husna, walau mbaknya terlihat kuat dan tegar tapi Husna tetap lah manusia biasa.

selesai beres-beres Husna keluar dari kamar, jam sudah menunjukan pukul setengah dua. Denta sudah bersiap-siap di luar dan mereka akan segera berangkat.

" semua barang-barang Ibuk sudah di bawa?" tanya Husna memastikan

" Sudah Nduk, Bapak juga sudah, Bima malah sudah dari tadi nunggu di luar!" jelas Ibu Husna sembari tersenyum kecil

" Ya Sudah kita berangkat sekarang!Papa sama Mama sudah berangkat dulu" potong Denta sembari melangkah keluar

" Baiklah Nak, ayo Pak!" ajak Ibu Husna.

di perjalanan Husna maupun Denta hanya diam saja, Denta terlihat menahan kesal! Dia melihat pakaian Husna begitu lusuh dan kampungan. " perempuan ini benar-benar hanya membuat Aku malu saja" Gumamnya lirih dalam hati. Sedangkan orang Tua Husna sibuk melihat keluar, Mereka tidak menyadari anak dan menantunya itu masih seperti orang asing walau sudah di ikat dalam pernikahan.

sepanjang perjalanan kedua orang Tua dan adik Husna tertidur di belakang. setelah puas melihat-lihat keluar kaca mobil ternyata mereka terlena dan tidur berderetan. hanya tinggal Husna dan Denta yang tersadar.

" Emmm... Mas, apakah masih jauh?" Husna memberanikan diri membuka pembicaraan

Denta hanya diam dan fokus menyetir... suara gadis itu membuatnya semakin kesal. kalau saja tidak ada orang tua Husna di belakang mungkin Denta sudah menjawabnya dengan lantang.

Husna kembali terdiam, pertanyaannya tidak mendapat jawaban. Dia pun tak ingin membuat suaminya semakin kesal dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya.

Empat jam di perjalanan...

akhirnya mereka sampai ke rumah megah Denta.

Husna tercengang!bak istana di dongeng-dongeng, Rumah keluarga Denta sangat besar, pernak pernik dengan deretan mobil sport, halaman yang luas dan pagar rumah yang tinggi. sungguh kehidupan Denta sangat jauh berbeda dengannya di kampung. " Aku memang tidak pantas untuk Mas Denta! kehidupan kami seperti langit dan bumi"

langkah Husna terhenti, Dia seperti tidak mampu untuk melangkah masuk kedalam istana Denta Abi Raksa suaminya sendiri.

" Ibu, Bapak sama Bima masuk dulu, Mama dan Papa sudah di dalam"

" Baiklah nak Denta!"

mereka melangkah masuk dengan hati-hati, di sambut hangat oleh kedua orang tua Denta.

" Sampai kapan Kamu berdiri di situ? merasa tidak pantas? atau Kamu sedang menyesal!" kata-kata Denta begitu menyakiti hati, namun Husna tetap diam dan menunduk.

" jangan membuatku marah! cepat masuk" bentak Denta sedikit kasar

" I..iya Mas!" Husna menjawab dengan terbata-bata

mereka menyusul masuk

di dalam keluarga besar Denta sedang berkumpul. saat Husna mendekat mereka hanya melihat dengan tatapan sinis. terlihat jelas, mereka juga tidak menyukai Husna. senyum gadis itu terasa getir ketika di kelilingi orang-orang yang tidak menyukainya.

bingung harus menyapa bagaimana, Dia takut ucapan dan sapaannya menjadi bumerang untuk dirinya sendiri..

" Kak Denta!Kamu sangat tampan dan Kaya, tapi kenapa malah menikahi Gadis desa! apakah di kota sudah tidak ada wanita lagi?"

kata-kata sepupu Denta begitu tajam, orang tua Husna hanya bisa diam ketika anaknya di hina, itu karena Dia menghormati besannya.

" Maya! jaga mulut Kamu." Papa Denta murka

" Apa yang Saya bilang itu benar Om, Om lihat sendirikan?pakaiannya lusuh, jelek, dan kampungan. Sangat jauh berbeda dengan Kak Sarah. cantik, modern, model pula. lagian jaman sekarang masih ada jodoh-jodoh an. dasar kampungan!" tekas sepupu Denta lagi.

" Maya...!kalau Kamu masih tidak bisa diam, keluar dari sini!"

" Mas Agung, Dia ini keponakann Kamu!kenapa Kamu lebih membela orang luar di banding keluarga sendiri" Mama Maya adik dari Mama Denta, Dia tidak terima anaknya di usir keluar oleh Papa Denta.

" Saya tidak punya keponakan yang tidak sopan terhadap orang tua!" tegas Papa Denta lagi.

" Ayo Maya kita pulang! percuma di sini, Nanti kita tertular kampungannya" Hinaan keluarga Denta begitu tajam. ternyata begini rasanya jadi orang desa yang susah. memang jadi tempatnya untuk orang kaya menghitadi

Maya dan ibunya pulang karena kesal di marahi di depan keluarga kampungan itu. sedangkan Denta asik menatap sinis Istri desanya itu, entah apa yang akan Dia lakukan nanti kepada Husna.

" Sulaiman!maafkan sikap keponakan Saya, Dia memang seperti itu. mungkin karena Papa dan Mamanya bercerai jadi Dia kurang kasih sayang" Papa Denta menjelaskan dengan hati-hati

" Tidak apa-apa Mas Agung, Saya bisa memahami" sembari tersenyum kecil

" Pa, Ma, Buk, Pak, kalau begitu Saya dan Husna ke kamar dulu! mau istirahat"

" Silahkan Nak" jawab Bapak Husna

Denta langsung menggenggam tangan Husna seolah tidak terjadi apa-apa, bersikap romantis di depan kedua orang tuanya. Husna kaget, kenapa suaminya berubah secepat kilat. " Ayo Sayang, kita ke kamar!" ucap Denta sembari tersenyum manis dan langsung mengambil tas yang di pegang Husna.

melihat kedekatan pasangan muda ini, kedua orang tuanya pun ikut bahagia. tidak salah jika mereka di nikahkan karena memang pasangan yang serasi. yang satu cantik mungil, dan yang satunya lagi gagah, tampan. kalau punya anak entah secantik dan seganteng apa nantinya.

Setibanya di Kamar Denta menutup pintu dan langsung melempar Husna di kasur dengan kasarnya. Tas yang Dia bawa Ia banting dan di jatuhkan ke lantai.

Husna yang melihat sikap Denta berubah-rubah itupun kebingungan.

" Mas, ada apa? kenapa tiba-tiba Mas marah?" dengan polosnya Husna bertanya

" Diam! ( sembari memencet pipi Gadis itu)"

Husna menangis sembari memejamkan mata, Dia takut melihat wajah sangar Denta.

" Kamu lihat itu,!( Menunjuk Dinding yang ada foto Denta bersama wanita cantik) Husna melihat sebentar lalu kembali tertunduk.

" Dia adalah Sarah, kekasih yang sangat Saya cintai"

Bak di sambar petir, Hati Husna terasa nyilu dan sakit. Selain menolak di jodohkan, ternyata alasan lain Denta ialah sudah memiliki kekasih.

" Kenapa Mas mau menikah dengan Saya, Kalau Mas sudah punya Mbak Sarah! dan kenapa dari awal Mas tidak menolak perjodohan ini dengan tegas,"

Denta kembali meremas pipi Husna

" Kamu pikir Saya punya pilihan hah!Papa akan mencabut semua aset kalau Aku tidak menikah dengan Kamu hisss...selain kampungan Kamu juga pembawa sial. tapi tidak apa-apa Kamu sudah nekad kan memilih menikah dengan Saya? Kamu tunggu saja, hari ini dan seterusnya hidup Kamu akan Saya buat seperti di neraka."

Denta melepaskan tangannya dari wajah Husna, Ia pun langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. sementara Husna masih duduk diam dan terpaku, sejenak gadis itu melihat ke arah Dinding lalu menatap lekat foto Denta bersama kekasihnya " Aku hidup di antara pasangan yang saling mencintai! apakah Aku akan bahagia nanti?"

Husna menangis sembari memegangi dada, terasa sebak dan perih setelah mengetahui kenyataannya. pantas Saja Denta begitu membencinya, sebab karena dirinya lah suaminya itu harus berpisah dengan sang kekasih.

jam sudah menunjukan pukul tujuh...

waktunya makan malam,,,

Denta dan Husna turun berbarengan, di depan keluarga peran Denta sangat apik. Dia menggenggam tangan Husna dengan mesranya. " Andai ini kenyataan!betapa bahagianya Aku menjadi wanita yang paling beruntung di dunia" ucap Husna dalam hati sembari tersenyum getir.

" Pengantin baru ini lengket sekali ya,!" goda Mama Denta

Denta hanya tersenyum

" Kalian bahagia Ibuk sama Bapak juga Bahagia,!," sambung Ibu Husna

" Terimakasih doanya Buk!" ucap Denta lagi sembari menggenggam tangan Husna lebih kuat, dan Husna merasa kesakitan. sepertinya Denta sengaja karena Dia tidak ingin keluarganya tahu bahwa semua yang di lakukan nya adalah palsu,

" Ayo duduk! kita makan malam dulu" Ajak Papa Denta.

mereka pun menyantap hidangan yang sudah tersedia, Denta sejak tadi asik memandang Bima adik Husna yang seperti orang kelaparan! " Keluarga Kampung, kelakuannya juga kampungan!" ucap Denta dalam hati, amarahnya seperti tidak bisa di lepaskan, mengenang ancaman sang Papa Ia pun hanya bisa menahan.

Usai makan malam, mereka pun beristirahat! besok masih ada satu babak lagi yaitu resepsi, pengantinnya juga butuh istirahat.

pernikahan kilat ini di lakukan agar Denta tidak terpengaruh dengan Sarah, Papa Denta tidak ingin anaknya salah memilih pasangan. apalagi Sarah adalah seorang model, Denta anak tunggal. Jadi Dia harus bisa memberikan yang terbaik untuk anaknya. mungkin caranya salah, tapi Papa Denta yakin ini pilihan sebaik-sebaiknya di antara pilihan yang lain.

Bersambung....😉😉😉

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ceo Menikahi Gadis Desa   Arga, Kamu terjebak dengan perbuatanmu sendiri

    Bab 32 Setelah beberapa hari berusaha akhirnya Bima berhasil dan menyerahkan semua bukti kepada Denta Bosnya. hari ini Arga akan mendapatkan masalah besar!Denta meminta Bima memanggil Arga agar datang ke ruangannya. di ruangan sudah ada Papa, dan Om nya ( Papa Arga). sebenarnya Denta tidak tega melakukan ini, mengingat kedua orang tua Arga pasti akan kecewa. tapi Denta tidak ada pilihan ini juga menjadi pelajaran agar kedepannya Arga lebih jernih berpikir sebelum bertindak. Arga sudah masuk ke ruangan, laki-laki itu langsung kaget melihat semuanya sudah berkumpul. perasaannya tidak enak namun Dia berusaha tenang agar Denta tidak mencurigainya. " Duduk!" pinta Denta kepada Arga. " Ada apa ini, kenapa semuanya berkumpul?" Arga bingung " Huh!(Denta menghela napas) Apa Kamu ingin menjelaskan sesuatu?" Denta memancing pertanyaan " Sesuatu?" Arga masih tampak bingung Papa Arga terlihat menahan marah, selain kecewa Beliau juga malu karena anaknya

  • Ceo Menikahi Gadis Desa   Desain baju pengantin klasik dan modern Ala Husna Humaira

    Bab 31 Husna sudah semakin membaik, kesibukannya dirumah semakin bertambah, ya... selain menjadi ibu rumah tangga Dia juga sedang menekuni keahliannya dalam mendesain. Dia teringat kata-kata suaminya waktu itu, memberi semangat agar mencoba terlebih dahulu "Menurut Suamiku Desainku bagus!jadi apa salahnya Aku mengasah tanganku agar lebih mendapatkan hasil yang baik" ucapnya lirih sembari memainkan pensil di tangan. TUTTTT.... getar panggilan ponsel Husna Mas Denta...? ternyata Denta yang menelpon " Hallo Mas?" " Hallo, Sayang Kamu dirumah?" tanya Denta lembut " Ehem!Ada apa Mas?" " Siang ini Aku pulang, makan siang di rumah" " Oh, Kamu mau makan siang apa Mas?" " Jangan repot, nanti Kamu lelah!Mas bawa makanan" " Eh jangan, biar Saya masak saja Mas!lagipula makanan di luar tidak baik untuk kesehatan" " Tidak merepotkan Kamu?" " Sama sekali tidak lah Mas, oke sampai ketemu nanti Daaa..." Tuuuut...

  • Ceo Menikahi Gadis Desa   Akhirnya Husna mengembangkan bakatnya...

    Bab 30 Selesai makan, Denta mengajak Husna duduk santai karena ada yang ingin Dia bahas. Denta kekamar sebentar untuk mengambil sesuatu lalu kembali turun dan langsung duduk di sebelah Istrinya. lipatan kertas yang ada di tangannya langsung di buka dan di tunjukkaan kepada Husna. " Sayang, bisa Kamu jelaskan tentang ini?" Denta menunjuk ke arah kertas Husna menoleh dan melihat secara teliti, Dia sadar ini adalah Desain yang di buat waktu terbaring di rumah sakit. " Kenapa Ini...ada di Kamu Mas? bukannya kemarin sudah Saya etakkan di tempat tidur rumah sakit?" " Mama yang kasih ini ke Aku, katanya ini punya Kamu!benar?" " Ehem!( Husna mengangguk)" " Sayang, kenapa Kamu tidak pernah cerita kalau Kamu bisa mendesain sebagus ini?" " (Husna tersenyum) Mas, Saya itu hanya orang desa!Saya cuma takut nanti tidak sesuai dengan pandangan orang kota seperti kalian," " kenapa Kamu bicara seperti itu? bakat bukan dari pandangan tapi p

  • Ceo Menikahi Gadis Desa   Keahlian Husna yang tidak Denta Tau...

    Bab 29 Siang ini Husna pulang kerumah setelah beberapa hari di rumah sakit, di dalam mobil Husna tertidur dalam pelukan Denta, terlihat wajahnya yang pucat dan kondisi tubuh yang masih lemah membuat Husna harus banyak istirahat. baru saja membuat bahagia sudah ada kemalangan tak terduga yang datang menimpa Husna. Mama Denta memperhatikan anaknya yang begitu lembut terhadap Husna, Dia merasa lega dan senang!jika dulu mungkin suatu kesalahan, Mama Denta berharap kedepannya bisa di perbaiki dan terus bersama-sama. Mama Denta memberikan sebuah kertas yang ada lukisan tangan Husna, Denta bingung namun tangannya tetap menerima kertas tersebut. " Apa ini Ma?" " Mama tadi menemukan kertas itu di tempat tidur Husna" jelas Mama " Ini Husna yang mendesain Ma?" " Sepertinya...Iya,!" " Indah sekali Desain ini, kenapa Aku baru tau?" Denta melihat lekat ke wajah sang Istri yang masih tertidur dalam pelukannya. "

  • Ceo Menikahi Gadis Desa   Sarah, Kamu berani sekali melukai Istriku!.

    Bab 28 Denta sudah menerima kiriman vidio pengawasan rumah sakit, benar saja!tadi malam memang ada orang yang berusaha mencelakai Husna, menyamar dan mengenakan baju perawat. Denta memperhatikan detail setiap gerak-gerik mulai dari postur tubuh dan mata yang sedikit oval, Denta mengenali dan tidak lain orang itu adalah Sarah! "Kurang ajar!berani sekali Kamu Sarah" Gumam Denta lirih sembari mengepal kedua tangannya. Dia keluar untuk menghubungi Bima tangan kanannya, jika tetap menelpon didalam Dia takut nanti mengganggu istirahat sang Istri. (percakapan di telpon) " Hallo...Bima?" " Hallo Bos, apa...ada yang bisa Saya bantu?" " Tolong bawa Sarah ke hadapan Saya, nanti saya share lokasinya!" " Sekarang Boss?" " Tahun depan" " Ba...baik Bos, siap laksanakan" telpon terputus... Denta kembali masuk kedalam bersama Mama, Papanya yang barus saja tiba, Denta menceritakan semua yang Husna alami tadi ma

  • Ceo Menikahi Gadis Desa   Sarah Kamu benar-benar Berani melukai Istriku...

    Bab 27 Denta sudah kembali ke rumah sakit, Mama dan Papa berpamitan pulang hari sudah malam besok mereka harus berangkat keluar kota untuk urusan pekerjaan. Denta membawa beberapa makanan dan buah-buahan segar untuk di konsumsi. " Sayang Kamu makan dulu Ya" " Apa ini Mas?" " Bubur Ayam," Denta menyuapi sang Istri dengan hati-hati, Dokter juga sudah mengatakan besok Husna sudah boleh pulang dan melanjutkan istirahatnya di rumah. Denta lega demam Husna tidak terlalu serius. khawatirnya sudah tidak bisa untuk di sembunyikan. Denta berpamitan dengan Husna untuk ke kantor sebentar karena ada berkas yang harus dia ambil, setelah itu akan kembali lagi untuk menemani. setelah Denta keluar beberapa menit, tiba-tiba ada yang datang ke ruangan Husna memakai pakaian petugas rumah sakit (perawat), memakai masker untuk menutupi wajahnya. " Suster mau cek kondisi Saya?" Dengan polosnya Husna bertanya Suster itu tidak menjawab Dia l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status