LOGINBab 2
Hari yang di tunggu telah tiba... Husna sangat cantik dengan riasan sederhananya, Hari ini Dia akan melepas statusnya dari lajang menjadi istri orang. Air mata tak mampu Ia bendung! walau di hari bahagia bagi orang yang melihat, tapi tidak dengan hati Husna. Dia tidak tau setelah tinggal dengan Denta nanti hidupnya akan berubah seperti apa! Dia bahkan tidak pernah membayangkan akan berakhir di pelaminan tanpa cinta. " Husna!Kamu sudah siap Nduk?" Ibu Husna menghampiri sembari memegang pundak anak Gadisnya " Sudah Buk!" Husna menjawab dengan lembut " Kamu cantik sekali Nak, persis waktu Ibuk muda dulu!hanya saja kelebihan Kamu lesung pipinya ada dua, sedangkan Ibuk tidak punya. jadi lebih jauh cantikan Kamu" goda Ibu membuat Husna tertawa kecil " Ah, Ibuk...Bisa saja" " Selamat ya Sayang, Ibuk doakan Kamu bahagia dan langgeng Till Jannah Aamiin. semoga pilihan Bapak sama Ibuk yang terbaik di antara yang baik-baik " Mata Ibu Husna berkaca-kaca " Ibuk, doakan Husna kuat!" mereka berpelukan penuh haru, bagaimana pun Husna adalah anak Gadis satu-satunya. 20 puluh tahun membesarkan dan sebentar lagi harus melepaskan karena Husna akan ikut suami. " Ya sudah, ayo keluar!Calon suamimu sudah menunggu di sana!jangan sedih-sedih, karena Ini hari bahagia Kamu" " Iya Buk!" Husna mengikuti langkah Ibu keluar dari Kamar dan menuju ruang tamu, Dia sadar pernikahan ini tidak akan membawa bahagia. tapi kembali lagi, Dia benar-benar tidak punya pilihan " Bagaimana? bisa kita mulai?' Tanya pak penghulu sembari melihat ke arah calon pengantin Denta hanya mengangguk..., " Sebelum akad di mulai, Saya ingin bertanya kepada pengantin wanita. apakah Anda ikhlas menikah dengan calon pengantin Pria?" Husna melihat ke arah Denta, dengan senyum sedih Ia menjawab dengan lembutnya " Ikhlas Pak!" " Baiklah, kalau begitu silahkan jabat tangan pak Sulaiman!" tegas pak Penghulu lagi kepada pengantin Pria. Denta mengulurkan tangan dan langsung memegang tangan calon mertuanya. " Saya Nikahkan anak kandung saya Husna Humaira Binti Saya sendiri dengan mas kawinnya seperangkat alat sholat dan sebentuk cincin emas Tunai" " Saya terima nikah dan kawinnya Husna Humaira Binti Sulaiman dengan mas kawinnya seperangkat alas sholat dan sebentuk cincin emas Tunai..." Bagaimana saksi... SAH.... SAH.... Kini lepas sudah masa Lajang keduanya, dan berganti menjadi status suami dan istri. mereka saling memakaikan cincin, Husna mencium tangan Denta sedangkan Denta mencium kening Husna. keduanya sudah resmi menikah di mata agama dan negara. Sore ini mereka akan pulang ke Jakarta, besok adalah resepsinya! semua sudah di persiapkan. Husna berkemas-kemas membawa sedikit pakaian lusuhnya. tiba-tiba Adik laki-laki Husna masuk kedalam dan langsung memeluknya. " Ada apa Bima? kenapa Kamu tiba-tiba meluk mbak?" tanya Husna pelan sambil mengelus kepala Bima " Mbak, Apa Mbak bahagia menikah dengan Mas Denta?" Bima seolah tau isi hati Husna dug.... hati Husna tersentak mendengar pertanyaan Bima adiknya " Memangnya Kenapa? apakah Mbak terlihat tidak bahagia?" Husna berusaha senyum bahagia " Bima cuma bisa mendoakan yang terbaik, setelah ini harus lebih bahagia ya mbak" ucap Bima kembali memeluk Husna. " Terimakasih Sayang, itu pasti!Kamu juga baik-baik sekolahnya, jangan nakal. jagain Ibuk sama Bapak kalau mbak udah nggak di rumah" Bima hanya mengangguk... bahkan Bima merasakan kesedihan Husna, walau mbaknya terlihat kuat dan tegar tapi Husna tetap lah manusia biasa. selesai beres-beres Husna keluar dari kamar, jam sudah menunjukan pukul setengah dua. Denta sudah bersiap-siap di luar dan mereka akan segera berangkat. " semua barang-barang Ibuk sudah di bawa?" tanya Husna memastikan " Sudah Nduk, Bapak juga sudah, Bima malah sudah dari tadi nunggu di luar!" jelas Ibu Husna sembari tersenyum kecil " Ya Sudah kita berangkat sekarang!Papa sama Mama sudah berangkat dulu" potong Denta sembari melangkah keluar " Baiklah Nak, ayo Pak!" ajak Ibu Husna. di perjalanan Husna maupun Denta hanya diam saja, Denta terlihat menahan kesal! Dia melihat pakaian Husna begitu lusuh dan kampungan. " perempuan ini benar-benar hanya membuat Aku malu saja" Gumamnya lirih dalam hati. Sedangkan orang Tua Husna sibuk melihat keluar, Mereka tidak menyadari anak dan menantunya itu masih seperti orang asing walau sudah di ikat dalam pernikahan. sepanjang perjalanan kedua orang Tua dan adik Husna tertidur di belakang. setelah puas melihat-lihat keluar kaca mobil ternyata mereka terlena dan tidur berderetan. hanya tinggal Husna dan Denta yang tersadar. " Emmm... Mas, apakah masih jauh?" Husna memberanikan diri membuka pembicaraan Denta hanya diam dan fokus menyetir... suara gadis itu membuatnya semakin kesal. kalau saja tidak ada orang tua Husna di belakang mungkin Denta sudah menjawabnya dengan lantang. Husna kembali terdiam, pertanyaannya tidak mendapat jawaban. Dia pun tak ingin membuat suaminya semakin kesal dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Empat jam di perjalanan... akhirnya mereka sampai ke rumah megah Denta. Husna tercengang!bak istana di dongeng-dongeng, Rumah keluarga Denta sangat besar, pernak pernik dengan deretan mobil sport, halaman yang luas dan pagar rumah yang tinggi. sungguh kehidupan Denta sangat jauh berbeda dengannya di kampung. " Aku memang tidak pantas untuk Mas Denta! kehidupan kami seperti langit dan bumi" langkah Husna terhenti, Dia seperti tidak mampu untuk melangkah masuk kedalam istana Denta Abi Raksa suaminya sendiri. " Ibu, Bapak sama Bima masuk dulu, Mama dan Papa sudah di dalam" " Baiklah nak Denta!" mereka melangkah masuk dengan hati-hati, di sambut hangat oleh kedua orang tua Denta. " Sampai kapan Kamu berdiri di situ? merasa tidak pantas? atau Kamu sedang menyesal!" kata-kata Denta begitu menyakiti hati, namun Husna tetap diam dan menunduk. " jangan membuatku marah! cepat masuk" bentak Denta sedikit kasar " I..iya Mas!" Husna menjawab dengan terbata-bata mereka menyusul masuk di dalam keluarga besar Denta sedang berkumpul. saat Husna mendekat mereka hanya melihat dengan tatapan sinis. terlihat jelas, mereka juga tidak menyukai Husna. senyum gadis itu terasa getir ketika di kelilingi orang-orang yang tidak menyukainya. bingung harus menyapa bagaimana, Dia takut ucapan dan sapaannya menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.. " Kak Denta!Kamu sangat tampan dan Kaya, tapi kenapa malah menikahi Gadis desa! apakah di kota sudah tidak ada wanita lagi?" kata-kata sepupu Denta begitu tajam, orang tua Husna hanya bisa diam ketika anaknya di hina, itu karena Dia menghormati besannya. " Maya! jaga mulut Kamu." Papa Denta murka " Apa yang Saya bilang itu benar Om, Om lihat sendirikan?pakaiannya lusuh, jelek, dan kampungan. Sangat jauh berbeda dengan Kak Sarah. cantik, modern, model pula. lagian jaman sekarang masih ada jodoh-jodoh an. dasar kampungan!" tekas sepupu Denta lagi. " Maya...!kalau Kamu masih tidak bisa diam, keluar dari sini!" " Mas Agung, Dia ini keponakann Kamu!kenapa Kamu lebih membela orang luar di banding keluarga sendiri" Mama Maya adik dari Mama Denta, Dia tidak terima anaknya di usir keluar oleh Papa Denta. " Saya tidak punya keponakan yang tidak sopan terhadap orang tua!" tegas Papa Denta lagi. " Ayo Maya kita pulang! percuma di sini, Nanti kita tertular kampungannya" Hinaan keluarga Denta begitu tajam. ternyata begini rasanya jadi orang desa yang susah. memang jadi tempatnya untuk orang kaya menghitadi Maya dan ibunya pulang karena kesal di marahi di depan keluarga kampungan itu. sedangkan Denta asik menatap sinis Istri desanya itu, entah apa yang akan Dia lakukan nanti kepada Husna. " Sulaiman!maafkan sikap keponakan Saya, Dia memang seperti itu. mungkin karena Papa dan Mamanya bercerai jadi Dia kurang kasih sayang" Papa Denta menjelaskan dengan hati-hati " Tidak apa-apa Mas Agung, Saya bisa memahami" sembari tersenyum kecil " Pa, Ma, Buk, Pak, kalau begitu Saya dan Husna ke kamar dulu! mau istirahat" " Silahkan Nak" jawab Bapak Husna Denta langsung menggenggam tangan Husna seolah tidak terjadi apa-apa, bersikap romantis di depan kedua orang tuanya. Husna kaget, kenapa suaminya berubah secepat kilat. " Ayo Sayang, kita ke kamar!" ucap Denta sembari tersenyum manis dan langsung mengambil tas yang di pegang Husna. melihat kedekatan pasangan muda ini, kedua orang tuanya pun ikut bahagia. tidak salah jika mereka di nikahkan karena memang pasangan yang serasi. yang satu cantik mungil, dan yang satunya lagi gagah, tampan. kalau punya anak entah secantik dan seganteng apa nantinya. Setibanya di Kamar Denta menutup pintu dan langsung melempar Husna di kasur dengan kasarnya. Tas yang Dia bawa Ia banting dan di jatuhkan ke lantai. Husna yang melihat sikap Denta berubah-rubah itupun kebingungan. " Mas, ada apa? kenapa tiba-tiba Mas marah?" dengan polosnya Husna bertanya " Diam! ( sembari memencet pipi Gadis itu)" Husna menangis sembari memejamkan mata, Dia takut melihat wajah sangar Denta. " Kamu lihat itu,!( Menunjuk Dinding yang ada foto Denta bersama wanita cantik) Husna melihat sebentar lalu kembali tertunduk. " Dia adalah Sarah, kekasih yang sangat Saya cintai" Bak di sambar petir, Hati Husna terasa nyilu dan sakit. Selain menolak di jodohkan, ternyata alasan lain Denta ialah sudah memiliki kekasih. " Kenapa Mas mau menikah dengan Saya, Kalau Mas sudah punya Mbak Sarah! dan kenapa dari awal Mas tidak menolak perjodohan ini dengan tegas," Denta kembali meremas pipi Husna " Kamu pikir Saya punya pilihan hah!Papa akan mencabut semua aset kalau Aku tidak menikah dengan Kamu hisss...selain kampungan Kamu juga pembawa sial. tapi tidak apa-apa Kamu sudah nekad kan memilih menikah dengan Saya? Kamu tunggu saja, hari ini dan seterusnya hidup Kamu akan Saya buat seperti di neraka." Denta melepaskan tangannya dari wajah Husna, Ia pun langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. sementara Husna masih duduk diam dan terpaku, sejenak gadis itu melihat ke arah Dinding lalu menatap lekat foto Denta bersama kekasihnya " Aku hidup di antara pasangan yang saling mencintai! apakah Aku akan bahagia nanti?" Husna menangis sembari memegangi dada, terasa sebak dan perih setelah mengetahui kenyataannya. pantas Saja Denta begitu membencinya, sebab karena dirinya lah suaminya itu harus berpisah dengan sang kekasih. jam sudah menunjukan pukul tujuh... waktunya makan malam,,, Denta dan Husna turun berbarengan, di depan keluarga peran Denta sangat apik. Dia menggenggam tangan Husna dengan mesranya. " Andai ini kenyataan!betapa bahagianya Aku menjadi wanita yang paling beruntung di dunia" ucap Husna dalam hati sembari tersenyum getir. " Pengantin baru ini lengket sekali ya,!" goda Mama Denta Denta hanya tersenyum " Kalian bahagia Ibuk sama Bapak juga Bahagia,!," sambung Ibu Husna " Terimakasih doanya Buk!" ucap Denta lagi sembari menggenggam tangan Husna lebih kuat, dan Husna merasa kesakitan. sepertinya Denta sengaja karena Dia tidak ingin keluarganya tahu bahwa semua yang di lakukan nya adalah palsu, " Ayo duduk! kita makan malam dulu" Ajak Papa Denta. mereka pun menyantap hidangan yang sudah tersedia, Denta sejak tadi asik memandang Bima adik Husna yang seperti orang kelaparan! " Keluarga Kampung, kelakuannya juga kampungan!" ucap Denta dalam hati, amarahnya seperti tidak bisa di lepaskan, mengenang ancaman sang Papa Ia pun hanya bisa menahan. Usai makan malam, mereka pun beristirahat! besok masih ada satu babak lagi yaitu resepsi, pengantinnya juga butuh istirahat. pernikahan kilat ini di lakukan agar Denta tidak terpengaruh dengan Sarah, Papa Denta tidak ingin anaknya salah memilih pasangan. apalagi Sarah adalah seorang model, Denta anak tunggal. Jadi Dia harus bisa memberikan yang terbaik untuk anaknya. mungkin caranya salah, tapi Papa Denta yakin ini pilihan sebaik-sebaiknya di antara pilihan yang lain. Bersambung....😉😉😉Bab 51. Sore sudah berganti malam, Husna dan Denta sedang bersantai di ruang tamu!Denta duduk sembari memegang laptop kerjanya, sedangkan Husna masih asik membaca komen-komen yang ada di Instagram. Denta menyadari Istrinya sejak tadi tak hentinya tersenyum entah apa yang membuat hati Husna begitu geli. " Sayang, Are you okay?" Denta melepas kaca mata kerjanya " Saya baik-baik saja Mas!" " Apa yang Kamu lihat Sayang?sepertinya sejak tadi asik sendiri?" " Ah ini Mas, Saya membaca komentar-komentar mereka di IG!sedikit menggelitik dengan gombalannya" " Kamu lihat kan efek postingan foto Kamu tadi siang?" " Mas, Saya juga tidak menyangka mereka seeffort ini ke Saya!" " Kamu terlalu cantik di mata mereka Sayang, itu sebabnya Aku melarang Kamu untuk posting lagi" " Saya janji Mas setelah ini Saya tidak akan lagi memosting yang tidak Kamu suka" " Tepati janji Kamu Sayang, Aku khawatir di antara sekian banyak laki-laki itu takutnya ada yang terobsesi sama Kamu dan
Bab 50 selesai pertemuan Husna berpamitan pulang dengan Mama mertua dengan hati yang bahagia, Dia akan menceritakan semuanya kepada Denta nanti. sembari menyimpan cek kedalam tasnya, Husna naik mobil untuk segera di antar pulang. sepanjang perjalanan Husna asik bermain dengan ponselnya sembari mengepost beberapa foto di I*******m Pribadi. pengikutnya baru ribuan, tidak seperti sang suami yang sudah ratusan ribu. Namun yang mengikuti Husna adalah cogan-cogan (Cowok Ganteng)seusianya. biasanya Husna hanya meng expost keseharian dan rutinitasnya saja tanpa memperlihatkan dirinya. namun karena hari ini Dia sedang bahagia, Husna pun membagikan momen selfinya yang baru saja di ambil. baru beberapa menit terexpost, I*******mnya sudah di banjiri komenan yang penuh pujian dari kaum adam. Husna tidak menyangka pengikutnya begitu cepat merespon, Dia pun membaca satu persatu komenan yang teselip di balik foto selfinya. " Ternyata Mbak-mbak yang tidak pernah terexpost secantik ini" dengan emoj
Bab 49 Denta sudah pulang dari kantor, seperti Biasa Husna menunggu di rumah sembari bekerja!sekarang Nyonya Denta sudah punya kesibukan sendiri bukan lagi sekedar Ibu Rumah Tangga tapi seorang Desainer yang namanya sebentar lagi akan melejit dengan karya-karyanya. " Sore Sayang?" sapa Denta lembut " Eh Mas, sudah pulang Kamu?" " Emmm, Kamu lagi apa?" " Nih...(sembari menunjuk kertas di tangannya)" " Istriku sibuk sekarang, tapi jangan terlalu lelah Ya!nanti takutnya Kamu sakit" " Iya Mas, lagipula ini kerjanya sambil santai jadi tidak terlalu berasa" " Hmmm, Oke!Oh ya Sayang Aku berencana sih Mau bikinin Kamu kantor khusus untuk tempat kerja Kamu" Denta memberitahu " Kantor!Kamu seriusn Mas?" " Lebih dari serius malahan, biar nanti gampang orang-orang yang mau ajak Kamu kerjasama langsung datang kekantor menemui Kamu" " Mas, itu biayanya tidak sedikit loh!bikin kantor seperti mau beli permen saja Kamu" " Kamu meragukan Uang suamimu? Hm?" " Ah tidak M
Bab 48. Hari ini Husna free kerja, Dia pun berpamitan dengan suaminya untuk berkunjung ke butik sang Mama, rasanya bosan di rumah terus dan sesekali ingin jalan-jalan!namun sebelum kesana Husna mampir dulu ke Toko kue untuk membelikan mertuanya beberapa potong Kue, namun saat sedang asik memilih-memilih Kue diapun tak sengaja menabrak seseorang. " Eh Maaf! Saya tidak sengaja" Husna menoleh " Husna?" sapa orang yang di tabraknya barusan Husna mengingat sejenak siapa orang yang ada di depannya ini " Aku Aldo!ingat?" " Oo, Aldo!hehe maaf ya Do, Saya tidak sengaja" " It,s oke Na!Eh ya, Kamu ngapain disini?" " Nih, beli kue untuk mama mertua" sembari menunjuk keranjang " Ooh, Mmm Kamu ada waktu nggak? kalau ada boleh kita ngobrol-ngobrol sebentar?" tawar Aldo " Hehe, maaf Do kalau sekarang Saya sedang buru-buru!lain kali ya sekalian sama Suami Saya" jelas Husna pelan " Sebenarnya...ada yang ingin Saya bicarakan sama Kamu Husna!" " Mmm, maaf ya Do!kali ini Saya
Bab 47. Sejak peresmian Gaun Husna waktu itu, kini Dia sudah mulai sibuk mendesain. ada yang rekomendasi melalui butik, ada juga yang langsung menemui Husna untuk minta di buatkan Gaun dan Jas pengantinnya. melihat kesibukan sang Istri sekarang, Denta menyiapkan laptop, dan Ponsel kerja agar tidak mengganggu nomor pribadi sang Istri. Dia juga berpikir secepatnya akan menyewakan kantor kerja untuk sang Istri, agar bisnisnya terus berkembang!dengan begini tidak ada lagi orang yang berani menginjak-injak harga diri seorang Husna Humaira. setelah menyiapkan beberapa rancangan Gaun, Husna beristirahat sejenak!sebulan kedepan Dia tidak menerima pesanan karena sudah ada beberapa yang menunggu. Husna belum cukup ide untuk memvariasikan jenis-jenis gaun yang akan Dia buat, sejauh ini referensinya masih otodidak, sesuai dengan isi pikirannya sendiri. setelah melepas kaca mata pelindungnya, Husna bersender sembari berpikir!ternyata lelah yang Dia jalani sekarang ini sudah menghasilkan j
Bab 46 Setelah acara makan-makan selesai, Denta membayar dan mereka segera pulang. waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang, jam tiga sore nanti Dia ada meeting jadi masih ada waktu untuk istirahat. sementara Papa Denta mengantar Mama kembali ke butik sebelum kekantor. mereka berpamitan terlebih dahulu sebelum berpisah!. waktu begitu cepat berlalu, tak terasa pernikahan Denta dan Husna sudah memasuki bulan ke enam dan mereka telah hidup bersama. Denta berharap detik, menit, jam, hari, bulan, tahun bahkan Abad!mereka akan terus bersama dalam suka dan duka. dulu pernah menyakiti hati sang Istri, maka akan Dia balas dengan berkali-kali lipat hujan kebahagiaan. setibanya di rumah Husna langsung turun dari mobil, belum sempat melangkah Denta berlari dari samping dan langsung menggendongnya. "Mas, Kamu ngapain?" Husna bingung " Gendong Kamu lah!" " tidak usah, Saya bisa jalan Mas!" " No, lagian Aku mau minta imbalan!" " Imbalan?" " Ehm!" " Imbalan apa?" " Ak







