Share

Ceo Menikahi Gadis Desa
Ceo Menikahi Gadis Desa
Author: SiskaBie955

PERJODOHAN KILAT

Author: SiskaBie955
last update Huling Na-update: 2025-07-22 06:21:42

Bab 1.

Impian setiap orang tua, pasti ingin anaknya bahagia menikah dengan pasangannya. begitulah keinginan kedua orang tua Husna Humaira, yaitu Bapak Sulaiman dan Ibu Anita. mereka berasal dari Desa, Humaira terlahir dari keluarga yang sederhana! Dia tumbuh menjadi Gadis yang cantik, berbudi, dan rendah hati. meski tinggal di Desa namun pergaulannya cukup baik. Dia di kenal ramah dan ta,at kepada kedua orang tua. usianya baru 20 tahun masih sangat terbilang muda. Husna tidak pernah pacaran, tidak pernah dekat dengan laki-laki. sejak tamat Sekolah Menengah Pertama (SMA) dia lebih banyak menghabiskan waktu di sawah bersama kedua orang tuanya. Biaya kuliah tidak sedikit, dan hidup di kota serba mahal! Husna pun tidak ingin membebani kedua orang tuanya yang hanya berpenghasilan dari hasil panen dan bertani.

Kehidupannya cukup damai dan indah, Husna hanya dua bersaudara satu adik laki-lakinya masih sekolah menengah pertama (SMP). Husna tidak pernah melawan apapun yang di katakan kedua orang tuanya pasti Dia lakukan, termasuk meminta Husna menerima perjodohan.

malam ini tidak ada angin tidak ada hujan, Husna di ajak bicara serius dengan kedua orang tuanya. karena Gadis itu anak yang cukup penurut Ia pun duduk dan mendengarkan apa yang ingin di sampaikan orang tuanya.

" Ada apa ya buk? kok tiba-tiba Ibuk sama Bapak mau ngomong serius sama Husna?" Husna bertanya dengan lembut sambil memegang tangan ibunya.

kedua orang tua Husna saling pandang dan tersenyum.

" Jangan tegang Nduk, Ibuk sama Bapak cuma mau menyampaikan kabar baik!" ucap Bapak sembari mengelus pipi anak gadisnya

" Kabar baik apa pak?"

" Nduk, Kamu sudah 20 tahun sekarang sudah dewasa!teman-teman Kamu yang lain juga sudah pada Nikah, jadi...Bapak sama Ibuk maunya Kamu menikah saja! Toh, Kamu juga tidak kuliah kan" kata-kata Bapak menggetarkan hati Husna, yang tadinya malam tenang justru sekarang menjadi malam yang penuh pikiran.

" Menikah dengan siapa toh Pak? Husna kan belum ada pasangan!" Husna menjelaskan dengan pelan.

" Inilah yang mau Bapak sampaikan ke Kamu Nduk!dulu...waktu umur kamu sepuluh tahun Bapak sama Ibuk janji dengan Sahabat Bapak kalau Kamu sudah dewasa Bapak akan menikahkan Kamu dengan anaknya, supaya persahabatan Bapak semakin kuat dan langgeng. Dia sahabat baik Bapak dan anaknya juga pasti baik, kalian sudah pernah bertemu sepuluh tahun yang lalu sebelum mereka sekeluarga pindah ke Jakarta" Bapak Husna menjelaskan dengan pelan agar Husna tidak salah paham.

Husna hanya terdiam, akan kah kehidupannya berakhir dengan perjodohan. di Desa memang rata-rata menikahnya kalau tidak usia 19, 20, ya...paling mentok 23 tahun. dan usia Husna sudah masuk di kategori kedua. Gadis itu melamun sejenak, hatinya kecewa namun lebih tidak ingin mengecewakan orang tuanya.

" Tapi Pak, Buk! Husna kan sekarang belum pernah bertemu lagi dengan Anak sahabat Bapak itu!sepuluh tahun bukan waktu yang singkat, pasti Dia sudah lupa sama Husna! bagaimana kalau Dia tidak menyukai Husna?"

Bapak tersenyum sambil memegang tangan Husna

" Insyaallah tidak Nak, yang penting Kamu setuju. Tadi...sahabat Bapak sudah mengabari, Dia ingat dan nagih janji ke Bapak, jadi besok sekeluarga akan datang kesini! itu sebabnya Bapak langsung ngasih tau Kamu sekarang" jelas Bapak Husna lagi

" Ini mendadak sekali Pak, sejujurnya Husna masih ndak percaya!"

" Insyaallah pilihan Bapak dan Ibuk yang terbaik buat Kamu,"

" Iya Nak, Ibuk sama Bapak cuma mau Kamu bahagia" Ibu memeluk Husna dengan penuh kasih sayang

" Nanti ketemu saja dulu, jangan tegang" Bapak Husna menenangkan

" Iya Pak!"

Husna kembali ke kamar, matanya tidak bisa menahan air yang jatuh. sedih, kecewa, semua menjadi satu. Bagaimana mungkin Dia akan menikah dengan laki-laki yang pernah Ia temui sepuluh tahun lalu, bahkan wajahnya saja Husna tidak ingat!Husna takut perjodohan ini akan membuatnya sengsara. apalagi dengan Pria yang berasal dari kota. " Ya Allah, apakah ini yang terbaik untuk Saya?" Husna meratap tersedu-sedu. Dia ingin melawan, tapi wajah orang tuanya sangat bahagia Dia pun memilih diam dan patuh.

Husna terlelap dalam linangan air mata, dia hanya bisa berdoa semoga kabar bahagia untuk orang tuanya ini menjadi kebahagiaan untuknya kelak.

malam sudah berganti pagi...

pagi-pagi sekali, Husna dan ibunya sudah sibuk beberes!Mereka juga memasak masakan sederhana. siang ini tamu Bapak Husna akan tiba, meski dalam hati kecilnya menolak tetapi Husna juga penasaran seperti apa laki-laki yang akan di jodohkan dengannya nanti?...

Setelah selesai beberes Husna ke kebun untuk memetik buah jeruk dan Mangga. di kampung ya begini, mau makan buah tinggal ambil!fresh lagi.

setelah penuh keranjang Husna kembali pulang ke rumah dan mencuci buah-buahan yang Dia bawa.

" Nanti letakkan di depan ya Nduk!" perintah Ibu

" Iya Buk!"

" Setelah itu Kamu siap- siap, biar nanti nggak keburu-buru".

" Ah, Iya Buk!"

Husna hanya bisa pasrah, Setelah ini hidupnya bergantung antara dua pilihan, di nikahi atau di batalkan. Dia tidak bisa membuat keputusan!hanya bisa menerima saja.

waktu yang di tunggu telah tiba....

mereka sudah sampai, perjalanan yang sedikit melelahkan karena harus memasuki sedikit lorong kecil!tapi tidak menjadi penghalang, mereka berpelukan setelah sekian tahun lamanya tidak bertemu. Husna masih di kamar karena ibuk belum menyuruhnya keluar.

Mendengar suara riuh diluar Husna pun semakin berdebar tidak karuan. sebentar lagi Dia akan bertemu calon suaminya. " Kalau memamg jodohku, maka ikhlaskan hatiku ya Allah" ucapnya dalam hati sembari meremas kedua tangannya yang dingin dan pasih itu.

" Husna?" Ibuk memanggil Husna dari balik pintu kamar

" Ah! iya Buk?"

" Ayo keluar, calon suamimu sudah datang!"

Husna hanya mengangguk kemudian berjalan dengan pelan menuju ruang tamu. Dia menunduk dan tak berani melihat ke depan.

" Nduk, ayo salam sama Tante, Om!" Bapak Husna mempersilahkan.

saat menegakkan pandangan, Husna kaget melihat wajah calon suaminya. Dia begitu tampan dan gagah, di bandingkan dengan tubuhnya yang kecil mungil ini rasanya...memang tidak cocok untuk bersanding.

Husna mencium tangan kedua orang tua calon suaminya...

" nama Saya Husna Om, Tante!"

" Waah cantik sekali Kamu Nak, Denta!Kamu beruntung sekali" puji Mama Denta sembari mengelus pipi mungil Husna. Husna pun hanya tersenyum sesekali mencuri pandang ke arah laki-laki itu.

Husna mengulurkan tangan ke arah Calon suaminya, namun terlihat sikapnya begitu dingin. Meski menerima jabatan tangan Husna, tetapi laki-laki itu tidak menunjukkan expresi senang sama sekali.

" Saya Husna Mas!"

" Denta"

dengan cepat Pria itu melepaskan tangannya dari Husna.

setelah perkenalan singkat Husna pun kembali duduk, mereka sama-sama mendengarkan pembahasan.

" Sulaiman, seperti janji kita dulu!ayo kita berbesan" ajak Papa Denta

" dengan senang hati Mas Agung!" sembari tertawa kecil

" Haha, inilah waktu yang di tunggu-tunggu!Saya sudah tidak sabar sekali" ucap Papa Denta lagi

" Begitu juga Saya Mas, apalagi Husna!(Bapak melihat ke arah Husna) Kamu bahagia kan Nduk?" sambung Bapak Husna sembari bertanya

Husna yang di tanya mendadak pun spontan menjawab " Ah..iya Pak!"

" Syukurlah, jadi kita tinggal mengatur tanggal dan waktu saja!" sambung Papa Denta lagi

" Aaa Pa, Aku mau bicara sama Husna sebentar!empat mata." tegas Denta sembari berdiri dan mengajak Husna keluar

" Silahkan Nak, (jawab Bapak Husna) ayo Husna, sekalian biar Kamu kenal lebih dekat dengan calon suami Kamu"

" Iya Pak"

Husna mengikuti langkah Denta, setelah sampai di depan mobil Pria itu berhenti seketika suasana hening, baru setelah itu Denta mulai membuka pembicaraan.

" Kamu yakin mau menikah dengan Saya?" Denta bertanya dengan posisi memunggungi Husna

" Iya Mas Denta, Saya yakin!"

" Heh!tidak menyesal!"

" Insyaallah tidak Mas." Husna meyakinkan

Denta terlihat menahan kesal, Ia pun berbalik dan langsung menunjuk wajah Husna dengan sarkasnya.

" Kamu dengar baik-baik Gadis Desa, Sekalipun Saya menerima perjodohan ini!Saya tidak akan pernah suka, apalagi jatuh cinta sama Kamu!" terdengar kata-kata Denta begitu tajam, Husna pun menyadari pasti Pria ini sejak awal sudah menolak perjodohan.

" Apa pilihan yang Saya punya Mas? Saya perempuan, Saya tidak bisa melawan, lagipula Saya tidak mungkin mengecewekan Bapak sama Ibuk!" Husna masih berusaha kuat

" Hahaha...(Denta tertawa sinis) Kamu pikir, Kamu sebanding dengan Saya?kalau Kamu tetap bersikeras menerima perjodohan ini silahkan!tapi ingat, Kamu harus siap menderita hidup dengan Saya!sekarang Kamu pikirkan lagi, sebelum kita kembali masuk ke dalam Kamu masih bisa berubah pikiran" Denta mengingatkan kembali

Husna di rundung kegalauan, Dia ingin menikah sekali seumur hidup dengan orang yang mencintainya, tapi di sisi lain perjodohan ini sudah di atur sejak Dia masih kecil. kalau menolak, sudah pasti kedua orang tuanya kecewa. Husna tidak ingin egois, tapi Dia juga tidak ingin mengorbankan hidupnya apalagi hidup dengan orang yang tidak mencintainya sama sekali.

" Apa Kamu sudah menemukan jawabannya?" Denta kembali bertanya

" Saya tetap dengan keputusan Saya Mas, apapun resikonya nanti" Husna menyatakan dengan tegas walau di dalam hatinya ciut tanpa hela napas

Denta meraih lengan Husna dengan kasar.

" Kamu Terlalu nekad!Baiklah, Kamu tanggung sendiri akibatnya nanti!Dan ingat, tidak boleh ada kata menyesal setelah hidup dengan Saya"

Denta kembali melangkah masuk, di susul Husna yang ikut di belakangnya.

" Nah mereka sudah kembali, " Papa Denta menyapa

" Baiklah Pa, Saya dan Husna sudah berbincang dan Kami...menerima perjodohan ini" sembari menatap ke arah Husna yang langsung tertunduk.

" Waaaah kabar bagus, kalau pada akhirnya Kamu terima kenapa tadi malam harus berdebat dulu. Kamu berubah pikiran setelah bertemu Husna ya?" goda Papa Denta

Denta hanya tersenyum palsu, di balik senyumnya seperti ada rencana yang terselubung.

" Baik lah Sulaiman, kapan kita adakan pernikahan?"

" Terserah Mas Agung saja, Saya dan Istri ikut!"

Mereka sama-sama melepas tawa, lalu menentukan tanggal pernikahan. menikah dan ijab qobul di kampung halaman Husna, sedangkan resepsi akan di langsungkan di Jakarta di kampung halaman Denta.

Denta asik menatap sinis Husna, sedangkan Husna tidak berani menatap balik Denta karena takut.

dan apa yang di takutkannya pun menjadi kenyataan!Dia benar-benar akan hidup serumah dengan orang yang tidak mencintainya...bagaimana kehidupannya nanti? bagaimana kalau Dia gagal membina rumah tangga? pikiran Husna berkecamuk..Dia takut hidupnya berantakan, tapi Dia juga takut mengecewakan kedua orang tuanya.

Akhirnya keluarga Denta berpamitan pulang, mereka tidak menginap karena Denta menolak. tiga hari kemudian mereka akan datang lagi dan langsung ijab qobul. semua di lakukan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.

Husna hanya bisa pasrah dan ikhlas, apapun yang terjadi nanti sebisa mungkin akan Dia hadapi...

Bersambung.... 🤗

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Ceo Menikahi Gadis Desa   Arga, Kamu terjebak dengan perbuatanmu sendiri

    Bab 32 Setelah beberapa hari berusaha akhirnya Bima berhasil dan menyerahkan semua bukti kepada Denta Bosnya. hari ini Arga akan mendapatkan masalah besar!Denta meminta Bima memanggil Arga agar datang ke ruangannya. di ruangan sudah ada Papa, dan Om nya ( Papa Arga). sebenarnya Denta tidak tega melakukan ini, mengingat kedua orang tua Arga pasti akan kecewa. tapi Denta tidak ada pilihan ini juga menjadi pelajaran agar kedepannya Arga lebih jernih berpikir sebelum bertindak. Arga sudah masuk ke ruangan, laki-laki itu langsung kaget melihat semuanya sudah berkumpul. perasaannya tidak enak namun Dia berusaha tenang agar Denta tidak mencurigainya. " Duduk!" pinta Denta kepada Arga. " Ada apa ini, kenapa semuanya berkumpul?" Arga bingung " Huh!(Denta menghela napas) Apa Kamu ingin menjelaskan sesuatu?" Denta memancing pertanyaan " Sesuatu?" Arga masih tampak bingung Papa Arga terlihat menahan marah, selain kecewa Beliau juga malu karena anaknya

  • Ceo Menikahi Gadis Desa   Desain baju pengantin klasik dan modern Ala Husna Humaira

    Bab 31 Husna sudah semakin membaik, kesibukannya dirumah semakin bertambah, ya... selain menjadi ibu rumah tangga Dia juga sedang menekuni keahliannya dalam mendesain. Dia teringat kata-kata suaminya waktu itu, memberi semangat agar mencoba terlebih dahulu "Menurut Suamiku Desainku bagus!jadi apa salahnya Aku mengasah tanganku agar lebih mendapatkan hasil yang baik" ucapnya lirih sembari memainkan pensil di tangan. TUTTTT.... getar panggilan ponsel Husna Mas Denta...? ternyata Denta yang menelpon " Hallo Mas?" " Hallo, Sayang Kamu dirumah?" tanya Denta lembut " Ehem!Ada apa Mas?" " Siang ini Aku pulang, makan siang di rumah" " Oh, Kamu mau makan siang apa Mas?" " Jangan repot, nanti Kamu lelah!Mas bawa makanan" " Eh jangan, biar Saya masak saja Mas!lagipula makanan di luar tidak baik untuk kesehatan" " Tidak merepotkan Kamu?" " Sama sekali tidak lah Mas, oke sampai ketemu nanti Daaa..." Tuuuut...

  • Ceo Menikahi Gadis Desa   Akhirnya Husna mengembangkan bakatnya...

    Bab 30 Selesai makan, Denta mengajak Husna duduk santai karena ada yang ingin Dia bahas. Denta kekamar sebentar untuk mengambil sesuatu lalu kembali turun dan langsung duduk di sebelah Istrinya. lipatan kertas yang ada di tangannya langsung di buka dan di tunjukkaan kepada Husna. " Sayang, bisa Kamu jelaskan tentang ini?" Denta menunjuk ke arah kertas Husna menoleh dan melihat secara teliti, Dia sadar ini adalah Desain yang di buat waktu terbaring di rumah sakit. " Kenapa Ini...ada di Kamu Mas? bukannya kemarin sudah Saya etakkan di tempat tidur rumah sakit?" " Mama yang kasih ini ke Aku, katanya ini punya Kamu!benar?" " Ehem!( Husna mengangguk)" " Sayang, kenapa Kamu tidak pernah cerita kalau Kamu bisa mendesain sebagus ini?" " (Husna tersenyum) Mas, Saya itu hanya orang desa!Saya cuma takut nanti tidak sesuai dengan pandangan orang kota seperti kalian," " kenapa Kamu bicara seperti itu? bakat bukan dari pandangan tapi p

  • Ceo Menikahi Gadis Desa   Keahlian Husna yang tidak Denta Tau...

    Bab 29 Siang ini Husna pulang kerumah setelah beberapa hari di rumah sakit, di dalam mobil Husna tertidur dalam pelukan Denta, terlihat wajahnya yang pucat dan kondisi tubuh yang masih lemah membuat Husna harus banyak istirahat. baru saja membuat bahagia sudah ada kemalangan tak terduga yang datang menimpa Husna. Mama Denta memperhatikan anaknya yang begitu lembut terhadap Husna, Dia merasa lega dan senang!jika dulu mungkin suatu kesalahan, Mama Denta berharap kedepannya bisa di perbaiki dan terus bersama-sama. Mama Denta memberikan sebuah kertas yang ada lukisan tangan Husna, Denta bingung namun tangannya tetap menerima kertas tersebut. " Apa ini Ma?" " Mama tadi menemukan kertas itu di tempat tidur Husna" jelas Mama " Ini Husna yang mendesain Ma?" " Sepertinya...Iya,!" " Indah sekali Desain ini, kenapa Aku baru tau?" Denta melihat lekat ke wajah sang Istri yang masih tertidur dalam pelukannya. "

  • Ceo Menikahi Gadis Desa   Sarah, Kamu berani sekali melukai Istriku!.

    Bab 28 Denta sudah menerima kiriman vidio pengawasan rumah sakit, benar saja!tadi malam memang ada orang yang berusaha mencelakai Husna, menyamar dan mengenakan baju perawat. Denta memperhatikan detail setiap gerak-gerik mulai dari postur tubuh dan mata yang sedikit oval, Denta mengenali dan tidak lain orang itu adalah Sarah! "Kurang ajar!berani sekali Kamu Sarah" Gumam Denta lirih sembari mengepal kedua tangannya. Dia keluar untuk menghubungi Bima tangan kanannya, jika tetap menelpon didalam Dia takut nanti mengganggu istirahat sang Istri. (percakapan di telpon) " Hallo...Bima?" " Hallo Bos, apa...ada yang bisa Saya bantu?" " Tolong bawa Sarah ke hadapan Saya, nanti saya share lokasinya!" " Sekarang Boss?" " Tahun depan" " Ba...baik Bos, siap laksanakan" telpon terputus... Denta kembali masuk kedalam bersama Mama, Papanya yang barus saja tiba, Denta menceritakan semua yang Husna alami tadi ma

  • Ceo Menikahi Gadis Desa   Sarah Kamu benar-benar Berani melukai Istriku...

    Bab 27 Denta sudah kembali ke rumah sakit, Mama dan Papa berpamitan pulang hari sudah malam besok mereka harus berangkat keluar kota untuk urusan pekerjaan. Denta membawa beberapa makanan dan buah-buahan segar untuk di konsumsi. " Sayang Kamu makan dulu Ya" " Apa ini Mas?" " Bubur Ayam," Denta menyuapi sang Istri dengan hati-hati, Dokter juga sudah mengatakan besok Husna sudah boleh pulang dan melanjutkan istirahatnya di rumah. Denta lega demam Husna tidak terlalu serius. khawatirnya sudah tidak bisa untuk di sembunyikan. Denta berpamitan dengan Husna untuk ke kantor sebentar karena ada berkas yang harus dia ambil, setelah itu akan kembali lagi untuk menemani. setelah Denta keluar beberapa menit, tiba-tiba ada yang datang ke ruangan Husna memakai pakaian petugas rumah sakit (perawat), memakai masker untuk menutupi wajahnya. " Suster mau cek kondisi Saya?" Dengan polosnya Husna bertanya Suster itu tidak menjawab Dia l

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status