LOGIN
Bab 1.
Impian setiap orang tua, pasti ingin anaknya bahagia menikah dengan pasangannya. begitulah keinginan kedua orang tua Husna Humaira, yaitu Bapak Sulaiman dan Ibu Anita. mereka berasal dari Desa, Humaira terlahir dari keluarga yang sederhana! Dia tumbuh menjadi Gadis yang cantik, berbudi, dan rendah hati. meski tinggal di Desa namun pergaulannya cukup baik. Dia di kenal ramah dan ta,at kepada kedua orang tua. usianya baru 20 tahun masih sangat terbilang muda. Husna tidak pernah pacaran, tidak pernah dekat dengan laki-laki. sejak tamat Sekolah Menengah Pertama (SMA) dia lebih banyak menghabiskan waktu di sawah bersama kedua orang tuanya. Biaya kuliah tidak sedikit, dan hidup di kota serba mahal! Husna pun tidak ingin membebani kedua orang tuanya yang hanya berpenghasilan dari hasil panen dan bertani. Kehidupannya cukup damai dan indah, Husna hanya dua bersaudara satu adik laki-lakinya masih sekolah menengah pertama (SMP). Husna tidak pernah melawan apapun yang di katakan kedua orang tuanya pasti Dia lakukan, termasuk meminta Husna menerima perjodohan. malam ini tidak ada angin tidak ada hujan, Husna di ajak bicara serius dengan kedua orang tuanya. karena Gadis itu anak yang cukup penurut Ia pun duduk dan mendengarkan apa yang ingin di sampaikan orang tuanya. " Ada apa ya buk? kok tiba-tiba Ibuk sama Bapak mau ngomong serius sama Husna?" Husna bertanya dengan lembut sambil memegang tangan ibunya. kedua orang tua Husna saling pandang dan tersenyum. " Jangan tegang Nduk, Ibuk sama Bapak cuma mau menyampaikan kabar baik!" ucap Bapak sembari mengelus pipi anak gadisnya " Kabar baik apa pak?" " Nduk, Kamu sudah 20 tahun sekarang sudah dewasa!teman-teman Kamu yang lain juga sudah pada Nikah, jadi...Bapak sama Ibuk maunya Kamu menikah saja! Toh, Kamu juga tidak kuliah kan" kata-kata Bapak menggetarkan hati Husna, yang tadinya malam tenang justru sekarang menjadi malam yang penuh pikiran. " Menikah dengan siapa toh Pak? Husna kan belum ada pasangan!" Husna menjelaskan dengan pelan. " Inilah yang mau Bapak sampaikan ke Kamu Nduk!dulu...waktu umur kamu sepuluh tahun Bapak sama Ibuk janji dengan Sahabat Bapak kalau Kamu sudah dewasa Bapak akan menikahkan Kamu dengan anaknya, supaya persahabatan Bapak semakin kuat dan langgeng. Dia sahabat baik Bapak dan anaknya juga pasti baik, kalian sudah pernah bertemu sepuluh tahun yang lalu sebelum mereka sekeluarga pindah ke Jakarta" Bapak Husna menjelaskan dengan pelan agar Husna tidak salah paham. Husna hanya terdiam, akan kah kehidupannya berakhir dengan perjodohan. di Desa memang rata-rata menikahnya kalau tidak usia 19, 20, ya...paling mentok 23 tahun. dan usia Husna sudah masuk di kategori kedua. Gadis itu melamun sejenak, hatinya kecewa namun lebih tidak ingin mengecewakan orang tuanya. " Tapi Pak, Buk! Husna kan sekarang belum pernah bertemu lagi dengan Anak sahabat Bapak itu!sepuluh tahun bukan waktu yang singkat, pasti Dia sudah lupa sama Husna! bagaimana kalau Dia tidak menyukai Husna?" Bapak tersenyum sambil memegang tangan Husna " Insyaallah tidak Nak, yang penting Kamu setuju. Tadi...sahabat Bapak sudah mengabari, Dia ingat dan nagih janji ke Bapak, jadi besok sekeluarga akan datang kesini! itu sebabnya Bapak langsung ngasih tau Kamu sekarang" jelas Bapak Husna lagi " Ini mendadak sekali Pak, sejujurnya Husna masih ndak percaya!" " Insyaallah pilihan Bapak dan Ibuk yang terbaik buat Kamu," " Iya Nak, Ibuk sama Bapak cuma mau Kamu bahagia" Ibu memeluk Husna dengan penuh kasih sayang " Nanti ketemu saja dulu, jangan tegang" Bapak Husna menenangkan " Iya Pak!" Husna kembali ke kamar, matanya tidak bisa menahan air yang jatuh. sedih, kecewa, semua menjadi satu. Bagaimana mungkin Dia akan menikah dengan laki-laki yang pernah Ia temui sepuluh tahun lalu, bahkan wajahnya saja Husna tidak ingat!Husna takut perjodohan ini akan membuatnya sengsara. apalagi dengan Pria yang berasal dari kota. " Ya Allah, apakah ini yang terbaik untuk Saya?" Husna meratap tersedu-sedu. Dia ingin melawan, tapi wajah orang tuanya sangat bahagia Dia pun memilih diam dan patuh. Husna terlelap dalam linangan air mata, dia hanya bisa berdoa semoga kabar bahagia untuk orang tuanya ini menjadi kebahagiaan untuknya kelak. malam sudah berganti pagi... pagi-pagi sekali, Husna dan ibunya sudah sibuk beberes!Mereka juga memasak masakan sederhana. siang ini tamu Bapak Husna akan tiba, meski dalam hati kecilnya menolak tetapi Husna juga penasaran seperti apa laki-laki yang akan di jodohkan dengannya nanti?... Setelah selesai beberes Husna ke kebun untuk memetik buah jeruk dan Mangga. di kampung ya begini, mau makan buah tinggal ambil!fresh lagi. setelah penuh keranjang Husna kembali pulang ke rumah dan mencuci buah-buahan yang Dia bawa. " Nanti letakkan di depan ya Nduk!" perintah Ibu " Iya Buk!" " Setelah itu Kamu siap- siap, biar nanti nggak keburu-buru". " Ah, Iya Buk!" Husna hanya bisa pasrah, Setelah ini hidupnya bergantung antara dua pilihan, di nikahi atau di batalkan. Dia tidak bisa membuat keputusan!hanya bisa menerima saja. waktu yang di tunggu telah tiba.... mereka sudah sampai, perjalanan yang sedikit melelahkan karena harus memasuki sedikit lorong kecil!tapi tidak menjadi penghalang, mereka berpelukan setelah sekian tahun lamanya tidak bertemu. Husna masih di kamar karena ibuk belum menyuruhnya keluar. Mendengar suara riuh diluar Husna pun semakin berdebar tidak karuan. sebentar lagi Dia akan bertemu calon suaminya. " Kalau memamg jodohku, maka ikhlaskan hatiku ya Allah" ucapnya dalam hati sembari meremas kedua tangannya yang dingin dan pasih itu. " Husna?" Ibuk memanggil Husna dari balik pintu kamar " Ah! iya Buk?" " Ayo keluar, calon suamimu sudah datang!" Husna hanya mengangguk kemudian berjalan dengan pelan menuju ruang tamu. Dia menunduk dan tak berani melihat ke depan. " Nduk, ayo salam sama Tante, Om!" Bapak Husna mempersilahkan. saat menegakkan pandangan, Husna kaget melihat wajah calon suaminya. Dia begitu tampan dan gagah, di bandingkan dengan tubuhnya yang kecil mungil ini rasanya...memang tidak cocok untuk bersanding. Husna mencium tangan kedua orang tua calon suaminya... " nama Saya Husna Om, Tante!" " Waah cantik sekali Kamu Nak, Denta!Kamu beruntung sekali" puji Mama Denta sembari mengelus pipi mungil Husna. Husna pun hanya tersenyum sesekali mencuri pandang ke arah laki-laki itu. Husna mengulurkan tangan ke arah Calon suaminya, namun terlihat sikapnya begitu dingin. Meski menerima jabatan tangan Husna, tetapi laki-laki itu tidak menunjukkan expresi senang sama sekali. " Saya Husna Mas!" " Denta" dengan cepat Pria itu melepaskan tangannya dari Husna. setelah perkenalan singkat Husna pun kembali duduk, mereka sama-sama mendengarkan pembahasan. " Sulaiman, seperti janji kita dulu!ayo kita berbesan" ajak Papa Denta " dengan senang hati Mas Agung!" sembari tertawa kecil " Haha, inilah waktu yang di tunggu-tunggu!Saya sudah tidak sabar sekali" ucap Papa Denta lagi " Begitu juga Saya Mas, apalagi Husna!(Bapak melihat ke arah Husna) Kamu bahagia kan Nduk?" sambung Bapak Husna sembari bertanya Husna yang di tanya mendadak pun spontan menjawab " Ah..iya Pak!" " Syukurlah, jadi kita tinggal mengatur tanggal dan waktu saja!" sambung Papa Denta lagi " Aaa Pa, Aku mau bicara sama Husna sebentar!empat mata." tegas Denta sembari berdiri dan mengajak Husna keluar " Silahkan Nak, (jawab Bapak Husna) ayo Husna, sekalian biar Kamu kenal lebih dekat dengan calon suami Kamu" " Iya Pak" Husna mengikuti langkah Denta, setelah sampai di depan mobil Pria itu berhenti seketika suasana hening, baru setelah itu Denta mulai membuka pembicaraan. " Kamu yakin mau menikah dengan Saya?" Denta bertanya dengan posisi memunggungi Husna " Iya Mas Denta, Saya yakin!" " Heh!tidak menyesal!" " Insyaallah tidak Mas." Husna meyakinkan Denta terlihat menahan kesal, Ia pun berbalik dan langsung menunjuk wajah Husna dengan sarkasnya. " Kamu dengar baik-baik Gadis Desa, Sekalipun Saya menerima perjodohan ini!Saya tidak akan pernah suka, apalagi jatuh cinta sama Kamu!" terdengar kata-kata Denta begitu tajam, Husna pun menyadari pasti Pria ini sejak awal sudah menolak perjodohan. " Apa pilihan yang Saya punya Mas? Saya perempuan, Saya tidak bisa melawan, lagipula Saya tidak mungkin mengecewekan Bapak sama Ibuk!" Husna masih berusaha kuat " Hahaha...(Denta tertawa sinis) Kamu pikir, Kamu sebanding dengan Saya?kalau Kamu tetap bersikeras menerima perjodohan ini silahkan!tapi ingat, Kamu harus siap menderita hidup dengan Saya!sekarang Kamu pikirkan lagi, sebelum kita kembali masuk ke dalam Kamu masih bisa berubah pikiran" Denta mengingatkan kembali Husna di rundung kegalauan, Dia ingin menikah sekali seumur hidup dengan orang yang mencintainya, tapi di sisi lain perjodohan ini sudah di atur sejak Dia masih kecil. kalau menolak, sudah pasti kedua orang tuanya kecewa. Husna tidak ingin egois, tapi Dia juga tidak ingin mengorbankan hidupnya apalagi hidup dengan orang yang tidak mencintainya sama sekali. " Apa Kamu sudah menemukan jawabannya?" Denta kembali bertanya " Saya tetap dengan keputusan Saya Mas, apapun resikonya nanti" Husna menyatakan dengan tegas walau di dalam hatinya ciut tanpa hela napas Denta meraih lengan Husna dengan kasar. " Kamu Terlalu nekad!Baiklah, Kamu tanggung sendiri akibatnya nanti!Dan ingat, tidak boleh ada kata menyesal setelah hidup dengan Saya" Denta kembali melangkah masuk, di susul Husna yang ikut di belakangnya. " Nah mereka sudah kembali, " Papa Denta menyapa " Baiklah Pa, Saya dan Husna sudah berbincang dan Kami...menerima perjodohan ini" sembari menatap ke arah Husna yang langsung tertunduk. " Waaaah kabar bagus, kalau pada akhirnya Kamu terima kenapa tadi malam harus berdebat dulu. Kamu berubah pikiran setelah bertemu Husna ya?" goda Papa Denta Denta hanya tersenyum palsu, di balik senyumnya seperti ada rencana yang terselubung. " Baik lah Sulaiman, kapan kita adakan pernikahan?" " Terserah Mas Agung saja, Saya dan Istri ikut!" Mereka sama-sama melepas tawa, lalu menentukan tanggal pernikahan. menikah dan ijab qobul di kampung halaman Husna, sedangkan resepsi akan di langsungkan di Jakarta di kampung halaman Denta. Denta asik menatap sinis Husna, sedangkan Husna tidak berani menatap balik Denta karena takut. dan apa yang di takutkannya pun menjadi kenyataan!Dia benar-benar akan hidup serumah dengan orang yang tidak mencintainya...bagaimana kehidupannya nanti? bagaimana kalau Dia gagal membina rumah tangga? pikiran Husna berkecamuk..Dia takut hidupnya berantakan, tapi Dia juga takut mengecewakan kedua orang tuanya. Akhirnya keluarga Denta berpamitan pulang, mereka tidak menginap karena Denta menolak. tiga hari kemudian mereka akan datang lagi dan langsung ijab qobul. semua di lakukan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Husna hanya bisa pasrah dan ikhlas, apapun yang terjadi nanti sebisa mungkin akan Dia hadapi... Bersambung.... 🤗Bab 51. Sore sudah berganti malam, Husna dan Denta sedang bersantai di ruang tamu!Denta duduk sembari memegang laptop kerjanya, sedangkan Husna masih asik membaca komen-komen yang ada di Instagram. Denta menyadari Istrinya sejak tadi tak hentinya tersenyum entah apa yang membuat hati Husna begitu geli. " Sayang, Are you okay?" Denta melepas kaca mata kerjanya " Saya baik-baik saja Mas!" " Apa yang Kamu lihat Sayang?sepertinya sejak tadi asik sendiri?" " Ah ini Mas, Saya membaca komentar-komentar mereka di IG!sedikit menggelitik dengan gombalannya" " Kamu lihat kan efek postingan foto Kamu tadi siang?" " Mas, Saya juga tidak menyangka mereka seeffort ini ke Saya!" " Kamu terlalu cantik di mata mereka Sayang, itu sebabnya Aku melarang Kamu untuk posting lagi" " Saya janji Mas setelah ini Saya tidak akan lagi memosting yang tidak Kamu suka" " Tepati janji Kamu Sayang, Aku khawatir di antara sekian banyak laki-laki itu takutnya ada yang terobsesi sama Kamu dan
Bab 50 selesai pertemuan Husna berpamitan pulang dengan Mama mertua dengan hati yang bahagia, Dia akan menceritakan semuanya kepada Denta nanti. sembari menyimpan cek kedalam tasnya, Husna naik mobil untuk segera di antar pulang. sepanjang perjalanan Husna asik bermain dengan ponselnya sembari mengepost beberapa foto di I*******m Pribadi. pengikutnya baru ribuan, tidak seperti sang suami yang sudah ratusan ribu. Namun yang mengikuti Husna adalah cogan-cogan (Cowok Ganteng)seusianya. biasanya Husna hanya meng expost keseharian dan rutinitasnya saja tanpa memperlihatkan dirinya. namun karena hari ini Dia sedang bahagia, Husna pun membagikan momen selfinya yang baru saja di ambil. baru beberapa menit terexpost, I*******mnya sudah di banjiri komenan yang penuh pujian dari kaum adam. Husna tidak menyangka pengikutnya begitu cepat merespon, Dia pun membaca satu persatu komenan yang teselip di balik foto selfinya. " Ternyata Mbak-mbak yang tidak pernah terexpost secantik ini" dengan emoj
Bab 49 Denta sudah pulang dari kantor, seperti Biasa Husna menunggu di rumah sembari bekerja!sekarang Nyonya Denta sudah punya kesibukan sendiri bukan lagi sekedar Ibu Rumah Tangga tapi seorang Desainer yang namanya sebentar lagi akan melejit dengan karya-karyanya. " Sore Sayang?" sapa Denta lembut " Eh Mas, sudah pulang Kamu?" " Emmm, Kamu lagi apa?" " Nih...(sembari menunjuk kertas di tangannya)" " Istriku sibuk sekarang, tapi jangan terlalu lelah Ya!nanti takutnya Kamu sakit" " Iya Mas, lagipula ini kerjanya sambil santai jadi tidak terlalu berasa" " Hmmm, Oke!Oh ya Sayang Aku berencana sih Mau bikinin Kamu kantor khusus untuk tempat kerja Kamu" Denta memberitahu " Kantor!Kamu seriusn Mas?" " Lebih dari serius malahan, biar nanti gampang orang-orang yang mau ajak Kamu kerjasama langsung datang kekantor menemui Kamu" " Mas, itu biayanya tidak sedikit loh!bikin kantor seperti mau beli permen saja Kamu" " Kamu meragukan Uang suamimu? Hm?" " Ah tidak M
Bab 48. Hari ini Husna free kerja, Dia pun berpamitan dengan suaminya untuk berkunjung ke butik sang Mama, rasanya bosan di rumah terus dan sesekali ingin jalan-jalan!namun sebelum kesana Husna mampir dulu ke Toko kue untuk membelikan mertuanya beberapa potong Kue, namun saat sedang asik memilih-memilih Kue diapun tak sengaja menabrak seseorang. " Eh Maaf! Saya tidak sengaja" Husna menoleh " Husna?" sapa orang yang di tabraknya barusan Husna mengingat sejenak siapa orang yang ada di depannya ini " Aku Aldo!ingat?" " Oo, Aldo!hehe maaf ya Do, Saya tidak sengaja" " It,s oke Na!Eh ya, Kamu ngapain disini?" " Nih, beli kue untuk mama mertua" sembari menunjuk keranjang " Ooh, Mmm Kamu ada waktu nggak? kalau ada boleh kita ngobrol-ngobrol sebentar?" tawar Aldo " Hehe, maaf Do kalau sekarang Saya sedang buru-buru!lain kali ya sekalian sama Suami Saya" jelas Husna pelan " Sebenarnya...ada yang ingin Saya bicarakan sama Kamu Husna!" " Mmm, maaf ya Do!kali ini Saya
Bab 47. Sejak peresmian Gaun Husna waktu itu, kini Dia sudah mulai sibuk mendesain. ada yang rekomendasi melalui butik, ada juga yang langsung menemui Husna untuk minta di buatkan Gaun dan Jas pengantinnya. melihat kesibukan sang Istri sekarang, Denta menyiapkan laptop, dan Ponsel kerja agar tidak mengganggu nomor pribadi sang Istri. Dia juga berpikir secepatnya akan menyewakan kantor kerja untuk sang Istri, agar bisnisnya terus berkembang!dengan begini tidak ada lagi orang yang berani menginjak-injak harga diri seorang Husna Humaira. setelah menyiapkan beberapa rancangan Gaun, Husna beristirahat sejenak!sebulan kedepan Dia tidak menerima pesanan karena sudah ada beberapa yang menunggu. Husna belum cukup ide untuk memvariasikan jenis-jenis gaun yang akan Dia buat, sejauh ini referensinya masih otodidak, sesuai dengan isi pikirannya sendiri. setelah melepas kaca mata pelindungnya, Husna bersender sembari berpikir!ternyata lelah yang Dia jalani sekarang ini sudah menghasilkan j
Bab 46 Setelah acara makan-makan selesai, Denta membayar dan mereka segera pulang. waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang, jam tiga sore nanti Dia ada meeting jadi masih ada waktu untuk istirahat. sementara Papa Denta mengantar Mama kembali ke butik sebelum kekantor. mereka berpamitan terlebih dahulu sebelum berpisah!. waktu begitu cepat berlalu, tak terasa pernikahan Denta dan Husna sudah memasuki bulan ke enam dan mereka telah hidup bersama. Denta berharap detik, menit, jam, hari, bulan, tahun bahkan Abad!mereka akan terus bersama dalam suka dan duka. dulu pernah menyakiti hati sang Istri, maka akan Dia balas dengan berkali-kali lipat hujan kebahagiaan. setibanya di rumah Husna langsung turun dari mobil, belum sempat melangkah Denta berlari dari samping dan langsung menggendongnya. "Mas, Kamu ngapain?" Husna bingung " Gendong Kamu lah!" " tidak usah, Saya bisa jalan Mas!" " No, lagian Aku mau minta imbalan!" " Imbalan?" " Ehm!" " Imbalan apa?" " Ak







