Bab 11
setibanya dirumah Mama Papa Denta, Husna di sambut hangat oleh Mama suaminya itu, sudah beberapa hari tidak bertemu. setelah pertemuan terakhir ke salon waktu itu. " Hallo menantu Mama, cantik banget Kamu Sayang,!" puji Mama Denta " Mama... Husna kanget banget Ma" " Iya Sayang, Mama juga! ayo masuk" Husna hanya mengangguk... "Papa belum pulang Ma?" Denta bertanya " paling sebentar lagi, tadi katanya sih mau ke proyek bangunan toko." ",Ooo!!" mereka sama-sama melangkah masuk, sembari menunggu makan malam dan menunggu Papanya pulang, Denta duduk bersantai di tepi kolam renang! sedangkan Husna membantu mertuanya menyiapkan makanan. jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, mereka sudah duduk menghadap meja makan. " Bagaimana Husna? lancar tadi?," Papa membuka pembicaraan " Alhamdulillah Pa!" sembari tersenyum. " Papa tau itu, tadi Arga juga sudah memberitahu kalau Kamu itu hebat banget!" puji Papa Mertua. " Terimakasih Pa!" ( Arga... Arga dan Arga, sepertinya Dia benar-benar ingin mengejar Husna!sampai terang-terangan seperti ini) pikiran Denta tidak karuan, kenapa harus Arga terus yang muncul di sekelilingnya. " Oh Ya Denta, Mama cuma mau mengingatkan jangan sampai Mantan pacar Kamu itu kurang ajar lagi dengan Husna? " Ma...maksud Mama?" " Husna tidak cerita sama Kamu?" Denta menggelengkan kepala pelan bercampur bingung " Hmmm,,, Kamu benar-benar berhati malaikat Sayang, tidak salah Mama sama Papa memilih Kamu menjadi menantu!" " Emmm Ma, sudahlah tidak perlu kita bahas lagi!" Husna menggenggam tangan mertuanya " Tidak Husna ini harus di bahas, Asal Kamu tau Denta!waktu Itu Mama kesalon sama Husna, ada Sarah di sana, Mama ke toliet sebentar dan saat Mama kembali Husna sudah di hina habis-habisan di depan umum. memiliki Etika buruk seperti itu yang sempat Kamu cintai habis-habisan,?" Mama Denta meluapkan amarahnya " Ma, sudah!jangan marah-marah, nanti tensi Mama tidak stabil!" Husna berusaha menenangkan... " Apa Saja yang Sarah katakan Ma?" Denta bertanya " Banyak. dan semuanya Hinaan!Sarah sampai mengatakan Kalau Husna menghabiskan Uang Kamu!memangnya apa yang Husna minta, sampai-sampai menghabiskan uang Kamu?lagi pula wajar, Dia istrimu. hah...Mama belum puas hanya menamparnya satu kali waktu itu" Denta hanya diam, kemudian memandangi Husna yang sedang tertunduk. pantas Saja istrinya itu langsung berubah, dan tiba-tiba menerima tawaran Papa untuk menjadi model produk perusahaan. " Kamu ingat baik-baik Denta, Mama tidak akan pernah merestui kalian, menantu Mama hanya Husna dan satu-satunya" Mama Denta menegaskan. Denta tidak memberi perlawanan Kata, suasana seketika hening baru setelah itu Papa mencairkan suasasana. mereka melanjutkan makan malam dan melupakan sejenak pembahasan tadi agar makanannya terasa enak. selesai perjamuan makan malam, Husna dan Denta pulang, jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. sepanjang perjalanan Husna hanya diam, Ia menatap ke arah kaca mobil. Denta pun membiarkan Husna diam, Dia tidak ingin semakin merusak mood Istrinya. setelah sampai rumah, Denta menyadari Husna tertidur,!mungkin karena kelelahan. Denta tidak membangunkan, Dia menggendong Husna dan membawanya ke kamar. setibanya di kamar Husna di baringkan, pelan-pelan menanggalkan heels yang di kenakan Gadis itu. Denta menatap wajah istrinya sejenak, ternyata secantik ini Gadis Desa yang Dia Nikahi, (Sembari tersenyum kecil) perlahan membelai rambut Husna dengan lembut. " Kamu pasti sakit hati dengan perlakuan-perlakuan Saya sebelumnya" ucap Denta lirih. perlahan Denta mendekat ke wajah Husna, mengecup bibir Gadis itu pelan. Denta tidak tau perasaan apa ini, terlalu sibuk membenci sampai muncul perasaan seperti ini. Ia pun beranjak menuju ke balkon, meraih ponsel dan langsung menelpon sarah. Dia mengajak kekasihnya bertemu besok di jam makan siang. entah apa yang ingin di bahas Denta tidak ada yang tau. malam semakin larut, Denta menyusul tidur di sebelah Husna... tampak ada perubahan dalam diri Denta, apalagi sikapnya terhadap Husna yang diam-diam mencium bibir Gadis itu dengan lembutnya... apakah Denta sudah menerima perlahan keberadaan Husna? entah laah... Malam sudah berganti pagi, Husna sudah bangun dan menyiapkan sarapan. Denta baru siap memakai pakaian kantornya, lalu bergegas turun untuk sarapan. tampak Husna sudah menunggunya di meja makan. " Pagi Mas?" sapa Husna lembut " Ehem!" Jawan Denta singkat Husna mengambilkan sarapan Denta dengan hati-hati, kehidupan Denta setelah menikah jauh berubah, Husna benar-benar merawat suaminya dengan makanan-makanan sehat dan lezat-lezat pula. Denta pun menikmati sarapannya. " Kenapa Kamu tidak cerita ke Saya, kalau Sarah ketemu Kamu!" suapan Husna terhenti... " Apa cerita Saya bisa mengurangi rasa cinta dan sayang Kamu ke Mbak Sarah Mas? dan..apa Kamu percaya dan mau mendengar cerita Saya?" Denta hanya diam sembari melanjutkan sarapan. " Lagi pula Saya tidak mau membuat Kamu semakin membenci Saya, setidaknya ya...walau pada akhirnya nanti kita berpisah, Kita pisahnya dengan damai dan baik-baik" sambung Husna sembari tersenyum getir. Denta langsung menghentikan sarapannya dan langsung mengambil tas untuk segera menuju ke kantor. Husna tidak tau kenapa Denta tiba-tiba Diam dan langsung pergi, apakah kata-katanya ada yang menyinggung? sepertinya normal-normal saja. Husna pun menyusul ke depan, tapi mobil Denta sudah melaju keluar dari gerbang. " Aku memang tidak berarti dalam hidupnya, jadi... Aku harus membiasakan diri" gumam lirih Husna kemudian kembali masuk kedalam. setibanya di kantor Denta langsung masuk ke ruangannya, wajahnya terlihat kesal ketika mendengar kata pisah dari Husna. seharusnya bahagia, tapi kenapa hati Denta merasa tidak rela!Denta memanggil staf kantor karena ingin mengecek jadwal shooting iklan kedua Husna. besok Dia tidak kecolongan lagi, Dia tidak akan membiarkan Arga yang menjemput Istrinya lagi. benih-benih cemburu mulai tumbuh, namun Denta masih berusaha menyangkal. jam makan siang sudah tiba, Denta keluar dari kantor sesuai janji, Dia akan bertemu Sarah hari ini di tempat biasa. setibanya di tempat Denta melihat Sarah sudah duduk menunggunya disana. melihat kedatangan Denta Sarah langsung berlari dan berhambur memeluknya. " Sayang!Aku kangen banget, sudah hampir seminggu kita tidak ketemu" rengek manja Sarah. tak senyaman biasanya, kenapa pelukan Sarah tiba-tiba berubah menjadi dingin dan tak ada rasa sama sekali?Denta terus bertanya-tanya. mungkin sudah beberapa hari tidak bertemu, jadi ada perubahan sedikit. " Sarah!Aku mau bicara serius sama Kamu!" " Ada apa Sayang?" Sarah melepas pelukannya " Duduk dulu" ajak Denta mereka pun sama-sama duduk sembari memesan makanan. " Ehem!Kenapa masih belum cerita?" Sarah memegang tangan Denta " Apa yang sudah Kamu katakan dengan Husna?" Denta tudepoint " Apa Sayang?Aku tidak melakukan apa-apa?" " Coba Kamu ingat-ingat lagi, kapan Kamu bertemu dia!" Sarah sejenak terdiam, dan setelah mengingat barulah Dia kembali bicara. " Oooh, Aaah Kamu tau dari mana? apa Gadis Desa itu ngadu ke kamu?" " No!tapi Mama Aku yang cerita. kenapa Kamu begitu gegabah!" Denta mengingatkan " Sayang Aku kesal, Dia seolah-olah sudah menjadi Nyonya di hidup Kamu. harusnya kita yang menikah, dan apa yang Aku mau kamulah yang harus memenuhinya! bukan keinginan Dia yang harus Kamu turuti" " Mama sangat menyayangi Dia, justru Sekarang, Mama malah semakin benci sama Kamu!" " Sayang, Aku tau Aku salah!Aku janji nggak akan ngulangi lagi" " Aku bisa memaafkan Kamu, tapi tidak dengan Mamaku" " Aku akan berusaha memperbaikinya sayang!" Sarah meyakinkan " Sarah, demi kebaikan kita untuk beberapa hari kedapan kita jangan bertemu" " Aku nggak setuju Denta, kenapa Kamu tiba-tiba berubah?" " Kamu yang memaksa Aku berubah, Sarah yang Aku kenal 4 tahun Lalu tidak seperti Sarah yang sekarang" " Aku begini karena Kamu Denta, Aku terlalu cinta sama Kamu!" mata Sarah berkaca-kaca. " Aku tau, sekarang Kamu tenangkan diri Kamu!dengarkan Aku baik-baik" " Baiklah, asal Kamu janji untuk segera meninggalkan Gadis Desa itu!Aku akan menurutimu" Denta hanya mengangguk pelan, Sarah langsung berhambur memeluknya. namun tidak ada balas pelukan dari kekasihnya itu, tak seperti biasanya... Bersambung....🤗🤗🤗Bab 32 Setelah beberapa hari berusaha akhirnya Bima berhasil dan menyerahkan semua bukti kepada Denta Bosnya. hari ini Arga akan mendapatkan masalah besar!Denta meminta Bima memanggil Arga agar datang ke ruangannya. di ruangan sudah ada Papa, dan Om nya ( Papa Arga). sebenarnya Denta tidak tega melakukan ini, mengingat kedua orang tua Arga pasti akan kecewa. tapi Denta tidak ada pilihan ini juga menjadi pelajaran agar kedepannya Arga lebih jernih berpikir sebelum bertindak. Arga sudah masuk ke ruangan, laki-laki itu langsung kaget melihat semuanya sudah berkumpul. perasaannya tidak enak namun Dia berusaha tenang agar Denta tidak mencurigainya. " Duduk!" pinta Denta kepada Arga. " Ada apa ini, kenapa semuanya berkumpul?" Arga bingung " Huh!(Denta menghela napas) Apa Kamu ingin menjelaskan sesuatu?" Denta memancing pertanyaan " Sesuatu?" Arga masih tampak bingung Papa Arga terlihat menahan marah, selain kecewa Beliau juga malu karena anaknya
Bab 31 Husna sudah semakin membaik, kesibukannya dirumah semakin bertambah, ya... selain menjadi ibu rumah tangga Dia juga sedang menekuni keahliannya dalam mendesain. Dia teringat kata-kata suaminya waktu itu, memberi semangat agar mencoba terlebih dahulu "Menurut Suamiku Desainku bagus!jadi apa salahnya Aku mengasah tanganku agar lebih mendapatkan hasil yang baik" ucapnya lirih sembari memainkan pensil di tangan. TUTTTT.... getar panggilan ponsel Husna Mas Denta...? ternyata Denta yang menelpon " Hallo Mas?" " Hallo, Sayang Kamu dirumah?" tanya Denta lembut " Ehem!Ada apa Mas?" " Siang ini Aku pulang, makan siang di rumah" " Oh, Kamu mau makan siang apa Mas?" " Jangan repot, nanti Kamu lelah!Mas bawa makanan" " Eh jangan, biar Saya masak saja Mas!lagipula makanan di luar tidak baik untuk kesehatan" " Tidak merepotkan Kamu?" " Sama sekali tidak lah Mas, oke sampai ketemu nanti Daaa..." Tuuuut...
Bab 30 Selesai makan, Denta mengajak Husna duduk santai karena ada yang ingin Dia bahas. Denta kekamar sebentar untuk mengambil sesuatu lalu kembali turun dan langsung duduk di sebelah Istrinya. lipatan kertas yang ada di tangannya langsung di buka dan di tunjukkaan kepada Husna. " Sayang, bisa Kamu jelaskan tentang ini?" Denta menunjuk ke arah kertas Husna menoleh dan melihat secara teliti, Dia sadar ini adalah Desain yang di buat waktu terbaring di rumah sakit. " Kenapa Ini...ada di Kamu Mas? bukannya kemarin sudah Saya etakkan di tempat tidur rumah sakit?" " Mama yang kasih ini ke Aku, katanya ini punya Kamu!benar?" " Ehem!( Husna mengangguk)" " Sayang, kenapa Kamu tidak pernah cerita kalau Kamu bisa mendesain sebagus ini?" " (Husna tersenyum) Mas, Saya itu hanya orang desa!Saya cuma takut nanti tidak sesuai dengan pandangan orang kota seperti kalian," " kenapa Kamu bicara seperti itu? bakat bukan dari pandangan tapi p
Bab 29 Siang ini Husna pulang kerumah setelah beberapa hari di rumah sakit, di dalam mobil Husna tertidur dalam pelukan Denta, terlihat wajahnya yang pucat dan kondisi tubuh yang masih lemah membuat Husna harus banyak istirahat. baru saja membuat bahagia sudah ada kemalangan tak terduga yang datang menimpa Husna. Mama Denta memperhatikan anaknya yang begitu lembut terhadap Husna, Dia merasa lega dan senang!jika dulu mungkin suatu kesalahan, Mama Denta berharap kedepannya bisa di perbaiki dan terus bersama-sama. Mama Denta memberikan sebuah kertas yang ada lukisan tangan Husna, Denta bingung namun tangannya tetap menerima kertas tersebut. " Apa ini Ma?" " Mama tadi menemukan kertas itu di tempat tidur Husna" jelas Mama " Ini Husna yang mendesain Ma?" " Sepertinya...Iya,!" " Indah sekali Desain ini, kenapa Aku baru tau?" Denta melihat lekat ke wajah sang Istri yang masih tertidur dalam pelukannya. "
Bab 28 Denta sudah menerima kiriman vidio pengawasan rumah sakit, benar saja!tadi malam memang ada orang yang berusaha mencelakai Husna, menyamar dan mengenakan baju perawat. Denta memperhatikan detail setiap gerak-gerik mulai dari postur tubuh dan mata yang sedikit oval, Denta mengenali dan tidak lain orang itu adalah Sarah! "Kurang ajar!berani sekali Kamu Sarah" Gumam Denta lirih sembari mengepal kedua tangannya. Dia keluar untuk menghubungi Bima tangan kanannya, jika tetap menelpon didalam Dia takut nanti mengganggu istirahat sang Istri. (percakapan di telpon) " Hallo...Bima?" " Hallo Bos, apa...ada yang bisa Saya bantu?" " Tolong bawa Sarah ke hadapan Saya, nanti saya share lokasinya!" " Sekarang Boss?" " Tahun depan" " Ba...baik Bos, siap laksanakan" telpon terputus... Denta kembali masuk kedalam bersama Mama, Papanya yang barus saja tiba, Denta menceritakan semua yang Husna alami tadi ma
Bab 27 Denta sudah kembali ke rumah sakit, Mama dan Papa berpamitan pulang hari sudah malam besok mereka harus berangkat keluar kota untuk urusan pekerjaan. Denta membawa beberapa makanan dan buah-buahan segar untuk di konsumsi. " Sayang Kamu makan dulu Ya" " Apa ini Mas?" " Bubur Ayam," Denta menyuapi sang Istri dengan hati-hati, Dokter juga sudah mengatakan besok Husna sudah boleh pulang dan melanjutkan istirahatnya di rumah. Denta lega demam Husna tidak terlalu serius. khawatirnya sudah tidak bisa untuk di sembunyikan. Denta berpamitan dengan Husna untuk ke kantor sebentar karena ada berkas yang harus dia ambil, setelah itu akan kembali lagi untuk menemani. setelah Denta keluar beberapa menit, tiba-tiba ada yang datang ke ruangan Husna memakai pakaian petugas rumah sakit (perawat), memakai masker untuk menutupi wajahnya. " Suster mau cek kondisi Saya?" Dengan polosnya Husna bertanya Suster itu tidak menjawab Dia l