Share

Bab 3

Author: Pelan-pelan Saja
Aku menundukkan wajahku, menenggelamkannya di antara belahan buah dada wanita itu. Perasaan ini sudah bercampur dengan hasrat ingin benar-benar mengenalnya. Aku mengabaikan rintihan wanita itu dan bertanya dengan suara rendah dan berat.

“Aku… aku tidak sanggup…” katanya lirih.

“Katakan, siapa namamu, pelacur kecil.”

Tubuhnya sontak menegang, gemetar dari pinggul hingga jemari. Butuh beberapa detik sebelum ia bisa mengeluarkan suara, dan ketika berhasil, suaranya seperti bisikan seekor kucing betina yang sedang masa birahi.

“Ri… Rika…”

Nada lembut itu membuat tengkukku seketika panas, seolah nama ‘Rika’ saja sudah mengandung semacam gairah yang membuat imajinasi berlari liar. Membuatku ingin menerkamnya bulat-bulat. Membuatku berangan-angan, kira-kira seperti apa rasa tubuhnya.

Rika benar-benar tahu bagaimana membuat orang merasa puas. Dalam kedekatan itu, aku merasakan gerakan tubuhnya, seolah ia sedang membuka diri perlahan dan bersiap menyambutku masuk. Aku tidak tahan lagi, ingin segera menarik ritsleting celanaku dan memasukinya. Tapi sebelum aku bergerak, Rika memiringkan tubuhnya, bukan untuk menolak, melainkan untuk mengendalikan. Tangannya terulur menyentuh tonjolan di celanaku.

Dengan lidah yang sekilas membasahi sudut bibirnya, ia berbisik, “Di sini terlalu banyak orang… aku tidak bisa. Bagaimana kalau di rumahku?”

Kata-katanya dengan sekejap membuat libidoku membuncah. Jika aku benar-benar pergi ke rumahnya, kita berdua bisa leluasa melakukan apa pun. Tanpa banyak berpikir aku langsung mengiyakan, dan tak kusangka Rika langsung menyeret bagianku itu dari kereta bawah tanah.

Di sepanjang jalan dia terus menyeret bagianku itu, membuatku serasa kehilangan fokus. Tanpa sadar aku sudah mengikuti langkah Rika sampai ke rumahnya, dan bahkan belum sempat melihat-lihat, aku tidak sanggup menahan diri lagi, aku langsung memeluk dan menciumnya.

Di kereta tadi aku terus menekan hasratku sekuat tenaga. Sepertinya Rika juga sudah tidak sabar. Aku sedikit menggoda dengan ucapan penuh nada sensual, “Dasar, pelacur kecil ini benar-benar tidak sabaran, ya.”

Rika menggigit bibir, kemudian dengan manja berkata, “Kamu nakal, ya. Lihat siapa yang dibuat kewalahan karena ulahmu?”

Mendengar ucapan itu, seluruh tubuhku menegang. Wanita ini bukan hanya pandai menggoda, cara bicaranya saja sudah cukup membuat pria mana pun kehilangan kendali.

Untuk pengalaman pertamaku, melakukannya bersama wanita dewasa seberani dan begitu menggoda seperti ini, rasanya benar-benar luar biasa.

Melihat wajahku memerah, Rika justru semakin sengaja menggoyangkan pinggangnya, memperdalam godaannya.

“Pertahananmu lumayan juga. Jangan-jangan kamu belum pernah menyentuh wanita? Biar aku lihat… apakah itu benar…”

Belum sempat aku memproses kata-katanya, Rika tiba-tiba mendorong tubuhku ke sofa. Dengan gerakan lincah, ia naik ke pangkuanku, tubuhnya menempel erat. Tangannya yang lentur bergerak cepat melepas ikat pinggangku, dan tiba-tiba saja celanaku sudah terbuka.

Kemudian tangannya dengan lihai menyelinap ke dalam celana dalamku. Mata Rika terlihat berbinar, lalu dengan nada manja dia berbisik, “Tadi aku tidak menyadarinya… Ternyata kamu memang pria sejati, punyamu sangat besar, aku takut banyak wanita yang tidak bisa tahan.”

Setelah berkata begitu, Rika membuatku tahu hal luar biasa yang bisa seorang wanita lakukan dengan kedua tangannya. Gerakannya luwes, terampil, berbeda jauh dari Yola yang masih polos. Perbandingannya seperti langit dan bumi.

Baru beberapa saat ia bermain-main denganku, aku sudah tak sanggup bertahan. Seluruh tubuhku bergetar tanpa kendali.

“A-aku… aku sudah tidak kuat, cepat… berhenti.”

Aku tak ingin membuat tangan Rika kotor karena pelepasan pertamaku ini, jadi aku menyuruhnya untuk berhenti.

Tapi Rika rupanya punya pemikiran lain. Alih-alih menghentikan gerakan tangannya, dia justru menatapku dengan mata berbinar yang menggoda seraya berkata dengan suara rendah dan lembut, “Aku akan membuatmu mengeluarkannya… Sepertinya kamu memang sudah lama sekali menahannya.”

Tangan lembutnya bergerak semakin cepat seolah ada mesin yang menggerakkannya, membuatku berada di ambang batas tetapi tak dibiarkan untuk melewati batas itu.

Pada akhirnya tubuhku seolah meledak, bersamaan dengan keluarnya cairan putih dengan bau yang khas. Saat itu aku baru menyadari betapa kuatnya pesona seorang wanita yang berpengalaman, rasanya sampai tulang-tulangku melemah.

“Sekarang… sudah lebih baik, kan?” katanya pelan.

Tanpa menjawab Rika, aku langsung menariknya paksa, membalikkan posisi kita.

Rika yang kini berada di bawahku, langsung menyesuaikan diri, mengangkat pinggulnya dan membuka kakinya. Sepenuhnya memberiku akses untuk masuk. Tak ada yang menghalangi lagi, aku mencondongkan pinggangku, mencoba menyatukan milikku dengannya…

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cerita di Kereta Bawah Tanah   Bab 9

    Setelah pikiranku jernih kembali, rasa marah langsung membakar dadaku. Aku hampir saja menendang pintu rumah Erina, kemudian menyeret dua perempuan tidak normal itu dan mempermalukan mereka. Namun, detik berikutnya aku menahan diri. Berbuat seperti itu tidak ada gunanya, itu terlalu mudah untuk Yola. Perempuan busuk yang berkhianat tanpa rasa berdosa harus diberi pelajaran yang setimpal.Diam-diam, aku mengambil ponsel dan merekam suara memalukan yang terdengar dari dalam. Setelah itu, aku langsung menghubungi seorang detektif, memintanya menyelidiki dan mengumpulkan bukti hubungan Yola dan Erina. Bagaimanapun, aku dan Yola sudah resmi mendaftarkan pernikahan kita. Putus bukan lagi sekadar kata. Dan uang mahar seratus tiga puluh dua juta yang sudah kuberikan, mana mungkin aku biarkan hilang begitu saja?Setelah semuanya beres, aku menelepon Yola, pura-pura tidak tahu. Aku ingin mendengar suara paniknya, ingin tahu alasan apa lagi yang akan ia karang untuk menipuku. Begitu mendengar ala

  • Cerita di Kereta Bawah Tanah   Bab 8

    “Ada apa? Bilang saja,” ucapku, aku sama sekali belum menyadari betapa seriusnya hal yang akan dia katakan.Hingga Rika membuka mulut dan menjatuhkan sebuah bom yang membuat tubuhku langsung menegang.“Hubunganmu dengan Yola… Pasti tidak akan bertahan lama. Karena… Yola punya orang lain.”Kalimat itu membuat kepalaku serasa meledak, telingaku berdengung dan jantungku seakan berhenti berdetak.Yola punya pria lain? Siapa? Bagaimana mungkin aku tidak tahu?Aku adalah orang pertama yang mengambil keperawanan Yola. Sebelum ini Yola sangat menjaga kepolosannya, dan itu bukan hanya ucapan belaka. Aku sendiri yang membuktikannya beberapa hari lalu. Kalau bukan pertama kali, mana mungkin dia sampai berdarah?Aku langsung mengelak dan berbicara dengan nada tinggi, “Tidak mungkin! Kamu tahu dari mana dia punya pria lain? Dia jelas-jelas masih perawan. Tidak mungkin ada perselingkuhan yang hanya pegangan tangan dan ciuman ringan?”Melihat aku sangat yakin dengan hal itu, Rika hanya menghembuskan

  • Cerita di Kereta Bawah Tanah   Bab 7

    Malam setelah tanggal pernikahan ditetapkan, aku langsung menarik Yola pulang ke rumahku untuk melampiaskan hasrat yang sudah menggebu-gebu. Yola juga sangat kooperatif, bahkan memintaku tidak memakai pengaman. Katanya, toh kami sebentar lagi akan menikah, tidak perlu pakai perlindungan. Kalau sampai hamil, kebahagiaan kami justru akan menjadi ganda.Aku seketika merasa hidupku sangat beruntung. Aku tidak menyangka Yola bisa berpikiran terbuka seperti itu. Belum menikah saja sudah berniat memberiku anak. Perempuan sebaik sangat langka.Aku pun dengan senang hati mendominasi permainan. Hanya saja, rasanya benar-benar tidak seperti yang aku bayangkan. Meski Yola sangat kooperatif dan tidak menolak sama sekali, tapi dia sangat membosankan di ranjang. Yola hanya diam kaku seperti batang kayu. Jangankan keterampilan, suara desahan manja pun tidak ada. Seluruh prosesnya seperti aku sedang bermain sendiri dengan boneka yang tidak punya jiwa sedikit pun.Dan setiap aku selesai, Yola pasti lan

  • Cerita di Kereta Bawah Tanah   Bab 6

    Memikirkan itu, aku tiba-tiba merasa sedikit iba pada Rika. Bagaimanapun juga, di usianya sekarang, adalah saat hasrat biologisnya sedang berada di puncak. Ayah Yola jelas sudah tidak berdaya. Jika tidak, mana mungkin meninggalkan istri secantik ini sendirian di rumah, sementara dirinya malah pergi memancing dengan teman-temannya? Kadang bisa sampai semalaman memancing. Bukankah itu berarti karena dia tidak berani pulang?Kemudian aku dengan sopan menyapa mereka berdua, “Paman… Tante, selamat sore.”Setelah itu, aku mengeluarkan hadiah yang tadi kubeli dan mengulurkannya ke depan.Ayah Yola melirik barang di tanganku. Kelihatannya dia cukup puas dengan apa yang kubawa, bahkan dengan sigap membantuku membawanya.“Anak muda, kamu perhatian sekali.”Tentu saja aku harus perhatian. Bagaimanapun, usiaku juga tidak lagi muda. Susah payah bisa menemukan pacar sebaik Yola, tentu harus kujaga sebaik mungkin. Di zaman penuh godaan seperti sekarang, Yola masih bisa mempertahankan keperawanannya,

  • Cerita di Kereta Bawah Tanah   Bab 5

    Rika mulai berbicara dengan tergagap, “Kamu… Kenapa… Kenapa kamu bisa tahu? Kamu… kamu siapa sebenarnya?”Ternyata benar seperti dugaanku, Rika adalah ibu tiri Yola. Dan aku hampir saja melakukan hal yang tidak senonoh dengan calon ibu mertuaku. Ini… ini benar-benar gila.Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal, situasi ini sangat canggung. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana menjelaskan identitasku pada Rika.Akhirnya, Rika justru menebaknya sendiri, “Kamu… jangan-jangan… pacarnya Yola?”Aku mengangguk, dan Rika langsung mematung.Suasana di sekitar mendadak hening dan sangat terasa canggung. Walaupun Rika bukan ibu kandung Yola, tetap saja posisi dan statusnya sudah jelas. Dan tadi, selain ‘hal itu’ yang belum sempat terjadi, tapi kami sudah terlanjur melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan. Bahkan aku sekarang lebih tahu ukuran dan lekuk tubuh Rika daripada tubuh pacarku sendiri.Melihat waktu yang semakin menipis, aku tidak sempat bicara banyak. Aku buru-buru mengenakan paka

  • Cerita di Kereta Bawah Tanah   Bab 4

    Tepat ketika aku bersiap menyerahkan keperjakaanku, suara pintu rumah Rika tiba-tiba terdengar seperti sedang dibuka dengan kunci. Seketika seluruh tubuhku melemas, mana mungkin aku masih punya pikiran untuk melanjutkan?Yang lebih panik dariku justru Rika yang berada di bawahku. Ia buru-buru mendorong tubuhku untuk menjauh dan dengan cepat bangun. Engsel pintu terlihat mulai diputar, dalam keadaan genting itu Rika menyeretku masuk ke kamarnya dan menyuruhku bersembunyi di dalam lemari pakaian. Begitu masuk ke lemari, aku akhirnya bisa menarik napas dan sedikit tenang.Namun saat aku baru saja merasa lega, tiba-tiba aku mendengar suara pacarku dari luar.“Ibu, Ayah mana? Belum pulang? Bukannya sudah aku bilang kalau malam ini pacarku mau datang untuk membicarakan rencana pernikahan kami? Kenapa sampai sekarang belum pulang juga?”Aku langsung terpaku di tempat saat mendengar kalimat Yola. Kepalaku seketika kosong. Tadi di rumah Rika jelas tidak ada siapa pun, tapi sekarang tiba-tiba Yo

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status