Share

Chapter 2 Math competition

~Beraninya kau menghancurkan harga diri seorang wanita lemah seperti ku, padahal kau sendiri seorang pria, yang harusnya melindungi wanita~ Sevilla flovie.

*****

Hari ini adalah lomba matematika antar kelas, hari dimana para peserta siap berpusing-pusing ria menghadapi nya. Matematika bukanlah hal yang dianggap sepele oleh banyak siswa, susah dan memusingkan. Namun, Matematika harus wajib dipelajari karena beberapa pekerjaan memerlukan matematika sebagai dasar perhitungan.

Saat ini para peserta masih dalam persiapan, belum masanya lomba dimulai. lomba akan dimulai 15 menit lagi. jadi, sebelum lomba dimulai para peserta menyempatkan diri untuk mempelajari hal-hal yang akan dilombakan nanti.

Begitu pun sevilla, ia sibuk memahami ulang soal-soal matematika yang ia pahami semalam. menurutnya, belajar di perpustakaan sekolah lebih baik daripada belajar dirumah. karena di rumahnya, ia harus merawat ibunya dengan baik.

Saat ia tengah fokus memahami soal, verrel datang dengan tiga temannya.

"Hei cewek cupu, niat banget lo ikutan nih lomba? pengin menang dari gue ya?" ucap Verrel yang kini duduk didepannya bersama tiga temannya.

"Sejak kapan lu mulai ngobrol sama nih cewek rel?" ucap Hedy teman verrel.

"Iyaa, mau aja luh deketin nih cewek,

lu gak punya selera bagus nih milih cewek!" ucap Rangga teman Verrel.

"Diem lu pada!" ucap Verrel.

"Heh, sebenarnya lo yang adek apa gue yang kakak sih? tua juga gue, berani-beraninya nyuruh gue diem!" ucap Rangga yang mendapat anggukan dari dua teman lainnya.

"Maaf kak bro, gue kebawa emosi tadi, abisnya lo ngait-ngaitin si cewe cupu ini sama gue sih!" ucap Verrel.

Brakk

"Udah cukup diskusi nya? kita ke kantin yuk, gue laper nih!" ucap Bryan.

"Lo kalau urusan makan pasti nomer satu ya kak, ya udah kuy kita ke kantin!" ucap Hedy.

"Sama aja kayak lo item!" ejek Rangga tertawa.

"Eh kakak jangan salah, item-item gini banyak yang naksir tau? secara gue kan manis makanya semut-semut sekolah pada deketin gue!" ucap Hedy.

"Udah ah, yuk langsung aja ke kantinnya!" ucap Bryan.

"Yuk rel, kita ke kantin!" ucap Hedy.

"Lo duluan aja bro, gue kan ke sini niatnya mau belajar!" ucap Verrel.

"Bener juga yah? ya udah deh good luck dari kita, menang nanti jangan lupa traktir yaa?" ucap Bryan.

"Tenang aja, aku pasti menang kok!" ucap Verrel menekan kata " menang" dan menatap sevilla yang masih fokus belajar dan tak menghiraukan mereka sama sekali.

"Okeh kita tagih traktiran lo nanti!" ucap Rangga.

Mereka pun pergi meninggalkan verrel dan sevilla berdua di perpustakaan.

" Eh lo gak usah sok serius gitu deh? jijik gue liatnya!" ucap Verrel pada sevilla.

"Maaf ya, kalau anda gak berkenan melihat saya, lebih baik anda pergi dari sini!" ucap Sevilla.

"Jadi, ceritanya ngusir nih? okeh, sampai ketemu di lomba nanti bye!" ucap Verrel yang langsung pergi meninggalkan sevilla.

Setelah beberapa menit, akhirnya waktu perlombaan pun tiba. semua peserta segera masuk ke ruangan kelas yang sudah disiapkan.

Sevilla duduk di bangku ke tiga di tengah barisan, tepat di sampingnya terlihat verrel yang menatap nya remeh. seakan-akan dia yang paling pintar disana.

Lembaran demi lembaran pun dibagikan, 50 soal dari pilihan ganda dan 5 Isian. sebelum mengerjakan nya, sevilla berdoa sejenak dan mulai mengerjakan nya dengan penuh semangat.

Sedangkan Verrel, hanya memutar bolpoin dan langsung menuliskan rumus yang ada di otaknya. Verrel memang terkenal Jenius di sekolahnya, bahkan ia sudah beberapa kali memenangkan Olimpiade Matematika. hanya saja ia merasa heran pada sevilla, bisa-bisanya gadis ini mau bertanding dengan nya yang justru lebih aktif dalam lomba-lomba ketimbang dirinya yang jarang ikut lomba?. Namun, verrel tak terlalu memusingkan hal itu, karena bagaimanapun dirinya pasti akan memenangkan lomba matematika ini.

*****

2 Jam kemudian...

"Oke anak-anak, silahkan kumpulkan soal dan jawabannya sekarang!" ucap Pak Agler.

"Lho kok cepet banget pak? bukannya 2 jam yah waktunya?" ucap salah satu peserta.

"Kamu ini tau waktu tidak sih? ini sudah 2 jam, untuk apa aku menyuruh kalian untuk mengumpulkannya kalau waktunya belum habis!" ucap Pak Agler tegas.

Verrel menjadi orang pertama yang mengumpulkan, disusul Sevilla dibelakangnya.

"Ngapain sih, kamu ikut-ikutan aku maju?" ucap Verrel.

"Permisi saya disini mau mengumpulkan soal dan jawabannya tuan!" ucap Sevilla dengan menekan kata " Tuan".

Verrel hanya bisa berdecih kesal, lalu pergi keluar kelas. Sevilla juga ikut keluar kelas, ia akan pergi menuju kelasnya berada. belum sampai ke kelas, ia sudah dihadang oleh verrel. Verrel menariknya menuju kantin, dan membelikannya makanan.

"Hari ini kau baik sekali dengan ku!" ucap Sevilla.

"Kau terlalu memandang ku sebelah mata, mana mungkin orang seperti ku tidak ada sisi kebaikan sama sekali!" ucap Verrel.

"Ohh begitu yaa, terimakasih ya makanannya!" ucap Sevilla sembari tersenyum.

"Iya, lagipula ini juga sebagai hadiah atas kekalahan mu nanti!" ucap Verrel yang membuat sevilla tersedak saat makan makanan nya.

"Maksudmu apa?" ucap Sevilla.

"Aku tahu kau punya tekad besar untuk melawan ku, tapi aku tak yakin kau akan menang dariku, so aku belikan makanan agar kau tak kecewa nanti!" ucap Verrel.

"Dasar cowok sombong, belum apa-apa kau sudah mengakui bahwa aku akan kalah, kau lihat saja nanti!” ucap Sevilla yang langsung pergi meninggalkan verrel.

"Gadis cupu , jangan lupa jika kau kalah nanti, kau harus membersihkan sepatu ku dengan rambut mu ya?" seru Verrel pada sevilla yang mulai menghilang dari pandangan nya.

Setelah beberapa hari, akhirnya hari pengumuman pun tiba. Sevilla sangat antusias, saat pak agler menempel kan hasil dari lomba kemarin.

Namun betapa sedihnya sevilla, kala namanya tak ada dipapan pengumuman. ia hanya melihat nama verrel disana, ya sepertinya tebakan verrel benar. dia akan kalah dalam lomba ini. hadiah yang menggiurkan, justru tak dapat ia miliki.

Saat ia hendak pergi ke kelas, Verrel menghadangnya.

"Kau lihat sendiri kan? siapa yang lebih unggul dalam lomba kemarin?" ucap Verrel.

" Ya aku tau itu, menyingkirlah dari hadapan ku sekarang juga!" ucap Sevilla.

"Eits, tak segampang itu kau lolos dari ku, kau harus mengelap sepatu ku dengan rambut cupu mu itu!" ucap Verrel

"Gak ada cara lain apa? selain itu" ucap Sevilla.

"Gak ada, sini lo ikut gue ke lapangan!" ucap Verrel yang menarik tangan sevilla ke lapangan.

*****

Sesampainya di lapangan...

" Ayo cepetan lap sepatu gue!" ucap Verrel. dengan terpaksa, sevilla menuruti verrel.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status