Home / Romansa / Chef Galak, (tapi) Kucinta / 9. Ada Uang Abang Disayang

Share

9. Ada Uang Abang Disayang

Author: L Liana
last update Last Updated: 2022-10-26 13:20:57

“Hari ini kamu gak usah kerja,” ucap Bariqi yang membuat Elya menatap pria itu.

“Aku telpon manager untuk ijin kamu. Lagian tidak banyak orderan hari ini,” tambah Bariqi sembari mencuci gelas bekas jahe anget.

“Enak saja, aku tetap kerja meski gak banyak orderan. Kalau gak kerja gajiku dipotong sehari, bisa rugi bandar,” oceh Elya.

“Aku ganti.”

“Gak usah seenaknya jadi orang. Aku mau kerja hasil keringatku sendiri. Sekarang kamu keluar dari sini!” titah Elya menarik tangan Bariqi.

“Gak, aku gak akan keluar,” kata Bariqi dengan keukeuh.

“Terus mau kamu apa sih?”

“Aku mau kamu ikut aku.”

“Aku harus kerja.”

“Gak usah kerja, aku ijinkan sama manajer.”

“Kok kamu seenaknya sendiri jadi orang. Aku asistenmu di kerjaan, tapi aku bukan siapa-siapa kamu saat di luar,” sentak Elya ingin menendang kaki Bariqi. Namun Bariqi segera menghindar.

Bariqi merogoh celananya, mengambil dompet dan menarik dua kartu debit berwarna biru dan hitam. Elya membulatkan matanya melihat itu. Senjata Bariqi selalu kartu debit dan uang cash.

“Satu hari ini aku bayar dua kali lipat,” ucap Bariqi.

“Gak mau.”

“Tiga kali lipat.”

“Kurang,” jawab Elya memalingkan wajahnya.

“Empat kali lipat.”

“Lagi.”

“Lima kali lipat. Fiks, mau ikut apa enggak?” teriak Bariqi dengan kesal.

“Fine, aku mau ikut,” jawab Elya dengan senang. Elya memang plin-plan, tadi jual mahal tidak mau, tapi kalau sudah disogok pakai uang, gadis itu tidak bisa menolak.

“Transfer sekarang, nomor rekening tetap,” ujar Elya.

Bariqi mengambil hpnya dan mulai mengotak-atik benda pipih itu. Pria itu mengirim Elya uang lima ratus ribu. Kalau dengan Elya, Bariqi tidak bisa namanya menghemat. Pasti ada saja hal yang membuatnya mengeluarkan uang banyak. Bariqi memang masih single, tapi terkesan sudah menghidupi anak istri kalau bersama Elya. Kalau ada yang bilang Elya gadis murahan, fiks mereka salah besar, karena dengan Elya, uang Bariqi bisa ludes dalam hitungan menit. Kendati demikian, Baiqi tidak bisa hitung-hitungan dengan gadis itu.

“Nih sudah, aku transfer lima ratus ribu,” ujar Bariqi menunjukkan hpnya.

“Gitu dari tadi biar kita gak usah bertengkar,” kata Elya.

“Kamu yang mulai duluan. Tadi siapa yang bilang permintaan maaf gak bisa dengan materi, giliran dikasih uang baru mau,” cibir Bariqi.

“Itu beda. Kamu ngajak aku harus berani bayar mahal. Enak saja bawa anak gadis orang hanya dibeliin pop ice dua ribu lima ratus. Mau bawa anak orang harus modal,” oceh Elya.

Bariqi mendorong kepala Elya dengan pelan saking gemasnya dengan gadis itu. Kalau soal adu mulut, Elya memang tidak pernah mau mengalah.

“Cepat ganti baju sana. Aku numpang mandi,” kata Bariqi.

“Enak saja. Gak boleh mandi di kamar mandi cewek,” pekik Elya.

“Gak ada yang bisa larang aku mandi di kamar mandi kamu,” ujar Bariqi segera ngacir ke kamar mandi. Pria itu menutup pintu dan menguncinya sebelum Elya mencegahnya.

“Jangan pakai sabun dan shampoku,” teriak Elya dari luar kamar mandi.

“Wangi sabun kayak menyan saja pelit banget,” ketus Bariqi dari dalam sana.

“Iya tinggal kasih kembang buat cari pesugihan.”

“Kamu tumbalnya.”

“Kamu iblisnya.”

“Kamu raja setannya.”

“Dasar Bariqi sialan!”

Di dalam Bariqi memutar bola matanya jengah. Ia memilih diam daripada perdebatannya semakin panjang dengan Elya. Pria itu menarik sabun Elya dalam kemasan botol. Pria itu menghiraukan Elya yang melarangnya memakai sabun gadis itu. Toh Elya juga tidak tahu. Tubuh Bariqi sedikit sakit karena tidur di kursi, tapi setelah mandi terasa segar. Apalagi mengetahui Elya mau dia ajak pergi. Sebenarnya tidak sekali dua kali Bariqi mengajak Elya pergi. Di beberapa kesempatan pria itu mengajak Elya ke tempat karaoke, ke bar, ke tempat wisata dan lain-lain. Namun tidak sendiri, melainkan dengan teman kencan Bariqi dan Elya menjadi obat nyamuk.

Definisi buaya ulung adalah Bariqi, setiap tikungan ada ceweknya. Ibaratnya Bariqi itu kereta dan cewek-cewek itu stasiun. Namun dari banyaknya cewek Bariqi, satu pun tidak ada yang diseriusin. Semua sekadar main-main.

Setelah mandi, pria itu membelitkan handuk milik Elya ke pinggangnya. Pria itu segera keluar.

Elya yang baru selesai berganti baju memekik kaget tatkala melihat Bariqi yang datang hanya bertelanjang dada dan tubuh bagian bawahnya terbelit handuk.

“Heh, siapa yang mengijinkan kamu untuk memakai handukku?” jerit Elya dengan kencang. Gadis itu menjambak rambutnya saking emosinya dengan tingkah Bariqi.

“Pinjam sebentar. Nih kunci mobil, ambilkan celanaku di sana. Ada celana selutut warna hitam, ambilin!” titah Bariqi pada Elya.

“Enak saja, ambil sendiri!” titah Elya.

“Kamu gila ya? Masak aku keluar dengan handukan doang? Ini aset yang harus dijaga.”

“Kalau tahu begitu, kenapa tadi tidak ambil baju dulu baru mandi?”

“Cepat Elya, aku sudah membayarmu mahal.”

Elya menghentakkan kakinya, gadis itu menerima kunci mobil dan segera melenggang mengambilkan celana untuk Bariqi. Di sepanjang jalan menuju mobil Bariqi, semua sumpah serapah Elya layangkan pada pria itu. Kalau tidak menyusahkannya, namanya bukan Bariqi. Pertemuannya dengan Bariqi memang kesalahan besar. Dunia ini luas, banyak yang bisa Elya temui, tapi kenapa ia harus bertemu mahluk narsis sang playboy ulung.

Dulu awal bertemu dengan Bariqi, Elya pikir pria itu adalah goodboy. Karena perangai Bariqi yang pendiam, terkesan cool dan tidak mau disentuh orang meski itu laki-laki. Namun setelah menjadi asisten Bariqi, Elya baru sadar kalau laki-laki itu tidak sebaik yang terlihat. Bariqi adalah pemain wanita, sudah tidak terhitung berapa banyak wanita yang menjadi teman kencan Bariqi. Dari sekian banyak wanita, semuanya cantik dan anehnya mau juga sama Bariqi.

Elya membuka mobil Bariqi, ia menemukan celana pendek selutut berwarna hitam. Saat menariknya, sesuatu yang juga berwarna hitam langsung jatuh. Mata Elya membulat sempurna, gadis itu tampak menjilat bibirnya kecil tatkala tahu benda apa itu.

Elya mengambilnya dan membukanya lebar. “Tidak aku sangka sekarang aku mengambilkan kolor untuk musuhku sendiri,” ucap Elya menggelengkan kepalanya. Dengan usil Elya membaliknya dan melihat ukurannya. Mata Elya semakin membulat.

“Besar juga anaconda si chef itu,” batin Elya.

Tersadar dengan apa yang dia lakukan, Elya segera menggelengkan kepalanya dan berlari kencang menuju kamarnya. Gadis itu merutuki dirinya sendiri yang sudah mesum berpikir aneh-aneh.

Sedangkan Bariqi, pria itu mengobrak abrik lemari kecil milik Elya. Pria itu mencari kaos oversize yang bisa ia pakai. Bariqi yakin Elya punya, karena setiap kali berpakaian, Elya selalu memakai kaos atau kemeja oversize. Bariqi adalah definisi orang modus. Sebenarnya ia bisa pulang untuk mandi dan berganti pakaian, tapi tetap saja ia memilih memakai punya Elya. Bariqi menarik kaos yang masih terbungkus plastik rapi dengan motif separuh love berwarna putih, sama seperti yang dipakai Elya. Tanpa berpikir panjang, pria itu menariknya bertepatan dengan Elya yang datang membawa celana.

“Dasar gak tahu malu. Seorang pria bujang nyuruh anak gadis orang ambil kolor,” umpat Elya melempar celana tepat ke tubuh Bariqi.

“Elya, kamu punya pacar?” tanya Bariqi mengalihkan pembicaraan.

“Gak.”

“Terus ini apa maksudnya baju couple? Baju ini sama kayak baju yang kamu pakai.” Bariqi menunjukkan baju yang dia bawa.

“Jangan sentuh itu!” pekik Elya segera berlari menyambar kaosnya lagi. Namun Bariqi kembali menariknya.

“Ini yang kamu bilang gak pacaran? Terus apa maksudnya baju couple begini? Gaya pacaran yang kekanakan.”

“Itu aku belikan untuk adikku, jangan disentuh-sentuh,” ujar Elya.

Bariqi yang awalnya mulai marah kini bagai diterpa angin segar tatkala mendengar ucapan Elya. Bariqi segera membuka plastik dan memakai kaos tersebut.

“Heh kenapa dipakai, itu milik adikku,” pekik Elya ingin menarik kaosnya. Namun terlambat, kaos itu sudah melekat di tubuh Bariqi. Kini mereka bagai pasangan kekasih yang memakai baju sama.

“Sudah diam saja. Tunggu di luar, aku mau pakai celana,” ujar Bariqi.

“Ini kamarku, kenapa aku yang harus keluar?” tanya Elya dengan ngegas.

“Baik kalau kamu gak mau keluar,” jawab Bariqi mulai menarik handuknya, pria itu berjalan mendekati Elya dan merapatkan tubuhnya dengan gadis itu berniat menggoda. Bukan Elya kalau tidak menantang, gadis itu malah memelototkan matanya.

“Cepat buka kalau kamu berani,” ucap Elya menantang.

Bariqi yang semula ancang-ancang ingin menarik handuknya pun kini menghentikan gerakannya.

“Cepat buka, kalau kecil mau aku ketawain sampai seujung dunia tahu,” ujar Elya lagi.

Bariqi menciut, pria itu mendorong Elya dengan paksa hingga gadis itu keluar dari kamar. Bariqi akan gila bila ia membuka handuknya di depan seorang gadis. Bariqi benar-benar belum menemukan strategi yang tepat melawan Elya. Kalau dengan gadis lain ia bisa mendominasi, tapi tidak dengan Elya yang sering menantangnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   55. Ending

    Pernikahan bukanlah akhir dari sebuah kisah, melainkan awal untuk memulai kehidupan yang baru. Sudah terhitung satu minggu Elya dan Bariqi menikah. Elya tidak tinggal lagi di Tulungagung, melainkan gadis itu ikut suaminya ke Batu. Bariqi diberi satu rumah oleh ayahnya untuk dia tempati bersama Elya. Selama satu minggu itu belum terjadi sesuatu antara Elya dan Bariqi. Bariqi belum menyentuh Elya karena bocah itu yang merengek belum siap. Bariqi harus mengalah karena saat dia akan mendekati Elya, Elya malah menangis. Hari ini terakhir kali Bariqi cuti dari pekerjaannya dan besok dia harus bekerja lagi, begitu pun dengan Elya. Bariqi menatap Elya yang memasak di dapur, sedangkan dia duduk di samping kulkas sembari meminum air. Pandangan Bariqi tidak lepas dari punggung kecil Elya. “Aduh … dasar wajan kurangajar. Gak lihat apa kalau di sini ada tangan, malah nyentuh tanganku. Dipikir gak panas,” omel Elya saat tangannya terkena wajan panas. Bariqi hampir menyemburkan airnya saat mend

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   54. Pernikahan

    48.Niat hati Elya tidak ingin menikah muda. Masih banyak cita-cita yang ingin Elya gapai. Menjadi koki utama misalnya, karena selama ini Elya hanya menjadi asisten Bariqi. Karir Elya mulai naik lagi saat dia dipindah tempat menjadi seorang bartender. Namun, untuk sekarang karir Elya terpaksa harus dihentikan. Waktu berlalu begitu cepat. Elya yang semula tidak mendapatkan restu dari ibunya, kini restu sudah dia kantongi. Acara lamarannya dengan Bariqi berjalan lancar. Dengan sepenuh hati ayah dan ibu Elya menerima Bariqi untuk menjadi menantunya. Satu tahun setelah lamaran Elya, tepat di usia Elya yang ke dua puluh satu tahun, Elya dan Bariqi resmi menikah. Hari ini adalah hari spesial untuk Bariqi dan Elya setelah empat tahun pertemuan mereka. Bariqi baru saja mengucap ijab qobul di depan penghulu juga ayah Elya. Pernikahan sudah sah secara agama dan negara. Pernikahan yang dilakukan hanya pernikahan sederhana, ijab qobul dan resepsi pernikahan yang dihadari oleh teman-teman Elya.

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   53. Cinta yang Tulus

    Seorang Gadis tengah mengocok shaker koktail di depan para pelanggannya. Elya sudah menguasai teknik shak setelah beberapa lama berada di bar. Perempuan itu dalam sekejap menjadi perempuan idola. Bahkan ada pelanggan yang terang-terangan setiap hari datang dan mengatakan kagum dengan Elya. Kalau lagi gabut, Elya akan balik menggoda para pelanggannya. Tapi itu hanya manis di bibir, kalau perasaannya hanya untuk Bariqi. Kendati demikian, Bariqi tidak bisa jenak dan ingin Elya berada di dapur saja. Bagi Bariqi, di bar terlalu banyak buaya yang siap memangsa Elya. Namun, Bariqi tidak sadar kalau dirinya juga buaya. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, tetapi Elya masih belum selesai dengan pekerjaannya. Elya pulang jam delapan sesuai jam kerja yang baru. Saat asik atraksi di depan para tamu, seorang pria tampan mendatangi Elya. Pandangan Elya mengarah tepat ke Bariqi, kalau dilihat-lihat orang yang sudah melamarnya itu sangat tampan. “Elya, seorang gadis dua puluh tahun, yang cant

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   52. Fakta Mengejutkan

    Bariqi menggelengkan kepalanya, dia merasa bahwa dirinya sudah gila. Hanya gadis kecil yang bahkan dilihat sekilas biasa saja, tetapi Bariqi bisa jatuh cinta sedalam ini. “Kenapa tersenyum sendiri?” tanya Putri berdiri di depan pintu kamar anaknya. Bariqi terkesiap, pria itu langsung bangun dan menatap ibunya, “Ibu, kenapa ibu masuk nggak ketuk pintu? Kalau aku sedang ganti baju bagaimana?” tanya Bariqi bertubi-tubi. “Tapi kenyataannya kamu nggak sedang ganti baju, tapi kamu sedang senyum-senyum sendirian,” jawab Putri terkekeh. Bariqi malu bukan main, pria itu menarik selimut dan menyelimuti separuh tubuhnya. Putri melangkahkan kakinya mendekati Bariqi. Perempuan paruh baya itu duduk di ranjang anaknya. Tangan lembutnya mengelus puncak kepala Bariqi. Entah kenapa tiba-tiba Putri merasa sedih. Bukan maksud apa-apa, tetapi anaknya yang dulu kecil kini sudah menjadi pria dewasa. Putri selalu ingin anaknya menikah, tetapi saat tadi Bariqi pulang mengatakan sudah melamar Elya dan ing

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   51. Lamaran Romantis

    Elya menatap sinis ke arah Bariqi, saat ini Bariqi dan Elya tengah kencan di sebuah cafe yang ada di tengah kota. Cafe dengan penuh lampion yang sangat indah dan estetik untuk digunakan berfoto. Namun, Elya masih saja sinis perkara tadi saat Bariqi bersama Sera.“Situ boleh cemburu sama aku, tapi aku nggak boleh cemburu sama situ,” cibir Elya sambil mencebik-cebikan bibirnya.“Huh, dasar laki-laki semaunya sendiri. Kalau cemburu saja aku kayak mau dibanting di tempat, tapi aku sendiri yang cemburu malah gak boleh. Curang banget jadi cowok,” cibir Elya lagi.Sudah setengah jam mereka nongkrong di cafe, tetapi Elya tidak kunjung berhenti nyinyir. Kejadian tadi sore, tetapi masih diungkit sampai sekarang.“Rasanya mau ganti cowok saja. Cowok yang lebih … hmppp-”Ucapan Elya terhenti saat Bariqi menjejalkan kentang ke bibir Elya. Mata Elya melotot, perempuan itu menggebrak meja dengan kencang.“Hishh … apa-apaan kamu ini!” pekik Elya setelah menelan kentangnya.“Dari pada kamu terus ribut

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   50. Mode Cemburu

    Sudah satu minggu Elya kembali ke tempat kerja yang semula. Namun, Elya tidak berada di bagian dapur lagi. Melainkan di bagian bar. Elya meracik minuman alkohol di bar mewah yang ada di hotel. Tugas Elya dipindah ke sana bersama Vino. Awalnya Bariqi sangat tidak setuju Elya dipindah ke sana, tetapi itu keputusan papanya yang tidak bisa diganggu gugat. Umumnya, Bar dibuka saat malam hari. Namun, berbeda kalau di hotel Sunflowers di mana Bar buka dua puluh empat jam. Siang hari juga sangat ramai pengunjung. Elya sudah mulai terbiasa dengan pekerjaan barunya. Namun, berada di bar membuat Bariqi sering ngambek. Pasalnya banyak cowok di sana yang membuat Bariqi cemburu. Apalagi teman kerja Elya adalah Vino. Di dapur, Bariqi tampak bekerja dengan semangat meski pikirannya terkadang fokus pada Elya. “Sera, semua bahan yang dibutuhkan sudah siap?” tanya Bariqi kepada Sera. “Sudah, Chef,” jawab perempuan itu dengan cekatan mendekatkan bahan-bahan makanan yang diperlukan. Bariqi langsung

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status