Share

Chapter 18

Derai tawa memenuhi halaman belakang restoran. Cerita konyol Riyan menghibur penghuni di sana. Adam bahkan sampai sakit perut kebanyakan tertawa.

Adam merebahkan diri di sofa santai. Sedetik kemudian tertawa lagi mengingat cerita Riyan yang berebut botol plastik dengan pemulung saat menyamar jadi pemulung.

“Riyan, Riyan,” Nani geleng-geleng, “kamu dalam rangka apa nyamar jadi pemulung?”

“Aku ada ide mau bikin usaha Bank Sampah. Makanya aku riset tentang sampah yang bisa didaur ulang baik organik maupun anorganik. Aku juga riset mulai dari harga sampai cara menggerakkan usaha ini. Aku bidiknya ibu-ibu rumah tangga. Kalau dari sampah rumah tangga aja udah bisa dipilah dengan baik, setidaknya polusi sampah juga bisa dikurangi. Mereka akan setor sampah, kita beli, tapi uang tersebut kita berikan dalam bentuk tabungan yang bisa diambil saat Hari Raya.”

“Bagus banget idemu.” Nani memberikan kartu namanya. “Siapa tahu kita bisa kerjasama.”

Riyan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status