Share

Chapter 19

Ray menekan tombol jawab ketika melihat nama sahabatnya tertera di layar ponsel. Dia memberitahu sudah di lantai tiga toko buku. Sebuah tepukan di bahu kiri membuat kepalanya menoleh. Dia menghela napas sebal dan menekan tombol merah di layar ponsel.

Matanya kembali menyusuri deretan novel di rak buku. Banyak sekali novel-novel baru. Maklum sudah dua bulan dia tidak menginjakkan kaki di toko buku. Tangannya tiba bersamaan dengan tangan lain pada satu novel. Mata mereka saling tatap.

“Aku dulu yang lihat novel ini,” Ucap Ray.

“Aku dulu yang pegang novel ini.” Gadis itu mengetatkan pegangannya pada novel tersebut.

“Aku dulu.”

“Aku.”

“Aku.”

“Aku.”

“Kalian lagi baca puisi Chairil Anwar?” Sela Riyan.

Ray mengambil paksa novel itu. Gadis itu terkejut novel incarannya lolos. Dia menghalangi jalan pria perebut novelnya.

“Kak, tolong, novelnya buat aku. Aku sudah lama ngincar ini novel. Di mana-mana hab
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status