Share

Cincin Perenggut Perawan
Cincin Perenggut Perawan
Penulis: Nathanegara

1. Kado Valentine untuk Sarlita

Jody sudah membuat suatu rencana untuk merenggut kesucian Sarlita, setelah berkali-kali gagal. Kali ini dia merasa akan berhasil. Bagi Sarlita, Jody adalah cinta pertamanya. Sebaliknya, bagi Jody, Sarlita adalah korban kesekian yang menjadi mangsanya.

Sebagai gadis dan mahasiswi perantauan, Sarlita tergolong sangat polos. Sementara Jody merupakan Play Boy kampus yang punya reputasi belum pernah gagal dalam merenggut kesucian mahasiswi yang menjadi targetnya.

Di malam Valentine, Jody mengajak Sarlita ke Club, dunia yang belum pernah dijejaki Sarlita sekalipun. Jody sudah mempersiapkan sepasang cincin sebagai kado Valentine untuk Sarlita. Dengan dalih mengikuti pergaulan, Jody sukses memperdaya Sarlita.

Jody punya jam terbang yang mumpuni, dia sangat faham kalau Sarlita sudah mulai kehilangan kesadaran, setelah dicekoki minuman beralkhol. Jody membawa Sarlita ke sebuah Hotel dan dia memperlihatkan sebuah kotak yang berisi sepasang cincin.

“Sarlita.. ini malam spesial bagi kita berdua, aku akan mengikat kamu dengan sebuah cincin pertunangan sebagai kado Valentine.” ungkap Jody dengan sangat meyakinkan.

“Kamu serius Jod? Aku senang banget dengan semua ini, aku bahagia banget, Jod..” ucap Sarlita penuh suka cita. Dipeluknya Jody dan dikecupnya bibir Jody sebagai luapan kebahagiaannya.

“Dengan cincin ini, artinya kita sudah resmi menjadi calon pengantin Sar, tidak ada lagi halangan bagi hubungan kita.” rayu Jody. Antara setengah sadar, Sarlita hanya menyetujui apa yang diucapkan Jody.

Jody merayu Sarlita dan mengajaknya untuk bercinta, karena Sarlita memang belum pernah melakukannya dia katakan itu pada Jody, 

“Aku takut sebetulnya Jod.. karena aku belum pernah melakukannya sekalipun.” ucap Sarlita sedikit cemas.

Jody jelaskan pada Sarlita, agar tidak perlu cemas. Jody sarankan pada Sarlita untuk lebih rileks, karena Jody menginginkan Sarlita menikmati fore play yang dilakukannya. Dengan begitu penerimaan organ intim Sarlita lebih membuatnya nyaman dan tidak merasakan sakit.

Sebelum melakukan penetrasi, Jody terus aktif mencumbu Sarlita. Bahkan tanpa Sarlita sadari satu persatu pakaiannya dilucuti Jody, dengan jam terbang yang mumpuni, Jody sukses membuat Sarlita lupa diri. Jody melakukan fore play demi lubrikasi penerimaan organ intim Sarlita, agar Sarlita lebih menikmati.

Begitu Jody merasa Sarlita sudah siap menerima, Jody melakukan penetrasi dengan perlahan-lahan. Kali pertama dia melihat respon Sarlita, begitu Sarlita merasakan sakit Jody menghentikan sejenak penetrasinya.

Sebelum melanjutkan penetrasi, Jody siapkan sebuah saputangan yang didominasi warna putih. Ponselnya pun disiapkan berada tidak jauh darinya. Sepertinya Jody memang sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk ritual tersebut.

Jody kembali melakukan fore play sebelum melanjutkan penetrasi. Dia lakukan itu sampai Sarlita benar-benar siap untuk menerima penetrasi. Jody kembali melakukan penetrasi dengan perlahan-lahan, dan Sarlita terlihat sangat menikmatinya. Saat itulah digunakan Jody untuk menuntaskan penetrasinya.

"Aduh! Jod.. perih.." Sarlita merintih perih, namun dia pun pada akhirnya menikmatinya. Keduanya berasyik-masuk sampai menuju puncak pelepasan. 

Saat Sarlita terkulai lemas dan masih menahan rasa perihnya, Jody membersihkan bercak darah yang menetes dengan sapu tangan. Jody pun mengabadikan pemandangan yang ada dihadapannya dengan kamera ponselnya, tanpa di ketahui Sarlita.

Jody merasa misinya untuk membuktikan kalau dia bisa merenggut kesucian Sarlita, dan dia berhasil menjawab tantangan Windi--pacarnya. Jody membujuk Sarlita agar tidak menyesal melepaskan kesuciannya. Dalih Jody apa yang mereka lakukan adalah hal yang halal.

Sarlita duduk bersandar di kepala tempat tidur, tubuhnya hanya dibaluti selimut. Di sudut matanya menggenangi airmata penuh penyesalan. Padahal selama berhubungan dengan Jody, dia selalu berusaha mempertahankan kesuciannya. Tapi, malam ini dia harus rela melepaskan kesuciannya direnggut Jody.

Jody menghampiri dan mendekap Sarlita, “Kamu gak usah menyesali Sar.. toh kita akan menjadi sepasang pengantin nantinya.” Bujuk Jody dengan segala muslihatnya. 

“Tapi Jod.. harusnya ini kita lakukan saat malam pertama setelah pernikahan kita, bukan sekarang.” Sarlita seakan-akan tersadar apa yang sudah terjadi.

“Gak ada bedanya Sar.. kita lakukan sekarang atau nanti. Ritual itukan sama saja sakralnya. Cincin pertunangan itu sudah cukup mewakili keabsahan hubungan kita.” rayu Jody dengan mendayu-dayu.

Jody sangat yakin kalau setelah malam itu Sarlita akan terus menginginkan agar peristiwa itu terus berulang. Sebagai Play Boy yang sudah banyak memakan korbannya, Jody merasa sedang di atas angin.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status