Share

18. Kebaikan pemilik warung

Aya mengangguk, tangisannya tertahan juga, namun tetap terasa sesak di dalam dadanya. Ia menerima segelas teh manis hangat dari ibu tersebut.

“Neng, Aya, semua orang pernah berbuat salah, seharusnya memang keluarga laki-laki itu jangan bertindak begini. Repot memang kalau hidup masih berdasarkan gengsi dan juga strata sosial masyarakat. Hal itu juga kan yang membuat yang kaya akan terlihat makin kaya dan yang miskin kalau nggak bisa bertahan ya akan semakin miskin. Neng Aya yang sabar, yang penting jangan digugurin, anak itu nggak salah.”

Aya mengangguk, ia paham betul akan hal itu, setidaknya ia masih punya sosok Rangga dari anak di rahimnya itu.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status