Share

Orang Misterius

Randy nampak berpikir sejenak lalu menjawab dengan mantap. "Iya. Dia sepupuku."

Perasaan Shilla berkali-kali merasakan sakit. Bagaimana tidak sakit, seorang yang sangat dipercaya tega membohonginya. Apakah Randy memang tidak berbohong semuanya? Hanya Randy-lah yang tahu. Tapi melihat cara Randy yang bermesraan bersama Zahra sudah dua kali itu, membuat Shilla sangat sulit untuk percaya, kalau memang hubungan mereka hanya sepupu saja.

"Kamu yakin?" Shilla menaikkan salah satu alisnya. Membiarkan air mata mengalir di pipinya.

"Yakin, Sayang!" jawab Randy tersenyum.

"Jangan nangis lagi, Sayang. Aku sama Zahra hanya sepupu doang kok. Gak lebih. Atau jangan-jangan karena kemarin aku pulang bersama Zahra kamu jadi seperti ini?" ucap Randy seraya menghapus air mata Shilla.

Shilla sudah tidak tahan lagi. Sebelumnya pertahanannya agar air mata tidak jatuh sudah tidak berhasil. Sekarang pertahanan emosinya pun sudah tidak bisa di kendalikan.

"Kamu bilang hanya sepupu!" ucap Shilla lalu menghela napas.

"Mana ada sepupu sampai pelukan di atas motor dan lunch bersama di cafe semewah ini. Gandengan tangan lalu kamu rangkul dia juga. Itu yang namanya sepupu?" Shilla melontarkan kekesalan di hatinya. Sungguh ia sudah tidak tahu apa lagi yang harus di lakukan.

Randy terdiam. Wajahnya memerah. Ia tidak mengetahui tujuan Shilla mengajaknya ke sini untuk mengintrogasi dirinya.

"Kenapa diam? Sudah ketahuan kalau kamu selingkuh?" Shilla melipat kedua tangannya di dada. Memalingkan wajah ke sembarang arah. Tepat di sudut cafe ia melihat Sivia bersama lelaki yang dilihatnya pagi tadi.

"Sayang, dia itu memang sepupu aku. Kan gak salah kalau aku seperti itu sama adik sepupuku sendiri?" Randy masih menyakinkan Shilla bahwa dia tidak berbohong.

"Oke. Aku ada buktinya." Shilla mengajak Randy ke meja yang di tempati Sivia dan Galang.

Shilla hanya berdoa agar Galang ada buktinya. Sementara Randy harap-harap cemas. Sesampainya di sana.

"Hai Sivia," sapa Shilla tersenyum.

Sivia dan Galang menoleh secara bersama dengan wajah bingung.

"Kak Galang kan?" Tunjuk Shilla terhadap lelaki di depan Sivia.

"Iya. Aku Galang," jawab Galang tersenyum.

Sementara begitu terlihat bahwa ada ketidaksukaan antara Randy dan Galang.

"Boleh aku nanya sesuatu?" Shilla sudah duduk di samping Sivia. Sementara Randy masih berdiri saja.

"Kakak kenal dengan namanya Zahra?" Shilla memandang Randy sekilas. Lalu, menatap Galang kembali.

Galang kebingungan dengan keadaan yang ada. "Aku ada yang kenal namanya itu ...."

Shila dan Randy harap-harap cemas menantikan jawab dari Galang. Sementara Sivia sudah tahu apa yang akan di ucapkan oleh Galang, yang di pikiran Sivia saat ini, bagaimana dengan hati Shilla setelah tahu semuanya.

"Anita Az Zahra," jawab Galang tegas. Lalu ia menatap ke arah Randy secara sekilas. Yang di balas dengan tatapan tajam dari Randy.

Mata Shilla terbelalak. Ia tidak menyangka bahwa tebakan Sivia itu benar. Kali ini air mata itu kembali keluar dengan derasnya. "Fotonya ada?"

Randy sudah berusaha menenangakan Shilla. Namun, selalu di tepis oleh Shilla dan Shilla sudah sangat tidak peduli dengan Randy saat ini.

"Kelamaan Kak." Sivia merebut smartphone milik Galang dari genggamannya. Ia sudah tidak tahan melihat sahabatnya terlihat menyedihkan saat ini. Lalu, jemarinya mengotak-atik smartphone itu masuk ke aplikasi W******p mencari nama Anita di dalam daftar kontak.

Dan, begitu terlihat di sana. Foto yang bernama Anita dan Zahra itu ternyata sama. Nama lengkap Anita memang benar Anita Az Zahra. Tidak tahu kenapa Galang selalu menyebutnya Anita sedangkan namanya memang lebih dikenal dengan panggilan Zahra di lingkungan sekolah.

Sivia meletakkan smartphone milik Galang di atas meja. Semua mata terbelalak karena di profil picture milik Zahra menampilkan seorang gadis tersenyum manis di sampingnya ada seorang lelaki yang merangkul pundak gadis tersebut dan juga tersenyum. Kedua pasangan itu masih menggunakan seragam sekolah dan terlihat background yang di tampilkan adalah tempat mereka berada sekarang, yaitu cafe ini. Kedua pasangan tersebut adalah Zahra dan Randy!

Shilla semakin rapuh. Ia tidak tahu apa yang sedang di hadapinya tetapi jangan pernah di tanyakan bagaimana keadaan hatinya saat ini yang pasti sudah semakin hancur berkeping-keping. Air matanya sudah pasti mengalir sedari tadi dengan derasnya.

Randy memandangi Sivia dan Galang sekilas, lalu menatap Shilla dengan lekat. Wajahnya makin memerah saat ini.

"Sayang, dengerin penjelasan aku dulu," ucap Randy berusaha mengenggam tangan Shilla.

"Jangan pernah sentuh aku!" jawab Shilla menepis tangan Randy. Shilla meletakkan kepalanya di atas pundak Sivia. Sivia mengelus rambut Shilla dengan lembut.

"Sayang, beri aku waktu untuk menjelaskan semuanya." Lagi Randy kembali berusaha.

Rasa ini semakin sakit!

Apalagi yang harus di jelaskan?

Jika semuanya juga membuatku semakin sakit kembali?!

***

Shilla sangat merasa terpukul akan kejadian yang ada di dalam hubungannya. Kecurigaan yang membuahkan hasil sangat benar itu sebenarnya membuatnya menjadi merasa lega. Tapi, hati yang terlanjur sangat menyayangi Randy, kekasihnya itu membuat hampir seluruh jiwa dan batinnya hancur.

Ketika komitmen yang telah kita buat, malah kamu hancurkan dengan begitu saja.

Aliran air mata yang membasahi pipi itu terus saja bekerja dengan sendirinya, membersihkan mata Shilla dari debu-debu yang pernah masuk dan juga membuat hatinya lebih tenang. Pikirannya melayang kemana-mana tak tentu arah.

Tapi, aktivitas Shilla memang selalu di ganggu oleh orang misterius itu.

To : Shilla

From : Orang Misterius

Sudah ku bilang! Jangan pernah dekati Randy. Akhirnya menanggung akibatnya sendiri kan? Gimana sakit hati? Marah? Kecewa? Nangis? Semuanya itu gak berguna.

Ngeyel sih aku bilangin.

Deg. Kok dia tau dengan kejadian ini? Apa tadi dia ada di sana? Otak Shilla mulai berpikir ada siapa saja di sana tadi, tapi ia teringat. Ia tidak memperhatikan siapa saja yang ada di sana.

Apalagi ini? Sudah tahu orang lagi ada masalah malah di kirim kayak gitu. Gak ada prikemanusian banget deh.

***

Shilla sangat merasa terpukul akan kejadian yang ada di dalam hubungannya. Kecurigaan yang membuahkan hasil sangat benar itu sebenarnya membuatnya menjadi merasa lega. Namun, hati yang terlanjur sangat menyayangi Randy, kekasihnya itu membuat hampir seluruh jiwa dan batinnya hancur.

Ketika komitmen yang telah kita buat, malah kamu hancurkan dengan begitu saja.

Aliran air mata yang membasahi pipi itu terus saja bekerja dengan sendirinya, membersihkan mata Shilla dari debu-debu yang pernah masuk dan juga membuat hatinya lebih tenang. Pikirannya melayang ke mana-mana tak tentu arah.

Namun, aktivitas Shilla memang selalu di ganggu oleh orang misterius itu.

To : Shilla

From : Orang Misterius

Sudah aku bilang! Jangan pernah dekati Randy. Akhirnya menanggung akibatnya sendiri kan? Gimana sakit hati? Marah? Kecewa? Nangis? Semuanya itu gak berguna.

Ngeyel sih aku bilangin.

Deg. Kok dia tau dengan kejadian ini? Apa tadi dia ada di sana? Otak Shilla mulai berpikir ada siapa saja di sana tadi, tetapi ia teringat. Ia tidak memperhatikan siapa saja yang ada di sana.

Apalagi ini? Sudah tahu orang lagi ada masalah malah di kirim kayak gini. Gak ada prikemanusian banget deh.

***

Wah, kok orang misterius bisa tahu ya?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status