Share

Randy Vs Galang

Di koridor sekolah Randy berjalan seorang diri. Ia mengepal tanggannya kuat, rahangnya mengeras dan tatapannya tajam. Ia tidak peduli dengan lingkungan sekitar, mengabaikan semua orang yang berlalu lalang. Tujuannya hanya satu ke kelasnya Galang.

Sesampainya di pintu kelas Galang. Ia memperhatikan seluruh penjuru isi kelas dan seisinya. Tepat di sudut ujung kelas terdapat beberapa gerombolan anak lelaki yang sibuk bercanda ria. Orang yang di carinya sudah dapat. Langsung saja ia memasuki kelas kakak tingkatnya itu tanpa meminta izin sedikitpun. Sementara sebagian anak perempuan ada yang sibuk cari perhatian kepada Randy dan lain-lain. Di acuhkan semua halnya. Ia hanya ingin menemui Galang.

"Ngapain ikut campur sama hubunganku dengan Shilla?" bentak Randy tiba-tiba. Suaranya cukup melengking.

Segerombolan siswa itupun langsung menoleh ke sumber suara. Tanpa mereka sadari sudah ada Randy di sana. Semua hanya diam, termasuk Galang. Ia hanya melirik Randy dengan malas saja.

"GALANG! Kenapa gak bisa jawab?" Randy menatapnya sekilas meremehkan. Emosi itu memang masih sangat menggebu.

"Kalau kenyataannya benar, kenapa kamu harus marah?" jawab Galang dengan santainya, tanpa menatap Randy.

"Oh ... aku tahu! Kamu belum move on dari Anita kan? Jadi berusaha untuk menghancurkan hubungan aku dan Shilla," ujar Randy masih dengan meremehkan.

"Aku gak serendah seperti apa yang kamu bilang!" Emosi Galang sudah mulai naik.

"Nyatanya kamu yang menghancurkan hubungan aku dan Shilla." Randy kembali mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Aku hanya gak mau, ada wanita yang kamu sakiti ...." Galang menggantung ucapannya lalu menghela napasnya.

"Atau jangan-jangan kamu juga suka sama Shilla?" potong dan tuduh Randy.

Di saat suasana sedang genting seperti ini. Bel tanda masuk berbunyi, pertanda masalah ini tidak perlu di perpajang saat ini juga.

"Urusan kita belum selesai. Kita lanjut di luar sekolah." Randy menatap Galang dengan kebencian. Lalu, meninggalkan kelas dua belas itu.

"Dia yang salah. Kok malah dia yang marah!" Suara Galang terdengar cukup keras. Dipastikan semua orang yang berada di kelas mendengar semuanya.

***

Zahra merasa bahagia. Bagaimana tidak bahagia? Randy jatuh di pelukannya kembali. Ketika rasa yang sempat sirna itu akhirnya hadir lagi. Rasa yang sama seperti awal kita akan menjalin hubungan dulu.

Ia tidak henti-hentinya untuk tersenyum dan merasa bangga akan keberhasilannya.

"ZAHRA!" Terdengar suara teriakan dari depan pintu kelasnya. Ia menoleh ke sumber suara, lalu memutar bola mata malas.

"Kamu itu kalau belum move on dari Randy, bisa tahu diri gak? Randy itu sudah milik Shilla sekarang. Jadi, kamu gak bisa sesuka hati dekat dengan Randy lagi," ucap Sivia marah.

"Lebih baik aku ganggu Randy dan Shilla atau Kamu dan Galang?" ujar Zahra santai.

Mendengar itu emosi Sivia sudah semakin naik. Apa-apaan bawa-bawa hubungannya dengan Galang.

"Kamu itu ya ...," ucapan Sivia menggantung setelah ia merasakan ada yang menarik tanggannya. Pelakunya adalah Shilla yang baru saja datang.

"Ke kelas yuk! Ngapain kamu di sini?" Tanpa persetujuan Shilla menarik tanggan Sivia keluar kelas Zahra. Sivia mengikuti Shilla, tapi ia masih sempat menoleh ke arah Zahra dengan tatapan tajam, yang di balas Zahra dengan memutar bola mata malas.

***

Randy menghampiri bangku Shilla. Ia hanya terdiam sembari memerhatikan raut wajah Shilla secara dekat. Perasaan dan pikirannya kacau, ia tidak tahu harus berbuat apa lagi, kecuali hanya meminta maaf. Sementara Shilla mengetahui ada Randy di dekatnya lebih memilih untuk membuang muka. Sakit hatinya masih sangat terasa sekali, berusaha setenang mungkin dengan cara menarik napas dan mengembuskannya beberapa kali.

"Shil, aku minta maaf ya," ucap Randy tersenyum. Sorot matanya memancarkan ketulusan.

"Shil, jawab dong," ulangnya lagi.

Sivia melirik Randy dengan Malas. Lalu, melipat kedua tangannya di depan dada."Kenapa sih masih gangguin Shilla?"

Randy tidak mengubris ucapan Sivia. Ia hanya memerhatikan Shilla saja.

"Bilangin tuh sama selingkuhan kamu, jangan pernah ganggu Galang!"

Randy melirik Sivia. "Galang?!"

"Kenapa kok eksperesi wajah kamu kayak gitu sekarang?" Sivia memerhatikan Randy dengan seksama.

"Randy! Pergi sana ke bangku kamu. Aku gak mau di ganggu," teriak Shilla tiba-tiba.

Randy menoleh ke arah Shilla. "Yaudah oke, Sayang. Kamu tenangin diri dulu ya." Lalu, Randy menuju bangkunya sendiri.

"Shilla, kamu kenapa sih tadi tarik tangan aku?" tanya Sivia.

"Lagian kamu juga ngapain marah-marah sama Zahra?" tanya Shilla santai.

Sivia langsung memutar bola matanya tidak percaya. "Shil, dia itu sudah hancurin hubungan kamu dan Randy, sadar gak sih? Jadi, wajar saja kalau aku marah-marah sama dia. Karena, sudah buat kamu kayak gini."

"Aku tahu. Namun, kita gak bisa menyalahkan Zahranya. Yang paling salah itu Randy. Bukan Zahra!" ucap Shilla kesal.

"Namun, ...," ucapan Sivia menggantung.

"Jangan pernah menyalahkan semuanya ke Zahra yang jelas salah itu Randy," ucap Shilla lagi.

"Terserah deh, Shil."

Hancurnya suatu hubungan percintaan. Cewek jangan selalu menyalahkan cewek lainnya. Sebagaimanapun salahnya seorang cewek yang berusaha untuk mendekati pasanganmu. Tetap saja yang salah itu seorang cowok, yaitu pasanganmu sendiri. Karena, dia tidak bisa menjaga hatinya hanya untuk dirimu. Dan juga dia tidak bisa untuk bersikap tegas terhadap cewek lainnya. Bukannya, seorang lelaki yang baik itu adalah seorang yang sangat tegas dan bertanggung jawab?

***

Jam istirahat telah tiba, Randy kembali mencari seorang Galang. Kekesalan di dalam hatinya masih sangat terasa. Emosi jiwanya masih menggebu-gebu. Sebenarnya ia memang sangat mencintai dan menyayangi Shilla tapi tiba-tiba saja seorang Zahra hadir kembali di kehidupannya. Ingin menolak dan menjauh, gadis itu malah terus mendekat. Hingga hati pun tidak tega untuk mengabaikannya.

"GALANG !!!" teriak Randy. Galang dan beberapa temannya berhenti tepat di depan anak tangga. Mereka menoleh secara bersama.

"Ngapain kamu ikut campur urusan aku sama Shilla?" tanya Randy yang telah berada di hadapan mereka.

"Aku gak ikut campur. Hanya bilang kalau Anita itu mantan kamu!" jawab Galang santai.

"Nah, ngapain bilangin mantan aku sama Shilla?" Randy memicingkan sebelah matanya.

"Aku gak pernah bilang sama Shilla. Kenal sama Shilla aja gak. Cuma sekadar tahu doang," ucap Galang kembali.

Sivia?!

Pikiran Randy mengarah ke Sivia. Memang seharusnya dia menyalahkan Sivia sih.

"Oke. Namun, urusan kita belum santai. Aku tunggu kamu di belakang sekolah sepulang nanti." Randy meninggalkan Galang dan lainnya begitu saja.

****

"Kak Randy!" Berulang kali gadis itu memanggil nama Randy. Ia sudah sebal karena Randy seperti tidak mendengarkan teriakannya atau malah sengaja mengabaikannya. Akhirnya ia berinisiatif untuk mengejarnya saja.

Randy menoleh setelah ada yang memegang lengannya dari belakang. Ia membulatkan bola mata malas. "Gara-gara kamu hubungan aku dengan Shilla berantakan!"

Zahra memutar bola matanya tidak percaya, ia pikir Randy akan membelanya dan menjalin hubungan kembali. Nyatanya Randy memang sudah berhasil untuk move on dari dirinya.

"Kamu gak bela aku gitu?" Zahra menghalangi jalan Randy dan berada di hadapan Randy.

"Semua gara-gara kamu!" Randy berlalu meninggalkan Zahra begitu saja.

***

Kasian Zahra malah dicuekin sama Randy. Bagaimana kelanjutannya?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status