Share

Hidup baru yang membosankan

Namun seperti nya pengurus Aroon masih berdiri di sana. kamila semakin terganggu dengan berdirinya orang tua itu di sampingnya.

"Kenapa masih berdiri disitu?"

"Nona, anda harus ikut nasehat saya, ini demi kesehatan anda"

kamila menghela berat disusul berdecak malas. orang ini benar-benar tidak pantang menyerah.

"Sudah kubilang kan, aku sudah terbiasa pak pengurus" Ucapnya sedikit panjang di akhir kalimat

"Ya saya mengerti, tapi-"

"Tolong pergilah. aku tidak bisa tidur jika terus seperti ini, apa kau ingin aku sakit?"

"Tentu saja tidak"

"Kalau begitu pergi lah"

Walau sudah diberi perintah pengurus Aroon masih enggan untuk pergi.

"Kumohon" Rengek kamila benar-benar sudah sangat mengantuk

"Baik nona. Tapi jika anda butuh sesuatu langsung panggil saya ya, saya siap melayani kapan saja" jawabannya sedikit agak terpaksa

"Ok ok" Gumam kamila tak jelas kemudian segera menutup mata untuk melanjutkan tidur.

Akhirnya kamila bisa tidur nyenyak setelah itu.

Keesokan paginya, kamila bangun pagi dan memasak untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang istri. Ia melakukan pekerjaan layaknya seorang istri yang baik.

Begitu juga dengan Miko, dia bangun lebih awal karena harus berangkat ke gedung perusahaan nya untuk melakukan tugasnya sebagai CEO.

Namun dikarenakan kamila memintanya untuk tinggal sebentar menunggu masakannya siap, Miko terpaksa menunggu.

"Sudah siap" Ucap kamila dengan begitu ceria sambil membawa makanan di atas piring kemudian menaruhnya di atas meja.

Sembari duduk di kursi sebelah Miko, kamila tidak berhenti menatap penuh harapan pada pria disampingnya, berharap mendapat pujian untuk masakannya.

Namun siapa sangka, ternyata makanan yang ditunggu Miko sedari tadi, yang hampir memakan waktu berjam-jam ternyata hanyalah sepiring nasi goreng biasa.

Yang benar saja!

Itu benar-benar membuat Miko sedikit kesal. Karena sepiring nasi goreng inilah ,dia harus membuang waktunya.

Yah,miko memanglah sedikit agak dingin yah,tetapi ia bukanlah pria kejam yang akan menjatuhkan piring hanya karena rasa kesal sedikit seperti itu. oleh karena itu, ia pun tanpa protes langsung menyantap nasi goreng yang baru saja kamila buat untuknya.

Tapi sebelum menyantap ia memiliki beberapa pertanyaan untuk kamila.

"Kenapa nasi goreng ini warnanya hitam?" Tanya Miko mulai ragu

"Kecap, Itu kecap" Jawab kamila penuh percaya diri

"Apa kau yakin?"

"Aku yang membuat nya, untuk apa aku ragu"

"Oh, baiklah"

Ketika nasi goreng yang ia cicipi sudah masuk ke dalam mulutnya entah kenapa pria itu malah menutup mata, entah dia menutup mata karena merasa terlalu enak atau malah sebaliknya.

"Bagaimana?" Tanya kamila bersemangat mata berbinar-binar penuh harapan

Miko melirik pada kamila setelah menelan satu sendok nasi goreng.

"Bagaimana bisa kau membuat nasi goreng sampai berjam-jam, setahuku nasi goreng hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam atau lebih untuk dibuat, karena itukan ia disebut sebagai makan cepat saji. tapi kau malah...." Bukannya menjawab pertanyaan, pria itu malah berpidato

Raut wajah bersemangat dari kamila berubah sedikit murung.

"Yah.....itu karena aku rasa jika memasaknya lebih lama juga akan membuat rasanya lebih enak juga" jawab kamila kurang percaya diri

Miko menatap miris "Bisa-bisanya dia memikirkan hal bodoh seperti itu. menggoreng nya lebih lama katanya? Itu hanya akan membuat nya gosong dasar bodoh" gerutu Miko dalam hati

kamila memang tidak tau memasak,setiap disuruh memasak oleh ibu angkatnya, hasilnya pasti selalu gosong atau tidak enak. Karena itulah, ibu angkatnya muak dengan kamila sampai menyebutnya beban keluarga dan pembuat masalah.

"Aroon, tolong bantu angkat aku ke kursi roda" Sahut Miko

"Baik tuan" Jawabnya segera bertindak

"Ayo berangkat ke kantor" Perintah Miko selajutnya

"Tentu" jawab pengurus Aroon

Miko pun pergi tanpa sepatah katapun. di dorong di atas kursi roda oleh pengurus setianya, pengurus Aroon.

"Hei hei, kau belum minum!" teriak kamila melihat Miko mulai menjauh.

"....Dan juga belum menjawab pertanyaan ku!" lanjutnya dengan suara keras di saat Miko juga sudah meninggalkan ruang makan.

Walau berteriak tetap tak ada respon dari pria itu. kamila geram atas sikap pria yang sok dingin tersebut.

"Ekgg! Dasar pria jelek! Bukannya berterima kasih,malah pergi begitu saja" Kutuk kamila benar-benar geram.

Pria jelek? Yang benar saja. Itu hanyalah sebatas samaran dari Miko. Sebenarnya ia menikah bukan karena niat menikah, tetapi untuk balas dendam. Tentang yang Miko katakan pada Marina Itu semua hanyalah alasan untuk mencapai tujuan nya. Niat sebenarnya adalah balas dendam pada salah satu anggota keluarga Marina.

Miko sebenarnya ialah pria tampan yang diincar banyak wanita maupun gadis. Tetapi pria itu tak pernah melirik satupun perempuan, ia hanyalah fokus pada tiga hal, salah satu nya adalah pekerjaan dan balas dendam.

Penasaran dengan yang ketiga? Cus, terus ikuti novel ini sampai mengetahui jawabannya.

Baru ingin beranjak dari duduk meja makan, ponsel kamila malah berdering dengan nomor tak dikenal membuat nya segera mengangkat telepon.

"Halo"

"Nona, ini saya, pengurus Aroon"

"Pengurus Aroon? Baru saja pergi sudah menelpon saja. ada apa?" Tanya kamila penasaran

"Tuan Miko menyuruh saya menyampaikan pesan ini-"

"Buang saja nasi goreng itu" Potong Miko

"Apa!" Sontak kamila tidak percaya

"Hei, Apa ini cara kau berterima kasih!" Bentak kamila dari dalam telepon

"Sebaiknya kau cicipi sendiri masakan mu sebelum protes padaku" Jawab Miko kemudian menutup telepon lalu melanjutkan perjalanan menuju kantor.

Sementara di tempat lain, ada seorang gadis yang sedang kesal sembari menggerutu pada ponselnya.

"Dasar pria lumpuh! Tidak ramah! dan juga sombong! Jadi sikap baiknya kemarin pada ibu sialan itu hanya sandiwara ya, dasar pria licik"

"Arghh, ingin sekali rasanya aku membanting ponsel ini" Gerutunya

"Coba sendiri katanya? siapa juga yang akan memenuhi perintah suami durhaka seperti mu" Ucapnya kemudian pergi dengan suara hentakan kaki begitu jelas terdengar bahwa ia sedang kesal dan marah.

Ia benar-benar meninggalkan nasi goreng di atas meja begitu saja, tidak mematuhi apa yang dikatakan Miko.

kamila begitu bosan setelah Miko pergi bekerja. Tak ada bahan candaan, ejekan, Bulian. Ya karena menurut gadis ini, Miko memang pantas untuk di ejek secara dia itu kan lumpuh serta tampangnya yang sangat jelek.

Maklum, Kamila kan gadis bar-bar, ia tidak bisa disamakan dengan gadis introver yang suka mengurung diri di dalam rumah. Jika dikurung dalam rumah seperti ini tentu akan membuat Kamila stres.

Gadis itu terlihat tengah bersantai dalam ruang tamu. Di meja terdapat beberapa camilan dan minuman. Ia menonton TV sambil memakan beberapa camilan bermaksud untuk mengurangi rasa bosannya.

Sesekali ia beranjak dari duduk menuju toilet. Setelah itu ia kembali melanjutkan makan camilan dan menonton TV lagi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status