Share

Harapan

Author: Ummi Salmiah
last update Last Updated: 2023-07-18 08:37:18

Berharap dia punya rasa yang sama denganku.

Sampai di lokasi kami semua berkemas ke stand yang sudah disiapkan pihak rumah sakit. Semakin tua usia seseorang semakin banyak keluhan penyakit yang diderita. Usia 50-an ke atas memang rentan dengan penyakit kolesterol, asam urat dan hipertensi.

"Mulai hari ini jaga pola makan, ya, Bu. Olahraga juga yang teratur, gula darah Ibu tinggi. Jadi, mulai sekarang ubah pola makan yang lebih sehat, ini sudah saya tuliskan resep untuk Ibu dan diminum sehari-hari, jadi Ibu ikuti, ya. Sayangi diri, sayangi keluarga dengan hidup sehat." Begitu telatennya Rey menjelaskan pada pasien yang berusia 60-an ke atas yang datang ke stand-nya.

"Dia begitu keren," batin Elsa.

Sepertinya Rey begitu kewalahan, pasien di stand-nya tiba-tiba membludak, banyak yang ingin diperiksa oleh Rey. Wajah blasteran Rey membuat siapa saja ingin diobati.

"Hi, El. Sudah dapat pasien berapa?" tanya Nita.

"Ini yang kelima." Elsa menjawab sambil memeriksa pasien. Kebetulan pasien terakhir yang datang seorang lansia.

"Jangan lupa resepnya diminum, ya, Pak! Semoga sehat selalu, ya."

"Terima kasih, Bu."

Pasien pergi, Nita sudah siap dengan ceritanya.

"El, itu mereka berobat atau ngunduh mantu bawa anak gadis segala."

"Ha-ha-ha, ada-ada aja kau, Nit."

"Padahal, tadi saya liat My Oppa gak ada ngasih resep, hanya menjabarkan pola hidup sehat, kok pasien banyak banget melebihi kapasitas stand kita, El. Lo yakin mereka berobat? Itu lihat pakaian mereka sudah kayak ke kondangan."

Hahaha ... Nita kalau cerita ekspresinya sudah kayak komedi lokal.

"El, kira-kira lo berani nggak ke My Oppa bantuin sonoh. Katanya dia juga ngambil spesialis bedah kayak kamu."

Aku diam, sembari berpikir. Apa Rey segitunya? Atau dia masih ada rasa padaku?

"Oke saya akan ke sana, siapa takut!"

"Wow … semangat, El!" teriak Nita kayak nyemangati orang mau perang.

*** 

Elsa melangkah ke stand-nya Rey sembari mematahkan rasa deg-degan yang ada. Tujuan ke sini adalah kemanusiaan. Kasian kalau Rey sendiri, bisa-bisa sampai lusa pulang kalau pasiennya makin banyak.

"Ibu-ibu tolong baris yang rapi supaya Pak Dokter bisa bernafas," kata suster yang membantu Rey.

"Boleh aku bantu," tanya Elsa.

Rey diam, dan sekilas memandang Elsa.

"Boleh Dokter El, terima kasih."

Pandangannya masih seperti yang dulu.

"Tarik nafas, El. Jangan pingsan di sini," batin Elsa.

Elsa mulai sigap membantu Rey, sepertinya dia sangat terbantu dengan kedatangan Elsa. Pasien yang datang sudah mulai berkurang. Dengan lembut Rey menyampaikan edukasi kesehatan sehingga membuat siapa saja ikut terpana.

Kelihatan sekali Rey sangat kelelahan.

"Aku pamit,” pamit Elsa pada perawat yang membantu Rey.

"Terima kasih bantuannya Dokter Elsa," sahut suster yang membantu Rey.

"Sama-sama."

Berharap dipanggil ketika menuju stand, tapi sepi, justru Dokter Fahri yang sudah menanti di sana.

"Kelihatannya capek sekali Ibu Dokter Elsa Wijaya."

"Iya, Pak kepala, pasiennya banyak sekali dan rata-rata sehat," jawab Elsa datar.

Eh, Dokter Fahri malah tertawa.

"Nih, aku bawakan kopi biar fresh."

"Thank you, Dokter Fahri Haris Hermanto."

"Wow … yang sudah gerak cepat, kopiku mana Dokter Fahri yang gagah?" Nita tiba-tiba ikut gabung.

"Beli sendiri!"

"Ha-ha-ha …." Elsa nggak tahan melihat kekonyolan mereka.

Elsa tidak sadar kalau sepasang mata memperhatikannya dari jauh.

Jangan lupa subscribe ya

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Azzahra
keren, berasa nonton film korea
goodnovel comment avatar
Aniek Oktari Keman
Bagus bngt
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta Dalam Diam   Ekstra Part

    Reihan Baskoro tumbuh menjadi Dokter yang hebat, mengikuti jejak Papi, Mami dan ayahnya, Reihan menjadi dokter yang keren. Prestasi jangan diragukan lagi.Wajah tampan blasteran mirip seperti Papinya membuat semua perempuan tergila-gila dengannya. Cuek dan dingin itulah Reihan. Tidak sedikit surat cinta yang ditemukan di tasnya setiap selesai praktik, tapi tak satupun yang mengena dihatinya. Ada satu nama yang selalu mengganggu pikirannya. Nama yang membuat dia jatuh cinta berkali-kali, meski sulit diraih.Hari ini adalah jadwal pulangnya Reihan setelah menyelesaikan spesialisnya, tanpa didampingi ayah dan maminya, itupun karena Reihan yang meminta untuk tidak didampingi."Besok Mami hadir, ya, Rei." Maminya sampai memohon agar Reihan mau didampingi."Gak usah, Mi. Rei udah besar bukan anak labil, menghindari omongan juga karena yayasan ini 'kan milik Ayah.""Terus ayah gak datang juga?" Ayahnya ikut nimbrung video call sama Reihan."Gak usah, Yah. Biar pemilik yayasan gak usah hadir

  • Cinta Dalam Diam   Cinta Dalam Diam (End)

    Elsa dilarikan ke rumah sakit, dokter Fahri memang sudah menyiapkan kemungkinan hal yang terjadi, dilihat dari ambulance yang sudah stand by di dekat pantai."Bagaimana, Dok?""Elsa pendarahan hebat."Dokter yang sudah di warning dokter Fahri menunggu di depan IGD. Belakangan ini dokter Fahri sibuk mengurus kemungkinan hal-hal yang terjadi. "Semua sudah siap, Dok!" dokter yang diutus mengurus semuanya menghampiri dokter Fahri."Dokter Rayyan apakah sudah bisa dihubungi?""Belum bisa, Dok!"Elsa sudah siap untuk dioperasi hari ini, dokter Fahri terlihat deg-degan, tapi masih tetap tenang melihat istrinya. "Kantong darah yang Dokter Fahri minta satu minggu yang lalu sudah siap." Tidak tanggung-tanggung dokter Fahri menyiapkan 20 kantong darah untuk dokter Elsa, menjaga kemungkinan hal yang terjadi."Terima kasih atas bantuannya, Dok." Fahri terlihat tegang karena dokter Rayyan belum bisa dihubungi, hari ini adalah jadwal keberangkatan dokter Rayyan kembali ke luar negeri karena kontra

  • Cinta Dalam Diam   Tak Ingin Jauh Darimu

    Kehamilan Elsa kali ini benar-benar harus dijaga, kondisinya semakin hari semakin lemah sangat penuh perjuangan, usia kehamilan Elsa masuk trimester ketiga, meski masih terus keluar masuk rumah sakit, tapi Elsa masih semangat menjalaninya. Fahri dan Reihan tetap setia menemani Elsa, kesetiaan dan ketulusan dokter Fahri membuat hati Elsa semakin luluh, cinta mulai bersemi dihatinya. ”Jangan panik, aku baik-baik saja.” Elsa dibuat baper karena Fahri terus setia menemaninya, lebih tepatnya merawatnya dengan tulus. Tidak peduli capek dan lelah Fahri sangat totalitas dalam menjaga istrinya, tak ada momen yang tertinggal oleh dokter Fahri.“Maunya apa, Dik? Mas akan carikan kemana saja, asal istri Mas ini tetap sehat dan kuat.” Siapa yang tidak baper, disaat cinta mulai bersemi dihati mereka, justru kini mereka sedang diuji, ini mungkin yang namanya ujian kesetiaan. Elsa bahkan tidak pernah melayani kebutuhan Fahri, kehamilannya sedikit berbeda ketika hamil Reihan. Kondisinya sekarang, be

  • Cinta Dalam Diam   Mendebarkan

    Akhirnya Elsa bersedia tinggal di rumahnya Fahri. Reihan juga tidak mau ketinggalan. Mereka diantar oleh papa dan mamanya Elsa menuju rumahnya Fahri. Rumah Fahri sangat besar, bangunannya seperti mengusung konsep Mediterania yang kental dengan pilar-pilar tinggi dan berwarna putih. Saat masuk ke dalam, semua akan semakin terpukau dengan pemilihan interiornya yang apik."Rumah sebesar ini Nak Fahri sendiri yang tinggal?" Mamanya Elsa membuka percakapan."Iya, Ma. Ada pelayan juga disini."Reihan sangat bahagia sekali, karena kamarnya sangat luas dan dipenuhi mainan. Entah kapan dokter Fahri menyiapkan mainan untuk Reihan."Yah, mainannya banyak banget." Reihan tak berhenti tersenyum karena kamarnya selain besar, lengkap dengan fasilitas di dalamnya."Iya, kan, pangeran harus banyak mainan biar tidak kesepian. Di situ sudah ayah buatkan tempat untuk Reihan melukis, kata Mami Reihan hoby melukis seperti Papi." Elsa terharu, segitu detailnya dokter Fahri menyiapkan kebutuhan Reihan."Ruma

  • Cinta Dalam Diam   Cinta Dalam Diam

    Sesampai di rumahnya Elsa, Dokter Fahri terlihat bingung, Elsa juga terlihat lebih banyak diam. Dokter Fahri sadar ini mendadak bagi Elsa. "Tidak apa-apa El, saya tidur di ruang tamu saja." Elsa berhenti mendengar ucapan dokter Fahri. Tiba-tiba Elsa menuntun dokter Fahri untuk ke kamarnya. Dokter Fahri sangat canggung sekali, jantungnya berdetak lebih kencang. Karena Elsa lebih banyak diam, perasaan Fahri semakin tidak enak."Kamar mandinya disana, Dokter bisa membersihkan diri dulu." Elsa terlihat tenang, sementara dokter Fahri sangat canggung."Makasih, El." Fahri tidak ingin banyak bicara, karena Elsa juga irit bicara. Elsa sebenarnya lebih pengalaman karena dia pernah menikah sebelumnya. Setelah membersihkan diri, dokter Fahri bersiap untuk sholat Isya, Fahri lebih memilih untuk sholat di masjid komplek perumahan, lebih tepatnya memberi ruang waktu untuk Elsa."Om Dokter ganteng mau kemana?""Kok Om, panggil Ayah ya, Nak?" Fahri kalau sama anak kecil, santun sekali."Kenapa buk

  • Cinta Dalam Diam   Cinta Dalam Penantian Yang Panjang

    Fahri masih memegang tangannya Elsa dan masih dalam keadaan berjongkok. Ini seperti mimpi bagi mereka berdua, Fahri terus mengeluarkan air mata. Lebih tepatnya air mata bahagia."Ayo, bangun calon Papanya Reihan." Reihan memeluk Fahri untuk segera bangun, suasana semakin haru. Elsa berkali-kali menitikkan air mata, ini juga seperti mimpi baginya. Mimpi menjadi istri dari dokter Fahri."Selamat untuk kalian, ya." Papa dan mamanya bergabung, Fahri memeluk Papanya Elsa. Jangan ditanya kebahagiaan dokter Fahri, Elsa sampai dibuat salah tingkah dengan keadaan ini. Mamanya juga memeluk Elsa, meski terkesan mendadak, mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk mereka.Tiba-tiba semua tamu undangan mulai berdatangan, kabar cepat beredar. Semua dokter yang bekerja di klinik juga hadir. Elsa sampai dibuat kaget dan terlihat malu. Mendadak mungkin hanya baginya, tetapi persiapan acara ini sebenarnya sangat matang. Yang menyaksikan akad nikahnya memang hanya dari keluarga saja."Selamat, Bosku!" Do

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status