Share

Bab 4

Author: Sabrina
Ketiga orang itu berdiri berdampingan, terlihat persis seperti keluarga kecil yang utuh. Namun dalam enam tahun ini, Darwin bahkan tidak pernah merayakan ulang tahun Peggy sekali pun, apalagi memakaikannya topi ulang tahun.

Aku ingin menutup mata putriku, tapi Peggy malah menepis tanganku. Dia menatap lekat-lekat ke arah mereka bertiga, seolah ingin mengabadikan pemandangan itu dalam ingatannya.

Ibu mertua yang melihat tatapan Peggy, buru-buru mencoba mencairkan suasana. "Candice dan Peggy itu satu keluarga. Mulai sekarang harus jadi kakak-adik yang akur, ya."

Peggy pun bertanya, "Nenek ... nanti Nenek juga akan jadi neneknya Candice?"

Ibu mertua mengangguk, "Mulai sekarang kamu jadi adik dan Candice jadi kakak, ya?"

Anak kecil yang baru berusia enam tahun memang belum sepenuhnya paham dunia orang dewasa. Mereka sedang mencoba memaksa Peggy menerima Candice ke dalam keluarga ini, saat dia belum mengerti sepenuhnya.

Sayangnya, Peggy bukan anak biasa. Dia cerdas dan peka sejak kecil. Mendengar jawaban neneknya, dia seperti memahami sesuatu. Tidak bertanya lebih jauh lagi, dia hanya menggenggam tanganku erat. "Mama, ulang tahunnya sudah selesai. Kita pulang, ya."

Ini sudah kedua kalinya, Darwin. Kamu tinggal punya satu kesempatan terakhir.

Aku melirik ke arahnya sekali, lalu membimbing Peggy pulang sendirian. Tak ada satu pun dari mereka yang menyusul atau mencoba menenangkan Peggy. Tak ada satu orang pun yang peduli pada kami berdua.

Sejak hari itu, Peggy yang masih enam tahun jadi lebih pendiam. Tubuh kecilnya seperti memikul beban yang terlalu berat untuk usianya. Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana menenangkan hatinya. Aku hanya tahu, di dalam hati Peggy, masih ada sebuah sudut kecil yang dia sisakan untuk Darwin.

Selama Darwin masih bersedia menunjukkan sedikit kasih sayang, dia tetap akan jadi "ayah yang baik" dalam hati Peggy.

Beberapa hari lagi adalah lomba menggambar. Aku tahu, diam-diam Peggy sangat berharap Darwin datang.

Jadi, aku memutuskan untuk mengundangnya sendiri. Saat itu, kepala Peggy mendongak, seolah ingin mengatakan sesuatu, tapi kemudian kembali menunduk dan bertanya lirih, "Papa ... benaran akan datang, Ma?"

"Kalau nggak ditanya, mana bisa tahu jawabannya?"

Pagi itu aku mengirim pesan ke Darwin. Sampai malam harinya, pesan itu tetap tidak dibalas.

Sejak awal, Peggy yang begitu penuh harap mulai perlahan diliputi rasa kecewa. "Mungkin Papa sebenarnya nggak sayang sama aku ...."

Begitu kalimat itu terucap, tiba-tiba muncul notifikasi pesan di layar ponsel. Itu dari Darwin.

[ Besok ada waktu, aku akan datang. ]

Begitu membaca pesan itu, semua kesedihan Peggy seketika sirna. Wajahnya kembali bersinar cerah. "Aku tahu Papa nggak mungkin ninggalin aku."

Hari perlombaan menggambar pun tiba. Aku dan Peggy sudah lama menunggu di depan lokasi, tapi bayangan Darwin tak juga muncul.

Hingga akhirnya panitia memanggil peserta untuk masuk ke dalam ruangan, aku pun terpaksa membawa Peggy masuk. Namun selama duduk, pandangan Peggy terus menoleh ke pintu. Sorot matanya penuh harap dan perlahan berubah menjadi kekecewaan.

Menjelang naik ke panggung, semangat Peggy masih belum kembali. Sampai akhirnya saat MC bertanya tentang makna dari karyanya, Peggy mendongakkan kepala dan matanya tiba-tiba membelalak karena terkejut.

Ternyata Darwin duduk di bangku juri.

Peggy mengira ayahnya benar-benar datang demi dirinya. Dengan semangat yang baru muncul, dia menjelaskan karyanya sambil tersenyum, "Lukisanku menggambarkan harapan seorang anak untuk pergi ke taman bermain bersama ayahnya."

Namun, Darwin tidak memberikan suaranya pada Peggy. Dia justru memilih Candice.

Walau akhirnya Peggy tetap menjadi juara pertama, di saat dia melihat sendiri ayahnya memilih Candice, air matanya pun berlinang.

Meski begitu, dia berusaha menenangkan dirinya. "Mama, Papa punya gangguan emosi dan dia adil sekali. Dia pasti punya alasannya sendiri, 'kan?"

Aku memeluk Peggy erat-erat, tidka tahu harus bagaimana menjawab.

Aku dan Darwin berasal dari keluarga dengan latar belakang yang setara. Kami dijodohkan lewat perkenalan keluarga. Padahal aku tahu, masih ada cinta lama di hati Darwin yang tak bisa dia lupakan. Namun, aku tetap saja memaksakan diri menikahinya. Itu memang kesalahanku.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Datang Di Saat Kumenemukan Penggantinya   Bab 11

    Lovira langsung menerjang, mencoba merebut ponselku. Aku kesulitan bergerak karena harus menyeret gaun pengantin yang panjang dan hampir saja kuku tajamnya mengenai kulitku.Tiba-tiba, sebuah tangan terulur dan mencengkeram lengan Lovira. Itu pertama kalinya aku melihat ekspresi menyeramkan di wajah Yohanes. Dia menepis tangan Lovira dengan kasar."Istriku bukan orang yang bisa kamu pukul sesuka hati!"Pria botak di samping Lovira langsung membungkuk, memasang wajah menyesal saat melihat Yohanes. "Pak Yohanes datang bersama istri untuk mencoba gaun pengantin ya ... Aku benar-benar nggak tahu. Ini cuma salah paham."Sambil menekan kepala Lovira, dia memarahinya, "Apa lihat-lihat?! Cepat minta maaf sama Pak Yohanes dan istrinya!"Lovira menatap tak percaya. Tatapannya seolah berkata, "kenapa dia asal pilih lelaki saja, aku tetap kalah jauh darinya?"."Anne, akan kubunuh kamu!"Lovira mendadak menyerang. Yohanes tidak sempat bereaksi. Namun, saat terdengar suara pisau cutter menembus kuli

  • Cinta Datang Di Saat Kumenemukan Penggantinya   Bab 10

    Bagaimana mungkin bisa kembali lagi?Setelah sibuk bekerja selama seminggu penuh, Yohanes akhirnya menyelesaikan semua pekerjaannya yang menumpuk. Dia sengaja meluangkan waktu di akhir pekan hanya untuk mengajak Peggy bermain sepuasnya.Namun saat aku dan Peggy sedang membeli es krim, kami bertemu seseorang yang tak diundang.Darwin.Dia tidak mengenakan setelan jas seperti biasanya. Bahunya yang tegap tampak merunduk, rambutnya panjang hingga menutupi sebagian wajah, dagunya penuh dengan cambang, dan seluruh tubuhnya memancarkan aura putus asa.Barulah saat melihatku dan Peggy, sorot matanya kembali hidup. Dia berlari kecil ke arah kami. "Anne, Peggy, akhirnya aku menemukan kalian."Namun, Peggy sama sekali tidak berlari ke arahnya dengan antusias seperti dulu. Sebaliknya, dia justru bersembunyi di belakang Yohanes.Darwin memanggil, "Peggy, ini Papa, Nak."Peggy bahkan enggan melihatnya. Dia justru membantah dengan suara lantang, "Kamu bukan papaku! Papa Yohanes adalah papaku!"Seket

  • Cinta Datang Di Saat Kumenemukan Penggantinya   Bab 9

    Sepuluh hari kemudian di hari penyerahan karya, aku tidak merilis lukisan seperti yang dijadwalkan. Aku sengaja menundanya satu hari.Pada hari itu juga, kulihat Darwin menggelar konferensi pers. Dia meminta maaf secara terbuka, mengaku bahwa perusahaannya mengalami gangguan internal hingga produk gagal diluncurkan tepat waktu.Tentu saja, semua kerugian akibat penundaan itu sepenuhnya dibebankan pada Lovira.Sore harinya, aku baru saja selesai memanggang biskuit kecil untuk Peggy di dapur, lalu membuka ponselku. Ponselku langsung dibanjiri pesan.Lovira mengamuk.[ AN! Dulu kamu nggak pernah terlambat upload saat sudah buat karya. Kenapa sekarang malah ditunda? Kamu sengaja jebak aku, ya?! ][ Kamu bikin aku kehilangan tunangan, kehilangan pekerjaan. Aku benci kamu sampai mati! ]Kali ini, insting seorang wanita rupanya cukup akurat. Memang benar, aku sengaja melakukannya.Sisanya adalah pesan-pesan dari Darwin. Dengan nada penuh penyesalan, dia menulis.[ Master AN, aku minta maaf ka

  • Cinta Datang Di Saat Kumenemukan Penggantinya   Bab 8

    "Kalau semua sudah selesai, aku dan Peggy akan ambil piagam dulu, lalu pulang," ucapku santai, seolah semuanya tidak berarti apa-apa.Wajah Darwin yang semula tegang perlahan mereda. Dia menghela napas panjang dan mengangguk."Baiklah. Anne, kamu dan Peggy pulang dulu. Urusan di sini biar aku yang bereskan."Dalam hati, aku hanya bisa tertawa dingin. Benar, aku dan Peggy memang akan pulang. Tapi bukan untuk menunggu dia. Kami akan pulang untuk berkemas dan pergi.Yohanes menyusul di belakang kami. "Biar aku antar kamu dan Peggy pulang."Dulu, aku selalu menolak kebaikan Yohanes. Aku selalu memikirkan perasaan Darwin, menjaga jarak dari semua pria asing. Namun kali ini, aku mengangguk menyetujui.Kalau Darwin saja tidak pernah mengantar aku dan Peggy pulang sekali pun, kenapa aku tidak boleh memilih pria lain yang mau menjemput dan mengantar kami dengan tulus?"Yohanes, terima kasih," kataku.Yohanes tampak sedikit terkejut, seakan tidak percaya aku benar-benar berkata demikian. Sepanja

  • Cinta Datang Di Saat Kumenemukan Penggantinya   Bab 7

    "Jangan asal ngomong. Pak Darwin itu dikenal adil. Ini semua cuma urusan profesional.""Aku belum pernah lihat yang namanya profesional malah menggendong anak orang lain dan membentak anak kandung sendiri."Mendengar suara bisikan dari orang-orang, wajah Darwin mulai mengernyit.Sementara itu, Yohanes justru tersenyum tipis dan mengeluarkan sebuah kartu memori dari sakunya. "Aku adalah penanggung jawab teknis lomba ini. Di tanganku ada rekaman CCTV yang bisa membuktikan kalau Peggy nggak menjiplak."Melihat Yohanes mengulurkan tangan dengan kartu itu, Candice langsung menyembunyikan diri lebih dalam ke pelukan Darwin.Wajah Lovira langsung berubah, lalu buru-buru mencoba meredam keadaan. "Sebetulnya nggak perlu sampai begini juga. Aku cuma ingin Peggy minta maaf ke Candice, lalu menyerahkan gelar juaranya. Itu saja.""Mimpi!" Aku berdiri di samping Yohanes, lalu mengambil kartu memori itu dari tangannya. "Peggy nggak menjiplak. Aku nggak akan biarkan dia jadi kambing hitam!"Aku meliri

  • Cinta Datang Di Saat Kumenemukan Penggantinya   Bab 6

    Aku dan Peggy ... tidak akan pernah bisa memaafkanmu lagi.Saat aku masih memikirkan bagaimana caranya membuktikan bahwa Peggy tidak menjiplak, tiba-tiba sebuah suara laki-laki memecah keheningan yang tegang itu."Apa? Menjiplak? Aku bisa buktikan kalau Peggy nggak menjiplak!" Seorang pria berpakaian santai, tetapi tampak gagah berjalan mendekat."Paman Yohanes!" Peggy langsung mengenalinya, dia adalah Yohanes.Yohanes adalah teman SMA-ku. Dulu dia murid kurang mampu, bahkan untuk makan pun sering kesulitan. Aku diam-diam membantunya waktu itu.Setelah dia tahu, dia berjanji suatu hari akan membalas kebaikanku. Sejak lulus, kami lama tidak bertemu. Baru dua tahun terakhir ini aku bertemu dia kembali.Saat tahu aku sudah punya anak, Yohanes sering mengirim mainan kecil atau aksesori cantik untuk Peggy. Di kamar Peggy, hampir tidak ada jejak Darwin, tapi hadiah-hadiah dari Yohanes ada di mana-mana.Jadi, tidak heran bila Peggy bisa langsung mengenalinya.Yang pertama dilakukan Yohanes sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status