Short
Gurauan yang Berakhir Tragis

Gurauan yang Berakhir Tragis

By:  Ulfah SalsabilaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
9Chapters
2.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Begitu mulai makan, suamiku langsung tidak dapat mengendalikan mulutnya. Pengalaman tragisku saat masih sekolah pun menjadi “obrolan” dia dan teman-temannya. “Dulu, dia ditelanjangi di kamar mandi. Habis itu, dia dipukul sampai merangkak di lantai, tapi tetap nggak berani bersuara. Kalau bukan karena aku baik hati ....” Kesabaranku akhirnya sudah habis. Aku pun mengajukan cerai. Namun, dia tidak peduli. “Ini cuma candaan kok. Lagian, kejadian itu sudah berlalu begitu lama. Kok kamu kecil hati banget! Kami cuma mau senang-senang kok!” Mau senang-senang? Memangnya hanya aku sendiri yang punya masa lalu? Kenapa dia tidak mengungkit tentang skandal teman semasa kecilnya? Baiklah. Hanya “mau senang-senang”, ‘kan? Aku harap teman semasa kecilnya itu juga berpikiran sama!

View More

Chapter 1

Bab 1

Jordan, suamiku itu sangat suka dan sering menyuruh teman-temannya datang berkumpul di rumah kami. Setiap kali melihat tatapan mereka terhadapku, aku selalu merasa tidak nyaman.

Kali ini, aku sudah terlebih dahulu berpesan pada suamiku, “Kalian keluar saja malam ini. Mau habiskan berapa banyak juga nggak masalah. Yang penting ....”

Namun, sebelum aku sempat menyelesaikan kata-kataku, ekspresi Jordan sudah langsung berubah. “Kenapa? Kami kan cuma kumpul untuk ngobrol-ngobrol. Setiap kali, kamu selalu berdebat denganku tanpa peduli sama harga diriku. Kalau makan di luar, mereka akan kira aku nggak senang sama mereka ....”

Aku menatapnya dengan ekspresi lucu. “Memangnya yang kamu bilang itu cuma obrolan biasa? Kamu selalu ngomong soal aku yang ditindas dulu pakai nada merendahkan untuk menyenangkan mereka. Apa kamu pernah pikirkan perasaanku?”

Ibu mertuaku yang sedang mempersiapkan makanan langsung menimpali karena takut putranya sedih, “Duh, hatimu rapuh banget! Memangnya bercanda saja nggak boleh? Kami saja nggak keberatan kamu begitu pengecut ....”

Aku sontak murka dan dikejutkan oleh keluarga suamiku yang sangat suka bercanda. Melihat aku yang terpaku di tempat, Jordan membujukku kembali ke dapur, “Cepat masak sana. Teman-temanku sudah mau sampai. Kita bicarakan saja lagi sisanya nanti malam.”

Saat ini, aku merasa sangat tegang dan tidak berhenti mengawasi Jordan yang sedang bersenang-senang di luar. Berhubung tidak fokus, aku tidak sengaja mengiris jariku. “Aduh!”

Melihat darah yang menetes ke pisau dapur, aku pun mengerutkan kening karena kesakitan. Pada saat ini, aku baru menyadari bahwa orang-orang yang duduk di meja makan sedang memperhatikan aku.

Tiba-tiba, ada seorang pria bersuara nyaring mencibir, “Jordan, istrimu itu rapuh banget! Baru terluka dikit saja, dia sudah teriak. Selama ini, kamu pasti sering mengkhawatirkannya, ‘kan?”

Tak disangka, Jordan malah secara alami mengubah alur pembicaraan ke topik yang paling disukainya. “Haih! Kalian nggak tahu, dia memang sudah rapuh dari kecil. Kalau bukan begitu, mana mungkin ada orang yang anggap dia jadi kayak karung tinju. Tiap kali dipukul, dia akan rengek sama aku. Repotin banget pokoknya ....”

Orang lainnya juga segera menambahkan, “Benar. Istrimu memang terlalu penakut.”

Setelah mendapat respons dari orang lainnya, Jordan makin bersemangat. Dia makan sesuap, lalu lanjut berkata, “Entah karena dia terlalu jelek atau lemah, dia selalu dipukul tanpa bisa melawan. Berhubung kami tumbuh besar bersama, aku baru tahu semuanya tentang dia. Kalau nggak, aku ....”

Jordan tiba-tiba berhenti berbicara. Saat mendongak, dia baru menyadari bahwa aku sudah berdiri di sampingnya dengan memegang pisau dapur. Dia sempat menegang sesaat, lalu baru tersenyum dan berkata, “Ngapain kamu? Aku cuma bercanda kok, kamu nggak usah begitu berlebihan.”

Berlebihan? Dia sudah menganggap trauma masa kecilku sebagai lelucon, tetapi masih mengatakan aku berlebihan? Aku baru memahami bahwa orang terdekatmu adalah orang yang tahu cara terampuh untuk menyakitimu.

Aku menggenggam pisau dapur dengan erat hingga buku-buku jariku memutih. Tubuhku juga gemetar tak terkendali. Di bawah tatapan tegang semua orang, aku menenangkan diri sesaat, lalu berkata, “Mau cerai atau pisau ini? Pilih salah satu.”
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
lia latifah
sudah selesai
2025-05-20 23:44:59
0
user avatar
lisa lisa
Makanya, jgn bercanda berlebihan. Jaga perasaan pasangn itu penting. Suami dong0!!! Untung mereka udah cerai!!!
2025-01-04 23:12:55
0
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status