"Tenang saja, ayahmu bilang sebentar lagi akan datang." Aku tidak membongkar kebohongan itu, hanya ingin putriku bisa merayakan ulang tahunnya dengan bahagia."Lomba menggambar Peggy akan diadakan minggu depan. Sepertinya kali ini pun dia akan jadi juara lagi." Ibu mertua memuji, "Peggy memang hebat!""Perusahaan Darwin sedang butuh anak genius di bidang seni, gimana kalau Peggy saja yang ikut?"Lantaran tidak pernah sekali pun mendapat pengakuan dari Darwin, Peggy pun menatapku dengan ragu, "Mama, aku bisa?"Aku mengangguk memberi semangat, "Peggy pasti bisa."Selesai makan, Peggy pamit ke kamar mandi. Ibu mertua ikut menemaninya.Namun tidak sampai dua menit, aku sudah mendengar teriakan tajam dari Peggy. Dengan suara kecilnya, dia berteriak, "Aku ini anak kandung Papa! Kamu bukan!"Aku langsung bergegas keluar dan tepat saat itu kulihat putri Lovira, Candice, mendorong Peggy.Naluri seorang ibu membuatku sigap merentangkan tangan dan memeluk Peggy erat. "Kenapa kamu dorong anakku?"
Read more