Share

Harapan Bunda

Author: DefaraFrans
last update Last Updated: 2021-06-23 11:29:54

"Assalamualaikum Bun? Aurel pulang," ujar Aurel sebelum masuk kedalam rumahnya.

Dari kecil Aurel selalu diajarkan orang tuanya untuk mengucapkan salam sebelum masuk atau keluar dari rumahnya, jadi ajaran itu sampai sekarang masih digunakan oleh Aurel.

"Waalaikumsalam, iya sebentar," balas seorang paruh baya dari dalam rumah Aurel, dia adalah Maya, bundanya Aurel.

Dia adalah bidadari dunia yang dimiliki oleh Aurel, dia orang yang yang selama ini merawat dan membesarkan Aurel, tak pernah kata lelah, sehingga Aurel bisa sebesar ini.

Cklek! "Eh anak bunda udah pulang, masuk nak," ujar Maya setelah itu Aurel menyalami tangan Maya.

Akhirnya Aurel masuk kedalam rumah yang begitu mewah dan megah, dari kecil Aurel sudah terlahir dari keluarga yang kaya, itu semua berkat Ayahnya yang bekerja keras siang dan malam.

"Kamu ganti baju dulu ya? Biar bunda siapkan makan siang buat kamu," bunda Maya mengelus pucuk rambut Aurel dan mencium keningnya.

"Iya bunda," Aurel tersenyum, sampai akhirnya bunda Maya melihat kearah baju Aurel, ia pun terkejut melihat itu yang ada noda di baju Aurel.

"Nak? Ini ada apa sama baju kamu? Kok kotor gini?" Tanya bunda Maya yang melihat ada noda di seragam Aurel.

"Nggak ada apa-apa kok Bun, ini tadi cuma ketumpahan minuman saja, jadi ya begitulah," Aurel memberikan senyumnya agar bunda Maya tidak mencemaskan dirinya.

Memang benar kejadian tadi sekolah waktu ia berada di kantin, tak sengaja ada salah satu teman Aurel menumpahkan jus alpukat di seragamnya sehingga memberikan noda.

"Oh bunda kirain ada apa, yaudah nggak papa, nanti kamu ganti bajunya setelah itu kamu taruh di tempat baju kotor ya? Biar nanti yang bunda cuciin," jelas bunda Maya.

Bundanya memang selalu begitu, jika Aurel menciptakan baju kotor padahal Aurel bisa mencucinya sendiri, tetapi bundanya masih saja mengatakan agar ia yang mencucinya.

Alasannya Aurel sudah lelah karena sudah bersekolah seharian, jadi masalah pekerjaan rumah biar bunda Maya yang mengutusnya.

"Nggak usah bun, Aurel kan udah gede, Aurel bisa kok nyuci baju Aurel sendiri," jelas Aurel membuat bunda Maya menggelengkan kepalanya.

"Jangan nak, kamu pasti capek habis pulang dari sekolah, kamu istirahat saja, biar bunda yang urusin semuanya," bunda Maya masih saja menolak apapun yang dikatakan oleh Aurel.

Aurel masih saja merasa tidak enak,. Aurel merasa bahwa dirinya menjadi seorang anak perempuan seperti tidak ada gunanya disini.

Semua orang begitu sayang kepadanya, semua orang memperlakukan Aurel seperti bak putri raja.

"Yaudah kalo begitu, Aurel langsung ke kamar ajah ya Bun?" tanya Aurel dan di balas anggukkan kepala oleh bunda Maya.

Aurel berjalan menuju ke kamarnya dan mulai mengganti pakaian yang kotor itu, setelah semuanya sudah, Aurel menatap kearah noda yang ada di bajunya itu.

"Noda ini apakah bisa hilang nggak ya? sepertinya masih bisa," gumam Aurel dalam hati.

Aurel masih memikirkan noda itu apakah bisa hilang atau tidak, karena melihat noda itu sepertinya susah hilang.

Tok, tok tok!

Tak disadari ada seseorang yang mengetuk pintu luar kamarnya, "Aurel nak? Keluar sebentar, mana bajunya, biar bunda cuci," teriakan dari bundanya itu membuat Aurel bergegas menuju ke pintu.

Cklek! Aurel membuka kenop pintu kamarnya.

"Iya Bun, ini bajunya," Aurel langsung memberikan baju itu kepada bundanya.

"Bunda beneran nggak mau Aurel bantu? Aurel nggak papa kok nyuci baju Aurel sendiri, bunda pasti capek habis menyelesaikan tugas lainnya," jelas Aurel.

Bunda Maya menggelengkan kepalanya. "Enggak papa kok nak, orang cuma nyuci baju begini saja, bunda masih kuat kok," jelas bunda Maya yang tak pernah lelah.

Hal itu berhasil membuat Aurel menjadi terharu, "Oh iya, emangnya kamu nggak ada tugas dari sekolah hari ini?" Tanya bunda Maya seingatnya Aurel selalu ada tugas dari sekolah.

Aurel mengaggukan kepalanya. "Ada Bun, tapi sedikit," balas Aurel.

"Yaudah kamu kerjakan saja dulu, biar bunda selesaikan tugas ini dulu ya?" Tanya bunda Rossa membuat Aurel mengaggukan kepalanya.

"Iya Bun, nanti kalo bunda butuh apa-apa kasih tau Aurel ajah ya?" Bunda Maya mengaggukan kepalanya.

"Iya itu pasti," Aurel Tersenyum.

"Kalo gitu Aurel masuk dulu," Aurel masuk kedalam kamarnya lalu menutup pintu kamarnya.

Seperti itulah kebiasaan Aurel selepas pulang sekolah, ia langsung mengerjakan tugas sekolahnya setelah itu baru makan siang.

Karena waktu malam Aurel gunakan untuk belajar dan bukan untuk mengerjakan tugas sekolah, begitulah, kewajiban Aurel sebagai siswi tidak akan pernah mengecewakan.

Pantas saja nilai Aurel bagus-bagus, Karena di baliknya ada kerja keras yang selalu Aurel kerjakan dan Aurel bisa membagi waktunya untuk selalu belajar.

"Akhirnya sudah juga," ujar Aurel melihat semua tugas dari sekolahnya sudah selesai ia kerjakan.

"Saatnya makan," Aurel bangkit dari duduknya, Aurel membereskan buku-buku yang masih berserakan di atas meja belajar.

Aurel tersenyum melihat meja belajar yang ia miliki itu, meja itu adalah hadiah dari ayahnya waktu Aurel berhasil pertama kalinya mendapatkan peringkat satu di kelas.

Semenjak hari itu juga ayahnya membelikan meja belajar agar Aurel bisa belajar lebih giat lagi, dan hingga saat ini Aurel masih mempertahankan peringkat satu.

Aurel berjalan menuju kearah meja makan dan ternyata bundanya sudah menyiapkan makan siangnya disana.

"Bunda baik banget ya? Saya bersyukur banget punya bunda seperti bunda Maya, orangnya sabar banget dan nggak pernah mengeluh," gumam Aurel dalam hati selesai memandang makanan yang ada di depannya saat ini.

Aurel duduk lalu memakannya, makanan yang bisa di katakan cukup mewah, karena Bundanya selalu menyukai makanan-makanan yang ada di restoran mewah, jadi bundanya itu sangat jago masak.

"Bunda? Bunda udah makan?" tanya Aurel melihat bundanya yang hanya lewat saja dan tidak mampir ke meja makan.

Bunda Maya tersenyum, "Sudah kok nak, kamu makan saja," jelas bunda Maya menarik satu kursi di meja makan itu lalu memandangi anaknya yang sedang makan.

"Bunda beruntung banget punya anak secantik dan sebaik kamu," ujar bunda Maya yang secaa tiba-tiba, sehingga membuat Aurel memberhentikan aktifitasnya sejenak.

"Bunda bisa ajah," balas Aurel dengan senyum yang Bahagia.

"Iya serius, bunda seneng banget bisa punya anak kayak kamu, bunda harap kelak kamu juga bisa mendapatkan suami yang sama baiknya seperti kamu," jelas bunda Maya dan membuat Aurel tersedak.

Uhuk! Uhuk!

"Eh pelan-pelan nak," bunda Maya mengambilkan air putih lalu meminumkannya kepada Aurel.

"Pelan-pelan dong nak makannya," jelas bunda Maya membuat Aurel mengaggukan kepalanya.

"Iya Bun, lagian tadi bunda Kenapa ngomongin suami-suami, kan Aurel jadi tersedak tadi," balas Aurel sedikit kesal.

"Loh? Emangnya bunda salah?" Tanya bunda Maya membuat Aurel menggelengkan kepalanya.

"Nggak salah bunda, tapi kan itu masih lama, Aurel saja baru menginjak SMA," jelas Aurel sambil menggenggam tangan bundanya lalu menciumnya.

"Iya bunda tau itu masih lama, tapi apa salahnya bunda berharap seperti itu? Kamu itu anak baik, jadi carilah laki-laki baik pula ya?" Jelas bunda Maya membuat Aurel mengaggukan kepalanya.

"Insyaallah Bunda," memang tak ada salahnya bundanya berharap masalah itu, apalagi Aurel adalah anak satu-satunya di keluarga ini.

Jadi mereka khawatir dan cemas ketika anak satu-satunya mereka mendapatkan laki-laki yang salah, Aurel bisa memahami itu bagaimana kekhawatiran seorang orang tua kepadanya.

Namun disisi lain hati Aurel masih memikirkan Nicho, laki-laki yang ia anggap orang paling tepat namun ia sudah keburu pergi.

Tapi tak masalah, Aurel akan tetap mempertahankan cintanya untuk Nicho.

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Cinta Datang Terlambat   Kebohongan Pertama

    "Pah.." panggil Nicho mengejar papahnya yang baru saja masuk kedalam ruang meja makan.Nicho hanya mengerutkan keningnya saja melihat tingkah papahnya yang meninggalkan dirinya dan Oliv yang masih berada di ruang tamu.Seingat Nicho jika ada tamu, seharusnya papahnya menyambutnya dan memperlakukan tamu itu dengan istimewa, tetapi kenapa sekarang papahnya malah berubah total seperti ini?"Nicho? Kamu ngapain ada di sini? Bukannya kamu di luar masih ada pacar kamu itu?" tanya papah Surya.Nicho mengaggukan kepalanya. "Iya maka dari itu aku datang ke sini, papah ngapain malah di sini sih? Bukannya di depan sama Oliv dan Nicho?" tanya Nicho.Papah Surya menggelengkan kepalanya. "Ya papah harus ngapain kalo di luar? Kan itu pacar kamu, kan yang terpenting ada kamu kan? Lagian pacar kamu ke sini mau ketemu kamu bukannya sama papah," balas papah Surya."Iya pah... Tapi setidaknya papah temui Oliv sebentar, ngobrol apa kek gitu, nggak punya hati sed

  • Cinta Datang Terlambat   Tidak Suka Dengan Oliv

    Aurel berjalan menuju ke kelasnya, sebentar lagi jam pelajaran akan segera di mulai, sedangkan dirinya masih belum masuk ke dalam kelas.Ini akibat dirinya terlaku banyak makan sambal tadi pagi waktu sarapan, sehingga membuat perut Aurel menjadi mules setiap kali ia ingin masuk ke dalam kelas."Rel? Tumben kamu baru datang?" tanya Melly melihat Aurel seperti sedang tidak baik-baik saja."Iya ini... Perut aku mules banget Mel," balas Aurel masih memegangi perutnya yang masih merasa mules."Kamu kenapa? Habis makan apa tadi?" tanya Ella begitu khawatir."Nggak tau nih, mungkin gara-gara aku kebanyakan makan sambel deh kayaknya tadi pagi," balas Jessy."Iya mungkin gara-gara itu perut kamu jadi sakit Rel, udahlah duduk ajah dulu sini," Melly membantu Aurel duduk di tempatnya.Tak membutuhkan waktu lama, guru pun datang, saatnya pelajaran Bu Siska dia adalah guru PPKN.Jam pertama diisi oleh Bu Siska jadi otomatis Bu Siska juga yan

  • Cinta Datang Terlambat   Kekecewaan Papah Surya

    Mata Nicho yang tadinya susah untuk dibuka, kini ia bisa membuka matanya secara perlahan.Pertama-tama yang dirasakan oleh Nicho adalah aura dingin dan aroma khas seperti kamarnya.Di saat Nicho secara perlahan membuka sedikit lebar matanya, ia melihat atap ruangan itu seperti di kamarnya."Aku dimana?."Nicho masih belum bisa melihat jelas dimana dirinya saat ini berada, kepalanya sangat pusing, bahkan matanya saja masih belum bisa melihat dengan sempurna.Nicho mendengar seperti ada suara langkah kaki yang mendekat kearahnya.Nicho masih melihat ke arah orang itu, tetapi ia tak bisa melihat jelas siapa dia, yang jelas orang itu berjalan semakin dekat."Siapa kamu?" tanya Nicho dengan mata yang masih setengah sadar.Sehingga akhirnya kejadian yang tak pernah di duga oleh Nicho kini terjadi.Plak!Plak!Dua tamparan panas mengenai pipi Nicho, Nicho masih belum bisa melihat orang itu."Siapa kamu?" te

  • Cinta Datang Terlambat   Club'Malam

    "Hallo Ram? Nanti malam kita ke club ya? Kita seneng-seneng di sana."Nicho sedang asik menelpon Rama, "Oh.. oke, sejak kapan kamu main ke club lagi? Bukannya bokap kamu nggak ngasih ijin ya?" tanya Rama."Halah Udahlah ngapain juga kau ngurusin dia, kepala aku hampir mau pecah tau ngelihat dia ngomel Mulu di rumah."Rama hanya terkekeh keras mendengar itu, Nicho hanya mengerutkan keningnya."Ada apa kamu? Kenapa malah tertawa?" tanya Nicho heran."Nggak papa lah bro, jadi gimana jadi nggak?" tanya Rama memastikan."Eh.. jadi dong," balas Nicho."Bagus... Bagus..." Rama sangat senang jika Nicho kembali ikut bersamanya, mereka nanti malam akan bersenang-senang bersama teman-teman mereka yang lain."Oh iya ngomong-ngomong kamu bawa siapa nanti ke club? Bawa cewek kan?" tanya Rama.Nicho menggaruk keningnya. "Heum... Enggak deh, gue kasihan sama cewek aku, dia anak baik-baik, kalo sampai aku bawa ke sana bisa-bisa habis pac

  • Cinta Datang Terlambat   Ada Yang Aneh

    Aurel melihat Nicho yang masih saja membernarkan lukxian yang sudah mereka gambar bersama-sama tadi.Iya benar, tadi mereka melukis bersama-sama jika tidak begitu maka Ella bisa-bisa marah."Eh Nich... Ini kurang rapi nih," Ella menunjuk bagian yang masih belum rapi.Nicho pun menghela nafasnya panjang, "Iya-iya sabar dikit kenapa sih."Ella membolakan matanya, "Di kasih tau malah kayak gitu," ujar Ella yang sedari tadi merasa begitu kesal."Udah diem lah, kamu nggak tau apa aku lagi melukis nih, mau dirapiin salah, nggak dirapiin juga salah, mau kamu apaan sih La?" tanya Nicho."Eh sudah-sudah, ngapain jadi ribut kayak gini sih?" tanya Aurel memberhentikan aksi mereka yang sejak tadi hanya ribut saja.Ella membolakan matanya. "Untung kamu temen aku, kalo enggak, udah kelar hidupmu," ujar Ella sedikit mengancam."Nggak takut.""Udah lah... Jangan ribut nih, nanti malah nggak selesai-selesai," Kevin pun akhirnya angkat bi

  • Cinta Datang Terlambat   Nicho Ke Rumah Aurel

    "Beib... Aku anterin pulang dong," Oliv mengelus pundak Nicho dengan penuh kelembutan tetapi ada maunya juga."Eh Beib? Kok kamu mau pulang sih? Bukannya kamu masih mau di sini ya? Kan kamu ada tugas kelompok dari Bu Maria, kamu lupa ya?" tanya Nicho membuat Oliv menggelengkan kepalanya."Ish... Jangan kenceng-kenceng ngomongnya, nanti kalo si Melly denger gimana?" tanya Oliv.Oliv tidak mau jika sampai Melly mendengarkannya, karena Oliv sendiri malas sekali harus kerja kelompok di sini bersama Melly juga."Emangnya kenapa beib? Aku nggak salah kan ngomong kayak gini? Emang kamu ada kerja kelompok hari ini di sekolah."Oliv mengaggukan kepalanya. "Iya Beib, tapi aku nggak mau, aku mau ikut sama kamu ajah boleh kan?" tanya Oliv dengan tatapan memohon.Sehingga Nicho sendiri pun tak bisa menolak itu. "Yaudah iya ayo, kamu pulang sama aku."Oliv dengan perasaan girangnya langsung menggandeng tangan sang kekasih itu dan berjalan menelusur

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status