Beranda / Romansa / Cinta Lama Belum Kelar / 6. Perkelahian Alfa Dan Eza

Share

6. Perkelahian Alfa Dan Eza

Penulis: Elpit
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-13 10:09:30

"Baru calon kan? Kamu belum jadi suaminya," kata Alfa pelan namun mengejek.

"Sialan!"

Bugh!

Eza melayangkan pukulannya dan mendarat pada rahang Alfa tepat. Seketika Eza merasa kebas karena pukulan yang luar biasa itu. Pukulan Eza yang tengah dipenuhi amarah itu seakan dirasuki setan sehingg bisa membuat Alfa terhuyung karena saking kuatnya. Dan lagi, Alfa memang tidak siap karena ia tidak menyangka Eza akan memukulnya.

"Kamu boleh bersikap arogan pada siapapun, tapi kalau sampai kamu memaksakan kehendakmu pada Naura maka aku nggak akan segan-segan menghabisimu!" ancam Eza serius.

"Kamu kenal Naura udah berapa tahun, hm? Kenapa aku merasa kamu nggak mengenal Naura sama sekali, ck," cibir Alfa sinis.

"Apa maksudmu?" tanya Eza tajam.

Alfa kembali berlajan mendekati Eza setelah tadi terhuyung ke belakang beberapa langkah. Kini Alfa berdiri persis di hadapan Eza.

"Dengar, Naura adalah orang yang sangat terbuka tapi dia nggak menceritakan tentang aku padamu, itu mungkin kamu tidaklah penting bagi Naura. Karena Naura akan menceritakan segala apapun pada orang yang ia anggap penting, termasuk perihal semut mati yang sama sekali nggak penting sekalipun." Alfa kembali memancing amarah Eza. Ia tak peduli jika Eza akan memukulnya lagi.

"Bung, sebaiknya kamu kenali Naura lebih dalam lagi, dekatkan hati kalian lagi atau kamu akan kehilangan Naura," lanjut Alfa.

"Aku nggak akan kehilangan Naura, begitupun sebaliknya. Kamu dengar baik-baik, kami akan segera menikah dalam waktu dekat ini—"

"Dan dalam waktu dekat ini aku akan mengambil kembali apa yang seharusnya menjadi milikku," potong Alfa.

"Brengsek! Kamu nggak akan mendapatkan apa yang kamu inginkan, aku nggak akan membiarkan kamu merebut Naura dariku!"

"Aku nggak berniat merebut Naura dari kamu, Eza, karena Naura bukan sesutu yang bisa diperebutkan. Naura sendiri yang akan datang padaku dan kembali padaku," ucap Alfa penuh percaya diri.

"Itu nggak akan pernah terjadi!"

Bugh!

Bugh!

Eza menghujani Alfa dengan tinjunya. Sudut bibir Alfa mengeluarkan darah segar.

Alfa menyapu darah yang ada di sudut bibirnya, sambil menatap nyalang ke arah Eza.

Alfa menatap tajam ke arah Eza dan membalas pukulan Eza.

Bugh!

Tak segan Alfa memukul Eza dengan keras pada bagian rahangnya, bahkan Eza sampai berkunang-kunang untuk beberapa saat.

"Itu untuk balasan atas pukulanmu!" seru Alfa.

Bugh!

Alfa memukul Eza lagi, kini di bagian perutnya.

"Itu sebagai peringatan bahwa aku nggak main-main. Aku dan Naura pasti akan kembali bersatu."

Alfa berbalik badan, masuk ke dalam mobilnya lalu melajukan mobilnya kencang, meninggalkan Eza yang tengah memegangi perutnya yang keram akibat pukulan yang dilancarkan oleh Alfa.

Eza memperhatikan kepergian Alfa dengan mobilnya, dendamnya semakin menjadi dan Eza bertekad untuk bisa membujuk Naura agar mau diajaknya menikah. Mungkin Eza akan menemui orang tua Naura untuk membantunya membujuk putri mereka. Eza tidak mau kalah dari Alfa. Sebelum Alfa memiliki kesempatan untuk merebut Naura, Eza akan pastikan Naura lebih dulu menjadi istrinya.

***

Naura masuk ke kamarnya setelah makan malam dengan ayah ibunya usai. Malam ini Naura jadi pendiam, tak banyak bicara. Orang tuanya mengherankan hal itu, tapi ketika ditanya kenapa Naura hanya menjawab tidak apa-apa.

Naura berjalan mendekati meja kecil yang ada di dalam kamarnya, ia memegang gagang pintu laci yang masih ragu apakah akan ia buka atau tidak. Di dalam laci itu ada tersimpan banyak kenangan yang beberapa tahun terakhir ini tidak pernah berani ia sentuh.

Naura memejamkan matanya yang memanas. Ia menghela napas dan membulatkan tekad. Dan akhirnya Naura memberanikan diri untuk membuka laci tersebut.

Hal pertama yang dapat terlihat ketika laci itu dibuka adalah foto dirinya bersama Alfa yang diambil saat mereka mendaki. Foto itu diambil oleh Vano, sahabat mereka.

Air mata langsung menetes membasahi pipi Naura. Ia tak kuasa membendungnya lagi. Kerinduan pada Alfa masih selalu ia rasakan setiap malam tanpa sepengetahuan siapapun, termasuk orang tuanya.

Hubungan orang tua Naura dengan orang tua Alfa sangat baik. Orang tua Naura tahu jika Naura pernah memiliki hubungan namun tidak tahu bagaimana hubungan mereka berakhir. Naura pun tidak menceritakan apapun pada orang tuanya karena sejak Naura memutuskan tinggal bersama orang tuanya, saat itu juga Naura memutuskan untuk memutus hubungannya dengan Alfa. Ya, setidaknya itulah anggapan Naura terhadap hubungannya dan Alfa.

Namun seiring berjalannya waktu, Naura akhirnya menceritakan kisah asmaranya kepada ibunya.

Dalam sekejap Naura seolah ditarik pada beberapa tahun silam, pada kenangan saat ia masih berbahagia menjalani hubungan asmaranya bersama Alfa. Mengingat lagu yang selalu ia nyanyikan bersama pada setiap kesempatan, lagu yang bisa dikatakan menjadi lagi favorit keduanya.

Bila di depan nanti

Banyak cobaan untuk kisah cinta kita

Jangan cepat menyerah

Kau punya aku

Ku punya kamu

Selamanya akan begitu...

Tetaplah bersamaku

Jadi teman hidupku

Berdua kita hadapi dunia

Kau milikku ku milikmu

Kita satukan tuju

Bersama arungi derasnya waktu

Kau jiwa yang selalu aku puja...

Penggalan lagu itu langsung terngiang di kepala Naura ketika ia meraih sebuah syal couple yang mereka miliki.

"Apa aku menyerah? Apa aku yang tidak mempertahankan hubungan ini? Apa aku yang mengingkari janji kita, Alfa?" gumam Naura lirih.

"Tidak tidak, bukan aku yang menyerah, tapi kamu yang berkhianat, Alfa. Kamu yang lebih dulu mengundang wanita lain ke dalam hubungan kita, aku nggak bisa menjalani hubungan yang seperti itu."

Drrtt ... drrtt ....

Ponsel Naura berdering, Naura cepat-cepat menutup kembali lacinya dan ia mengusap sisa air matanya sebelum ia mengangkat telepon masuk.

"Hallo, Eza,—"

"Aku ada di teras rumahmu, bisakah kamu keluar sebentar?" kata Eza cepat.

'Mungkin Eza sudah tenang dan mau mengobrol baik-baik denganku,' batin Naura.

"Tentu saja, Eza, aku keluar sekarang."

"Iya."

Tut.

Telepon langsung terputus. Naura meletakkan ponselnya ke tempat semua lalu ia keluar dari kamarnya untuk menemui Eza.

Ceklek.

Naura membuka pintu dan mendapati Eza yang berdiri membelakangi pintu.

"Eza," panggil Naura.

Eza pun berbalik badan dan Naura langsung melotot terkejut.

"Eza, ada apa denganmu? Ini-ini kenapa wajahmu terluka?" tanya Naura sangat panik.

Eza sama sekali bukan pria yang suka berkelahi, itu sama sekali bukan dirinya selama Naura kenal. Tapi sekarang ia babak belur, dengan siapa ia berkelahi? Naura pun bertanya-tanya.

Eza mendekati Naura dan meraih kedua tangan Naura untuk ia genggam.

"Naura, tolong pikirkan baik-baik. Aku ingin kita segera menikah. Aku takut kamu akan pergi ninggalin aku, Naura, aku takut. Aku nggak bisa hidup tanpamu. Aku sangat mencintai kamu. Tolong, Naura, tolong mengertilah aku." Eza meminta dan memohon pada Naura dengan sangat tulus.

Naura menelan ludahnya susah payah.

"Eza, pernikahan tidak bisa dilakukan dengan terburu-buru. Pernikahan dilakukan dengan hati yang yakin. Dan aku udah bilang aku nggak akan kemana-mana kan? Aku nggak akan ninggalin kamu, pria yang selalu ada untukku, bahkan disaat-saat aku terjatuh."

"Jadi, apa kamu nggak yakin? Naura, baru saja aku beremu dengan Alfa. Dan kamu tahu apa yang dia katakan? Dia bilang aku sama sekali nggak mengenal kamu, dialah orang yang terpenting dalam hidupmu, dan dia mengancamku akan merebutmu dariku. Bagaimana aku akan bisa tenang setelah mendengar semua itu dari mulutnya, Naura? Aku hanya nggak mau kita berpisah. Aku berpikir kalau kita menikah Alfa nggak akan mengganggumu lagi, itu saja."

"Tapi, Za—"

"Tapi apa? Apa kamu masih mencintai Alfa?"

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
SetyaAiWidi
Kasian Eza, udah babak belur tapi dibela²in buat datengin Naura. Kenapa juga Naura masih nunda² menikah sama Eza? Apa emang cinta dia buat Alfa masih ada? Hmmm 🤔
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Cinta Lama Belum Kelar   77. Berkorban

    "Pak Alfa, ini keputusan yang sangat sulit yang harus kalian putuskan. Karena kalian harus memilih salah satu di antara mereka. Kalian memilih menyelamatkan ibunya atau anak yang dikandungnya?"Alfa langsung merasa kebas. Ia hampir ambruk karena seluruh tulangnya serasa diloloskan dari tubuhnya."Nggak mungkin! Nggak mungkin saya pilih salah satu diantara mereka. Selamatkan istri dan anak saya, Dokter. Dokter harus menyelamatkan mereka!" Alfa berteriak kapal. Nalin memegangi Alfa sambil meneteskan air mata. Pada akhirnya keputusan sulit ini harus diambil."Alfa, tenanglah, Nak," lirih Nalin."Bagaimana aku bisa tenang, Bu, anak dan istriku sedang berjuang tapi aku harus memilih salah satu dari mereka. Aku nggak mungkin bisa memilih, Bu," balas Alfa masih juga berteriak.Tak hanya Alfa yang terkejut dan kesulitan mengambil keputusan. Semua orang disana merasakan hal yang sama.Dahayu sudah menangis, Dharma memeluk istrinya. Begitu pula dengan

  • Cinta Lama Belum Kelar   76. Sampai Pada Keputusan Yang Sulit

    "Dokter, bagaimana keadaan istri saya?""Pasien sangat lemah. Pendarahan yang terjadi cukup menguras banyak darah. Saat ini pasien masih harus istirahat," jelas dokter."Tapi dia baik-baik aja kan, Dok? Dia pasti sembuh kan, Dok?" tanya Alfa lagi.Dokter itu menghela napas berat, seberat ia menjelaskan keadaan pasiennya yang sebenarnya.Sebagai seorang dokter Lily bertekad untuk selalu mengatakan hal-hal baik karena ucapan adalah doa. Dan juga dokter Lily selalu berusaha menjaga perasaan keluarga pasien agar tidak down."Berdoalah yang terbaik untuk pasien. Hanya Allah yang bisa menolongnya," ujar dokter Lily dengan senyum optimis, mencoba memancarkan sinyal positif meskipun sebenarnya ia sendiri merasa tidak seoptimis itu."Bolehkah saya menemui istri saya, Dok?"Dokter Lily mengangguk. "Silakan berikan kekuatan pada istri anda. Tapi tolong jangan mengganggu istirahatnya. Dia sangat lemah, sebaiknya jangan membangunkannya selama pasi

  • Cinta Lama Belum Kelar   75. Alfa Kehilangan Kekuatan

    Vano uring-uringan sendiri di depan ruang IGD. Alfa benar-benar membuatnya tak habis pikir. Disaat istrinya berjuang untuk bertahan hidup dia malah melakukan hal yang tidak bisa dibenarkan. Ya Tuhan ....Vano sangat ingin menyusul Alfa tapi dia juga tidak bisa meninggalkan Safira sendiri apalagi di rumah sakit. Vano merasa serba tak mampu sekarang."Sayang, tenanglah ... kita beritahu pada tante Nalin saja nanti kalau dia sudah datang. Tante Nalin pasti bisa mengurus Alfa. Tenang yaa ... aku udah menelpon mereka, sebentar lagi pasti mereka datang," kata Safira membujuk suaminya.Untuk menghargai usaha istrinya, Vano melempar senyum sambil mengangguk meski sebenarnya ia tetap tidak tenamg. "Iya, kita tunggu mereka saja."Dan ya, orang tua Naura dan orang tua Alfa akhirnya datang tak lama kemudian."Vano, Safira, apa yang terjadi? Bagaimana keadaan Naura?" tanya Dahayu sangatlah panik. Keringat dingi bercucuran dimana-mana."Tante, kami nggak

  • Cinta Lama Belum Kelar   74. Naura Kecelakaan

    Semakin hari usia kandungan Naura semakin bertambah. Perutnya pun semakin membesar. Saat ini kandungannya sudah berumur tujuh bulan.Karena perutnya semakin membesar Naura berpikir untuk mulai mempersiapkan kebutuhan bayi mereka. Mulai dari kamar bayi dan segala perlengkapannya, dan juga lain-lain lagi.Hari ini Naura mengajak Alfa pergi berbelanja baju bayi. Mereka mengunjungi baby shop terbesar agar mereka leluasa untuk memilih segala kebutuhan bayi mereka.Oh ya, Alfa dan Naura sengaja tidak ingin mengetahui terlebih dahulu apakah bayinya perempuan atau laki-laki meski dokter bisa saja memberitahu mereka. Mereka sengaja ingin menjadikan itu sebagai sebuah kejutan bagi mereka.Karena mereka belum tahu apakah anak mereka perempuan atau laki-laki, maka mereka berbelanja barang-barang yang netral saja, yang sekiranya cocok dipakai bayi perempuan maupun laki-laki, seperti warnanya yang netral untuk perempuan atau laki-laki, seperti warna biru, putih, atau k

  • Cinta Lama Belum Kelar   73. Obrolan Wanita

    Hari ini Naura pergi ke kantor suaminya. Ia merasa bosan harus berada di rumah sebesar itu sendirian.Para karyawan mengangguk sopan menyapa Naura—Bu boss.Naura membuka pintu ruangan Alfa dan ia melihat Alfa dan Vano terngah saling berdekatan, sangat dekat. Bahkan wajah mereka hampir saling menempel."Kalian lagi ngapain?" tanya Naura memasuki ruangan. Alfa dan Vano langsung menoleh bersamaan dan Vano pun bergerak menjauh."Kok kalian deket-deketan gitu? Kalian nggak belok kan?" tanya Naura lagi."Sialan! Aku masih sangat normal, tahu!" semprot Vano kesal karena dituduh hal yang tidak masuk akal."Ssttt ... nggak boleh ngomong kasar sama ibu hamil," kata Naura berlagak jadi wanita lembut.Vano mendengus kesal lalu duduk di kursinya. "Nggak lagi hamil, lagi hamil, tetep aja nyebelinnya nggak hilang-hilang," cibir Vano."Semoga aja nanti abis lahiran nyebelinnya tambah ya, Van," ucap Naura asal."Bodo amat dah, suka

  • Cinta Lama Belum Kelar   72. Semakin Manja

    "Ambil nasi goreng itu dan kasih gue uang satu juta," kata gadis itu dengan tersenyum miring.Alfa mendelik tajam. "Kamu memeras saya?""Nggak. Itu sih terserah lo aja. Kalau nggak mau ya udah sini balikin masi goreng gue. Lo lebih sayang uang satu juta lo atau istri lo?" kata gadis itu enteng dan terdengar meremehkan.Alfa ingin sekali meneriaki gadis itu, tapi dia teringat nasehat ibunya. 'Jaga sikapmu di luar sana. Ingatlah istrimu tengah mengandung.' Mengingat itu Alfa langsung mengurungkan niatnya.Alfa berpikir, apa sebaiknya dia membayar uang satu juta untuk nasi goreng itu?"Cepat putuskan. Gue nggak suka makan masi goreng yang udah dingin!" seru gadis itu mengagetkan Alfa dan membuyarkan lamunannya."Baiklah, saya beli nasi gorengmu seharga satu juta. Ini," kata Alfa pada akhirnya.Sambil terkekeh penuh kemenangan gadis itu menerima uang satu juta dari tangan Alfa."Senang bertransaksi sama lo," ucap gadis itu dan kemu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status