Share

Bab 2

Author: Lauzah
"Yuko, kenapa kamu pulang diam-diam? Aku sama sekali nggak melakukan apa-apa sama Elowyne, jangan salah paham!" Ethan bangun dan begitu melihatku, dia langsung turun dari ranjang dan buru-buru mengenakan pakaian seadanya.

Elowyne yang terbangun karena suara ribut itu, mengerjap malas dan bergumam, "Aku sedari kecil takut petir. Setiap kali ada petir, cuma bisa tidur kalau dipeluk Paman. Tante nggak mungkin permasalahin hal sekecil itu, 'kan?"

Aku hampir menangis karena kesal mendengar mereka. Namun saat keluar dari rumah sakit waktu itu, aku sudah berjanji pada diri sendiri tidak akan meneteskan air mata lagi karena Ethan.

"Nggak ada yang perlu dipermasalahkan. Tenang saja, bahkan kalau kalian mau melakukannya di depan mataku, aku pun nggak akan menghalangi!" Setelah berkata demikian, aku berbalik dan pergi. Kalau aku tidak segera pergi, aku takut air mata ini benar-benar jatuh.

Akan tetapi, Ethan menyusul dan menarik lenganku dengan marah.

"Aku dan Elowyne nggak ada apa-apa! Kamu itu orang dewasa, masa bisa ngomong hal sekasar itu ke dia? Kamu nggak tahu ucapanmu bisa menimbulkan trauma psikologis? Minta maaf sama dia!"

Aku melepaskan tangannya sekuat tenaga, lalu memakinya, "Kamu terus saja beralasan dia sulit makan atau takut sama petir. Ethan, aku dirawat di rumah sakit selama 25 hari dan nyaris mati! Apa kamu pernah peduli sedikit pun?"

Mendengar aku menyebut soal rawat inap, ekspresi kesalnya berubah menjadi sedikit bersalah. "Bukannya aku nggak mau jenguk kamu, tapi waktu itu Elowyne ketakutan sekali karena ledakan. Aku harus menenangkan dia, jadi aku nggak sempat!”

Satu kalimat itu saja sudah cukup untuk memadamkan semua rasa sakit dan kekecewaan yang menumpuk dalam dadaku. Semua kata yang tadinya ingin kuluapkan bersama air mata yang kutahan, semuanya sirna.

Apa lagi yang perlu diperdebatkan? Ethan sudah tidak mencintaiku. Hanya itu jawabannya.

Dari dalam kamar, Elowyne memanggilnya. Ethan memandangku dengan dahi mengerut, lalu berkata dingin, "Lupakan saja masalah hari ini, tapi ke depannya jangan pernah ngomong sembarangan ke Elowyne lagi."

Kemudian, dia pun meninggalkanku. Sampai akhir pun, dia tidak menanyakan kabarku sama sekali.

"Sudah cukup untuk membuatku berhenti berharap, bukan?" Aku berbisik pelan. Aku berdiri diam di tempat sangat lama, lalu melangkah pergi perlahan untuk mulai mengemasi barang.

Selain dokumen pribadi dan beberapa pakaian, semua benda lainnya kutinggalkan. Yang tersisa hanyalah puluhan sketsa wajah yang dulu digambar Ethan saat mengejarku.

Temanku yang belajar seni lukis dulu pernah bercanda, "Potret-potret ini nggak ada tekniknya sama sekali, semuanya cuma perasaan. Aku saja nggak bisa gambar seperti ini!"

Potret-potret itulah yang dulu membuatku percaya bahwa Ethan benar-benar mencintaiku.

Aku tertawa getir sambil memeluk sekotak penuh lukisan itu, lalu membawanya keluar dan menyalakannya.

Saat Ethan datang mencariku, dia tepat melihat momen itu. Dengan panik, dia berlari menghampiri dan mendorongku ke samping. Tanpa memedulikan api yang menyambar tangannya, dia menyelamatkan lukisan-lukisan yang belum sempat hangus.

"Apa yang kamu lakukan?" Suaranya bergetar.

Aku ingin berkata, "Aku nggak mau lagi menyimpannya." Namun, yang keluar dari mulutku malah, "Lukisan-lukisan itu dimakan rayap."

Bertahun-tahun ini, kami selalu bertengkar. Benar-benar melelahkan. Aku sudah tidak ingin bertengkar lagi. Ethan hanya ragu sejenak, lalu melempar kembali lukisan-lukisan yang berhasil diselamatkannya ke dalam api.

"Elowyne paling takut rayap. Aku akan gambar ulang untukmu nanti."

"Nggak perlu."

Karena sudah tidak ada "nanti" bagi kita.

Api menyala semakin besar, lalu perlahan mengecil. Hingga akhirnya padam dan meninggalkan setumpuk abu.

Sama seperti hubungan kami yang habis terbakar, tak bersisa.

[ Termasuk hari ini, tinggal lima hari. ]

Setelah membuang abu itu ke tempat sampah, aku mengunggah status di media sosial, lalu pergi ke kamar tamu yang paling jauh dari kamar utama untuk beristirahat.

Begitu membuka mata di pagi hari, isi kolom komentar sudah penuh dengan candaan dari orang-orang, seolah-olah aku terlalu bersemangat menjadi pengantin Ethan.

Ethan ikut berkomentar.

[ Aku juga nggak sabar menunggu hari saat kamu berjalan ke arahku dengan gaun pengantin. ]

Dia memang penipu terbesar dalam hal cinta.

Aku sudah kelelahan lahir dan batin, sementara dia masih ingin berpura-pura jadi pasangan mesra.

Sayangnya, aku sudah tak punya tenaga untuk ikut berpura-pura.

Aku tak membalas siapa pun. Setelah mencuci wajah dan berganti pakaian, aku turun ke bawah.

Saat sarapan, Ethan bertanya, "Yuko, kita jadwalnya ambil buku nikah siang ini, 'kan?"

Seharusnya memang dijadwalkan sore ini, tapi sekarang aku nggak ingin lagi.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Cinta Lama Kandas, Cinta Baru Bersambut   Bab 8

    "Adam, aku nggak benar-benar berencana mau ketemuan sama dia. Aku ...."Aku tidak ingin Adam salah paham. Namun, sebelum aku selesai bicara, Adam sudah menyela dengan nada kasihan, "Dasar bodoh, kamu tahunya cuma baik sama orang saja. Ketemu sama orang munafik yang cuma tahunya ngomong besar begini, kamu pasti banyak sedihnya, 'kan?""Semuanya sudah berlalu."Ethan memang pandai merangkai kata dan saat itu aku terlalu naif. Apa pun yang dia katakan, aku percaya. Karena itulah aku terjebak begitu lama dalam hubungan itu.Adam memelukku erat, lalu mengecup lembut keningku dengan penuh kasih.Keesokan siangnya, aku menemaninya menemui keluargaku. Seorang perwira muda yang biasanya galak dan semaunya, mendadak berubah total. Sepanjang jalan, dia bersikap sangat hati-hati dan setibanya di rumah, diabegitu sopan dan patuh.Kalau tidak mengenalnya, orang pasti akan mengira dia orang yang sama sekali berbeda.Keluargaku sangat menyukai Adam. Mereka langsung mengajaknya mengobrol hangat. Aku ik

  • Cinta Lama Kandas, Cinta Baru Bersambut   Bab 7

    Ethan menatap pria yang baru datang. Ekspresinya berubah tidak percaya lalu menoleh ke arahku.Namun, aku bahkan tidak meliriknya sedikit pun. Mataku hanya tertuju pada Adam, lalu tak kuasa tersenyum. "Bukannya kamu bilang baru bisa pulang dua hari lagi?""Kalau ikut prosedur, memang begitu. Tapi aku terus bujuk mereka. Aku bilang, aku susah payah baru dapat calon istri. Kalau mereka sampai bikin urusanku tertunda dan ganggu rencana pernikahanku, aku janji setiap hari akan nangis di depan kantor mereka."Begitu menghadapku, suara Adam langsung berubah menjadi lembut dan manja. Sulit dipercaya, dia bisa mengambek dengan wajah sedingin itu. Namun, aku tahu dia memang demikian.Di markas dulu, aku sering jadi bahan candaan. Orang-orang bilang, sebelum aku datang, Adam itu dingin dan kaku. Selain kerja, dia tidak peduli pada siapa pun. Namun begitu jatuh cinta, dia malah jadi lebih genit dari siapa pun.Siapa pun yang mengganggunya untuk dekat denganku, dia bisa nekat melakukan apa pun.Ad

  • Cinta Lama Kandas, Cinta Baru Bersambut   Bab 6

    Aku menelepon polisi. Tak lama kemudian, dua orang polisi datang dan membawanya pergi.Ethan lalu mengirimiku pesan.[ Aku tahu kamu masih menyimpan perasaan padaku. Hanya saja, lima tahun lalu aku terlalu menyakitimu, jadi kamu enggan menemuiku. Nggak apa-apa, aku akan buktikan ketulusanku padamu! ]Aku membalas.[ Kamu salah. Aku sudah punya pacar. Hubungan kami stabil, sudah bertemu orang tua, dan sedang bersiap untuk bertunangan. Jadi tolong, jangan datang mencariku lagi. ]Yang kukatakan itu adalah kenyataan.Selama lima tahun menjalani penelitian rahasia, aku menjalin hubungan dengan seorang perwira militer yang bertanggung jawab atas keamanan di markas penelitian. Namanya Adam. Kami sudah berpacaran selama tiga tahun.Namun, Ethan tidak percaya.[ Kamu cuma masih marah padaku, makanya sengaja ngomong begitu, 'kan? Kita pacaran sepuluh tahun dan sama-sama adalah cinta pertama. Aku nggak percaya kamu bisa jatuh cinta pada orang lain. ][ Memang dulu aku nggak tahu menghargai, tapi

  • Cinta Lama Kandas, Cinta Baru Bersambut   Bab 5

    Ethan akhirnya menyadari bahwa aku benar-benar serius. Hari ini saat aku pergi, aku memang sudah tidak berniat untuk kembali."Yuko ...." Dia memanggil namaku. Karena terlalu panik, suaranya bahkan bergetar. Tapi, apa yang perlu dipanikkan? Aku juga manusia, bisa sedih, bisa kecewa.Saat dia berkali-kali memilih Elowyne dan meninggalkanku, dia seharusnya sudah memikirkan bahwa hari seperti ini akan datang.Aku menutup mata dan bahkan tidak ingin melihatnya.....Penelitian rahasia tidak boleh berkomunikasi dengan dunia luar. Saat aku bertemu lagi dengan Ethan, lima tahun sudah berlalu.Aku pulang dan teman-teman serta keluargaku menyiapkan pesta penyambutan. Banyak orang mengelilingiku dengan penuh semangat dan antusias."Yuko, kamu nggak tahu betapa kacaunya hari pernikahan lima tahun lalu.""Begitu foto dan video itu tersebar di layar, nama baik keluarga Ethan benar-benar hancur. Pasangan nggak tahu malu itu sungguh menjijikkan!""Betul. Ethan juga keterlaluan. Sudah menyakiti kamu,

  • Cinta Lama Kandas, Cinta Baru Bersambut   Bab 4

    "Yuko, kamu mau ke mana?""Yu! Ko!" Ethan meneriakkan namaku dengan panik.Di tengah deru dari baling-baling helikopter, aku menunduk dan memandangi tanah di bawah sana. Dia berlari sekuat tenaga untuk mencoba mengejar helikopter, tapi usahanya sia-sia. Tubuhnya tersandung dan terjatuh dengan begitu menyedihkan.Para pendamping pria buru-buru membantunya berdiri, tapi dia malah menepis tangan mereka dan terus berlari di landasan untuk mengejar helikopter dengan panik.Belum pernah seumur hidupku aku melihat Ethan begitu kehilangan kendali hanya untukku.Mungkin tidak juga. Di lima tahun pertama hubungan kami, dia memang sangat memperhatikanku.Waktu aku sampai muntah darah karena harus minum demi membantunya menjalin hubungan dengan klien penting, dia memelukku sambil menangis dengan suara tercekat.Saat perusahaannya sedang dalam masa krusial menuju IPO, aku bergadang berhari-hari melakukan eksperimen demi membantunya, hingga akhirnya pingsan karena kelelahan. Dia panik tak karuan dan

  • Cinta Lama Kandas, Cinta Baru Bersambut   Bab 3

    Namun, sebelum aku sempat membuka mulut, Elowyne sudah lebih dulu menempel manja ke tubuh Ethan."Paman, aku tiba-tiba ingat, siang ini ada pertandingan basket yang sudah lama banget aku tunggu-tunggu."Ethan mencubit pipinya sambil tersenyum, "Kenapa kamu nggak bilang dari tadi?"Elowyne manyun, "Baru ingat, kok! Bukan sengaja lupa! Kalau kamu nggak sempat temanin aku, ya nggak apa-apa, aku pergi sendiri saja.""Siapa tahu di sana ada pria tampan yang ngajak kenalan, aku juga nggak rugi. Bisa jadi malah ketemu jodoh sejatiku." Dia langsung berdiri dan bersiap pergi.Ethan panik dan langsung menarik tangannya, lalu menariknya masuk ke dalam pelukan. "Siapa bilang aku nggak temanin kamu?" Lalu, dia menoleh ke arahku dengan wajah serba salah. "Yuko, kamu lihat sendiri ...."Aku menatapnya dengan sinis, "Ke kantor catatan sipil itu cuma bisa berdua. Tapi masa pertandingan basket juga ada hukum yang mewajibkan kamu jadi pendamping Elowyne?"Seketika, wajah Ethan menjadi muram. "Elowyne cum

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status