Share

PENGUMUMAN

Penulis: Widia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-02 15:02:50

Siang itu, setelah jam istirahat, seluruh siswa diminta untuk berkumpul di lapangan upacara secara mendadak. Ada pak muh, kak wito, kak febri, dan beberapa orang kakak kelas lainnya yang juga sudah berdiri tegak di hadapan seluruh siswa untuk memberi pengumuman.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang semuanya" pak muh membuka percakapan disusul jawaban salam oleh seluruh siswa yang hadir dilapangan.

"Baik anak-anakku sekalian, terima kasih sudah mau berkumpul di lapangan siang hari ini" lanjutnya lagi,

"Panas pak!" Teriak seorang siswa disampingku, kak hendrik, dia siswa kelas XI. Sontak siswa lain ikut riuh mengeluh menyusul teriakan kak hendrik.

"Iya bapak paham, makanya untuk mempersingkat waktu, di mohon tenang ya semuanya! Disini bukan bapak yang mau menyampaikan pengumuman, tapi perwakilan dari teman-teman kalian semua. Silahkan wito, atau febri yang akan menyampaikan?" Pak muh bergerak mundur dan mempersilahkan siswanya untuk maju memberi pengumuman yang membuat gaduh di bawah terik matahari ini.

"Terima kasih sebelumnya pak muh sudah mengijinkan kami untuk memberi pengumuman pada teman-teman kami" Kak wito membuka ucapan.

"Buruan woy panas!" Teriak kak hendrik lagi, gak sabar.

"Panas ya? Kasian deh kalian!" Canda kak febri, mengundang teriakan, terutama dari kaum cewek-cewek yang menggilai ketampanannya. Sedangkan aku tetap fokus pada kak wito yang tersenyum lepas mendengar teman disebelahnya itu diteriaki habis-habisan.

"Ok teman-teman, singkat saja pengumumannya. Besok mulai tanggal 14 agustus sampai tanggal 15 agustus, di sekolahan ini akan mengadakan kegiatan ambalan ya" Kak wito memberi informasi.

"Huuuh" para siswa serentak berteriak.

Ambalan adalah salah satu kegiatan pramuka yang rutin diadakan di sekolah ini setiap setahun sekali. Kegiatan ambalan biasanya berlangsung 2 hari 2 malam berturut-turut dengan menginap dan membangun tenda ditempat yang sudah ditentukan seperti acara pramuka lain pada umumnya. Kegiatan ini diadakan untuk memperingati hari pramuka, juga untuk mempererat keakraban antar siswa. Adapun beberapa kegiatan yang akan diselenggarakan selama masa ambalan, yaitu seperti mengenal lebih dalam ilmu pramuka, olahraga pagi, jelajah alam, jerit malam, dan biasanya kegiatan ditutup dengan acara api unggun dimalam terakhir menginap.

"Kegiatan ini gak wajib ya! Tapi wajib perwakilan beberapa siswa dari setiap kelas dan panitia sudah mempersiapkan nama-nama siswa yang wajib ikut. Jadi yang nanti disebutkan namanya wajib ikut disertakan dengan persetujuan dari orang tua" Sambung kak wito.

"Kalau namanya gak disebut, tapi mau ikut gimana kak?" Tanya salah seorang siswa

"Boleh, silahkan saja, tapi tetap harus disertakan dengan bukti persetujuan dari orangtua ya!" Jawab kak wito.

"Orang tua saya udah meninggalkan, minta ijin siapa dong?" Canda kak hendrik, pura-pura gak paham padahal dia pasti sudah pernah ikut ambalan sebelumnya.

"Ah elah, make nanya loe, ndrik!" Kak febri menyahuti sewot. Kesabarannya memang setipis tisu.

"Jangan galak-galak dong kak febri, nanti cewek-ceweknya pada kabur loh!" Kak hendrik lagi-lagi memicu keriuhan.

"Ok mohon tenang semuanya!" Kak wito meredam keriuhan "Karna disini panas, jadi untuk nama-nama siswa yang wajib ikut nanti ketua kelas masing-masing yang menyampaikan ya. Cukup sekian dari kami, terima kasih. Wabillahi taufik wal hidayah wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Kak wito menutup pidatonya dengan apik.

***

"Kalau kepilih loe mau ikut gak dinda?" Tanya manda padaku,

"Pasti ikut sih daripada jenuh dirumah" Tentunya, agar aku dapat refresh otak sejenak bermalam ditempat yang berbeda. "Kalau loe gimana manda?"

"Kalau loe ikut, gue juga ikut deh!" Jawab amanda senang.

Brug!!

Seseorang tiba-tiba menabrakku dengan kencang, hingga tubuhku hampir tersungkur.

"Eh loe kalau jalan minggir dong!" Cerca seseorang yang baru saja menabrakku.

Aku mendelik tak percaya. Bukannya minta maaf sudah menabrakku, ia malah balik menyalahkanku. "Loe gak punya mata? Ngapain nabrak gue?" Balasku gak terima.

"Dinda udah yok, kita balik ke kelas aja!" Amanda menahan tubuhku yang bersiap menantang orang tersebut. Sepertinya dia kakak kelas, tapi entah kelas XI atau kelas XII

"Sini loe!" Seseorang yang lain menarik tanganku.

Mereka membawaku menuju toilet. Membanting tubuhku ke dinding disamping kaca toilet wanita. Lalu, mengepungku secara bergerombol.

Mereka terdiri dari 5 orang, 2 orang diantaranya memiliki tubuh yang lebih pendek dariku, sementara 3 lainnya menjulang lebih tinggi dariku. Mereka memasang wajah-wajah sinis dan jijik melihatku.

"Eh loe anak pindahan, ngapain loe goda-godain kak wito?" Tanya salah seorang dari mereka.

Oh rupanya karena kak wito? Dan mereka salah paham.

"Saya gak godain kak wito kak!" Jawabku cepat.

"Klo loe gak godain dia, ngapain dia nungguin loe di uks sama kak febri pula?" Tanya seorang lagi "Dih emang loe siapa?" Lanjutnya sinis.

Aku menghela nafas,

Justru itu, aku juga gak tahu!

"Jangan mentang-mentang karna loe pindahan dari jakarta, loe bisa seenaknya ya ngerebut pacar orang"

Pacar???

Aku terhentak kaget mengetahui bahwa ternyata kak wito sudah memiliki kekasih dan dia termasuk salah satu dari 5 orang yang sedang membully-ku sekarang. Yang mana orangnya? Seperti apa orang yang beruntung dapatkan hati kak wito itu?

Menyadari reaksi gak biasaku, salah satu orang yang lebih pendek dariku maju lebih mendekat padaku. "Loe gak bisa rebut pacar gue gitu aja, njing!" Umpatnya, memberi penekanan diakhir kata.

"Gue gak tau kalo kak wito udah punya pacar, dan kalo emang dia punya pacar ngapain dia gendong gue ke uks kemarin. Apa itu artinya dia gak mengakui pacarnya?"

Plakk!!!

"Jaga ucapan loe!" Bentaknya setelah menamparku.

Aku tersenyum sinis, "Kita liat aja kak, siapa orang yang lebih berarti untuk kak wito. Kakak atau gue?" Tantangku.

"Maksud loe apa?" Temannya maju, mencengkram leherku.

Posisiku terjepit, belum lagi aku harus menahan sakit dari leherku akan cengkraman wanita bertubuh tinggi itu. Kemarin, aku padahal sudah berjanji sama tante dewi untuk gak berbuat onar, tapi mendapat perlakuan jahat mereka, aku gak bisa diam aja!

"Ada apa sih nih berisik banget? Loe pada gak mikir ya gangguin privasi gue lagi berak sampe tai gue gak jadi keluar gara-gara denger suara-suara fals kalian!" Kak hendrik tiba-tiba datang. "Eh itu ngapain main cekek-cekekan, lu mau bunuh orang mel?" Tanyanya setelah melihat tangannya masih berada dileherku.

"Lepas!" Aku menepis tangan itu dari leherku.

"Ah ganggu aja loe, ndrik!" Kesalnya, orang yang mengaku sebagai pacar kak wito itu kemudian menginstruksikan teman-temannya untuk bubar.

Aku terbatuk, memegangi leherku yang kesakitan.

Kak hendrik mendekatiku, menyandarkan satu lengannya ke dinding. "Apa imbalan buat gue setelah nolongin loe?" Tanyanya picik, menggodaku.

"Hendrik! Brengsek loe!" Kak wito mendorong tubuh hendrik hingga jatuh tersungkur.

"Dinda, kamu gak apa-apa?" Kak wito menatapku, tampak khawatir.

Aku mengangguk pelan, masih syok.

"Ayo!" Kak wito menggenggam tanganku, membawaku pergi menjauh dari toilet itu, meninggalkan hendrik yang masih tergeletak dilantai.

Kak wito datang disaat yang tepat, meskipun sedikit terlambat untuk mengetahui bahwa pacarnya baru saja melabrakku. Pacar?

Aku menepis tangan kak wito yang masih menggenggamku.

"Kenapa dinda?" Kak wito menoleh, menghentikan langkahnya.

"Aku gak mau ganggu pacar orang!" Jawabku ketus.

"Pacar?" Kak wito terdiam sejenak, nampak berfikir "Oh, pasti pay nemuin kamu ya?" Tanyanya.

Kue pay kek, kue bolu kek, siapapun lah itu. Aku gak peduli. Kenapa sih kak wito gak mau ngakuin pacarnya sampe-sampe aku harus berurusan sama cewe itu dan genknya.

"Dia bukan pacar saya. Dengar dinda!" Kak wito memegang kedua lenganku untuk meyakinkan "Kalau saya punya pacar gak mungkin saya tolongin kamu seperti itu kemarin! Bisa-bisa saya udah diputusin pacar saya sekarang, bukan malah dia datangin kamu. Kamu tahu kan maksud saya?"

Aku bergeming...

"Percaya sama saya ya!" Katanya berusaha meyakinkanku lagi, "Ayo!"

Kak wito kembali menggengam tanganku, menarik perhatian banyak pasang mata, termasuk sepasang mata yang baru saja menghentikan langkahnya, berdiri tak jauh dariku. Ia nampak sedikit kecewa melihat momen itu, namun aku mengabaikannya, melewatinya begitu saja dengan kak wito bersamaku yang begitu percaya diri dan gak ragu menunjukkannya pada semua orang menjadi salah satu bukti bahwa, kak wito benar-benar belum memiliki kekasih di sekolah ini.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Cinta Manis Masa Sekolah   EPILOG

    Perpisahan itu nyata adanya. Kehilangan orang - orang dalam hidup adalah kebiasaan yang tidak pernah membuatku terbiasa.Aku hanya orang biasa yang tidak mampu menahan beban kerinduan dari sebuah kata yaitu PERPISAHAN.Aku menulis buku ini sebagai sebuah penghormatan juga pengenang untuk orang - orang yang pernah hadir dengan baik dihidupku.Memberiku suka dan duka, tawa dan tangis yang sampai 16 tahun ini masih aku ingat dengan baik.Alur ceritanya memang tidak semuanya sama. Karena aku hanya mencoba mengulang yang ada dalam ingatanku yang sudah tidak terlalu baik ini.Mungkin bagi yang lain, di sepanjang hidup mereka, Tuhan masih menyisakan beberapa sahabat terbaik untuk bersama mendampingi hingga akhir usia. Berbeda denganku yang benar - benar harus kehilangan semuanya tanpa tersisa.Aku harap dengan buku ini, aku dapat mengingat semua orang - orang terbaik dalam hidupku terutama saat aku berada di masa peralihan dari anak - anak menuju dewasa.Sejujurnya dari masa SMK lah semua ke

  • Cinta Manis Masa Sekolah   63

    Malam itu setelah aku kembali dari tahlilan 40 harian mendiang kak wito, aku baru ingat kalau malam ini ada janji bertemu dengan Gugun. Begitu sampai rumah aku kembali berpamitan kepada mama untuk pergi menemui Gugun yang mungkin sudah menungguku di halte.Aku sedikit berlari agar dapat cepat sampai di halte. Aku melirik pada jam tanganku dan waktu sudah menunjukkan pukul 21.00. Sedikit gak yakin jika Gugun masih menungguku di halte bis yang aku janjikan.Nafasku terengah - engah karena sudah berlari cukup jauh, tetapi usahaku gak sia - sia karena ternyata Gugun memang masih menungguku di sana."Maaf gue baru datang, udah lama nunggunya?" Tanyaku begitu sampai di halte."Saya nunggu kakak dari jam 7 malam di sini. Saya kira kakak gak akan datang""Loe gila nungguin gue sampai 2 jam? Kenapa loe gak pulang aja sih?""Saya takut saat saya pulang kakak malah datang dan ngira saya bohong karna gak menemukan saya di sini. Jadi saya tunggu, saya fikir saya akan tetap menunggu sampai jam 12 m

  • Cinta Manis Masa Sekolah   62

    "Loe bener - bener ya, masa minta mantan gue buat traktir kita" aku mendumel kesal begitu kami berjalan kembali masuk ke sekolah."Ya biarin aja sih lagian Esha juga ikhlas kok traktir kita. Kali aja loe jadi bisa mempertimbangkan buat dia jadi pacar loe lagi" jawab Eka santai."Gak ya klo harus balikan lagi sama mantan. Kecuali....""Zendra? Ah bosen gue dengernya""Perasaan gue masih banyak banget buat dia, Ka""Udahlah lupain soal dia. Mending loe pacarin tuh adik - adik kelas biar loe makin populer" Eka menjeda ucapannya sebentar, membuatku penasaran "Populer dengan total mantan terbanyak haha" Eka terbahak meledekku."Sialan loe" Aku mengeplak lengan Eka.Memang dia pikir semudah itu aku bisa berganti hati, meskipun aku memang bisa melakukannya apa bisa menjamin dengan memacari sembarang orang sebagai pelampiasan bisa membuatku cepat move on."Oh iya loe nanti ikut kegiatan pramuka enggak?" Tanyaku teringat bahwa hari ini sudah hari jumat dan sekolah kami rutin mengadakan kegiata

  • Cinta Manis Masa Sekolah   61

    Matahari siang cukup terik membakar tubuhku. Perjalanan dari sekolah menuju rumahku gak melulu dipayungi oleh pepohonan. Terkadang aku juga melewati lapang gersang dan trotoar yang banyak kios tanpa ada satu pun pohon yang tumbuh di sana.Hari itu aku pulang bersama Eka dan beberapa teman lain. Dan otakku hampir mendidih karena mereka yang terus membahas masalah Gugun yang dihukum berkeliling kelas untuk meminta maaf."Menurut gue parah sih si hendrik. Dia udah kelas XII pikirannya masih aja lemot" Ucap Nina yang saat itu berjalan bersama kami. Dia adalah siswi dari kelas akutansi."Iya jahat banget si Hendrik apalagi ya ampun gue gak tega liat cowok ganteng dihukum begitu" Sahut Eka dengan nada manja."Tapi menurut gue ada benernya juga kok Hendri hukum adik kelas begitu biar gak ngelunjak" Mira malah mengompori."Gak bisa gue gak terima kalau hukumannya dengan cara begitu. Dulu aja waktu angkatan kita gak ada tuh kakak kelas yang menghukum adik kelasnya begitu" Balas Nina.Aku yang

  • Cinta Manis Masa Sekolah   60

    Aku menuju kantin dan memesan sesuatu di sana. Sejak kelulusan Kak Febri, aku gak kesulitan memesan makanan di kantin meskipun kondisi kantin dalam keadaan penuh sesak. Pelayan kantin selalu mendahulukan pesananku untuk tiba lebih dulu. Kemudahan yang aku dapat itu, aku yakin gak lepas dari campur tangan kak Febri, karena hanya dia yang selalu didahulukan oleh penjaga kantin saat memesan sesuatu. Sambil menunggu aku duduk di kursi tempat biasa kak Febri duduk di sana. Ajaibnya sejak dia gak ada di sekolah ini pun kursi itu selalu kosong gak ada yang berani menempati."Hai kak... akhirnya kita dipertemukan lagi" Gugun berdiri di depanku."Eh... iya...kita udah beberapa kali ketemu yaa hari ini""Tiga kali kak, mungkin sampai kita pulang nanti akan bertambah" Katanya tersenyum padaku."Mm mungkin. Gue sering mondar - mandir di sekolah ini jadi wajar kalau loe bakal sering ketemu gue. Siap - siap aja buat bosen ngeliat muka gue""Saya gak mungkin bosen lihat wajah kakak, justru sebalikn

  • Cinta Manis Masa Sekolah   59

    Angin di awal bulan juli berhembus dengan sejuk. Desirannya menggoyahkan dedaunan dan pepohonan yang tumbuh di sekitar gerbang sekolahku. Sinar mentari hadir ke permukaan bumi dengan leluasa tanpa penghalang, membentuk bayang - bayang di atas jalan berbatu tempat yang aku pijak kini.Aku berdiri di sini, di atas jalan berbatu beberapa meter di depan gerbang sekolah. Melihat beberapa motor melintas memasuki gerbang sekolah. Beberapa hari yang lalu, tempat ini menjadi tempat untuk saling berucap sampai jumpa dan salam perpisahan dengan orang - orang yang pernah dekat denganku. Di sini tempat pertama kali aku bertemu dengan Kak Wito dan di tempat ini pula lah kami mengakhiri pertemuan kami untuk selama - lamanya.Hari perpisahan memang hari paling menyakitkan sedunia. Satu hari yang amat berharga dari 365 yang ada dalam setahun. Beberapa jam yang mewakili keakraban yang terjalin selama ini dan sekarang mereka sudah benar - benar pergi.Aku berdiri di sini, berusaha mengingat segala hal y

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status