Share

Tabir

Hujan masih berisik jatuh di atas atap rumah, sementara angin tak jemu meniup daun-daun di pekarangan rumah berlantai tiga yang ditempati Adelia. Sepertinya, terus mencoba meruntuhkan ketegaran sang daun yang bergelayut di ranting pohon yang bergoyang ke sana ke mari.

Adelia menyibak tirai yang menutupi jendela kamarnya, hanya untuk melihat genangan air yang membasahi balkon kamar. Ini bukan kali pertama gadis tersebut mengintip keluar kamar. Berbulan-bulan yang lalu hujan juga turun seperti itu. Namun, kali ini intensitasnya cukup rendah. Gadis itu tak pernah membenci hujan. Sebab, jika dia membenci, artinya dia tak menerima ketentuan Tuhan. Apa saja yang terjadi di semesta, tentu sepengetahuan Yang Mahakuasa. Daun jatuh saja, tak akan terjadi jika bukan karena izin-Nya, apalagi hujan dan panas yang memang keharusan.

Begitupun apa yang telah terjadi padanya. Adelia tersenyum sumir saat merasakan pergerakan bayi di dalam rahimnya. Makhluk kecil itu bergerak sangat aktif. Sering dia t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status