Home / Romansa / Cinta Perlahan Sang Pengacara / Bab 79: Essential Oil

Share

Bab 79: Essential Oil

Author: Titi Chu
last update Last Updated: 2025-08-27 11:00:45

"Silakan Abang!"

Alis suaminya terangkat, lalu matanya menyipit memandang Shea curiga.

Apakah suara Shea terlampau ceria? Atau dia mengendus gelagat aneh istrinya?

Yah, setidaknya Jerikho tidak berkomentar ketika Shea membukakan pintu untuknya sebelum perlahan masuk ke apartemen. Dia pun tidak berkomentar ketika Shea membawa lukisan yang besarnya separuh badan Shea dalam bungkusan kertas putih dan diletakkan di kursi penumpang.

"Kamu beli itu untuk pajangan?" tanyanya sederhana meminta Pak Aidan untuk mengangkutnya ke unit mereka.

"Hm, aku dikasih. Bagus banget Bang, nanti Abang lihat ya, tapi mandi dulu."

Dengan telaten sebagai istri idaman, Shea mencoba membuka jas suaminya. Meletakkannya di sofa, lalu membantu melepas simpul dasinya. Jerikho mengernyit ketika Shea lanjut membuka kancing kemejanya. Tapi dia diam saja saat tangan mungil istrinya mulai meraba-raba gasper dan... berhenti.

"Kenapa nggak dilanjutkan?"

<
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rien Geun Suk
suka bgt klo pak jer ngumpat kek kebawa aja gt wkwkkkk
goodnovel comment avatar
Supri Yanti
ngebullllllll....
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 100: Breaking News

    Seseorang—tidak lebih tepatnya segerombolan orang terdengar mendekat dengan langkah-langkah berat. "Polisi, sebaiknya Anda menyerah saja Mister," seru seorang pria berwibawa, lalu beliau berbicara pada microphone. "Kami sudah berhasil mengamankan pelaku."Adimas panik, tapi mereka tidak membiarkannya bergerak, dengan gesit salah satu pria berseragam lengkap menahan kedua tangannya di balik punggung. Adimas sontak meraung."Kalian nggak tahu siapa saya?!"Jawabannya datang ketika kepalanya terasa diinjak dengan sepatu bot tebal. Adimas memekik kesakitan, udara terasa menipis di sekelilingnya."Le-lepass!" jeritnya ketakutan.Dari dunianya yang rendah, Adimas melihat seorang pria dengan wajah yang sudah ia kenal betul melenggang mendekat. Tatapannya datar tanpa simpati lalu berlahan berjongkok di depannya."Saya sudah berusaha untuk bersabar Dim, tapi kamu melangkah terlalu jauh. Dan mulai sekarang, kamu akan menerima apa

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 99: Baseball

    "Cukup Bang, maaf..." Jerikho maju selangkah, menyerat tongkat baseball bersamanya. Matanya tajam. Adimas semakin mundur, kakinya terpeleset karpet dan jatuh terduduk di lantai. Namun Jerikho tidak berhenti. "Bang, tolong..." Rasa takut mulai menghantuinya. "Jangan gini, Bang, aku minta maaf, aku janji nggak akan sentuh Shea lagi." Tubuh Jerikho yang besar kini berdiri di hadapan Adimas, praktis memblok cahaya, hingga menyisakan bayangan gelap. Gigi-gigi Adimas bergemeletuk. "Maaf Abang, maaf..." Mata Jerikho memerah, telinganya seperti sudah tersumpal tanpa menyisakan belas kasihan. Kedua rahangnya mengatup ketat. Suaranya terdengar muak dan mengandung kemarahan. "Untuk kali ini, nggak ada kata maaf atas tindakan kamu, Dim." Perlahan tangan Jerikho yang menggenggam tongkat baseball terangkat. Adimas melotot panik, tepat ketika benda itu berayun kenc

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 98: G-Wagon

    Dunia Shea runtuh. Kenapa dia tidak menyadari ini sebelumnya? Kenapa Shea masih tidak paham? Suaminya sangat ambisius, Jerikho akan melakukan apa saja untuk membuat lawannya mati kutu. Korban AR benar, Jerikho orang yang tanpa belas kasihan. Pram benar, Jerikho adalah yang terburuk dari keluarga Lomana. Selama ini, Shea menutup telinga, tidak ingin mendengar nasihat orang lain mengenai Jerikho. Tapi semua kini terbuka dengan sendirinya. Shea benar-benar hanya korban bagian dari balas dendam Jerikho untuk menghancurkan keluarganya. "Abang nggak ada pembelaan?" Rasanya dia sudah puas meraung, memukul, bahkan menampar suaminya. Tapi Jerikho diam saja, hingga Shea lelah sendiri. Serta akhirnya mengurung diri di kamar. Mereka praktis tidak bicara, dada Shea sakit karena menangis semalaman. Jerikho tidak paham bagaimana ketakutannya Shea ketika pertama kali menemukan kalau dirinya me

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 97: Boat

    Shea ketiduran. Mungkin karena kepalanya terlalu sakit memikirkan kata-kata Adimas, dan menunggu kepulangan suaminya, Shea jatuh tertidur begitu saja. Lalu terbangun dengan suara ketukan di pintu. Jantungnya berdegup kencang. "Shea?" Suara Jerikho. Perlahan Shea beringsut bangkit, menyingkap selimut, merasakan udara dingin menusuk kulit dari gorden jendela. "Kamu sudah tidur?" "Sebentar." Begitu pintu kamar ia buka, Shea terkesiap mendapati suaminya yang basah kuyup. Jasnya sudah ditanggalkan, menyisakan kemeja kusut yang menempel di kulit. Jerikho menyugar rambutnya yang basah lalu perlahan mengulas senyum lebar. "Maaf, aku pulang telat." Pandangan Shea dengan cepat memburam. Dia tidak ingin kelihatan lembek, tapi rekaman Adimas langsung terputar di k

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 96: Money Laundering

    "Sudah kamu perlihatkan?" Adimas menekan tombol lift, benda itu tertutup rapat lalu perlahan bergerak. Dia menyimpan satu tangan di saku celana, tangan lain menggenggam ponsel di telinga sambil memandang pantulan wajahnya sendiri yang datar. "Sudah." "Dia dengar?" "Semuanya." "Bagus." "Sepertinya ini nggak akan berhasil, Shea sangat keras kepala." Suara di seberang sana terdengar mendesah. "Kamu nggak perlu khawatir, Shea pasti bakal mengkonfrontasi suaminya kali ini. Bukannya kamu nggak suka Jerikho bahagia?" "Aku nggak suka mereka menggangu kehidupan aku." "Kalau gitu sekarang gantian, kamu yang mengganggu mereka. Tinggal menunggu waktu sampai mereka bercerai." Jujur Adimas belum merasa puas, tapi setidaknya ini bisa menjadi pukulan yang telak untuk Jerikho. Sambil mengulas senyum miring dia menjawab. "Makasih Livia, you're my best sister ever." *** "Sialan." Jerikho mengumpat ketika untuk yang kesekian kali ponsel Shea tidak aktif. Istrinya sempat menele

  • Cinta Perlahan Sang Pengacara   Bab 95: Kartu AS

    "Kamu macam-macam, aku akan teriak dan bikin keributan." Satu tangannya dilipat ke balik punggung sementara tangan yang lain dicengkeram di handle pintu, tapi bukan berarti Shea tidak bisa bergerak. Shea mencoba melemaskan tubuhnya, lalu menyentak kuat, berhasil menyikut sedikit. Adimas semakin mendesak tubuh Shea ke pintu, perempuan itu merasakan kepalanya seperti terjepit akan patah. "Udah lama banget aku pengin ngelakuin ini sama kamu. Tapi kita nggak pernah ketemu. Kamu suka di sini, Shea? Kamu merasa udah jadi Nyonya Lomana?" Shea mengerang. "Mulut kamu bau." Adimas mendengkus keras, tapi perlahan dia mengurai cekalannya. Jerikho akan pulang dalam beberapa jam ke depan. Ada CCTV di living room, hanya menunggu waktu sampai keberadaannya diketahui. Pria bodoh ini sudah mengambil banyak resiko hanya untuk menakuti Shea. Setelah dirasa mulai mengendur, Shea segera membalikkan tubuh, mengusap k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status