Rasa tak percaya mengahetkanku saat melihat nominal saldo yang terpanmpang di layar mesin ATM.
"Tiga Puluh Juta Rupiah," ucapku saat mengeja jumlah angka yang tertera.
Hanya beberpaa jam saat bertemu di pantai itu. Malamnya, Mina menyuruhku untuk mengirimkan nomor rekening lewat sms, dan mengeceknya jika malam sudah berganti pagi. Karena tidak sabar, pukul 6 pagi langsung kutancapkan gas sepeda motorku untuk menuju ke mesin ATM. Setelah yakin bahwa saldoku bertambah, aku pun langsung menelpon Mina.
"Halo, Neng."
"Iya, Halo. Ada apa, Mang?"
" Banyak banget kirimnya, Neng?"
"Iya, Bang. Anggap aja itu buat persiapan Amang bekerja nanti. Sekalian buat bantu kondisi keuangan Amang sekarang."
"Wah, makasih banyak ya Neng. Saya siap mengabdi buat Neng!"
"Yaudah kalo gitu, nanti kamu langsung ke tempat saya yah. Saya gak jadi jemput."
"Baik, Neng. Siap."
Aku pun langsung pulang ke rumah, untuk bersiap pergi bekerja di har
"Sena, jika kamu ingin pergi, pergilah. Saya gak akan tahan kamu lagi.""Gak bisa. Saya cinta sama kamu."Dalam hatinya, Sena sangat tak ingin melepaskan Vhera. Namun, rasa cemburu membuatnya selalu tak bisa berhenti berbuat kasar.Sebenarnya dia sadar akan kebodohan dirinya, membenci dan memarahi Vhera karena tak bisa menjaga mawarnya. Namun, itu adalah masa lalu yang tak ada hubungan dengan dirinya. Secemburu apa pun dia sekarang, Vhera di masa lalu adalah yang belum mengenal dan bertemu Sena. Jadi bagaimana mungkin dia bisa memarahi keterlambatannya sendiri? Takdir memang merupakan penjara bagi kehendak bebas manusia. Setidaknya, Sena sudah mengetahui itu walau nyatanya dia tak bisa menerima."Jika kamu tidak bisa menerima keadaan saya, untuk apa kita bertahan, Sena? Percuma, kamu tidak merasa bahagia. Untuk apa saya bertahan dengan orang yang tak bisa menerima masa lalu saya.""Saya tidak bisa tenang sebelum bisa membunuhnya!""Kalau beg
"Kemampuan khusus apa? "Untuk melihat siapa jodoh kita?" Mina berkata bahwa dia memiliki kemampuan untuk melihat siapa jodohnya. Padahal, kami sama-sama tahu bahwa dalam agama kami, jodoh adalah rahasia Tuhan. Karena itulah aku tidak mungkin percaya padanya begitubsaja. "Ngaco lo, ah. Gak usah ngadi-ngadi, Mina," ucapku. "Itu memang benar kok. Aku tahu siapa yang akan hadir dalam hidupku." "Coba jelaskan secara terperinci lah." Mina mulai bercerita. Dia berkata bahwa jodoh memanglah rahasia tuhan, tetapi yang dia maksud di sini adalah kemampuan untuk merasakan firasat. Lebih tepatnya sebuah getaran yang akan mulai terasa jika kita sedang berada di dekat jodoh kita. Jafi tetap saja jika calon jodohnya tersebut sedang berada di tempat yang jauh, Mina tidak tahu bahwa orang itu adalah jodohnya. "Jadi, gue bisa merasakan getaran yang sangat kuat saat bertemu dengan lo," ucap Mina. Hari ini, Mina mengajakku ke sebuah Mall untuk makan siang. Kami makan di salah satu restoran di sana.
Kamu masih pura-pura tertidur pulas, saat cahaya matahari menerobos masuk melalui celah jendela kamar. Sisa senyuman terlihat begitu damai, sebagai tanda puasmu yang berhasil memaksanya kembali. Sungguh sebuah kebahagiaan yang malang, kamu tak peduli dengan adanya keterpaksaan."Ya, Tuhan ... sungguh Engkau tahu tiada lagi cintaku untuknya." Kekasihmu menunduk sambil menutup wajah. Dia sangat frustasi setelah bersamamu menikmati madu. "Namun, aku tak ingin membuatmu terluka, Sayang," ucapnya sambil membelai lembut pipimu. Bulir bening seketika muncul menghiasi matanya, terlihat begitu mamantulkan kepedihan hati yang tertahan sejak lama."Hey, bangun ...," ucapnya seraya menepuk-nepuk tubuhmu, "aku pulang dulu ya ....""Hmmh ... jam berapa ini, Sayang?""Sudah jam 9, nih. Aku mau kerja, nanti telat.""Kalau gitu aku buatkan sarapan dulu, ya. Kamu mandilah." Kamu perlahan bangkit, bergegas untuk segera menuju dapur. Saat wajahmu menghadapnya, tersira
"Vhera, tak bisakah kamu menungguku membuktikan cinta itu? Kamu sendiri yang bilang, kalau cinta itu perjuangan. Tunggulah aku satu tahun lagi!"Terdengar jelas rengekan Sena penuh keharuan. Seandainya kalimat itu terucap untukku, tentu menjadi kalimat terindah yang pernah kudengar dalam hidup. Sungguh tragis memang kisah cinta ini. Padahal kurang apanya aku di mata Sena?"Kami gagal, Sena. Kamu harus akui itu. Cinta kita terhalang orang tua yang tak memberi restu. Maafkan aku.""Vhera tunggu ...!Kuputuskan panggilan telpon. Air mata mengalir deras tak tertahankan. Entah berapa ribu kali dadaku sakit bagai dihujam puluhan pedang. Kukira dia hanya belum mencintaiku saja, ternyata sudah dipersembahkannya cinta itu untuk wanita lain. Serasa dunia tanpa matahari, hidupku gelap tanpa kekasih!"Neng, kok nangis lagi? Sudah atuh Neng. Amang jadi mau ikut nangis setiap lihat Eneng nangis. Lagi-lagi karena Sena. Coba deh Eneng cari pengganti
Setelah mengambil beberapa helai baju dan mengunci pintu, Sena dan mereka langsung pergi menuju hotel. Selama perjalanan, Sena masih belum bisa bercanda dengan mereka. Pikirannya masih tertuju pada Vhera, yang beberapa jam tadi pamit padanya untuk menikah dengan orang lain."Sudahlah, A. Jangan dipikirin terus. Mending nikah sama aku aja, setahun lagi aku lulus kuliah kan?" ucap Mina mencoba membuyarkan lamunan Sena."Iya, tuh Sena. Mending nikah sama Mina aja. Orangtuanya baik kok, dan ga pernah memaksakan keinginan anaknya. Mina bebas mau nikah sama siapa aja asal bahagia. Kalau saya jadi Mas Sena, saya udah gak akan cari cewek lain. Kurang apa coba? Sudah cantik, tajir, cinta mati lagi sama kita." Amang khotbah berapi-api."Ah, Amang bisa aja. Mungkin bagi Sena aku kurang cantik Mang, dia mandang cewek dsri cantiknya aja kali," ucap Mina mencoba memancing emosi Sena."Enggaklah, Mina. Kamu cantik kok. Vhera juga cantik dan baik. Hanya saj
"Mina, kamu cantik sekali ...." Sena pun lantas mencium bibir mungil Mina tanpa ampun, sampai Mina sesak napas."Ish A'a, udah tahu Mina cantik kenapa kayak baru sadar!" ucap Mina yang heran melihat tingkah Sena, "ayuk kita keluar, si Amang sudah nunggu."Mereka pun keluar kamar menuju tempat parkir. Tak butuh waktu 5 menit, mereka sudah sampai. Amang tidak sadar dengan kedatangan mereka, karena sedang sibuk main Game.Melihat Amang yang sangat serius main Game, Mina pun mendekati Amang dengan berjalan perlahan, dengan niat mengagetkan Amang,"Woy!" bentak Mina sambil menepuk pundak Amang dengan kedua tangan dari belakang. Seketika Amang loncat karena kaget. Ponselnya jatuh."Yaahh ... Neng, layarnya retak nih ...!""Hahahah ... maaf ya Mang. Abis serius banget main gamenya. Udah gausah pusing. Nanti Neng ganti yang baru.""Wokeh, Neng. S
"Neng, kita udah sampai nih," ucapku pada mereka di belakang. "Mina tidur, Mang. Hahah," balas Sena. "Lah ... padahal cuma 20 menit juga sampai, udah tidur aja dia." Aku pun keluar dari mobil lalu membukakan pintu mereka, "Bangun, Neng ...." Mina pun bangun, lalu keluar dari mobil bersama Sena. Kasihan, sepertinya Mina sangat lelah hari ini. Terkadang aku prihatin pada kondisi Mina yang selalu ambruk hanya karena mengejar lelaki seperti Sena. Walau sudah ditolak dan disakiti, cinta Mina tak berubah walau hanya sesaat. "Saya langsung ke kamar ya Mas, Neng ... cepat istirhat ya ... kalau perlu apa-apa telpon aja ...." "Iya, Mang. Kita istirahat lah malam ini," jawab Sena. Mina pun menjawab sambil melambaikan tangannya, "Sampai jumpa besok ya, Mang ...." Selama 4 tahun menjadi supir pribadinya, aku menjadi sangat mengenal seperti apa kepribadiannya. Dia adalah wanita pecinta sejati, yang tak akan pernah menjalin hubungan sebelum dia yakin
"Iya, sih Mas. Kalau boleh saya bilang, sebenarnya Mas itu orang kedua yang mengetahui kriteria yang diinginkan Mina. Sayalah orang pertama yang sering diajaknya membahas tentang cinta, dan darinyalah saya banyak belajar. Jika bukan karena kutipannya, saya pasti sudah lama menjadi pria yang masuk dalam barisan sakit hati, heheheh .... Menurutnya, cinta sejati adalah yang mampu membangkitkan jiwa, tidak pernah menyerah, dan siap berjuang dengan mengorbankan apa pun." Aku menanggapi cerita Sena dengan sok bijak. Aku pun melanjutkan, "asalkan Mas tahu, saya adalah orang yang seperti telah mendapat pencerahan dari seorang Mina. Bayangkan saja Mas, pria mana sih yang tidak cemburu dan iri hati melihat Mas dicintai oleh Mina? Seorang wanita muda tajir melintir, yang dibebaskan dalam mencari calon suaminya nanti, mengejar-ngejar seorang pedagang Martabak, dan tak menyerah meski sudah sering ditolak. Namun karena saya sudah lulus kuliah percintaan yang didirikan Mina di mobilnya, ha