Share

BAB 1 TENGGELAM...

Kota Nashville, Tahun 2022 – Pertemuan Pertama

“Alena, bawakan proposal yang sudah ditandatangani Tuan Sean padaku! Sekarang juga!” perintah Tuan Edward Trevor, manajer Alena Lindsey di Kingscom Media atau KCM Group tempat Alena baru bekerja.

Kingscom Media atau lebih dikenal sebagai KCM Group adalah perusahaan media terbesar di Sylvester yang unggul di bidang jaringan dan stasiun televisi bernama K-TV. Perusahaan ini didirikan 35 tahun lalu oleh Arthur Jean Logan dan kini akan diteruskan oleh anak satu-satunya yang baru diangkat kemarin menjadi CEO KCM Group, Sean Alvarez Logan.

Baru seminggu ini Alena tinggal di Kota Nashville, Ibukota Sylvester yang merupakan negara bagian Bexley State.

Sebelumnya, wanita berusia 26 tahun ini tinggal di New Sidney yang juga merupakan negara bagian Bexley State. Namun, setelah ia mendapat panggilan wawancara hingga diterima bekerja di KCM Group sebagai Sekretaris Departemen Pemasaran, Alena memutuskan untuk pindah ke Kota Nashville Sylvester tempat perusahaan itu berada.

Kini, di hari pertama Alena bekerja di sana, ia sudah disibukkan dengan tugas-tugas yang membuatnya tidak bisa beristirahat, bahkan satu menitpun. Semua itu karena manajernya cukup workaholic sekaligus perfeksionis yang membuat siapapun tidak bisa lolos dari pekerjaan selama 8 jam waktu kerja mereka.

“Baik Tuan!” balas Alena akhirnya untuk perintah sang manajer Tuan Edward tadi.

Dengan cepat, Alena bergegas pergi ke lantai 10 tempat kantor CEO KCM Group berada.

Alena yang juga masih baru di kantor ini, belum terlalu tahu informasi mengenai CEO-nya, kecuali nama dan foto yang dikirim oleh salah satu rekan kantornya. Jadi, saat ternyata Tuan Sean tidak berada di kantor dan ia tidak bisa mengambil proposal yang diminta manajernya tanpa seizin Tuan Sean, Alena mulai gelagapan.

“Tapi saya tidak bisa memasuki kantor Tuan Sean tanpa seizin beliau, Tuan Edward..” ucap Alena, setelah ia berlari kembali ke ruangan Tuan Edward dan menjelaskan apa yang terjadi.

“Saya tidak mau tahu! Proposal itu harus ada di tangan saya hari ini! Kalau tidak, semua rencana untuk program baru kita akan kacau, kau mengerti?!” teriak Tuan Edward, tanpa belas kasih, padahal Alena masih terengah-engah setelah bolak-balik selama kurang lebih 15 menit dari lantai 10 ke lantai 3.

Alhasil, Alena terpaksa harus mencari keberadaan Tuan Sean ke segala penjuru, karena sekretarisnya juga tidak bisa menghubungi sang CEO baru itu.

“Kemana lagi aku harus mencarinya..” Alena sudah kehabisan napas untuk ke sekian kali, di tengah terik matahari di depan sebuah kafe, tempat seorang karyawan mengatakan bahwa Tuan Sean sempat terlihat di sana, tapi ternyata salah.

Saat Alena masih berusaha mendapatkan napasnya lagi, sebuah pesan masuk ke ponsel Alena dari rekan kerja yang selalu membantunya sejak ia mulai bekerja di KCM Group.

‘Tuan Sean terlihat di studio Kingscom Pictures, tempat tunangannya! Coba kau cari di sana, Alena!’ isi pesan yang langsung membuat Alena melesat sejauh 15 kilometer dari tempatnya berada, menggunakan taksi yang menghabiskan jatah uangnya untuk 3 hari ke depan.

Namun, sepertinya Alena tidak ditakdirkan untuk menjalani hidup yang mudah. Karena sesampainya di sana, ia sudah melihat punggung Tuan Sean yang berbalut jas hitam, memasuki mobilnya dan melaju entah kemana.

“Tolong ikuti mobil itu, pak!” pinta Alena pada sopir taksi yang baru membawanya menepi.

Sopir taksi tersebut segera menuruti, tapi Alena langsung menyesali keputusannya.

Karena semua uang tabungannya terancam habis untuk ongkos taksi itu!

‘Sial!’ Alena mengutuk dalam hati, melihat argometer taksi yang menunjukkan angka hampir mencapai 60 dolar atau setara dengan biaya hidupnya selama seminggu ini.

Bagaimana tidak, Alena sudah menempuh perjalanan sejauh 35 kilometer atau lebih dari 2 jam, hanya untuk bertemu dengan CEO-nya itu.

Namun, bahkan saat akhirnya mobil sang CEO menepi 10 meter di depannya, ia tetap tidak bisa menemukan keberadaan si pemilik mobil.

“Kemana lagi sih..” gerutu Alena yang sudah kelelahan, baik secara fisik maupun mental.

‘Kenapa aku begitu sial hari ini?!’ teriak Alena dalam hati sambil menjambak rambutnya sendiri, kesal.

Saat kedua mata Alena masih terus mencari keberadaan orang yang membuat seluruh jiwa dan raganya hampir remuk di hari pertamanya bekerja, tiba-tiba mata Alena terhenti pada sebuah laut yang terhampar luas di hadapannya.

Deg.

Jantung Alena seketika berdebar lebih keras, mengirim rasa sakit hingga ke kepalanya, tanpa ia tahu mengapa.

“Ah..” Kaki Alena ambruk dengan rintihan yang tanpa sadar keluar dari mulutnya.

Kenapa seluruh tubuhnya terasa begitu sakit, saat ia melihat laut di depannya ini?

Alena berusaha mendapatkan kesadarannya, tapi air mata mulai mengaliri wajahnya yang merah, lagi-lagi tanpa ia tahu alasannya.

“Apa yang terjadi..” lirih Alena, masih tidak mengerti. Namun, saat matanya kembali menerawang untuk mencari tahu apa yang terjadi padanya, ia menangkap sesosok pria yang baru menjatuhkan dirinya ke dalam laut, tepat 10 meter di depannya.

Mata Alena langsung terbelalak dan dalam sekejap ia sudah berlari menuju tempat pria itu jatuh.

Sesampainya di sana, bebatuan di tempatnya baru berpijak langsung berhamburan ke air laut, tiga meter di bawah kakinya.

Alena pun mengambil napas, lalu tanpa sadar tubuhnya sudah berada di dalam laut yang dalam, menyelam seperti putri duyung yang berusaha menangkap pangerannya yang tenggelam. Meskipun begitu, ia sebenarnya tidak tahu siapa pangeran yang hendak ia selamatkan atau apa alasannya melakukan hal gila itu.

“Tuan!” teriak Alena, begitu ia berhasil menyeret seorang pria ke daratan, setelah ia menyelamatkannya yang sempat tenggelam ke laut dingin tadi.

Alena langsung melakukan pertolongan pertama dengan memompa jantung pria yang terkapar di depannya. Tapi, pria berkemeja putih itu tetap bergeming.

Di sisi lain, Alena juga sudah kehabisan tenaga. Apalagi karena sebelum ini ia sudah terlalu lelah akibat pekerjaannya, ditambah ia harus menyelam sejauh kurang lebih 15 meter ke dalam laut untuk menyelamatkan pria di depannya ini.

“Tidak..” Tapi Alena tidak menyerah, ia harus berusaha sampai akhir selama ia bisa. Jadi, ia memutuskan melakukan usaha terakhirnya untuk membuat pria itu bangun.

Alena pun memberi napas buatan dengan mulutnya.

“Tuan..” lirih Alena, masih mencoba membangunkan pria yang tidak ia kenal, di tengah napas buatan yang ia berikan.

Setelah lebih dari tiga kali Alena memberi napas buatan pada pria asing itu, akhirnya ia pun terbangun. Namun, baru sesaat Alena merasa lega melihat pria yang ditolongnya selamat, tubuhnya sudah ditarik ke dalam pelukan pria itu bersama lirihan yang membuatnya membeku.

“Luna..”

APA?!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status