Share

3. Alasan Bercerai

Kanaya menatap kartu yang diberikan oleh Athalla untuknya. Juga kartu yang sebelahnya lagi dengan kata sandi yang juga sudah diberikan. Athalla sudah berangkat bekerja. Sementara itu Kanaya ada janji dengan teman-temannya. Beberapa hari ada di rumah orangtuanya justru membuat dia semakin gila saja.

Bukannya menjadi waras setelah menikah. Tapi Kanaya malah merasa gila dengan Athalla, suaminya memiliki kekayaan berlimpah. Tapi tidak pernah terlihat seperti orang yang mewah. Namun apa pun yang dipakai oleh Athalla jelas semua sudah tinggi sekali harganya. Namun Kanaya masih enggan untuk buka hati kepada suaminya sendiri.

Membuka pesan yang ada di grupnya, Kanaya memang sudah ketahuan menikah oleh beberapa temannya. Jadi tidak salah untuk kumpul-kumpul. Suaminya juga memberikan izin.

Keluar dari kamar usai berdandan dan siap untuk jalan-jalan. Dia bertemu dengan Arum di luar. "Mau ke mana kamu?"

"Mau jalan sama teman, Ma. Biasalah anak muda."

"Anak muda apanya? Kamu sudah bersuami, ya."

Tapi Athalla sendiri tidak melarangnya ke mana-mana. "Kamu jangan main keluyuran seperti itu. Ingat mertua kamu bukan orang sembarangan, Aya. Kamu jangan kayak gitu. Mama nggak mau kamu jadi bikin nama mertua hancur."

"Siapa yang jodohin?"

"Aya, tolong banget. Kasihan Papa kamu."

"Papa yang jual anaknya demi nikah sama pria kaya, Ma. Jangan hiraukan Papa."

Siapa yang menjual? Mereka tidak pernah menjual Kanaya kepada Athalla. Tapi niat Athalla memang ingin menikah. Sementara itu Arum sendiri juga tidak mau beberkan rahasia alasan Athalla menikah dengan Kanaya.

Jadi harus disimpan dengan rapat juga bagaimana pria itu sudah sangat serius kepada Kanaya sejak lama. Akan tetapi statusnya yang menduda itu bukan menjadi alasan untuk menolak juga. Mereka sekeluarga bisa membicarakan itu kepada Kanaya.

Tapi Arum lihat anaknya benci sekali dengan Athalla. "Aya, sudah minta izin sama suami?"

"Mama, aku udah izin sama dia." Dia kemudian mengeluarkan dua kartu berbeda dan menunjukkan kepada Arum. "Ini bukti dia kasih izin ke aku, Ma. Katanya silakan jalan-jalan. Nggak ada larangan apa pun."

Arum akhirnya mengiyakan putrinya untuk pergi dengan teman-temannya. Meskipun pada awalnya melarang. Tapi akhirnya memberikan izin itu juga kepada Kanaya.

"Boleh pergi kan, Ma?"

Kanaya dipersilakan oleh Arum.

Ya Tuhan, andai saja Kanaya pergi waktu itu dari pernikahan. Tidak mungkin dia sah menjadi istrinya Athalla. Tapi telah pemikiran itu sementara dia sudah menjadi istri dari Athalla.

Sesampainya di tempat tongkrongan. Baru saja dia duduk kemudian mengaduk minuman yang dipesankan oleh teman-temannya. "Pengantin baru, kesiangan paling."

"Buset, nggak gitu juga. Tapi nunggu dia berangkat kerja. Kami tinggal di rumah orangtua gue."

"Terus, udah nggak perawan lo?"

"Masih lah. Yakali gue mau begituan sama dia."

Teman-temannya malah tertawa. "Tolol, suami ganteng, kaya malah disia-siakan. Saka belum tentu juga bikin lo bahagia. Kadang yang cewek tuh nyari suami yang kayak Athalla, malah lo yang sia-siakan."

"Tapi gue nggak cinta."

"Ya nurut aja. Dia minta dilayani lo layani."

"Gila kali, ya. Tidur sama dia nggak ada perasaan apa-apa."

"Bukan nggak ada perasaan, tapi lo yang nolak dia dari awal. Intinya lo adalah istrinya. Jangan main tolak gitu aja," saran dari Nadir yang memberi peringatan kepada Kanaya agar tidak menolak perintah Athalla. Memang nasib Nadir juga dijodohkan oleh orangtuanya. Tapi dia sudah punya anak.

Memikirkan soal itu Kanaya juga sebenarnya enggan. "Tugas cowok itu mengejar dan memperjuangkan, tugas cewek ya bertahan dan sama-sama berusaha bertahan. Kalau lo sama dia nggak coba ya gimana bisa. Emang lo pikir gue nikah sat set sat set doang terus bocah gue jadi? Campur tangan mertua jangan lupa. Parahnya gue dijebak pakai obat perangsang pula, mereka nggak peduli gue sama laki gue tuh kenapa-kenapa nantinya. Emang bener sih udah begituan, besoknya kok nagih."

Kanaya memutar bola matanya. "Lo aja yang nafsu."

"Nanti aja lo rasain rasanya itu kayak gimana. Enak, Ay. Apalagi sama suami, layani suami juga dapat kebaikan. Istri nurut sama suami ya pasti rumah tangganya juga akan baik-baik saja. Lo harus tetap jadi istri yang baik sih, Ay. Mana tau nanti Athalla juga bisa jadi suami yang lo idam-idamkan selama ini."

Kanaya menggeleng cepat. "Saka itu yang terbaik."

"Kalau terbaik nggak mungkin nyuruh nunggu, Ay. Sekarang kita realistis aja, ya. Nikah itu perlu. Apalagi kalau orangtua kita udah nyuruh, ya udah pasti juga kalau cowoknya berusaha lo bahagia."

Kanaya tidak bisa peduli dengan yang dikatakan oleh temannya. Sambil menghubungi Saka agar pria itu datang kemari. Memang pernikahan ini siapa yang mau? Kanaya tidak sama sekali mau dengan pernikahannya yang dilakukan secara paksa. Mencintai secara paksa, apalagi berhubungan badan secara paksa. Itu tidak ada di dalam catatan dalam hidupnya Kanaya.

Mereka sedang asyik bercanda dan makan sepuasnya dengan kartu miliknya Athalla. Mereka sedang tertawa bersama dan tiba-tiba Kanaya diberikan bill oleh pelayan. "Silakan Nona, ini untuk makanannya."

Tapi dia dengan santai mengeluarkan kartu milik Athalla. Saat pembayaran berhasil. Ternyata memang benar ternyata Athalla tidak bohong jika kedua kartu itu akan berguna bagi Kanaya.

Kanaya memang sudah benar-benar kelewatan dalam membayarkan makanan yang dipesan dengan total belasan juta rupiah. Restoran mahal dengan maksud untuk membuat Athalla itu jera kepadanya. Tapi saat dia sedang tertawa dengan teman-temannya lantaran Saka menolak datang ke sana karena tidak ada laki-laki.

Kanaya dihampiri oleh beberapa pria dengan jas hitamnya lalu berkata. "Permisi Nona Muda. Mertua Anda ada di sana!"

Kanaya tersedak dengar kalau mertuanya ada di restoran ini. Kanaya berbalik lalu melihat mertuanya memang ada di sana sedang makan bersama dengan keluarga. "Anda diminta untuk ke sana."

Mengapa semua terjadi secara mendadak seperti ini? Sedangkan Kanaya masih belum siap. Tapi sudah dihadapkan dengan keluarga besarnya Athalla. Meski dia sudah pernah bertemu di acara pernikahan. Tapi berbeda sekali dengan sekarang.

"Sana lo ke mertua dulu!"

Bersyukurnya Saka tadi menolak datang, bisa-bisa Kanaya kena masalah besar bersama dengan keluarganya. Dia pamit kepada teman-temannya dan menghampiri mertuanya. Lalu berkata. "Siang, Ma, Pa."

"Duduk dulu, Kanaya! Kamu lagi ada acara sama teman-teman?"

Kanaya mengangguk dengar pertanyaan dari papa mertuanya. "Tadi sudah izin sama Mas Athalla, Pa." walaupun gugup sebenarnya tapi Kanaya harus bisa berbaik hati di depan mertua untuk menyebutkan kata Mas untuk Athalla.

"Nggak apa-apa, kan hak kamu. Tapi jangan lama-lama di rumah orangtua, ya. Kasihan Athalla pasti canggung, kalian punya rumah sendiri kok. Dia sudah siapin semuanya. Ingat jangan tunda punya anak, kamu sama dia sudah pantas jadi orangtua kok."

Membahas perihal anak memang belum sepenuhnya bisa ditolak ataupun disetujui oleh Kanaya. "Nanti aku omongin sama Mas Athalla, Pa."

"Ya, kalau bisa bulan madu juga, ya."

"Dia lagi sibuk, Pa. tadi juga bilang kalau dia bakalan pulang malam."

"Dasar ya si Athalla, dari dulu kalau sibuk ya tinggal ngomong. Dulu istrinya juga ninggalin dia karena dia sibuk terus. Nggak ada waktu buat istrinya. Akhirnya dia diselingkuhi."

Kanaya diam saat dengar ibu mertuanya berkata kalau Athalla itu pernah diselingkuhi.

"Ma, tentang dia diselingkuhi. Mama nggak bercanda."

"Hmm, dia nggak cerita sama kamu?"

Kanaya tidak pernah mendengar alasan Athalla bercerai. "Nggak, Ma."

"Ya udahlah, tunggu dia ngomong sama kamu. maaf Mama nggak bisa lanjutkan. Mama pikir dia ngomong sama kamu."

Bagaimana mau bicara, sementara Kanaya yang selalu menolak ajakan apa pun itu. Sampai dia dengar dari mertuanya sendiri kalau ternyata Athalla diselingkuhi mantan istrinya. "Nggak apa-apa Ma ngomong sama aku. Itu beneran dia diselingkuhi?"

"Ya, dulu banget. Dia kan nikah masih muda banget, Kanaya. Terus dia berusaha, niatnya sukses. Malah istrinya main-main. Tapi ya udahlah, dia juga nggak peduli lagi."

"Mohon maaf sebelumnya, Ma. Apa dia punya anak?" Kanaya bertanya dengan sangat hati-hati sekali kepada mertuanya. Benar saja kalau dia tidak tahu harus berkata apa kepada orangtuanya Athalla. Tapi memang harus ditanyakan alasan itu.

"Belum, dia waktu itu masih kuliah kayaknya ya, Pa. Terus sambil kerja. Athalla itu keras kepala, saking cintanya malah minta nikah muda. Rumah kredit, bayangkan orangtua nyuruh dia hidup enak nggak mau. Katanya istrinya adalah tanggung jawabnya."

Kanaya mengangguk dengan perlahan kalau dia ingat suaminya meminta jatah waktu itu tapi ditolak oleh Kanaya.

Mati rasa sekaligus canggung pasti dirasakan oleh Kanaya setelah tahu kejadian sebenarnya. "Ma, Pa. Anggap aja aku nggak tahu ya, Ma. Soalnya aku mau dengar alasan dari dia langsung."

Sialnya Kanaya langsung diam ingat kelakuan buruknya terhadap suami. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status