Kirana terus merasakan kesakitan yang amat dalam. Perutnya seakan ada yang mendorong kuat ada sesuatu yang ingi keluar dari sana.
"Suster, tolong istri saya kenapa kesakitan seperti ini?" tanya Sabian panik.
"Tenang pak, wanita yang akan melahirkan memang tampak kesakitan seperti ini," jawab Suster.
Suster memeriksa sudah pembukaan berapa Kirana. Suster itu memandu Sabian untuk mengelus punggung Kirana supaya merasa lebih baik. Tidak apa-apa jika Kirana nanti mencakar, atau menjambak rambut Sabian itu tanda kontraksinya semakin intens dan bayi akan segera lahir.
"Bapak ayo pandu istrinya menarik nafas, baca doa supaya lahorannya lancar," ucap suster yang menangani lahiran Kirana.
"Ayo sayang, aku yakin kamu kuat," Sabian memberikan dukungan untuk Kirana.
Lima belas menit kemudian dokter kandungan datang ke ruangan persalinan. Pembukaan Kirana sudah lengkap, ia berteriak semakin kencang karena mempertaruhkan nyawa melahirkan anaknya.
"
Seorang pria tampan bermata hitam legam, tubuhnya sangat kekar berjalan menyusuri ramainya orang di sebuah bar yang biasa ia kunjungi bersama teman-temannya. Seorang gadis menabraknya tanpa sengaja dan ia sedang mabuk."Pria tampan temani aku malam ini, aku akan membayarmu berapapun kau mau, aku ini banyak uang," ucap perempuan cantik itu."Psst, berani sekali wanita ini mengira pria sedingin es batu sepertimu ini seorang gigolo," ucap Stevan teman dari pria tampan itu.Bima Alexander pria yang tumbuh sedingin es batu itu, masih memandangi perempuan cantik yang terus bergelayut manja padanya. Ia tersenyum akan mempermainkan wanita itu seperti apa karena berani menganggap dia seorang gigolo di depan teman-temannya."Buka ruang VIP, aku ingin memberikan pelajaran kepada wanita ini," ucap Bima dengan seringai yang menakutkan."Baik tuan akan kami buka ruang VIP untuk anda," jawab seorang pelayan yang biasa melayani Bima dan teman-temannya ketika datan
Bima mkeluar dari kamar vip yang disewanya semalam, ia meminta seorang anak buahnya untuk menyelidiki siapa gadis yang tidur bersamanya semalam. Sungguh gadis yang menarik Bima sepertinya jatuh hati padanya."Yoo, Bima bagaimana kau mengatasi gadis cantik yang menganggapmu gigolo semalam?" tanya Stevan."Aku sangat senang karena aku adalah pria pertama untuknya," jawab Bima yang masih terus berjalan menuju mobilnya.Bima hari ini harus pulang dahulu kalau tidak pasti pria tua yang ada dirumah akan mengomel karena dia tidak pulang semalam. Bima mengurungkan niat untuk pulang ke rumah karena pasti akan terkena amukan dari ayahnya. lebih baik segera ke perusahaan dan mengerjakan semua pekerjaan yang belum tuntas lalu pulang setelahnya."Bima, dasar anak nakal kemana saja kau semalam kenapa tidak pulang, apa kau tidak mendengar kata-kata ayahmu ini?" tanya Sabian sambil memasang wajah penuh amarah."A-aku menginap di rumah stevan," jawab Bima karena ta
Bima berdiri dari kursi dan mendekatkan diri pada Clarisa ia menggoda Clarisa dengan mencium bibirnya sampai puas."Dasar orang mesum, aku akan melaporkan masalah ini pada pimpinan perusahaan!" Clarisa mendorong kuat tubuh Bima."Apa kau berani gadis kecil, tidak ada yang bisa menolongmu, lebih baik kau menuruti permintaanku ini," ucap Bima penuh ancaman.Clarisa bersiap dengan pukulan ke arah wajah Bima namun berhasil di halau oleh Bima. Kesempatan seperti ini tak di lewatkan oleb Bima ia menarik tangan Clarisa sampi menyentuh tubuhnya dan memeluk tubuh ramping gadis itu."Kau tahu ini adalah sebuah trik murahan dari lelaki mesum yang biasa aku dapatkan, lepaskan aku!" seru Clarisa."Nona aku bukan lelaki mesum, aku berbeda dengan mereka," ucap Bima.Clarisa menendang kuat terkena barang berharga milik Bima dan ia kesakitan. Gadia itu tersenyum dan meledek Bima tanpa pikir panjang ia segera keluar dari ruangan Bima dan ingin meninggal
Mike duduk di kursi depan meja kerja Bima, dia tidak berceramah tapi hanya memberikan sebuah kalimat yang entah bida masuk ke hati nurani Bima atau tidak."Ayahmu juga pernah muda, jadi ap ayang kau pikirkan saat mungkin sudah bisa di tebak olehnya, kau baru berumur dua puluh dua tahun, emm bekerjalah dengan baik soal wanita itu akan mengikutimu saat kau sukses nanti," ucap Mike."Aku lupa kalau ayahku itu seorang mafia," keluh Bima.Mike meninggalkan ruangan Bima dengan senyuman. saat ini pikiran Bima hanya fokus untuk membalas dendam ke gadis itu, karenanya Bima mendapatkan omelan dari ayahnya. sepulang kerja nanti Bima berencana mencarinya ia sudah meminta seseorang untuk mengawasi kemana perempuan itu pergi hari ini."Bima, setelah kau selesai kerja lekas pulanglah, mama akan khawatir jika kau tidak pulang lagi!" seru Sabian."Apa ayah juga akan mengadu pada mama soal kejadian hari ini?" tanya Bima.Sabian mengernyitkan dahinya lalu ters
Bima sudah tak enak hati karena pasti akan mendapatkan ceramah dari orang tuanya. Belinda meledek Bima karena sudah tahu pasti sang kakak sedang melakukan kesalahan."Ayah, mama apa yang ingin kalian diskusikan dengan Bima?" tanya Bima belagak polos."Duduklah dulu, ini adalah hal yang serius," jawab Kirana dengan nada yang serius pula.Kirana memulai percakapan dengan putra sulungnya. Ia mulai mengintrogasi Bima sejak kapan melakukan hal yang tidak terpuji dan juga sudah berapa wanita yang ia tiduri selama ini. Bima terus berkelit untuk apa orang tuanya menanyakan hal yang sungguh privasi ini."Aku tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya wanita yang aku jajah pertama kali adalah Clarisa cewek sialan itu karena dia mabuk dan menganggapku gigolo aku hanya ingin memberinya pelajaran dan siapa sangka di masih suci," jawab Bima dengan nada marah."Lalu apa yang kau lakukan ketika berada di bar, jawab jujur karena orang ayahmu akan lebih jelas menemuk
Ayah Clarisa kaget melihat wajah Bima lebih dekat, dia adalah putra dari Sabian Alexander pemilik perusahaan Alex Farm Corp juga hotel mewah bintang lima milik Ibunya Kirana Wijaya. tuan Manggala menyambut Bima dengan hangat."Tuan muda Bima sungguh suatu kehormatan bagiku karena kau berkunjung ke rumahku, silahkan duduk," ucap tuan Manggala."Tidak perlu, aku hanya ingin mengantar kekasihku pulang dan memastikan tidak ada yang menyakiti kekasihku lagi." Bima merangkul Clarisa dan memberikan tatapan tajam ke apda Melinda.Tuan Manggala tersenyum dia akan mendapatkan pendukung yang kuat di belakangnya. Clarisa memang pintar mencari kekasih. Ayah Clarisa mengungkapkan Clarisa dan Melinda adalah kakak beradik sudah biasa jika ada kesalahpahaman diantara mereka."Tuan muda Bima kami adalah keluarga tidak akan ada yang berani menyakiti Clarisa jika aku masih hidup," ucap tuan Manggala."Aku mendengar istrimu membentak kekasihku, minta maaflah sekarang!"
Nyonya manggala selalu bermuka dua. Padahal ketika sang ayah tidak ada mereka selalu memperlakukan Clarisa dengan buruk. "Mungkin Clarisa sedang tidak mood saja, namanya anak muda jangan dimasukkan ke hati omongannya," jawab tuan Manggala. "Benar, cucuku dalam masa muda yang masih berapi-api jiwanya, kau jangan masukkan hati apa yang dia ucapkan," ucap nenek Clarisa. Saat ini keadaan telah berbalik. Karena Clarisa memiliki Bima di belakangnya. Antoni memang kaya tapi Bima jauh lebih segalanya dari Antoni. "Sudah malam kalian semua istirahatlah," ucap tuan Manggala. "Antoni kau juga pulanglah, bagaimanapun kau dan Melinda belum resmi menikah," kata nenek Clarisa. Antoni pulang dan keluarga Manggala istirahat. Mereka semua menaruh harap pada Clarisa agar masuk ke keluarga Alexander dengan begitu derajat mereka akan naik. "Aku akan meminta mahar yang besar jika Clarisa dilamar oleh anak dari keluarga Alexander," ucap tuan Manggala
Bima melirik ke arah ayahnya, ia sangat tidak suka diberikan pertanyaan sarkas seperti itu, tentu saja hari-harinya terasa berat bekerja dengan Hanna yang sudah senior dengan segala urusan pemilik perusahaan."Ayah jangan membuatku kesal!" seru Bima sambil melengos."Kau harus banyak banyak belajar dari bibi Hanna, hari ini ayah senang sekali bekerja di temani wanita muda yang cantik," ledek Sabian.Sabian meninggalkan Bima yang masih keadaan marah kepadanya, Bima harus mampu melewati hari-hari yang berat karena kedepannya banyak bahaya yang mengintainya karena menjadi seorang pemimpin perusahan. Tidaklah mudah menjadi pemimpin perusahaan yang banyak tanggungan dan beban di pundaknya."Kurang ajar sekali orang tua itu, jika berani merayu wanitaku akan aku pukul kepalanya," gumam Bima dengan kesal."Bima, ayo makan siang bersamaku," Stevan menghampiri Bima di kantornya.Daripada Bima terus-terusan kesal lebih baik dia menerima tawaran S