Bima melirik ke arah ayahnya, ia sangat tidak suka diberikan pertanyaan sarkas seperti itu, tentu saja hari-harinya terasa berat bekerja dengan Hanna yang sudah senior dengan segala urusan pemilik perusahaan.
"Ayah jangan membuatku kesal!" seru Bima sambil melengos.
"Kau harus banyak banyak belajar dari bibi Hanna, hari ini ayah senang sekali bekerja di temani wanita muda yang cantik," ledek Sabian.
Sabian meninggalkan Bima yang masih keadaan marah kepadanya, Bima harus mampu melewati hari-hari yang berat karena kedepannya banyak bahaya yang mengintainya karena menjadi seorang pemimpin perusahan. Tidaklah mudah menjadi pemimpin perusahaan yang banyak tanggungan dan beban di pundaknya.
"Kurang ajar sekali orang tua itu, jika berani merayu wanitaku akan aku pukul kepalanya," gumam Bima dengan kesal.
"Bima, ayo makan siang bersamaku," Stevan menghampiri Bima di kantornya.
Daripada Bima terus-terusan kesal lebih baik dia menerima tawaran S
Bima mendapat telepn dari Belinda yang ada di sebuah minimarket yang menyediakan tempat duduk untuk nongkrong. Belinda meminta untuk di jemput karena ia hampir saja kecelakaan di tabrak mobil. "Kakak tolong jemput aku aku hampir saja di tabrak mobil dan keadaanku sekarang sedang syok!" seru Belinda. "Dimana kau sekarang Belinda, kakak akan segera menjemputmu!" tegas Bima. Beinda mengirim lokasi terkini dirinya, Bima langsung mengambil kunci mobilnya dan menuju lokasi dimana Belinda berada, Bima sayang menyayangi adiknya sehingga mendapat kabar ahmpir kecelakaan ia langsung mendatangi lokasi kejadian. "Bos, tuan muda segera pergi dari ruangan dengan wajah khawatir selesai mendapatkan telepkn, sepertinya darurat?" tanya Hanna yang terburu-buru masuk ruangan presdir. "Biarkan Mike yang meminta anak buahnya untuk mengikuti kemana perginya Bima," ucap Sabian. Mike meminta anak buahnya untuk mencari tahu dimana Bima pergi dan segera melapork
Mike sedikit berpikir Biasanya Bima yang masih selalu ingin terus bermain dan mengerjakan pekerjaannya setengah hati. Tiba-tiba betah di kantor tentu saja itu ada penyebabnya."Seharusnya tidak usah bertanya kau sudah tahu jawabannya Hanna," jawab Mike."Seorang gadis membuatnya lebih rajin bekerja," ucap Hanna seraya pergi meninggalkan ruangan presdir.Sabian menangkap pembicaraan Mike dan Hanna, mereka benar Bima sedang jatuh cinta dan membuatnya rajin bekerja. Dia juga bersungguh-sungguh belajar dan mengerjakan pekerjaannya tepat waktu.Sabian melirik gadis yang bekerja di ruangannya itu. Seorang yang menjalani cinta satu malam dengan puutra nakalnya, cukup rajin, tekun, serta sopan selama ini. Tapi Sabian harus masih mengujinya beberapa waktu lagi seperti apa sebenarnya Clarisa ini."Tuan pekerjaan saya sudah selesai, bolehkah saya pamit pulang lebih awal karena hari jumat saya sudah memesan tiket kereta ke desa dan akan kembali ke kota h
Bima menjelaskan bahwa dia bukan pria bajingan seperti para tuan muda lainnya. Bima bahkan memohon agar ibunda dari Clarisa membiarkannya mengejar cinta Clarisa."Bibi aku bukan pria bajingan seperti yang kau bayangkan," ucap Bima."Tuan muda maaf, karena hari sudah gelap aku akan membawa putriku pulang kerumah, kau cari saja penginapan sekitar sini, karena aku tidak mau menjadi bahan gunjingan warga jika kau menginap di rumahku, putriku belum menikah," ucap ibunda Clarisa.Bima mengerti tapi dia tetap meminta ijin untuk mengejar cinta Clarisa. Kepala karyawan perkebunan buah milih Samdra yang tadi menemani ibunda Clarisa memandu Bima untuk pulang ke Vila. Sudah lama ia tak melihat Bima sejak di bawa ke jakarta."Tuan muda kau tumbuh begitu cepat, mari ikut saya ke Vila, tuan besar sudah mengabari saya jika kau akan datang," ucap karyawan itu."Baiklah, aku tidak membawa baju ganti sama sekali, apakah baju paman bisa ku pakai?" tanya Bima.S
Bima menghentikan langkahnya. Suara yang tak asing memanggilnya, ia menoleh ke sumber suara itu. Perlahan wajah yang samar-samar tertutup cahaya lampu yang redup mendekat ke arahnya."Ayah, kenapa secepat ini sampai desa?" tanya Bima kaget."Aku ini pria yang hebat tentu saja menggunakan jet pribadi agar cepat sampai, apa kau kaget tuan muda, jadi ingin menyelinap kemana kamu malam ini?" gertak Sabian.Bima menghela napas panjang idenya untuk menyelinap diam-diam ke kamar Clarisa. Semua ini gara-gara ayahnya yang tiba-tiba datang ke desa sungguh membuat Bima kesal."Sekarang sudah malam, ayah sudah pernah muda walaupun kau tidak menjawab ayah tahu kau mau pergi kemana, tidurlah istirahat agar tubuhmu kembali sehat," tegur Sabian."Baiklah ayah, tapi janji besok ayah harus mengajakku keliling desa ini," pinta Bima.Sabian mengiyakan apa yang diinginlan oleh putranya. Inilah saatnya melakukan bonding antara ayah dan anak. Sabian tak ingin anak
Bima terus mencumbui Clarisa dengan samgat liar menyatukan tanda cinta diantara keduanya. Erangan demi erangan kenikmatan terdengar dari keduanya hingga mencamai kepuasan yang tiada tara."Kau pria brengsek yang pernah ku temu!" seru Clarisa."Terserah kau mau berkata apa tentangku, terima kasih sarapan pagi yang lezat hari ini, aku sudah menahannya selama dua hari," ucap Bima sambil mengecup penuh kasih sayang kening Clarisa.Bima memeluk gadis cantik kesayangannya itu, lalu mengajaknya mandi bersama. Setelahnya baru sarapan dan pergi ke kantor."Ayo berangkat kerja," ajak Bima sambil menggandeng Clarisa."Tidakkah kalau begini terlalu mencolok tuan muda, aku tidak mau menjadi bahan olokan karyawan lain," sahut Clarisa.Bima melirik Clarisa yang murung karena takut menjadi bahan olokan karena berangkat kerja bersamanya, "Siapa yang berani mengolokmu?" sahut Bima yang tak suka dengan pertanyaan Clarisa.Clarisa hanya takut akan ada pe
Antoni marah dan meninggalkan rumah kediaman Manggala, ia tak terima di hianati oleh tunangannya sendiri. Padahal mereka baru saja melaksanakan pertunangan yang megah."Clarisa semua ini pasti ulahmu, kau sengaja memfitnah adikmu," tuding ibu tiri Clarisa."Jangan menyalahkan orang lain atas kesalahanmu sendiri ibu," balas Clarisa.Clarisa tak tahu menahu soal foto dan Video adiknya yang tersebar di kalangan pengusaha elit. Bahkan ia tidak tahu kalau Melinda bermain dengan banyak pria tanpa rasa canggung sedikitpun."Buah memang tak jauh dari pohonnya. Begitu murahan!" sindir Clarisa."Apa kau bilang aku murahan?" tanya nyonya manggala geram.Clarisa menekankan sekali lagi kalau bukan barang murahan lalu apa namanya? mendekati seorang pria yang sudah mempunyai istri dan anak lalu membuat mereka bercerai. Tak sampai di situ bahkan merebut rumah dan usaha toko pakaian yang di bangun susah payah oleh istri sah."Kau jangan kurang ajar, s
Bima tersenyum melihat ke arah Clarisa yang terlihat mengkhawatirkannya. Merasa di perhatikan sang pujaan hati ia sangat senang sekali."Apa kau mengkhawatirkanku? Jangan khawatir aku tidak akan mendapatkan masalah!" jawab Bima."Syukurlah, sekali lagi terima kasih ya," ucap Clarisa.Bima memegang kedua pipi Clarisa dengan tangannya dan mengecup bibirnya sebelum meninggalkan apartemen."Aku pulang dulu ya, hati-hati di sini dan cepatlah tidur," ucap Bima dengan lembut."Oke," sahut Clarisa singkat.Bima meninggalkan apartemen menuju rumahnya dengan perasaan was-was, pasti kedua orang tuanya akan berceramah panjang kali lebar mengenai apa yang ia lakukan pada Clarisa."Darimana saja kau baru pulang? mama pikir kau tidak akan pulang lagi malam ini!" tanya Kirana dengan tekanan suara yang berat."Mama menunggu Bima ya, emm Bima bersama Clarisa barusan," jawab Bjma.Kirana meminta Bima duduk di sampingnya disana juga ada Sab
Gangguan yang datang membuat Sabian mempercepat gerakan juga ritme permainannay dan segera memakai baju. kirana menuju pintu dan membukannya untuk gadis kecil mereka yang sudah beranjak remaja."Ada apa gadis kecilku berteriak seperti ini, bukankah kau harus sekolah hari ini?" tanya Kirana."Uang jajanku habis, aku hanya ingin memintanya pada ayah," jawab Belinda.Belinda cemberut dan kesal karena ayahnya lupa mengisi kartu bank miliknya sehingga dia tidak bisa jajan kemarin. Kirana tersenyum kecil melihat tingkah laku putrinya yang begitu boros dalam mengatur keuangan itu. uang memang tak menjadi masalah untuk keluarga itu, tapi Kirana selalu mengajarkan kepada putra putrinya untuk menggunakan uang sebaik mungkin."Ayah sudah memberikan uang jajanmu selama satu minggu ini baru hari sabtu dan uang jajanmu sudah habis?" tanya Sabian."Ayah jangan pelit, uang ayah banyak jadi tolong berikan aku uang jajan lagi," bujuk Belinda setengah ngambek.