Share

Bab 4.

 "Jadi, dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa sifat-sifat zat dapat dipengaruhi gaya antarmolekul antara-" jelas Pak Amir terpotong ketika melihat dua orang muridnya di bangku paling belakang tengah asik mengobrol dan tidak mendengarkan dirinya yang mengoceh sedari tadi.

"Adel, lo mau sampe kapan sih jadi jones? Sumpah gue nggak nyangka lo betah banget hidup tanpa seorang pacar?" tanya Friska, teman sebangku Adelia sembari memainkan pulpennya.

Adelia yang tengah bertopang dagu menoleh. "Gue juga nggak tau, Cha. Hahahaa lagian buat apaan pacar? Gue malah jijik kalo liat orang pacaran, mana deket-deketan, terus sayang-sayangan kayak gitu. Nggak gue banget, asal lo tau." jawab Adelia sembari bergidik ngeri. 

Gadis yang dipanggil 'Cha' tersebut menghela napas. Memang, is sudah akrab dipanggil Icha. "Ya ampun, Adel. Lo tuh polos banget sih. Kita bukan anak kecil lagi keles. Udah kelas 2 SMA, udah gede dan wajar dong punya pacar." 

"Mager, lebih suka jomblo, mau deket sama siapa aja bebas." Adelia tersenyum bangga.

"Mantan gue aja bejibun, Del. Kadang ada yang suka iseng-iseng telpon gue gitu kalo malem, yang minta balikan juga ada tapi gue nggak mau lah. Orang gue udah punya Dimas!" curcol Friska.

"Widihhh!" seru Adelia.

"Abisnya kalo nggak punya pacar tuh, hidup gue berasa hampa gitu." cemberut Friska.

Adelia mengangguk beberapa kali. "Emang kayak gitu Cha, kata nyokap gue pacaran itu sama aja kayak ngerokok. Sekali kita nyoba, seterusnya pasti bakalan kecanduan." 

"Emang bener sih, Del. Tapi di sisi lain, seru juga punya pacar. Hehehe." ujar Friska yang langsung membuat Adelia geleng-geleng kepala.

"Huu. Iya sana yang punya pacar dan mantannya banyak. Nggak kayak gue belum pernah pacaran. Deket sama cowok aja nggak pernah." timpal Adelia sembari mencoret-coret buku.

"Ih, Adel. Lo gimana sih? Siapa coba cowok yang nggak mau sama lo? Fixs, gampang banget buat lo cari pacar, percaya sama gue. Banyak yang antri soalnya dan lo tinggal tunjuk aja." kata Friska sembari mengetuk pulpennya.

"Nggak usah berlebihan, mubazir." umpat Adelia.

"Hahaha. Dih~ apaan sih? Kalo gue jadi lo ya, Del gue udah dari dulu kali, gebet tuh cowok-cowok yang terpesona sama gue hehehe." canda Friska sembari menghayal.

"Yaudah sana lo gebet semua cowok di sekolah hahaha. Lo pacarin deh satu-satu hahaha." kata Adelia sembari tertawa kecil.

"Serius Del, lo kenapa sih nggak mau pacaran? Emang nggak ada cowok yang menarik ya di sekolah ini? Perasaan banyak yang ganteng deh." heran Friska sembari mengetuk dagunya dengan telunjuknya.

"Gue nggak mau aja, males, nggak seru, dan ujung-ujungnya juga putus kan? Mending pacaran aja sama motor, komputer atau bola basket, dijamin langgeng dan nggak ada putus-putusnya. Hahaha." kata Adelia dengan mengacungkan jempolnya.

"Yee.. Itu mah elo! Udah anak basket, eh ternyata anak gamers sama anak motor pula. Banyak banget anaknya." umpat Friska.

"ADELIA! FRISKA! Kalian ini mau belajar atau mengobrol? Kalo mau ngobrol silahkan keluar, suara kalian itu mengganggu anak-anak lain yang ingin belajar." tegur Pak Amir yang hanya mendapat respon helaan nafas dari dua cewek itu.

"Silahkan ulangi dan lanjutkan apa yang saya katakan tadi!" tambah Pak Amir sembari mendekat ke bangku mereka.

"Emang tadi Pak Amir ngomong apaan, Delm Gue nggak fokus soalnya." bisik Friska di dekta telinga Adelia.

"Udah, lo tenang aja." jawab Adelia dengan berbisik juga. Ia kemudian membuka buku cetaknya dan memperhatikan tulisan-tulisan itu sejenak.

"Ayo cepat! Ulangi dan lanjutakan perkataan saya tadi!" desak Pak Amir.

"Oke Pak, woles aja ini juga mau ngomong hehehe." kata Adelia di sela-sela cengengesannya.

"Woles woles wolis! Emang kamu pikir saya ini tukang es krim apa?" umpat Pak Amir yang langsung membuat seisi kelas tertawa.

"Hahhahaahhaha." tawa murid-murid yang mana membuat Pak Amir pun heran.

"Loh, kenapa kalian tertawa? Memangnya, ada yang lucu dari saya? Hhh~ saya itu dari lahir juga udah lucu keles." kata Pak Amir sambil mengedarkan pandangan nya ke seluruh penjuru kelas itu.

"Hahhahahahaha." kenarsisan Pak Amir lagi-lagi mengundang tawa.

"Hadehh Pak Pak. Bapak itu nggak gaul ya? Yang dimaksud Adelia woles itu bukan es krim." jelas Friska sembari menunjuk Pak Amir.

"Terus maksudnya apa dong kalo bukan es krim?" tanya Pak Amir kepo.

"Woles itu maksud saya selow, santai Pak kayak di pantai. Bahasanya anak muda emang gitu, unik. Kata aja dibalik-balik. Ya nggak Cha?" ujar Adelia kemudian menoleh kearah Friska.

"Yoi Pak." kata Friska sembari mengacungkan jempolnya dengan senyum lebar di wajahnya.

"Oh begitu. Jadi, woles itu bahasa gaul ya?" kata Pak Amir.

"Iya Pak. Bapak kalo mau gaul nih kayak kita-kita, Bapak harus mendalami tuh yang namanya bahasa gaul, bahasanya anak muda." kata Friska lagi.

"Gimana caranya?" tanya Pak Amir dengan tampang bego'nya.

"Gampang kok Pak, Bapak tinggal searching aja di gugel bahasa gaul anak muda 2015 gitu. Terus Bapak baca, pahamin, pelajarin, dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari Pak. Biar Bapak gaul jugaa, gitu hahaha." tutur Friska dan lagi-lagi membuat seisi kelas tertawa.

"Hahhahahaha." tawa murid-murid termasuk Adelia.

"Kamu benar juga yah. Oke kalo begitu nanti saya cari di gugel. Biar ngerti kalo ngomong sama kalian yah? Biar gaul, iya tohh?" kata Pak Amir yang memang rada-rada oon.

"Betul Pak!" jawab Friska sembari mengacungkan jempolnya.

"Tohhhh!!" jawab murid-murid serentak sembari menahan tawa mereka.

Pak Amir pun beberapa kali menganggukan kepalanya sembari berjalan kembali ke depan kelas. Sedangkan di belakang murid-murid masih dengan menahan tawa mereka karena kegokilan guru itu.

"Kayak ada yang kelupaan yah? Tapi apa?" gumam Pak Amir ketika sampai di depan kelas.

"Ah, bapak nih masih muda udah pikun aja. Lanjut ke materi Pak." celetuk Adelia dari belakang.

"Kamu bilang apa? Saya masih muda?" beo Pak Amir.

"Iya Pak." jawab Adelia.

"Oke. Adelia, kamu saya beri nilai plus di daftar nilai saya." kata Pak Amir yang langsung membuat murid-murid lain iri.

"Kita kembali ke materi ya. Jadi, dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa sifat-sifat zat dapat dipengaruhi gaya antarmolekul antara lain sebagai berikut." kata Pak Amir membaca bukunya.

Sedangkan di bangku paling belakang sana, Adelia dan Friska cekikikan di balik buku masing-masing.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status